Anda di halaman 1dari 19

SMART GRID MANAGEMEN SISTEM TENAGA

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan percobaan ini untuk mengetahui karakteristik dari dalam


memajemen sistem tenaga listrik.

B. TEORI DASAR

Permintaan listrik saat ini sedang booming di seluruh dunia. Selain itu,
dalam rangka untuk menghadapi persoalan perubahan iklim, kita perlu
mengurangi emisi CO2. Dimana salah satu penyebabnya adalah penggunaan
energi yang tidak efisiensi (di rumah, bangunan dan fasilitas industri) dan
penggunaan sumber energi fosil yang besar-besaran serta penggunaan sumber
energi terbarukan yang belum banyak.

Pertumbuhan jumlah penduduk & tingkat ekonomi suatu negara akan


mendorong peningkatan konsumsi energi, khususnya energi listrik. Hal ini
disebabkan energi listrik digunakan untuk menggerakkan roda
perekonomian seperti industri, transportasi, perbankan, hingga pemerintahan.
Selain itu energi listrik juga telah menjadi salah satu kebutuhan tak tergantikan
bagi masyarakat saat ini. Sehingga permintaan akan suplai daya listrik menjadi
semakin besar dan akan menimbulkan permasalahan baru, yakni
ketersediaannya dan cara penyediaannya.

Saat ini sumber energi utama yang digunakan untuk menggerakkan


pembangkit-pembangkit di Indonesia masih terdiri atas sumber-sumber yang
tidak terbarukan (fossil fuel). Selain masalah jumlah sumbernya yang semakin
sedikit, isu lingkungan juga turut mendorong untuk segera dilakukan
perubahan.

Saat ini di Indonesia, kapasitas terpasang energi listrik sekitar 31.930


Mega Watt (MW) yang dihasilkan melalui 4.991 unit pembangkit listrik.
Jumlah pelanggan saat ini ada sekitar 48.659.667 pelanggan, terbesar
pelanggan rumah tangga sejumlah 45.152.244 pelanggan. Dari jumlah itu,
pelanggan listrik prabayar sekitar 6,6, juta pelanggan.
Rasio elektrifikasi sekitar 71 %. Ini berarti masih ada 29 % dari rakyat
Indonesia yang belum memiliki akses terhadap listrik. Tantangan itu bukan
cuma buat PLN karena sesuai Undang-Undang Ketenagalistrikan No. 30
Tahun 2009, kewajiban penyediaan tenaga listrik juga ada di pundak
pemerintah daerah melalui badan usaha milik daerah.

Kebutuhan listrik tumbuh sejalan dengan pertumbuhan populasi manusia.


Ini berarti bahwa jumlah pembangkit listrik yang ada saat ini tidak akan cukup
di masa depan, jika tidak seimbang dengan pembangunan pembangkit listrik
baru. Dalam draft Listrik Nasional, yang disebut Rancangan UMUM
Kelistrikan Nasional (RUKN) 2003-2020, pada beberapa tahun mendatang
diperkirakan Indonesia akan mengalami kekurangan kapasitas pembangkit
listrik nasional. Ini berarti, jika pendirian pembangkit listrik tidak seimbang,
maka krisis listrik dapat terus terakumulasi di Indonesia.

Oleh karena itu selain pembangunan pembangkit baru, perlu dilakukan


penyeimbangan antara pasokan dan permintaan yang efisien, sehingga grid
perlu menjadi lebih cerdas (smart grid).Fungsi jaringan saat ini adalah satu arah
(top-down) dimana listrik terpusat, pemasok dikendalikan dan dimasukkan ke
dalam grid yang didasarkan pada prediksi konsumsi dan kemudian disesuaikan
dengan margin sesuai permintaan energi puncak. Sedangkan pada sistem Smart
grid (grid cerdas) akan bersifat/berfungsi dua arah (bi-directional): energi
listrik akan mengalir kedalam dan keluar rumah atau kantor. Permintaan dan
penawaran akan berinteraksi secara cerdas dan efisien, jaringan interoperable
tidak terpusat. Smart grid akan mengintegrasikan energi secara efisien
bergantian dari semua pembangkit baik pembangkit listrik tidak terbarukan
maupun pembangkit listrik terbarukan (terpusat terdesentralisasi (lihat Tabel 1).

