Anda di halaman 1dari 18

6

BAB 2

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN SISTEM PENDIDIKAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN

Manusia mulai sejak lahir ke dunia telah memperoleh pendidikan sampai


ia masuk ke bangku sekolah. Kata pendidikan pun sudah tak asing lagi ditelinga,
lantaran semuanya manusia yang hidup tentu memerlukan pendidikan, supaya
arah hidupnya terwujud serta bisa melenyapkan kebodohan.

Lalu apa pengertian dari pendidikan yang selama ini dijalani manusia.
Menurut KBBI kata pendidikan datang dari kata didik dengan memperoleh
imbuhan pe serta akhiran an, yang artinya langkah, sistem atau perbuatan
mendidik.

Kata pendidikan secara bhs datang dari kata pedagogi yaitu paid yang
artinya anak serta agogos yang artinya menuntun, jadi pedagogi yaitu
pengetahuan dalam menuntun anak. Sedang secara istilah pengertian pendidikan
adalah satu sistem pengubahan sikap serta perilaku seorang atau kelompok dalam
usaha mendewasakan manusia atau peserta didik lewat usaha pengajaran serta
kursus.1
7

Sedangkan pengertian-pengertian atau pengertian pendidikan menurut ahli


dibidangnya di antaranya :

1. Prof. H. Mahmud Yunus

Yang disebut pendidikan adalah satu usaha yang dengan sengaja diambil untuk
memengaruhi serta menunjang anak yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan
ilmu dan pengetahuan, jasmani serta akhlak hingga perlahan-lahan dapat
mengantarkan anak pada tujuan serta cita-citanya yang tertinggi. Supaya
mendapatkan kehidupan yang bahagia serta apa yang dikerjakanya bisa berguna
untuk dirinya, masyarakat, bangsa, negara serta agamanya.

2. Prof. Dr. John Dewey

Menurut dia, pendidikan adalah satu sistem pengalaman. Dikarenakan kehidupan


adalah perkembangan, jadi pendidikan artinya menolong perkembangan batin
manusia tanpa dibatasi oleh umur. Sistem perkembangan yaitu sistem penyesuaian
pada tiap-tiap fase serta memberi kecakapan dalam perubahan seseorang lewat
pendidikan.

3. M. J. Langeveld

Pendidikan adalah usaha dalam menuntun manusia yang belum dewasa kearah
pendewasaan. Pendidikan yaitu satu usaha dalam membantu anak untuk lakukan
beberapa pekerjaan hidupnya, supaya mandiri serta bertanggungjawab secara
susila. Pendidikan juga disimpulkan sebagai usaha untuk meraih pemilihan diri
serta tanggung jawab.
8

4. Prof. Herman H. Horn

Beliau memiliki pendapat kalau pendidikan yaitu satu sistem dari penyesuaian
lebih tinggi untuk makhluk yang sudah berkembang secara fisik serta mental yang
bebas dan sadar pada Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam sekitar,
intelektual, emosional serta tekad dari manusia.

5. Driyarkara

Pendidikan disimpulkan sebagai satu usaha dalam memanusiakan manusia muda


atau pengangkatan manusia muda ke skala yang insani.2

B. PENGERTIAN SISTEM PENDIDIKAN

Kata sistem barasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti cara,
strategi. Dalam bahasa Inggris system berarti system, susunan, jaringan, cara.
System juga diartikan suatu strategi, cara berpikir atau model berpikir.

Definisi tradisional menyatakan bahwa system adalah seperangkat


komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Misalnya mobil adalah suatu system, yang meliputi komponen-komponen seperti
roda, rem, kemodi, mesin, dan sebagainya. Dalam artian yang luas, mobil
sebenarnya adalah suatu subsistem atau komponen dalam system tranportasi, di
samping alat-alat transport lainnya, seperti sepeda, motor, pesawat terbang dan
sebagainya.3

Definisi modern juga tidak jauh berbeda dengan definisi tradisional


seperti apa yang dikemkakan oleh para ahli, antara lain:

1. Immegart mendifinisikan system adalah suatu keseluruhan yang memiliki


bagian-bagian yang tersusun secara sistematis, bagian-bagian itu terelasi antara
satu dengan yang lain, serta peduli terhadap kontek lingkungannya.
9

2. Roger A Kanfman mendifinisikan system dengan sutu totalitas yang tersusun


dari bagian-bagian yang bekerja secara sendiri-diri atau bekerja bersama-sama
untuk mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan berdasarkan kebutuhan.

