Anda di halaman 1dari 7

Pengertian IFRS - IFRS adalah singkatan dari International Financial Accounting Standard

yang merupakan Standar Pelaporan Keuangan Internasional. IFRS adalah bagian dari
akuntansi internasional yang mengatur dan melaporkan informasi keuangan setiap negara.
IFRS kadang-kadang bertentangan dengan IAS (International Accounting Standards) yaitu
standar international sebelum diganti dengan IFRS. International Financial Accounting
Standard (IFRS) berasal dari pernyataan Akuntan yang berbasis di IASB atau London
International Standards Board. IASB sendiri adalah Organisasi yang memiliki tujuan untuk
mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas
tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan.

Pada Awalnya, IFRS berguna sebagai upaya untuk menyelaraskan akuntansi di seluruh Uni
Eropa, tetapi nilai harmonisasi cepat membuat konsep menarik di seluruh dunia. IFRS
digunakan di banyak bagian dunia, termasuk Uni Eropa, India, Hong Kong, Australia,
Malaysia, Pakistan, negara-negara GCC, Rusia, Chili, Filipina, Afrika Selatan, Singapura dan
Turki, tapi tidak di Amerika Serikat. Saat ini, lebih dari 120 negara mengizinkan dan
mengharuskan IFRS untuk perusahaan publik, dengan lebih banyak negara diharapkan untuk
transisi ke IFRS pada tahun 2016.

Mengapa Perlunya Konvergensi ke IFRS ??

indonesia memutuskan berkiblat ke IFRS, Konvergensi akuntansi Indonesia ke IFRS perlu


didukung agar Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal. Pengakuan maksimal ini
didapat dari komunitas internasional yang sudah lama menganut standar ini. Jurang pemisah
terdalam PSAK dengan IFRS telah teratasi yaitu dengan diperbolehkannya penggunaan nilai
wajar (fair value) dalam PSAK.

Dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari meningkatnya


kredibilitas pasar modal Indonesia di mata investor global, meluasnya pasar investasi lintas
batas negara dan meningkatkan efisiensi alokasi modal. Teknologi informasi yang
berkembang pesat telah mengubah lingkungan pelaporan keuangan. Kemajuan ini membawa
jutaan investor (jika tidak milyaran) ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia.
Antusiasme para investor tidak akan terhalangi oleh batasan negara, misal: Investor dr
Amerika bisa dengan mudah berinvestasi di Eropa atau di Singapore atau bahkan di
Indonesia. Bukan hanya investor & analis yang membutuhkan informasi seperti ini,
melainkan jg dibutuhkan oleh stakeholder lainnya. (Upaya pemerintah Untuk meningkatkan
kualitas IFRS akan melindungi investor dalam negeri, karena dengan penerapan standar
internasional akan meningkatkan kepercayaan internasional untuk investasi di Indonesia).

Konvergensi IFRS ke dalam PSAK akan berdampak besar bagi dunia usaha, terutama dari
sisi pengambilan kebijakan perusahaan yang didasarkan kepada data-data akuntansi. Suatu
perusahaan akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi IFRS dalam
laporan keuangannya. Selain itu, dengan mengimplementasikan IFRS, perusahaan akan
menikmati biaya modal yang lebih rendah. Juga konsolidasi yang lebih mudah & sistem
teknologi informasi yang terpadu.

dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus, yaitu:
Pertama, meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).

Kedua, mengurangi biaya SAK.

Ketiga, meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.

Keempat, meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.

Kelima, meningkatkan transparansi keuangan.

Keenam, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana


melalui pasar modal.

Ketujuh, meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

Indonesia sendiri memiliki tiga pilar standar akuntansi, yaitu standar akuntansi Indonesia,
SAK-ETAP, dan standar akuntansi syariah. IFRS hanya diadopsi untuk standar akuntansi
keuangan.