Jadi jaringan yang lebih cerdas (smart grid) menerapkan


teknologi/pengetahuan, alat dan teknik yang tersedia sekarang, sehingga
teknologi mampu membuat jaringan bekerja jauh lebih efisien antara lain:

Memastikan kehandalan untuk tingkatan belum pernah mungkin.


Menjaga keterjangkauannya.
Memperkuat daya saing global.
Sepenuhnya menampung sumber energi terbarukan dan konvensional.
Berpotensi mengurangi jejak karbon.

Memperkenalkan kemajuan dan efisiensi yang belum pernah terbayangkan.

Smart Grid menggabungkan infrastruktur kelistrikan dan Teknologi


Informasi (IT) yaitu untuk mengintegrasikan dan menghubungkan semua
pengguna (generator, operator, pemasar, konsumen dll) dalam rangka untuk
terus mengefisienkan keseimbangan antara permintaan dan penawaran melalui
jaringan yang semakin kompleks.

Karakteristik Jaringan Saat Ini Smart Grid


Memungkinkan Konsumen seragam Konsumen diinformasikan,
partisipasi aktif oleh dan non-partisipatif terlibat dan aktif respon
konsumen dengan sistem tenaga permintaan dan sumber
listrik Daya energy didistribusikan
Mengakomodasi Didominasi oleh pusat Banyak sumber daya energi
semua pembangkit pembangkit banyak didistribusikan dengan
dan opsi kendala ada untuk plug-and-play yang fokus
penyimpanan interkoneksi sumber
pada kenyamanan energy
energi terdistribusi
terbarukan
Memungkinkan Pasar grosir yang Matang, pasar grosir yang
produk baru, terbatas, tidak terintegrasi dengan baik,
layanan dan pasar terintegrasi dengan pertumbuhan pasar listrik
baik kesempatan baru bagi konsumen
terbatas bagi
konsumen
Menyediakan Fokus pada gangguan Kualitas daya merupakan
kualitas daya untuk respon lambat untuk prioritas dengan berbagai
ekonomi digital masalah kualitas daya pilihan
kualitas/ harga - resulution
cepat terhadap
masalah
Mengoptimalkan Sedikit integrasi dari
aset & beroperasi data operasional
secara efisien dengan manajemen
aset
proses silo bisnis
Data akuisisi sangat
luas untuk parameter
jaringan fokus pada
pencegahan,
meminimalkan dampak
kepada konsumen
Mengantisipasi dan Merespon untuk Mendeteksi secara otomatis
merespon terhadap mencegah kerusakan dan merespon masalah
gangguan sistem lebih lanjut fokus fokus pada pencegahan,
(memperbaiki diri) pada melindungi aset
meminimalkan dampak
menyusul kesalahan
kepada konsumen
Beroperasi secara Rentan terhadap Tangguh terhadap
ulet terhadap tindakan berbahaya serangan dan bencana alam
serangan dan dari teror dan bencana dengan kemampuan
bencana alam Alam pemulihan yang cepat

Teknologi Smart Grid merupakan teknologi yang memanfaatkan


kemajuan teknologi komunikasi, komputer dan cyber untuk melakukan
pengendalian dan pegoperasian sistem tenaga listrik dalam menyalurkan energi
listrik. Karena itu, Smart Grid merupakan integrasi teknologi cerdas dalam
jaringan listrik yang rencanakan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik
untuk masa sekarang maupun masa mendatang. Dengan mengimplementasikan
Smart Grid dalam semua aspeknya akan memberikan keuntungan yang lebih
besar karena jumlah pembangkit sumber energi terbarukan dan unit penyimpan
yang terdistribusi dan terintegrasi meningkat, sehingga tentunya emisi CO2
akan menurun, efisiensi meningkat dan biaya operasional menurun, keandalan
meningkat melalui optimalisasi jaringan karena memiliki kemampuan
mengoreksi diri atau perbaiki diri.