3. Zahara Idris mengemukakan bahwa system adalah suatu kesatuan yang terdiri
atas komponen-komponen atau element-element, atau unsur-unsur sebagai
sumber-sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur untuk
mencapai suatu hasil.

Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang


secara sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang
dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut
mencapai kedewasaan.4

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, mungkin dapat kita simpulkan


bahwa sistem pendidikan adalah suatu system yang terdiri dari komponen-
komponen yang ada dalam proses pendidikan, dimana antara satu komponen
dengan komponen yang lainnya saling berhubungan dan berinteraksi untuk
mencapai tujuan pendidikan.5
10

2. MENGENAL SISTEM PENDIDIKAN JEPANG

Sistem pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi generasi


manusia, termasuk bagi sebuah negara. Semua negara di dunia ini berlomba-
lomba memperbaiki sistem pendidikan di tempatnya. Tak terkecuali Indonesia,
setiap tahun pemerintah negeri ini menata ulang sistem pendidikan ke arah yang
lebih baik dan lebih modern.

Beberapa faktor pendukung sistem pendidikan pun harus diperhatikan,


seperti pendanaan, kualitas pengajar, sarana dan prasaran pendidikan itu sendiri.
Berbagai lembaga telah melakukan survey mengenai sistem pendidikan terbaik di
dunia. dan merilis daftar Negaranya. Dalam daftar tersebut setidaknya ada lima
Negara Asia yang memiliki sistem pendidikan paling baik salah satunya jepang6
11

A. SEJARAH REFORMASI PENDIDIKAN DAN KURIKULUM JEPANG

Menurut Hara Kiyoharu, reformasi pendidikan di Jepang telah berlangsung tiga


kali yaitu, reformasi pada masa restorasi Meiji, reformasi sesudah PD II, dan
reformasi menuju abad 21.

Reformasi pertama pada masa Meiji (1872-1890) membawa pendidikan di


Jepang memasuki masa modern dengan diterapkannya sistem persekolahan yang
terstruktur dan kesempatan luas bagi warganegara untuk mengakses pendidikan.
Tetapi pendidikan pada masa ini masih terkotak-kotak antara pendidikan elitis dan
pendidikan orang kebanyakan. Selanjutnya pada era Taish (1912-1926)
diperkenalkan pula pendidikan liberal yang dipengaruhi oleh paham liberalism
yang berkembang di Amerika.

Reformasi kedua sesudah PD II intinya adalah penerapan wajib belajar dan


penerapan pendidikan demokratis. Dengan adanya pembaharuan ini, jumlah siswa
yang dapat mengakses pendidikan dasar meningkat dan pendidikan telah berubah
dari pendidikan elit menuju pendidikan massal.

Reformasi ketiga dirancang oleh Chuuoukyouikusingikai dan


Rinjikyouikusingikai, yaitu Tim Khusus yang ditunjuk oleh Perdana Menteri untuk
membantu mencarikan pemecahan permasalahan pendidikan yang akan diusulkan
kepada PM dan diterapkan oleh Menteri Pendidikan. Tahun 2001 Kementrian
Pendidikan Jepang mengeluarkan rencana reformasi pendidikan di Jepang yang
disebut sebagai Rainbow Plan.

1.Mengembangkan kemampuan dasar scholastic siswa dalam model pembelajaran


yang menyenangkan. Ada 3 pokok arahan yaitu, pengembangan kelas kecil terdiri
dari 20 anak per kelas, pemanfaatan IT dalam proses belajar mengajar, dan
pelaksanaan evaluasi belajar secara nasional
12

2.Mendorong pengembangan kepribadian siswa menjadi pribadi yang hangat dan


terbuka melalui aktifnya siswa dalam kegiatan kemasyarakatan, juga perbaikan
mutu pembelajaran moral di sekolah

3.Mengembangkan lingkungan belajar yang menyenangkan dan jauh dari tekanan,


diantaranya dengan kegiatan ekstra kurikuler olah raga, seni, dan sosial lainnya

4. Menjadikan sekolah sebagai lembaga yang dapat dipercaya oleh orang tua dan
masyarakat. Tujuan ini dicapai dengan menerapkan sistem evaluasi sekolah secara
mandiri, dan evaluasi sekolah oleh pihak luar, pembentukan school councillor,
komite sekolah yang beranggotakan orang tua, dan pengembangan sekolah
berdasarkan keadaan dan permintaan masyarakat setempat.

