Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Peningkatan kualitas pendidikan dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan pada berbagai komponen pendidikan antara lain adalah
menyempurnakan kurikulum dan menggunakan model pembelajaran serta bahan
ajar yang tepat (Juhandana, 2012:1). Seiring berlalunya waktu, kurikulum terus
mengalami perubahan dan penyempurnaan. Seorang guru profesional diharuskan
dapat menyikapi perubahan kurikulum yang terjadi. Perkembangan kurikulum
tidak lepas dari pergeseran paradigma pembelajaran, dari pembelajaran
konvensional yang sangat berpusat pada guru, menjadi pembelajaran modern yang
sangat berpusat pada siswa. Hal ini dilandasi oleh adanya pergeseran paradigma
perkembangan ilmu pengetahuan abad-21 di bidang informasi, komputasi,
otomasi, dan komunikasi. Menurut Sani (2014:9) siswa pada saat ini harus
terbiasa mencari informasi sendiri, mampu mengidentifikasi dan merumuskan
masalah, mampu bekerja efektif dalam kelompok dan membangun jaringan, serta
memiliki kreatifitas yang tinggi.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun
2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu. Perubahan kurikulum bertujuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 3
tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni: Mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Secara prinsip tujuan pembelajaran adalah agar siswa berhasil menguasai
bahan ajar sesuai dengan standar kompetensi lulusan (SKL), kompetensi inti (KI),
dan kompetensi dasar (KD). Pembelajaran saat ini diarahkan untuk mengaktifkan
siswa menggunakan aneka bahan ajar yang dapat diperoleh dari berbagai sumber
belajar. Bahan ajar merupakan seperangkat materi pelajaran yang disusun secara
runtut dan sistematis sehingga siswa mampu menguasai setiap kompetensi. Setiap
2

kelas terdiri dari siswa dengan kemampuan dan kecepatan belajar yang berbeda-
beda. Siswa dengan kemampuan dan kecepatan belajar yang tinggi akan cepat
merasa bosan ketika materi yang telah ia kuasai terus di ulang-ulang oleh guru
dikarenakan siswa yang lainnya belum mengerti. Begitu juga sebaliknya siswa
dengan kemampuan dan kecepatan belajar yang rendah akan lambat dalam
mengikuti pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengorganisa-
sian materi, agar semua siswa dapat mencapai dan menguasai materi pelajaran
sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajarnya masing-masing.
Penggunaan modul pembelajaran memungkinkan siswa dapat belajar
secara mandiri dengan bimbingan ataupun tanpa bimbingan guru. Dalam
penyusunan modul, bahan ajar dibagi menjadi unit-unit pembelajaran yang lebih
kecil. Setiap unit pembelajaran terdiri dari satu atau beberapa kompetensi dasar
(KD) yang harus dikuasai. Penggunaan, modul pembelajaran dapat memberikan
manfaat yaitu: motivasi siswa dapat ditingkatkan, karena siswa selalu didorong
menyelesaikan modul tepat pada waktunya; hasil pekerjaan secepatnya dapat
diketahui, karena setelah menyelesaikan sebuah modul siswa bisa langsung
mencocokan hasil pekerjaannya; dan efesiensi dan efektifitas tercapai, karena
pengetahuan yang diperoleh siswa terangkum secara sistematik.
Selain menggunakan bahan ajar yang tepat, penggunaan pendekatan
pembelajaran yang tepat dirasa sangat perlu. Menurut Daryanto (2014:51),
pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang ditemukan. Dalam pendekatan saintifik, informasi bisa
berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi dari guru.
Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang ada diharapkan dapat diarahkan untuk
mendorong peserta didik untuk mencari tahu dari berbagai sumber melalui
kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning), menalar (associating),
mencoba (experimenting), dan mengkomunikasikan (comunicating).
3

Berdasarkan hasil observasi dilapangan pada siswa kelas VIII SMP Negeri
16 Malang menunjukan bahwa matapelajaran matematika termasuk matapelajaran
yang dianggap sulit bagi siswa. Dari hasil angket dan wawancara dengan siswa
menunjukan bahwa siswa sulit memahami pelajaran matematika yang diajarkan
oleh guru, kurangnya variasi dalam pembelajaran dan kecenderung pada hafalan
dan drill soal menyebabkan pelajaran kurang menarik, siswa hanya menghafal
rumus dan mengerjakan soal-soal mengakibatkan pemahaman konsep tentang
materi yang dipelajari rendah, buku ajar yang digunakan siswa hanya sebatas
buku LKS dan buku paket dari pemerintah, hal ini dirasa masih kurang dapat
menunjang kegiatan belajar siswa, selain itu tampilan ilustrasi materi yang
ditampilkan didalam LKS juga dirasa masih kurang dapat menggugah minat dan
motivasi belajar siswa, disisi lain kemampuan setiap siswa berbeda-beda sehingga
kecepatan belajar setiap siswa juga berbeda.
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka perlu dilakukan penelitian untuk mengembangkan modul matematika
dengan pendekatan yang sesuai dengan paradigma perkembangan kurikulum yang
terbaru, khususnya pada materi matematika SMP kelas VIII pada pokok bahasan
lingkaran. Oleh karena itu, penulis bermaksud mengajukan skripsi dengan judul
Pengembangan Modul Matematika dengan Pendekatan Saintifik sebagai
Penunjang Pembelajaran Siswa SMP Kelas VIII pada Pokok Bahasan
Lingkaran.

