Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Kelompok 2 : Anang Kurniawan, Ervina D.A, Rista Nur K, Merita, Puri


Nama Pasien : Puri
No Medrek :008
Hari/Tanggal :Kamis, 23 Februari 2017
Interaksi ke :1

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien ( gambarkan kondisi klien pada saat terkahir bertemu)
DO : berbicara kasar dan ketus, memukuli semua yang ada didekatnya,
membuang barang-barang disekitarnya.
DS : klien mengatakan setiap ingat pacarnya selingkuh dia selalu emosi
dan ingin marah terus serta dadanya berdebar-debar
2. Diagnosa Keperawatan
(tuliskan diagnosa keperawatan yang akan diatasi pada pertemuan ini sesuai
dengan data diatas, tulis diagnosa keberapa)
1. Risiko mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan perilaku kekerasan.
2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan Keperawatan
(tuliskan tujuan yang akan dicapai pada pertemuan ini)
a) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
b) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
c) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya.
d) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya.
e) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku
kekerasannya.
f) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,
spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.
4. Tindakan Keperawatan
(tuliskan tindakan keperawatan secara teoritis dari tujuan keperawatan yang
akan diselesaikan pada pertemuan ini)

a) Bina hubungan saling percaya.


1) Mengucapkan salam terapeutik.
2) Berjabat tangan.
3) Menjelaskan tujuan interaksi.
4) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien.
b) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan masa
lalu.
c) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan.
1) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik.
2) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis.
3) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial.
4) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual.
5) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual.

d) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang bisa dilakukan pada saat
marah secara :
1) verbal,
2) terhadap orang lain,
3) terhadap diri sendiri,
4) terhadap lingkungan.
e) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya.
f) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:
1) fisik, misalnya pukul kasur dan batal, tarik napas dalam;
2) obat.
3) sosial/verbal, misalnya menyatakan secara asertif rasa marahnya;
4) spiritual, misalnya sholat atau berdoa sesuai keyakinan pasien.

g) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik, yaitu latihan napas
dalam dan pukul kasur/bantal, secara sosial/verbal, secara spiritual, dan
patuh minum obat.
h) Ikut sertakan pasien dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
mengontrol perilaku kekerasan.

II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Orientasi
Salam terapeutik
Perawat : Assalaamualaikum MbakPerkenalkan saya Perawat Ervina
Dwi Astuti, saya senang dipanggil ErvinaSaya mahasiswi
Stikes ICME Jombang yang berdinas di Ruang Mawar ini,
yang akan merawat MbakSiapa nama Mbak? Senangnya
dipanggil apa?

Evaluasi/validasi
Perawat : Bagaimana perasaan Mbak pagi ini? Apakah tidurnya nyenyak
tadi malam? Apa keluhan Mbak hari ini?

Kontrak (topik, waktu, tempat)


Perawat : Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang perasaan marah
Mbak ? Dimana bagusnya menurut, Mbak? Bagaimana kalau
di ruang tamu? Mau berapa lama? 15 menit?

2. Kerja
Perawat : Apa yang menyebabkan Mbak marah?
Pasien : Dia itu tidak pernah menghargai perasaan orang.. Saya tahu,
saya hanya gadis biasa dan kuper , tapi saya juga manusia.
Harusnya mereka punya perasaan , saya sudah mau berkorban
untuk dia, sayang sama dia dan selalu perhatian sama saya.Dan
apa yang dia mau selalu aku turuti tapi ternyata dia malah
selingkuh dengan perempuan yang jelas saya merasa tidak
dihargailah... Betul-betul kurang ajar mereka,
Perawat : Dia itu siapa ya mbk?
Pasien : Dia itu Anang pacar saya
Perawat : Apakah sebelumnya mbk pernah marah? Apakah
penyebabnya juga sama sekarang?

Pasien : tidak , pacar pertama saya Anang


Perawat : Oh... Jadi mbk marah karena diselingkuhi pacar mbk. Pada
saat mbk marah, apa yang mbk rasakan? Apakah mbk
merasakan kesal kemudian dada mbk berdebar-debar, mata
melotot, selalu berbicara kasar, dan tangan mengepal?
Pasien : Ya iya, namanya juga lagi marah,
Perawat : Setelah itu apa yang mbk lakukan
Pasien : Saya pukul barang-barang didekat saya,
Perawat : Oh..iya, jadi mbk memukul barang-barang disekitar mbak,
apakah dengan cara ini pacar mbk tidak akan selingkuh?
Pasien : Tidak, tapi rasanya puas,
Perawat : Iya, tentu tidak. Apa kerugian dari cara yang mbk lakukan?
Pasien : Dia ketakutan. Dia pikir saya pasti akan membunuh mereka
semua,
Perawat : Betul, pacar mbk jadi takut kepada mbk, tangan mbk sakit
dan terluka, nnati kalau terluka harus diobati. Menurut mbk
adakah cara lain yang lebih baik? Maukah Bapak belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian?
Pasien : Bagaimana?
Perawat : Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, mbk.
Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?
Pasien : Iya,
Perawat : Begini mbk, kalau tanda-tanda marah tadi sudah mbk rasakan
maka mbk berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar,
lalu keluarkan/tiup perlahan-lahan melalui mulut seperti
mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung,
bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali.
Bagus sekali, mbk sudah bisa melakukannya. Bagaimana
perasaannya?
Pasien : Agak lebih tenang,
Perawat : Nah, sebaiknya latihan ini mbk lakukan secara rutin, sehingga
bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul mbk sudah terbiasa
melakukannya

3. Terminasi
Evaluasi subyektif (perasaan klien setelah berbincang-bincang)
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tentang
bangaimana kita mengontrol kemarahan mbak

Evaluasi obyektif (isi materi yang sudah dibicarakan)


Coba Mbak sebutkan lagi cara mengontrol kemarahan yang benar, yang
sudah aku ajari tadi ? coba sebutkan dengan bagus

Rencana tindak langsung (PR untuk klien)


Sekarang mari kita belajar cara mengontrol kemarahan Mbak.