5.Melatih guru untuk menjadi tenaga professional, salah satunya dengan


pemberlakuan evaluasi guru, pemberian penghargaan dan bonus kepada guru yang
berprestasi, juga pembentukan suasana kerja yang kondusif untuk meningkatkan
etos kerja guru, dan pelatihan bagi guru yang kurang cakap di bidangnya.

6.Pengembangan universitas bertaraf internasional

7.Pembentukan filosofi pendidikan yang sesuai untuk menyongsong abad baru,


melalui reformasi konstitusi pendidikan kyouiku kihon hou).

Perubahan Jepang menjadi negara industri membawa dampak yang sangat


besar dalam masyarakatnya. Negara Jepang yang mengalami kekalahan dalam PD
II dan pada dasarnya tidak memiliki sumber daya alam yang memadai terpacu
untuk membangun negerinya secara besar-besaran. Dapat dikatakan bahwa
generasi kunci kemajuan Jepang adalah generasi yang lahir pada masa perang,
atau kira-kira berumur 25-30 tahunan pada tahun 60-70an. Mereka mewarisi jiwa
gambarism pendahulunya yang sukses menaklukkan beberapa negara di Asia.
13

Era 60-an ditandai pula sebagai era shinkansen, transportasi super cepat. Rel-rel
dibangun melintasi wilayah Jepang sekalipun pada waktu itu banyak sekali protes
dari masyarakat. Tetapi proyek shinkansen akhirnya membawa kemajuan ekonomi
Jepang semakin pesat, sekaligus meningkatnya kompetisi dalam masyarakat
Jepang yang semula dikenal sangat homogen.

Kurikulum sekolah di Jepang disusun oleh bagian perencanaan kurikulum


yang terdapat dalam Kementrian Pendidikan (MEXT). Panduan kurikulum di
sekolah disebut Gakush shidyry (GS) yang diakui secara hukum, sehingga
pelanggaran terhadapnya akan dikenai sanksi hukum. GS merupakan panduan
kurikulum untuk SD (shgakk), SMP (chgakk), SMP-SMA satu atap
(chtkyikugakk), SMA (ktgakk), dan SLB (tokubetsushiengakk).
Sedangkan untuk panduan kurikulum Taman Kanak-Kanak (ychien) disebut
ychienkyouikuyry.

Panduan kurikulum yang pernah berlaku di Jepang adalah GS 1947, GS


1951, GS 1961, GS 1971, GS 1980, GS 1992, dan GS 2002. Penamaan tersebut
berdasarkan tahun penerapannya di level SD. Sebagai contoh, kurikulum 1947
adalah kurikulum yang disusun dua atau tiga tahun sebelumnya, dan diterapkan
secara tuntas di level SD pada tahun 1947. Pengecualian untuk kurikulum SMA
yang mengalami pembaharuan juga pada tahun 1956.

Kurikulum yang rencananya akan diterapkan pada dekade selanjutnya


adalah GS 2011. Penyusunan dan publikasi kurikulum ini dilakukan tiga tahun
sebelum diterapkan. Misalnya untuk reformasi kurikulum SD yang direncanakan
akan diterapkan pada tahun 2011 dan SMP yang akan diterapkan tahun 2012, telah
terselesaikan penyusunannya pada 28 Maret 2008. Sementara itu kurikulum untuk
SMA dan SLB yang akan diterapkan tahun 2013 telah diselesaikan
penyusunannya dan diumumkan ke publik untuk mendapatkan masukan pada 9
Maret 2009.
14

Kurikulum pertama, GS 1947 adalah kurikulum yang banyak dipengaruhi


oleh reformasi pendidikan pasca perang. Beberapa mata pelajaran pada jaman
sebelum perang seperti shshin (mental/spirit education), geografi (chiri) dan
sejarah (rekishi) dihapus di level SD, dan mapel baru diperkenalkan yaitu IPS dan
Jiykenky (penelitian bebas), serta pelajaran keterampilan (homemaking)
diberikan tanpa membedakan jenis kelamin siswa. 7