Dalam penerapan suatu sistem smart grid biasanya terdiri dari :

a. Pengguna (Customers):
Konsumsi cerdas akan membutuhkan interface diantara manajemen
distribusi dan otomatisasi bangunan.
Rumah pintar (smart homes) adalah rumah-rumah yang dilengkapi
dengan sistem otomatisasi. Sistem otomatisasi rumah menyambungkan
bermacam-macam alat kontrol untuk lampu penerangan, alat pengatur
cahaya, pengatur suhu ruangan dan peralatan lain untuk memungkinkan
penggunaan energi yang efisien, ekonomis dan meningkatkan
kenyamanan.

Otomatisasi bangunan dan sistem kontrol (BACS = Building Automation


and Control System) adalah otak dari bangunan. BACS memasukkan
teknologi instrumentasi, kontrol dan manajemen untuk seluruh struktur
bangunan, tanaman, fasilitas diluar bangunan dan peralatan lain.

b. Pembangkitan Masal (Bulk Generation)

Pembangkitan yang cerdas (Smart Generation) akan meningkatkan


penggunaan elektronika daya dalam rangka untuk menkontrol harmonisa,
kegagalan pembangkitan yang fluktuasi dari energi terbarukan begitu
juga kebutuhan peningkatan fleksibilitas pembangkit listrik fosil karena
adanya fluktuasi dari sumber energi terbarukan.

c. Jaringan (Transmisi dan distribusi)

Otomatisasi substation dan proteksi adalah tulang punggung untuk


operasi suatu jaringan transmisi yang aman.
Power Qualitydan Power Monitoring Systemsbekerja serupa dengan
sistem manajeman kualitas dalam suatu perusahaan. Mereka bebas dari
sistem operasi, kontrol dan manajemen dan mensupervisi seluruh
aktifitas dan peralatan listrik dalam jaringan yang sama. Oleh karena itu
sistem demikian dapat digunakan sebagai sistem peringatan dini dan
mampu menganalisa kegagalan dan mencari penyebab yang sesuai.
Sistem manajemen energi (EMS) adalah pusat kontrol untuk jaringan
transmisi. Saat ini pelanggan membutuhkan arsitektur terbuka untuk
membolehkan integrasi Information Technology (IT) secara mudah dan
menjadi sandaran lebih baik untuk menghindari black-out.
Elektronika Daya adalah diantara aktuator dalam jaringan daya. Sistem-
sistem seperti HVDC dan FACTS membolehkan kontrol dari aliran daya
dan dapat membantu untuk menaikkan kapasitas.
Sistem Manajemen Distribusi (DMS) adalah pusat kontrol untuk jaringan
daya. Pada suatu negara dimana outages adalah kendala yg sering terjadi,
maka Outage Management System (OMS) adalah komponen yang
penting dari DMS. Komponen penting lain adalah lokasi kegagalan dan
meninterfacenya pada Geographic Information Systems (GIS).

Smart Meteradalah istilah umum untuk pengukuran elektronika yang


menggunakan jaringan komunikasi. Advanced Metering Infrastructure
(AMI) menyediakan konfigurasi pengukuran jarak jauh, tarif yang
dinamis, monitoring kualitas daya dan kontrol beban. Pada sistem yang
lebih maju dapat mengintegrasikan pengukuran infrastruktur dengan
otomatisasi distribusi.

d. Komunikasi

Komunikasi adalah tulang punggung darismart grid. Hanya dengan


pertukaran informasi pada level syntactic dan semantic manfaat smart
griddapat dicapai.

Keamanan dari infrastruktur yang kritis selalu menjadi isue utama. Tetapi
solusi smart gridakan meningkat sangat besar dalam pertukaran data
untuk kemampuan pengamatan dan juga untuk pengontrolan. Oleh
karena itu keamanan dari pertukaran data ini dan komponen-komponen
dibelakangnya akan mempunyai dampak yang lebih baik.

