Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Warga Negara merupakan salah satu hal yang bersifat prinsipal dalam kehidupan

bernegara. Setiap Negara mempunyai hak untuk menentukan siapa saja yang
dapat menjadi

warga negaranya, dalam hal ini setiap Negara berdaulat, hampir tidak ada
pembatasan.

Namun demikian, suatu Negara harus tetap menghormati prinsip-prinsip umum


hukum dalam

negara tersebut khususnya dalam masalah kewarganegaraan. Dan masalah


yang akan dibahas

dalam makalah ini khususnya yaitu kewarganegaraan ganda.

Diawali setelah masa reformasi terjadi perombakan Undang-Undang Dasar


1945

melalui amandemen. Didalam amandemen perubahan-perubahan terhadap


perlindungan hak

asasi manusia terlihat sangat sifnifikan sehingga berdampak juga pada


perombakan undang-

undang tentang kewarganegaraan. Reformasi peraturan perundang-


undangan

kewarganegaraan bertujuan memberikan perlindungan terhadap warga


Negara dengan

memposisikan secara tepat didalam kerangka perlindungan HAM tanpa


menganggu

kedaulatan Negara Republik Indonesia.

Selanjutnya, dalam perkembangan politik hukum kewarganegaraan


Indonesia

kewarganegaraan ganda diakui secara terbatas sampai dengan umur 18 tahun


atau sudah

kawin. Hal ini dipergunakan dalam rangka memberikan perlindungan kepada


anak yang

belum dewasa.
Kewarganegaraan ganda sebenarnya membuat warga negara lebih bebas untuk
berbisnis di

negara lain. Informasi ekonomi dan alih teknologi bisa terjadi tanpa kendala atau
batas. Biaya

menjadi murah dan jumlah investor bertambah banyak. Dan ini merupakan awal
bagus untuk

menggalakkan ekonomi yang sedang berkembang saat ini.

Selain itu dari segi ketenagakerjaan juga dapat memberi seorang warga
landasan hukum