B. PENDIDIKAN USIA DINI DI JEPANG

Pendidikan anak usia dini di Jepang terbagi dua yaitu Youichien (di Indonesia
menyebutnya sebagai Taman Kanak-Kanak (TK)) dan Hoikuen (di Indonesia
menyebutnya sebagai Taman Penitipan Anak (TPA), sementara di Amerika lebih
populer dengan istilah daycare/nursery school). Tujuan utama pendidikan
anakusia dini di Jepang baik Youchen (TK) ataupun Hoikuen (TPA/daycare) sama
yaitu membangun kekuatan anak untuk hidup dan memiliki landasan hidup yang
kuat untuk menapaki langkah selanjutnya. Landasan hidup berupa kesehatan fisik
dan mental, hubungan sosial yang baik, hubungan yang baik dengan lingkungan,
kemampuan berbahasa serta kemampuan ekspresi, kreativitas, dan seni. Sehingga
pendidikan tak hanya dari orang tua, namun juga dari sekolah dan masyarakat.

Pendidikan anak usia dini di Jepang sebagai bentuk salah satu langkah
penting dalam pembentukan karakter mereka. Aktivitas yang umum dilakukan TK
dan TPA yaitu anak tidak diajarkan untuk membaca atau menulis melainkan
mereka bernyanyi, prakarya, mendengarkan sensei (guru) bercerita, cuci tangan
dan berkumur, serta mengajarkan untuk meminjam dan mengembalikan buku di
perpustakaan. Sedangkan untuk aktivitas di TPA ada waktu tidur siang kira-kira
pkl. 12.30-14.30, sedangkan untuk kelas 5 tahun tidak ada tidur siang untuk
mengajarkan adaptasi anak pada tahun berikutnya ketika masuk SD. Lalu
15

bagaimana mengenai pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK)? Pendidikan


Abk, pemerintah jepang memfasilitasi mereka dengan sangat baik. Tidak hanya
pendidikan tapi fasilitas umum. Murid ABK mendapatkan pendampingan khusus
oleh guru bersertifikat khusus ABK, serta sekolah membua hari-hari tertentu
dalam sepekan pada hari-hari tersebut para ABK beraktivitas dengan teman-teman
normal lainnya. Kegiatan pertama yang dilakukan ketika sampai di sekolah
mereka akan di sambut dengan sapaan yang ramah dari kepala sekolah yang sudah
berdiri di depan sekolah hanya menggunakan baju training dan menggunakan
sarung tangan karena sambil merawat/ menanam tanaman di halaman sekolah.
Mereka juga membantu menyebrang jalan. Hal sama pun dilakukan ketika anak
pulang dari sekolah. Hal yang dilakukan murid pertama kali setelah sampai
disekolah yaitu melepaskan sepatu dan meletakkannya dengan rapi sesuai
tempatnya lalu mengganti dengan sepatu indoor yang untuk menjaga sekolah agar
tetap terjaga kebersihannya. Apabila membawa payung, maka payung akan
dimasukkan ke dalam rak payung yang letaknya berdekatan dengan rak sepatu.8

Kegiatan pagi hari tersebut mereka lakukan seraya melemparkan sapaan dan
mengucapkan selamat pagi. Setelah mengganti sepatu, anak-anak masuk ke dalam
kelas dan meletakkan perlengkapannya sesuai dengan tempat-tempat yang telah
disediakan dan mengisi buku presensi dengan stiker. Sebelum pelajaran dimulai
anak melakukan kegiatan bebas seperti bermain baik di indoor ataupun outdoor
selama 1 jam. Sesaat sebelum belajar dimulai, senam sebentar dan kemudian
mencuci tangan serta berkumur-kumur. Setiap ruang kelas TK, TPA, dan SD
dilengkapi dengan bak cuci tangan serta sabun.Sejak dini mereka diajarkan untuk
menjaga kesehatan dan kebersihan. Pelajaran yang diperoleh anak di TK dan TPA
anak-anak jepang tidak ditargetkan bisa membaca, menulis, apalagi menghapal.
Anak-anak dijepang mencintai membaca dengan cara sejak dini sudah dikenalkan
buku melalui diceritakan guru serta untuk motivasi membaca anak di SD yaitu
digalakkan dengan salah satuya mewajibkan anak-anak meminjam buku dari
16