Area teknologi smart grid pada rentang keseluruhan jaringan cukup


banyak, mulai dari pembangkitan, transmisi dan distribusi sampai bermacam-
macam tipe pelanggan listrik. Sejumlah teknologi secara aktif dimanfaatkan
dan dianggap mapan untuk pengembangan dan penerapannya. Sistem
kelistrikan yang telah dioptimasi akan disebarkan pada seluruh area teknologi.
Akan tetapi tidak seluruh teknologi perlu dipasang untuk meningkatkan
kecerdasan jaringan.

a. Daerah pantauan dan kontrol

Komponen-komponen sistem daya dipantauan dan di display secara


real time sepanjang sambungan dan pada daerah geografis yang besar.
Sehingga dapat menolong operator untuk mengerti dan mengoptimasi
tingkah laku dan kinerja dari sistem. Peralatan operasional sistem yang maju
dipilih untuk menghindari blackout dan memfasilitasi pengintegrasian
sumber energi terbarukan.

b. Integrasi teknologi informasi dan komunikasi

Infrastruktur komunikasi dapat menggunakan utilitas komunikasi


jaringan pribadi (jaringan radio) atau publik operator dan jaringan (internet,
seluler, kabel atau telepon), dukungan transmisi data untuk operasi
ditangguhkan dan real-time, dan selama padam. Perangkat komunikasi,
komputasi, perangkat lunak sistem kontrol dan perangkat lunak perencanaan
sumber daya mendukung pertukaran informasi dua arah antara
stakeholder,dan memungkinkan penggunaan dan pengelolaan jaringan yang
lebih efisien.

c. Pengintegrasian Energi terbarukan dan pembangkit terdistribusi

Pengintegrasian sumber energi terbarukan dan energi terdistribusi


(distributed energy resources), meliputi skala besar pada tingkat transmisi,
menengah pada tingkat distribusi dan skala kecil pada komersial atau
bangunan perumahan, dapat menjadi tantangan untuk pengiriman dan
pengendalian dari sumber daya ini dan untuk pengoperasian sistem
kelistrikan. Sistem penyimpanan energi, baik berbasis listrik dan untuk
panas (thermal), dapat meringankan permasalahan seperti penggandengan
produksi dan pengiriman energi. Smart griddapat membantu melalui
otomatisasi kontrol dari pembangkitan dan permintaan untuk menjamin
keseimbangan pasokan dan permintaan.
d. Aplikasi peningkatan transmisi

Ada beberapa teknologi dan aplikasi untuk sistem transmisi. Sistem-


sistem transmisi AC Fleksibel digunakan untuk meningkatkan pengendalian
dari jaringan transmisi dan memaksimalkan kemampuan transfer daya.
Penyebaran teknologi ini pada jaringan (line)dapat meningkatkan efisiensi
dan menunda kebutuhan investasi tambahan. Teknologi tegangan tinggi
DC (HVDC) teknologi digunakan untuk menyambungkan pembangkit litrik
tenaga angin lepas pantai dan pembangkit listrik tenaga surya terpusat
dengan daerah berdaya listrik besar, dengan penurunan rugi-rugi sistem dan
peningkatan sistem pengendalian, sehingga memungkinkan penggunaan
yang efisiensi dari sumber energi yang terletak jauh dari pusat beban.
Penggunaan superkonduktor suhu tinggi (High Temperature
Superconductors-HTS) secara signifikan dapat mengurangi rugi-rugi
transmisi dan memungkinkan pembatas arus dengan kinerja yang lebih
tinggi, meskipun ada perdebatan kesiapan pasar teknologi.

e. Pengelolaan jaringan distribusi

Penginderaan distribusi dan sub-stasiun dan otomatisasi dapat


mengurangi waktu pemadaman dan perbaikan, menjaga tingkat tegangan
dan meningkatkan pengelolaan asset. Otomatisasi distribusi maju
(advanced)mengolah informasi real-time dari sensor dan meter untuk lokasi
salah (fault), otomatis rekonfigurasi dari pengumpan (feeder), tegangan dan
optimasi daya reaktif, atau untuk mengontrol pembangkit terdistribusi
(distributed generation).