Kendala dalam harmonisasi PSAK ke dalam IFRS


Dalam melakukan konvergensi IFRS, tidak selamanya berjalan mudah, tapi juga ada kendala-
kendala yang dihadapi, diantaranya:

1. Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya

2. IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih
dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.

3. Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dan acapkali ini tidaklah mudah.

4. Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak
metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.

5. Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.

6. Support pemerintah terhadap issue konvergensi.

B. Perbedaan IFRS dan GAAP


Kita mengetahui IFRS telah diadopsi sebagai prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP) untuk perusahaan yang terdaftar di banyak negara di seluruh dunia dan diterima
untuk tujuan cross-listing oleh sebagian besar bursa saham utama. Dengan semakin
bertambahnya pengadopsian IFRS, akuntan diminta untuk mempersiapkan dan mengaudit,
dan para pengguna laporan keuangan menemukan kebutuhan/keperluan untuk membaca dan
menganalisis, laporan keuangan berbasis IFRS.
Dalam kesempatan kali ini kita akan membahahas masalah perbedaan IFRS dan GAAP.
Perbedaan dasar antara kedua standar tersebut sebagaimana dijelaskan dalam poin-poin
dibawah ini:
1. Cakupan pengaturan:
a. IFRS:
Diperuntukkan untuk entitas yang bersifat profit-oriented dan Small Medium Enterprise
(SME). IFRS belum mengatur standart akuntansi untuk perusahaan berbassis syariah.
b. GAAP:
Diperuntukkan untuk entitas yang bersifat profit-oriented, nirlaba, usaha kecil menengah
(UKM) dan perusahaan berbasis syariah.

2. Prinsip ketepatan waktu :


a. IFRS:
Tidak diatur secara khusus kapan entittas menyajikan laporan keuangan.
b. GAAP:
Dianjurkan agar entitas menyajikan laporan keuangan paling lama 4 bulan setelah tanggal
neraca.
3. Basis standar:
a. IFRS:
Menganut standar akuntansi berbasis prinsip untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas,
dan keterbandingan laporan keuangan antar entitas secara global.
b. GAAP:
Menganut standar akuntansi berbasis aturan.

4. Prinsip konservatif
a. IFRS:
Tidak lagi mengakui prinsip konservatif, namun diganti dengan prinsip kehati-hatian
(Prudence)
b. GAAP:
Masih mengakui prinsip konservatif.

5. Tujuan Laporan Keuangan :


a. IFRS :
o Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
o Pengguna adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah dan masyarakat.
b. GAAP :
o Menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit.
o Menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian
arus kas masa depan perusahaan.
o Menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut,
dan perubahan terhadap keduanya.

6. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi :


a. IFRS :
o Relevan terdiri dari:
- Nilai prediksi
- Nilai konfirmasi
- Materialitas.
o Dapat dipercaya terdiri dari:
- Disajikan dengan jujur,
- Netral,
- Substansi mengungguli bentuk,
- Kehati-hatian (dimana ada ketidakpastian, kesalahan dalam menyediakan informasi)
- menjamin adanya konservatisme lengkap.
o Dapat dibandingkan.
b. GAAP :
o Relevan terdiri dari:
- Nilai prediksi: membantu pengguna memprediksi hasil dari kejadian masa lalu, saat ini dan
masa depan.
- Nilai umpan balik: membantu pengguna mengkonfirmasi dan membetulkan nilai prediksi
sebelumnya.
- Tepat waktu: tersedia sebelum kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan.
o Dapat dipercaya terdiri dari:
- Disajikan dengan jujur,
- Netral,
- Dapat diferivikasi.
o Dapat dibandingkan.
o Konsisten.