perpustakaan sekolah. Jenis buku yang dipinjam bebas, sesuai hobi dan minat
anak. Selain itu, di tempat-tempat menunggu pun banyak ditemui buku anak-anak.
Berbeda dengan pendidikan anak usia dini, sejak menginjak sekolah dasar, anak-
anak sudah mulai diajarkan membaca, menghitung, dan pelajaran lainnya.
Pelajaran yang diperoleh tak jauh berbeda dengan di Indonesia, hanya saja SD di
Jepang terdapat pelajaran moralitas, pelajaran ilmu kehidupan, bahkan pelajaran
kerumahtanggaan. Aspek penting dari pelajaran yaitu diharapkan siswa
menghargai diri sendiri, menghargai orang lain, menghargai lingkungan dan
keindahan, dan menghargai kelompok komunitas.9

Pelajaran ilmu kehidupan, anak-anak Jepang diajarkan tentang keterampilan


hidup agar melatih anak mandiri dan terampil dalam menjalani kehidupannya.
Pelajaran ilmu kehidupan seperti anak-anak mengenal keadaan di sekolah,
kehidupan masyarakat di luar sekolah, mengenal peran perusahaan katering, peran
dari petugas kebakaran, mengenal sungai, mengenal gunung, dll. Pengenalan
tersebut tidak hanya melalui buku, hapalan, teori di kelas, tapi dapat langsung
mengunjungi lokasi-lokasi tersebut atau peugas tersebut diundang datang ke
sekolah. Pelajaran kerumahtanggan diberikan sejak kelas 4 SD, bertujuan
meningkatkan apresiasi dan partisipasi anak-anak terhadap kehidupan keluarga.
Dengan pelajaran ini anak-anak dapat merancang sebuah menu makanan dan
kemudian memasaknya bersama, mereka dapat belajar menjahit, mendesain dll.
Pelajaran tersebut dan pelajaran lainnya seperti IPA, IPS, kesenian dan kerajinan
tangan, musik, matematika, bahasa jepang, pendidikan jasmani dan bahasa inggris
bukan hanya berupa materi yang hanya dibaca melalui buku, namun juga
dipraktekkan langsung di kehidupan sehari-hari. Guru mengajar dengan cara
inovatif dan terus memancing siswa agar berpikir secara kritis. Dalam kegiatan
pengajaran, guru tidak hanya mengajar, namun guru di Jepang rajin memfoto
muridnya dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di dalam ataupun di luar
sekolah/TPA. Hal ini agar membantu orang tua untuk melihat aktivitas putra-
17

putrinya di sekolah serta perkembangannya. Selain itu baik di TK, SD, Maupun
TPA, terdapat hari kunjungan orang tua yang disebut sankanbi yaitu orang tua
dapat melihat langsung kegiatan anak-anak di sekolahTPA, mengetahui
perkembangan anak di sekolah, mengetahui iteraksi anak dengan guru dan teman-
temannya di kelas, mengetahui minat anak dalam belajar, hingga mengetahui
kondisi/suasana kelasnya. Mengenai keberangkatan dan pergi anak-anak ke
sekolah untuk TK mereka disediakan bus sekolah yang telah dihias semenarik
mungkin serta sudah diuji kemanannya. Jika di TK tidak disediakan bus sekolah
maka orang tua yang akan mengantarkannya baik dengan naik sepeda ataupun
dengan berjalan kaki. Berbeda dengan anak TK yang disediakan bus antar jemput
dan anak TPA yang diantar orang tua. Murid SD harus berjalan kaki saat
berangkat ataupun pulang sekolah. Tidak diantar atau tidak naik kendaraan umum.
Walaupun saat hujan deras ataupun turun salju cukup lebat. Pengecualian hanya
diberikan ketika anak kurang enak badan, terlambat sekoah, atau ketika terjadi
badai taifun. Program berjalan kaki ini bertujuan mengurangi kemacetan, polusi,
dan kebisingan serta meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh anak-anak.10

Walau berjalan kaki, keselamatan dan keamanan mereka tetap menjadi perhatian
bersama. Bukan hanya orang tua dan polisi, namun juga guru dan voluntir dari
masyarakat diberdayakan untuk menjaga anak-anak tersebut bahkan dibuatkan
jadwal piket yang telah ditentukan. Mereka menganggap bahwa anak-anak
merupakan aset negara. Sehingga menjaga mereka merupakan tugas bersama bagi
seluruh masyarakat yang telah dewasa. 11