untuk membuka bisnis dan mendapatkan karyawan di berbagai negara. Selain


itu, hal yang

paling diutamakan dalam masalah kewarganegaraan ganda adalah bisa


melindungi anak dari

1
pasangan yang berbeda kewarganegaraan, karena dengan demikian orang tua
mereka tidak
bisa dideportasi akibat masalah hukum. Orang-orang berpendidikan
internasional dan
multibudaya akan lebih mudah mencari kerja atau dipekerjakan di berbagai
negara tanpa ada
kendala imigrasi.
II. Rumusan Masalah
Dalam makalah kewarganegaraan ganda ini akan dibahas beberapa
masalah yaitu
diantaranya:
1.1 Bagaimana yang dimaksud dengan pengertian kewarganegaraan ganda
khususnya di
indonesia ?
1.2 Apakah yang dimaksud dengan Kewarganegaraan Terbatas ?
1.3 Apakah seorang Warga Negara Indonesia (WNI) diperbolehkan
memiliki
kewarganegaraan ganda ?
1.4 Bagaimanakah cara untuk mendapatkan kewarganegaraan indonesia
bagi anak yang
sudah berusia 18 tahun ?
III. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memperluas pemahaman
mahasiswa
akan materi status kewarganegaraan ganda serta mengerti aturan-aturan
indonesia yang
mengatur tentang kewarganegaraan anda.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Kewarganegaraan Ganda
Kewarganegaraan ganda adalah sebuah status yang disematkan kepada
seseorang
yang secara hukum merupakan warga negara sah di beberapa negara.
Kewarganegaraan
ganda ada karena sejumlah negara memiliki persyaratan kewarganegaraan yang
berbeda dan
tidak eksklusif. Secara umum, kewarganegaraan ganda berarti orang-orang yang
"memiliki"
kewarganegaraan ganda, tetapi secara teknis diklaim sebagai warga negara oleh
masing-
masing pemerintah negara bersangkutan. Karena itu, mungkin saja bagi
seseorang menjadi
warga negara di satu negara atau lebih, atau bahkan tanpa kewarganegaraan.
Masing-masing negara mengikuti alasan-alasan mereka sendiri dalam
menetapkan kriteria
mereka untuk kewarganegaraan. Setiap negara memiliki persyaratan
berbeda mengenai
kewarganegaraan, serta kebijakan berbeda mengenai kewarganegaraan ganda.
Hukum-hukum
tersebut kadang meninggalkan celah yang memungkinkan seseorang
mendapatkan
kewarganegaraan lain tanpa menghapus kewarganegaraan asli, sehingga
menciptakan kondisi
bagi seseorang untuk memiliki dua kewarganegaraan atau lebih. Berikut adalah
persyaratan
umum bagi seseorang untuk memperoleh kewarganegaraan di suatu negara.
Sedikitnya satu orang tua adalah warga negara di negara tersebut (jus
sanguinis).
Orang tersebut lahir di teritori negara bersangkutan (jus soli)
Orang tersebut menikahi seseorang yang memiliki kewarganegaraan
di negara
bersangkutan (jure matrimonii).
3
Orang tersebut mengalami naturalisasi.
Orang tersebut diadopsi dari negara lain ketika masih di bawah umur dan
sedikitnya
satu orang tua asuhnya adalah warga negara di negara bersangkutan.
Orang tersebut melakukan investasi uang dalam jumlah besar:
Austria, Siprus,
Dominika dan St. Kitts & Nevis.
Setelah kewarganegaraan diberikan, negara pemberi dapat atau tidak
dapat
mempertimbangkan penghapusan kewarganegaraan lamanya secara sukarela
agar sah. Dalam
hal naturalisasi, sejumlah negara mensyaratkan pendaftar naturalisasi
untuk menghapus
kewarganegaraan mereka sebelumnya. Sayangnya, penghapusan tersebut
bisa saja tidak
diakui oleh negara bersangkutan. Secara teknis, orang tersebut masih
memiliki dua
kewarganegaraan.
Di Indonesia, Salah satu agenda penting reformasi adalah amandemen konstitusi
atau
Undang-Undang Dasar 1945 yang kemudian dilakukan melalui empat tahap.
Perubahan-
perubahan itu terlihat didalam hal mengenai warga Negara dan hak asasi
manusia. Atas dasar
itulah perlu adanya perombakan didalam undang-undang kewarganegaraan
Indonesia yang
pada akhirnya menghasilkan undang-undang nomor 12 tahun 2006 tentang
kewarganegaraan
Republik Indonesia.
Terdapat banyak perbedaan dengan peraturan tentang kewarganegaraan
Indonesia
sebelumnya. Hal ini terkait dengan semakin lengkapnya perlindungan hak asasi
manusia
didalam UUD 1945 yang oleh karenanya dalam politik hukum
kewarganegaraan perlu
adanya penyesuaian antara undang-undang kewarganegaraan dengan UUD
1945 yang baru.
Perbedaan-perbedaan itu dapat terlihat pada prinsip-prinsip yang digunakan.
Dalam politik hukum kewarganegaraan saat ini melakukan perubahan
yang
revolusioner yang berusaha menghilangkan segala bentuk diskriminasi.
Oleh karena ini
terjadi perubahan terhadap system kekerabatan yang sebelumnya bersifat
patrilineal menjadi
ke parental sehingga dengan ini dimungkinkannya terjadinya
kewarganegaraan ganda.
Kewarganegaraan ganda yang semula tidak diperkenankan dalam
politik hukum
kewarganegaraan Indonesia karena menganut asas kewarganegaraan
tunggal mulai
4
Orangtua membuat Surat Pernyataan yang isinya menyatakan bahwa anak
belum
kawin. Adapun bentuk Formulir Surat Pernyataan Orangtua bahwa Anak Belum
Menikah tersebut bisa didapatkan (download) melalui website KBRI.
Memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk asli atau Paspor orang tua anak yang
asli dan
masih berlaku, dan fotocopynya harus disahkan oleh Perwakilan Republik
Indonesia.
Menyerahkan pas foto anak terbaru berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 6
(enam)
lembar.
Memperlihatkan dokumen asli kutipan Akta Perkawinan/Buku Nikah
atau Akta
Perceraian/Surat Talak/Perceraian atau Keterangan/Kutipan Akta Kematian
salah
seorang dari orang tuanya, dan fotocopynya disahkan oleh Perwakilan
Republik
Indonesia.
Biaya Pendaftaran
Biaya Legalisasi fotocopy Kutipan Akta Kelahiran sebesar 10.00
Biaya Legalisasi fotocopy Kutipan Akta Perkawinan/Buku Nikah atau
Akta
Perceraian/Surat Talak/Perceraian sebesar 15.00 atau gratis untuk
Keterangan/Kutipan Akta Kematian.
Setelah semua formulir dan dokumen terpenuhi, maka pihak KBRI akan
mengirimkan
berkas-berkas tersebut ke pihak Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
untuk
diproses.
Biaya pemberian salinan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM
tentang
menyatakan memilih Kewarganegaraan RI sebesar dibayar pada waktu
menerima
salinan Surat Keputusan tersebut.
13

berkewarganegaraan ganda ini juga sebenarnya dapat menguntungkan


indonesia. Khususnya
dalam peningkatan di bidang ekonomi dan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
www.amb-indonesie.fr (diakses pada tanggal 16 mei 2014 pukul 20:27)
www.consular.indonesia-ottawa.org (diakses pada tanggal 16 mei 2014 pukul
20:28)
www.indonesianembassy.org.uk (diakses pada tanggal 16 mei 2014 pukul 20:29)
www.hukumonline.com (diakses pada tanggal 16 mei 2014 pukul 20:30)
www.kemlu.go.id (diakses pada tanggal 16 mei 2014 pukul 20:34)
Manan, Bagir. Hukum Kewarganegaraan Indonesia dalam UU No. 12 Tahun
2006.
Yogyakarta: FH-UII press. 2009

Anda mungkin juga menyukai