7. Elemen Laporan Keuangan :


a. IFRS :
o Aset
o Kewajiban
o Ekuitas
o Pemeliharaan modal (diperoleh dari revaluasi asset dan kewajiban)
o Laba (Pendapatan dan keuntungan)
o Beban (beban dan kerugian).
b. GAAP :
o Aset
o Kewajiban
o Ekuitas
o Investasi pemilik
o Distribusi kepada pemilik
o Laba komprehensif
o Pendapatan
o Keuntungan
o Beban
o Kerugian

8. Istilah minority interest:


a. IFRS:
Istilah minotity interest (hak minoritas) diganti menjadi non controlling interest dan disajikan
dalam laporan perubahan ekuitas
b. GAAP:
Menggunakan istilah hak minoritas

9. Pengungkapan dalam Laporan posisi keuangan (neraca):


a. IFRS:
o Aset:
Aset tidak lancar dan aset lancar
o Ekuitas:
Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk dan hak nonpengendali
o Laibilitas
Laibilitas jangka panjang dan laibilitas jangka pendek
b. GAAP:
o Aset:
Aset lancar dan aset tidak lancer
o Laibilitas
Laibilitas jangka pendek dan laibilitas jangka panjang
o Ekuitas
Hak nonpengendali dan ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk

10. Penyajian liabilitas jangka panjang yang akan dibiayai kembali


a. IFRS:
Laibilitas jangka panjang disajikan sebagai Laibilitas jangka pendek jika akan jatuh tempo
dalam 12 bulan meskipun perjanjian pembiayaan kembali sudah selesai setelah periode
pelaporan dan sebelum penerbitan laporan keuangan
b. GAAP:
Tetap disajikan sebagai Laibilitas jangka panjang

11. Metode :
a. IFRS:
Dianjurkan menggunakan metode langsung, namun metode tidak langsung tetap
diperbolehkan.
b. GAAP:
Tidak ada pengaturan, kecuali untuk perusahaan publik harus menggunakan metode
langsung.

12. Segi Pengakuan dan pengukuran Asumsi dasar :


a. IFRS :
o Kelangsungan usaha
o Basis akrual
b. GAAP :
o Kelangsungan usaha
o Entitas ekonomi
o Unit moneter
o Periodisitas

13. Segi Pengakuan dan pengukuran Kendala :


a. IFRS :
o Keseimbangan antara biaya dan manfaat
o Tepat waktu
o Keseimbangan antara karakteristik kualitatif
b. GAAP :
o Biaya dan manfaat
o Materialitas
o Praktik Industri
o Konservatisme

14. Segi Pengakuan dan Pengukuran Prinsip :


a. IFRS :
o Biaya historis
o Biaya sekarang (apa yang harus dibayar hari ini untuk mendapatkan aset. Ini sering diperoleh
dalam penilaian yang sama dengan nilai wajar)
o Nilai realisasi (jumlah kas yang dapat diperoleh saat ini jika asset dilepas
o Nilai wajar
o Pengakuan pendapatan
o Pengakuan beban
o Pengungkapan penuh
b. GAAP :
o Biaya historis
o Pengakuan pendapatan
o Kesesuaian
o Pengungkapan penuh

15. Dalam metode penilaian persediaan:


a. IFRS
Hanya mengenal metode FIFO dan avarage saja.
b. GAAP
Mengenal metode FIFO, LIFO dan avarege

16. Dalam Laporan Keuangan:


a. IFRS
Dalam laporan keuangannya tidak terdapat pos luar biasa, tetapi diganti dengan pendapatan
komprehensif lainnya.
b. GAAP
Dalam laporan keuangannya terdapat pos luar biasa

Sumber : http://khairunnisafathin.wordpress.com/2011/10/04/international-financial-
reporting-standard/

http://adisthafidelia.blogspot.co.id/2014/06/manfaat-dan-kendala-penerapan-ifrs-di.html

https://maiyasari.wordpress.com/2012/04/20/alasan-perlunya-konvergensi-ke-ifrs-21/

http://sriajengayu.blogspot.co.id/2016/03/perbedaan-ifrs-dan-gaap.html

Anda mungkin juga menyukai