C. PENDIDIKAN DIJENJANG SMP, SMA, DAN PERGURUAN TINGGI


18

Kurikulum SMP juga menitikberatkan pada pendidikan bahasa Jepang,


matematika, IPA dan IPS. Pelajaran bahasa asing diajarkan dalam bentuk mapel
pilihan, di antaranya bahasa Inggris, bahasa Perancis, dan bahasa Jerman.
Pelajaran bahasa Inggris baru dijadikan mapel wajib di level SMP pada kurikulum
2002. Pendidikan kesehatan jasmani diajarkan dalam jumlah jam belajar yang
sama dengan SD (90 jam), tetapi berbeda dengan SD, pendidikan kesehatan di
SMP terdiri atas Olahraga dan pendidikan jasmani.

Adanya mata pelajaran pilihan di SMP, yaitu bahasa Jepang, IPS,


Matematika,IPA,Musik, Art, Pendidikan Jasmani Kesehatan, Keterampilan/
Homemaking, dan bahasa Asing, merupakan perbedaan khas antara kurikulum
SMP di Indonesia dan Jepang. Alokasi waktu pembelajaran integrated course juga
diberikan lebih besar dibandingkan dengan mapel yang sama di SD.

Pendidikan dasar di Jepang juga dilengkapi dengan tokubetsukatsudou


yang dapat diterjemahkan sebagai aktivitas khusus atau semacam ekstra kurikuler
di Indonesia, tetapi agak berbeda karena kegiatan ini meliputi OSIS, kegiatan
kelas, kegiatan klub olahraga dan seni, event sekolah dan pendidikan moral. Event
sekolah seperti festival sekolah (gakkousai) dipersiapkan per kelas dengan
bimbingan penuh dari wali kelas.

Dibandingkan kurikulum SD dan SMP, kurikulum SMA di Jepang paling


sering berubah. Perubahan tampak pada nomenklatur mapel, kategorisasi, dan
sistem penjurusan. Sifat khas kurikulum SMA adalah kompleksnya mapel yang
diajarkan. Pelajaran bahasa Jepang tidak saja dibedakan atas tatabahasa dan sastra,
tetapi dikelompokkan lebih detil lagi menjadi pendidikan bahasa Jepang, literatur
klasik dan literatur modern. Bahasa Asing sebelum kurikulum 2002 masih
memperkenalkan bahasa Jerman dan bahasa Perancis, tetapi sejak kurikulum 2002
19

yang dimaksud dengan bahasa asing adalah bahasa Inggris yang diajarkan dalam
secara detil.

Penjurusan dilakukan sejak kelas 3 SMA, dan jurusan yang ada pada
dasarnya adalah jurusan rika (IPA) dan bunka (budaya/sosial). Tetapi penjurusan
mengalami perkembangan semenjak semakin banyak lulusan SMA yang memilih
akademi atau college dan memilih bekerja.Penjurusan dikembangkan dengan
beragam mata pelajaran yang terkait dengan teknik, pertanian,perikanan,
kesejahteraan masyarakat, dll. Beberapa sekolah membagi lebih detil lagi
penjurusan menjadi Jurusan yang dipersiapkan untuk menghadapi ujian masuk
universitas negeri dan Jurusan yang memilih universitas swasta. Misalnya, Rika A
adalah kombinasi jurusan IPA dan persiapan ujian masuk PTN. Selain integrated
course, pelajaran IT juga baru dimasukkan dalam kurikulum 2002.12

Secara umum sistem pendidikan tinggi di Jepang dapat dikategorikan ke dalam 4


bagian, universitas (Daigaku), akademi teknologi (Tanki-daigaku), sekolah tinggi
teknik (Koto-senmon-gakko) dan sekolah kejuruan (Senmon-gakko). Hampir sama
dengan Indonesia, lama masa studi untuk pendidikan tinggi (sarjana) adalah 4
tahun kecuali bidang pendidikan kedokteran yang relatif menghabiskan 6 tahun.
Untuk tingkat studi lanjutan, biasanya dibutuhkan waktu 2 tahun (program
master) dan 3 tahun (program doktor).