f. Infrastruktur Advanced metering (AMI)

Sistem advanced meteringyang terdiri dari state-of-the-art electronic /


digital hardware dan software, yang menggabungkan interval pengukuran
data dengan komunikasi jarak jauh terus tersedia. Sistem ini memungkinkan
pengukuran secara rinci, informasi berdasarkan waktu dan pengumpulan
dan pengiriman informasi kepada berbagai pihak.

AMI biasanya mengacu pada sistem pengukuran keseluruhan dan


pengumpulan yang mencakup meter di lokasi pelanggan, jaringan
komunikasi antara pelanggan dan penyedia layanan, seperti gas, listrik, atau
utilitas air, dan penerimaan data dan sistem manajemen yang membuat
informasi tersedia bagi penyedia layanan Meter ini memiliki kemampuan
untuk mengirimkan data yang dikumpulkan melalui jaringan yang tersedia
seperti Broadband over Power Line (BPL), Power Line Communications
(PLC), jaringan Frekuensi Radio Tetap (RF), dan jaringan publik (misalnya,
kabel, seluler, paging).Data meter yang diterima oleh sistem host AMI dan
dikirim ke Sistem Manajemen Data meter (Meter Data Management
System-MDMS) yang mengelola penyimpanan data dan analisis untuk
memberikan informasi dalam bentuk yang berguna untuk utilitas. AMI
memungkinkan komunikasi dua arah, sehingga komunikasi dari utilitas
untuk meter juga bisa terjadi.

AMI akan menyediakan konsumen berbagai fungsi sebagai berikut:

Harga sinyal pelanggan jauh, yang dapat menyediakan informasi biaya


waktu penggunaan.
Kemampuan untuk mengumpulkan, menyimpan dan melaporkan data
konsumsi energy pelanggan untuk setiap interval waktu yang dibutuhkan
atau dekat real time.
Peningkatan diagnosa energi dari profil beban yang lebih rinci.
Kemampuan untuk mengidentifikasi jarak jauh (remote) lokasi dan luas
daerah listrik yang padam.
Penyambungan dan pemutusan jarak jauh
Deteksi rugi-rugi dan pencurian.

Kemampuan untuk penyedia layanan energi ritel untuk mengelola


pendapatan melalui pengumpulan uang tunai yang lebih efektif dan
pengelolaan utang.

Teknologi AMI menyediakan kemampuan bagi utilitas untuk


mengurangi biaya operasi system distribusinya dengan mengotomatisasi
berbagai fungsi yang saat ini dilaksanakan secara manual, termasuk
membaca meter pelanggan dan menghidupkan dan mematikan daya pada
meter pelanggan. Utilitas juga dapat menggunakan AMI untuk membantu
pelanggan mengurangi pengunaan listrik mereka bila dalam sistem harga
listrik yang mahal (peak hour).

g. Infrastruktur untuk pengisian baterai mobil listrik.

Infrastruktur pengisian kendaraan listrik menangani penagihan,


penjadwalan dan fitur cerdas lainnya untuk pengisian pintar (jaringan-ke-
kendaraan) selama permintaan energi rendah. Dalam jangka panjang, hal itu
dibayangkan bahwa instalasi pengisian yang besar akan memberikan
layanan sistem daya tambahan seperti cadangan kapasitas, pemotongan
beban puncak dan regulasi pengisian kendaraan pada jaringan.

h. Sistem pada sisi pelanggan.

