Anda di halaman 1dari 2

PERBANDINGAN GLIBENCLAMIDE DAN INSULIN TERHADAP HASIL

NEONATUS PADA IBU HAMIL DENGAN DIABETES GESTASIONAL

Latar belakang:

Diabetes gestasional yang tidak diobati atau tidak terkontrol dapat menyebabkan
komplikasi serius bagi ibu dan bayi baru lahir. Glibenclamide cukup jarang
digunakan pada ibu hamil dengan gestasional diabetes. Penelitian ini bertujuan
untuk membandingkan efek glibenclamide dan insulin terhadap hasil neonatus pada
ibu hamil dengan diabetes gestasional.

Metode:

Metode penelitian ini dengan menggunakan randomized controlled clinical trial


(RCT), pada 249 ibu hamil usia 18-45 tahun dengan usia kehamilan 11-33 minggu
dengan diabetes gestasional, janin tunggal, dan membutuhkan pengobatan
hiperglikemia yang kemudian secara acak dikelompokkan kedalam grup
glibenclamide dan insulin. Pada kelompok insulin (n=129), insulin diberikan dengan
dosis awal 0,2 IU/kg secara subkutan sebanyak 2x/hari. Pada kelompok
glibenclamide (n=120), diberikan glibenclamide 1,25 mg per-oral sebanyak 1x/hari
dan dapat ditingkatkan jika perlu.

Hasil:

Hasil menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan berdasarkan usia, usia


kehamilan, dan BMI pada kedua kelompok. Tidak terdapat juga perbedaan signifikan
pada frekuensi neonatus yang mengalami hipoglikemia, anomaly,
Hiperbilirubinemia, masuk Neonatal Intensive Care Unit (NICU), dan RDS pada
kedua kelompok. Kejadian makrosomia lebih sedikit pada kelompok glibenclamide
dibandingkan kelompok insulin (3,3% vs 13,2%, p=0,005). Model regresi logistic
menunjukkan bahwa tipe pengobatan (OR: 4,62; CI: 1,45-14,02; P=0,01) dan usia
gestasi saat persalinan (OR: 1,41; CI: 1,04-1,74; p= 0,01) merupakan faktor
predictor makrosomia.

Kesimpulan:

Hasil penelitian menunjukkan bahwa glibenclamide dapat menurunkan risiko


macrosomia tanpa meningkatkan anomaly neonatus, jaundice, hipokalemia, RDS,
dan jumlah masuk NICU.

PENDAHULUAN

Diabetes Melitus Gestasional (DMG) adalah setiap peningkatan intoleransi glukosa


yang terjadi atau didiagnosis untuk pertama kali saat kehamilan. Hal ini terjadi pada
3-6% dari seluruh kehamilan. DMG masih menjadi masalah besar bagi kondisi ibu
dan janin, dan memiliki risiko 2-5 kali lebih tinggi menyebabkan malformasi janin
dan kematian dibandingkan dengan kehamilan normal. Wanita dengan DMG yang
tidak diterapi memiliki risko lebih besar terhadap hasil perkembangan janin,
neonatus maupun ibu. Anomali kongenital, makrosomia, hipoglikemia, RDS,
hipokalemia dan hiperbilirubinemia merupakan dampak komplikasi yang bisa terjadi
pada neonatus.

Anda mungkin juga menyukai