Tahun akademik dimulai sekitar bulan April dan berakhir Maret tahun
berikutnya. Perkuliahan dibagi dalam dua semester, semester pertama berlangsung
dari Maret sampai dengan September dan semester kedua dimulai dari bulan
oktober dan berakhir Maret.

Bahasa yang umum digunakan dalam proses belajar mengajar adalah bahasa
Jepang. Namun, ada beberapa program tertentu yang menggunakan bahasa Inggris
20

sebagai perantara. Oleh karena itu setiap mahasiswa asing yang ingin melanjutkan
studi ke Jepang perlu mempersiapkan kemampuan bahasa ini dengan sebaik
mungkin.

Berikut ini 10 top ranking Universitas di Jepang

1. Universitas Keio

2. Universitas Tokyo

3. Universitas Waseda

4. Universitas Osaka

5. Universitas Hokkaido

6. Institut Tekhnologi Tokyo

7. Universitas Hiroshima

8. Universitas Kobe

9. Universitas Kyoto

10. Nihon University


21

D. SISTEM EVALUASI

Salah satu perbedaan antara pendidikan jepang dan Indonesia adalah


terletak pada sistem evaluasi pada proses kegiatan belajar mengajar. Di Indonesia
sistem evaluasi yang terjadi biasanya berlangsung dari seorang pendidik kepada
siswa yang. Namun di Jepang, proses evaluasi ini terjadi dari siswa pada pendidik
mereka terkait kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tersebut. Pada proses
evaluasi ini, banyak aspek yang dijadikan bahan penilaian dari siswa pada
pendidik. Mulai dari aspek sederhana seperti masalah kedisiplinan waktu
mengajar, cara penyampaian materi, materi ajar yang disampaikan hingga masalah
penilaian proses diskusi dala kelas. Semua aspek tersebut menjadi pokok
penilaian seorang siswa pada pendidik mereka. Tujuannya agar kegiatan belajar
mengajar yang ada, memiliki sebuah proses kontrol yang ketat dari beserta
kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Proses evaluasi dilaukan menggunakan
lembar evaluasi yang akan diisi oleh para siswa. Dalam lembar tersebut, siswa
diberikan kesempatan untuk melakukan penilaian pada semua aspek yang
memiliki hubungan dengan kegiatan belajar mengajar di kelas. Nantinya, hasil
penilaian yang dibuat oleh para siswa tersebut akan diteruskan kepada atasan sang
pengajar.
Sistem evaluasi cara kedua adalah menggunakan media komunikasi
verbal. Dimana seorang siswa akan diajak berbincang bincang secara santai
tentang pendapat mereka mengenai seorang pengajar. Sebagai contoh, apabila
seorang peserta didik menyatakan senang diajar oleh seorang pengajar maka bisa
ditarik kesimpulan bahwa dalam menyampaikan mater ajarnya, seorang pendidik
sudah sesuai dengan ketentuan. Dan sebaliknya, apabila ada siswa yang mengeluh
mengenai cara mengajar dari seorang pendidik maka pihak pengurus lembaga
pendidikan harus bisa menindaklanjuti. Seperti bertanya pada hal apa saja yang
dianggap kurang menyenangkan.13
22
1 Ahmad Faisal, Pendidikan Sebagai Sebuah Dasar, (Depok: Toha Putra, 2014), h. 3

2 Ibid, h. 5

3Fauziannor, Sistem Pendidikan, (Banjarmasin: Hapta Cipta, 2001), h. 3

4 Ibid, h. 6

5 Ibid, h. 7

6Sekar Ayu Wulandari, Negara Dengan Sistem Terbaik di Dunia, (Jakarta: Kusuma Delata, 1998), h. 56

7 Tjipto Subadi, Kurikulum dan Kompetensi Guru di jepang, (Surabaya: Pena Nusantara, 2012), h. 20

8 Saleha Juliandi dan Juniar Putri, Pendidikan Anak Ala Jepang, (Surabaya: Pena Nusantara, 2014), Cet. Ke- 1,
h. 8

9Ibid, h. 10

10 Ibid, h. 11

11 Ibid, h. 12

12 Tjipto Subadi, op.cit., h. 32

13 Anne Ahira, Pendidikan Jepang, (Jepara: Pustaka Abadi Jaya, 2010), h. 17

Anda mungkin juga menyukai