B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1 Bagaimana pengembangan modul matematika dengan pendekatan saintifik
sebagai penunjang pembelajaran siswa SMP kelas VIII pada pokok bahasan
lingkaran?
2 Bagaimana kevalidan atau kelayakan modul matematika dengan pendekatan
saintifik sebagai penunjang pembelajaran siswa SMP kelas VIII pada pokok
bahasan lingkaran?
4

C Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1 Untuk mengkaji pengembangan modul matematika dengan pendekatan
saintifik sebagai penunjang pembelajaran siswa SMP kelas VIII pada pokok
bahasan lingkaran.
2 Untuk mengkaji kevalidan atau kelayakan modul matematika dengan
pendekatan saintifik sebagai penunjang pembelajaran siswa SMP kelas VIII
pada pokok bahasan lingkaran.

D Manfaat Penelitian
Hasil dari pengembangan modul matematika ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
1 Bagi Siswa
a Sebagai pendamping pembelajaran yang kreatif, inspiratif, dan edukatif
dalam pembelajaran matematika.
b Memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan
kecepatan dan kemampuannya sendiri.
c Memungkinkan siswa untuk menilai, mengetahui, dan mengevaluasi hasil
belajarnya sendiri.
2 Bagi Guru
Sebagai salah satu bentuk bahan ajar tambahan berupa modul yang dapat
digunakan guru dalam pembelajaran matematika di kelas VIII SMP Negeri 16
Malang.
3 Bagi Sekolah
Untuk menambah khasanah perangkat pembelajaran berupa modul di sekolah.
4 Peneliti Lain
Sebagai salah satu bahan rujukan dalam melakukan pengembangan modul
matematika ataupun melakukan penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
5

E Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dikaji dalam penelitian pengembangan ini,
dibatasi sebagai berikut:
1 Pengembangan modul matematika menggunakan model ADDIE (Analysis,
Design, Development, Implementation, Revise).
2 Pengembangan modul matematika pada penelitian ini menggunakan jenis
pendekatan saintifik (scientific approach).
3 Pengembangan modul matematika pada penelitian ini difokuskan untuk
pembelajaran matematika siswa kelas VIII Semester 2.
4 Pengembangan modul matematika pada penelitian ini dilaksanakan di SMP
Negeri 16 Malang.
5 Pengembangan modul matematika pada penelitian ini, berdasarkan Kurikulum
2013 dibatasi pada pokok bahasan lingkaran KD 3.6, 3.7, dan 4.6.
6 Penilaian kevalidan atau kelayakan modul matematika dilakukan dalam 2
tahap validasi.
7 Validasi tahap pertama melibatkan validator ahli dan praktisi yaitu, dosen ahli
bidang studi IKIP Budi Utomo Malang dan guru matematika SMP Negeri 16
Malang, validasi tahap kedua melibatkan user atau siswa kelas VIII SMP
Negeri 16 Malang.

F Definisi Operasional
Dalam Penelitian ini ada beberapa istilah yang menjadi kata kunci yang
perlu didefinisikan terlebih dahulu untuk mewujudkan kesatuan pengertian dalam
pemahaman terhadap penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1 Modul
Modul merupakan bahan ajar terencana yang disusun secara sistematis,
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, berisi tujuan pembelajaran,
materi/substansi belajar, dan evaluasi untuk membantu siswa belajarnya secara
mandiri sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing
siswa.
6

2 Pengembangan modul
Pengembangan modul adalah kegiatan menghasilkan suatu bahan ajar
terencana berupa modul pembelajaran dan menguji kevalidan atau kelayakan
modul yang dikembangkan melalui kegiatan pengumpulan, pengolahan,
analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif serta
dilakukan secara bertahap dengan menggunakan berbagai macam model
pengembangan.
3 Pendekatan saintifik
pendekatan saintifik adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi,
menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran
diterapkan berdasarkan metode ilmiah yang bercirikan pada penonjolan
dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan
tentang suatu kebenaran berdasarkan pada serangkaian aktivitas kegiatan
pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau
data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
4 Lingkaran
Berdasarkan Kurikulum 2013, lingkaran merupakan salah satu pokok bahasan
matematika SMP kelas VIII semester 2 yang terdapat pada Kompetensi Inti
(KI) 3 dan 4 dan pada Kompetensi Dasar: (3.6) Mengidentifikasi unsur,
keliling, dan luas dari lingkaran; (3.7) Menentukan hubungan sudut pusat,
panjang busur, dan luas juring; Menyelesaikan permasalahan nyata yang
terkait penerapan hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring; dan
(4.6) Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan hubungan
sudut pusat, panjang busur, dan luas juring.
5 Modul matematika dengan pendekatan saintifik sebagai penunjang
pembelajaran siswa SMP kelas VIII pada pokok bahasan lingkaran adalah
suatu bentuk bahan ajar terencana berupa modul pembelajaran matematika
yang disusun dengan menggunakan pendekatan saintifik dan diterapkan
kepada siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Malang pada pokok bahasan
lingkaran.

Anda mungkin juga menyukai