Kontrak pertemuan yang akan datang (waktu, tempat, topik)


Topik :
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melihat sejauh mana
perkembangan Mbak.
Besok saya akan kembali lagi dan kita akan latihan kembali cara
mencegah / mengontrol kemarahan mbak.
Waktu :
Mbak mau jam berapa ? Baik jam 09.00 pagi ya. Berapa Lama Mbak
? oke 15 menit ya.
Tempat :
Tempatnya dimana Mbak ? Bagaimana kalau disini saja, jadi besok
kita ketemu lagi disini jam 09.00 ya mbak. Terima kasih.

STRATEGI INTERAKSI PERAWAT KLIEN

NO DX KLIEN INT. KE TOPIK


KEPERAWATAN
1. Resiko PK Pasien I Penyebab PK
Tanda dan gejala PK
PK yang dilakukan
Akibat PK
Cara mengontrol PK
Latihan cara mengontrol fisik
I
Masukkan dalam rencana
harian
II Latihan cara fisik II
Masukkan dalam rencana
harian
III Latihan cara verbal
Masukkan dalam rencana
harian
IV Latihan spiritual
Masukkan dalam rencana
harian
V Patuh minum obat
Masukkan dalam rencana
harian

Keluarga I Masalah PK pasien


II Cara merawat pasien PK
III Latihan cara merawat
Sumber rujukan

2. Halusinasi Pasien I Mengetahui isi, waktu,


frekwensi, respon terhadap
halusinasi
Cara-cara mengontrol
halusinasi
Belajar menghardik
halusinasi
Masukkan dalam rencana
harian
II Belajar mengontrol dengan
bercakap-cakap
Masukkan dalam rencana
harian
III Belajar mengontrol dengan
aktivitas terarah
Implementasi sesuai dengan
rencana harian
IV Belajar cara mengontrol
dengan patuh obat
Masukkan dalam rencana
harian

Keluarga I Mengenal masalah halusinasi


II Cara-cara merawat halusinasi,
membantu mengontrol
halusinasi
III Praktek merawat pasien
dengan halusinasi
Sumber untuk rujukan

3. Isolasi sosial Pasien I Penyebab isolasi sosial


Keuntungan berhubungan
dengan orang lain
Kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
Belajar berkenalan
Masukkan dalam rencana
harian
II Belajar interaksi dengan
anggota keluarga
Masukkan dalam rencana
harian
III Belajar interaksi dengan
tetangga
Masukkan dalam rencana
harian

Keluarga I Masalah isolasi sosial


II Cara penanganan isolasi
sosial
III Praktek penanganan isolasi
sosial
Sumber rujukan

4. Harga diri rendah Pasien I Identifikasi aspek positif


Nilai aspek positif
Pilih aspek positif yang bisa
dikerjakan
Latih aspek positif I
Masukkan dalam rencana
harian
II Latihan aktivitas positif 2
Masukkan dalam rencana
harian

Keluarga I Masalah HDR


II Cara merawat pasien HDR
III Praktek merawat HDR
Tempat rujukan
5. Waham Pasien I Identifikasi kebutuhan yang
tidak terpenuhi
Identifikasi cara memenuhi
kebutuhan
Praktek pemenuhan
kebutuhan
Masukkan dalam rencana
harian
II Identifikasi kemampuan
positif
Praktek aspek positif 1 dst
Masukkan dalam rencana
harian
III Patuh obat
Masukkan dalam rencana
harian

Keluarga I Masalah waham


II Cara merawat pasien dengan
waham
III Praktek merawat klien
dengan waham
Sumber rujukan

6. Resiko bunuh diri Pasien I Pengawasan ketat


Amankan benda berbahaya
Kontrak treatment
Cara mengendalikan
dorongan bunuh diri
II Aspek positif diri
Koping konstruktif 1 dst
III Koping konstruktif ...
Rencana masa depan

Keluarga I Masalah resiko bunuh diri


Pengawasan ketat
Amankan benda berbahaya
Pemberian obat
Rujuk segera
II Dukungan koping konstruktif
III Merencanakan masa depan

7. Defisit perawatan Pasien I Perlunya perawatan diri


diri Cara-cara sehat perawatan
diri
Praktek kebersihan diri
Masukkan dalam rencana
harian
II Latihan cara makan yang baik
Masukkan dalam rencana
harian
III Latihan eliminasi yang baik
Masukkan dalam rencana
harian
IV Latihan berdandan
Masukkan dalam rencana
harian

Keluarga I Masalah perawatan diri


Dukungan keluarga
Membantu pasien dalam
perawatan diri
II dst Praktek merawat pasien
Tempat rujukan

Anda mungkin juga menyukai