Sistem pada sisi pelanggan, yang digunakan untuk membantu


mengelola konsumsi listrik di industri, tingkat pelayanan dan perumahan,
termasuk sistem energi manajemen, perangkat penyimpanan energi,
peralatan yang smart dan pembangkit terdistribusi. Peningkatan efisiensi
energi dan pengurangan permintaan beban puncak dapat dipercepat dan
dilakukan dari rumah dengan display/energy dashboard. Respon permintaan
meliputi respon pelanggan pengguna manual dan otomatis, peralatan harga-
responsif dan termostat yang terhubung ke suatu sistem manajemen energi
atau dikendalikan dengan sinyal dari operator atau sistem utilitas.
C. ALAT DAN BAHAN

1. 1 buah PC
2. Motor induksi 3 fasa
3. Beban resistif 750 ohm, 500 ohm, dan 200 ohm
4. Program Smart Grid
5. 1 set perangkat simulasi smart grid
6. Kabel Penghubung
7. Catu daya CO3212 5U
8. Sumber tegangan 3 fasa

9. Safety connection

D. PROSEDUR PERCOBAAN

Tampil di bawah ini adalah konfigurasi dasar eksperimental untuk bagian


ESG 1.2 dari kursus ini pada smart grid.

Pertama mengoperasikan percobaan berdiri tanpa ESG 1.1 setup. Gunakan


catu daya CO3212 5U untuk tujuan ini.
Mengatur beban resistif untuk batas kiri.

Matikan semua konsumen.

Melakukan tes pada daya reaktif kompensasi otomatis

Identifikasi otomatis koneksi dengan kekuatan pengontrol reaktif

Ketika tegangan pertama kali diterapkan, controller secara otomatis


mengidentifikasi koneksi, termasuk tahapan kapasitor.
Hidupkan daya pada motor tiga fase melalui saklar daya dan beralih delta (UL =
400 V) Bintang /. Motor dimulai. Controller digital display menunjukkan
"----", menunjukkan bahwa controller adalah melakukan identifikasi koneksi
otomatis. Jika data identifikasi dari pengukuran sebelumnya masih
disimpan, tampilan digital menunjukkan cos sesaat dari konsumen hilir.
Bersamaan menekan ketiga tombol (+, - dan Set) selama minimal 8 detik
menyebabkan controller untuk mengulangi prosedur identifikasi koneksi. Ini
membutuhkan waktu sekitar 3 menit. Setelah itu, layar menunjukkan cos
yang sebenarnya.

Matikan motor.
Daya reaktif otomatis kompensasi

Atur nilai yang ditetapkan di bawah pada kekuatan pengendali reaktif.


cos phi: ind 0.95 (jumlah modus -1-) Switching delay: 5 s (nomor modus
-4-) Waktu penonaktifan: 5 s (nomor modus -12-)
Hidupkan daya pada motor tiga fase melalui saklar daya dan beralih delta
(UL = 400 V) Bintang
Letakkan mesin servo uji bangku ke dalam operasi. Kekuatan pengendali
reaktif masih memiliki koneksi dan data saat operasi identifikasi disimpan,
sehingga cos yang sebenarnya ditampilkan. Setpoint cos adalah 0,95.

Meningkatkan beban pada motor tiga fase sampai dinilai Imotor saat ini =
IN = 2,6 A mengalir.

E. GAMBAR PERCOBAAN

Gambar 4. Rangkaian Percobaan Smart Grid Energi Management.

F. ANALISA DATA

Karakteristik torsi dan cos phi dengan beban resistif 750 ohm, 500 ohm, dan
200 ohm.
1.0 5.0

M [Nm]
cos 4.5

0.8 4.0

3.5
torque beban 500

0.6 3.0
power factor beban 750

2.5

0.4 2.0

1.5

0.2 1.0

0.5

0.0 0.0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000
n [rpm]

Tabel 1. Perbandingan nilai torsi (Nm) terhadap putaran (rpm) dengan beban
resistif 750 ohm, 500 ohm, dan 200 ohm.

Putaran Torsi (Nm)


n (rpm) 750 Ohm 500 Ohm 200 Ohm
0 2,8 3,3 3,3,
180 2,75 2,9 2,85
300 2,75 2,75 2,75
430 2,6 2,6 2,6
620 2,6 2,6 2,6
780 2,75 2,6 2,75
970 2,8 2,7 2,75
1100 2,85 2,8 2,8
1250 2,9 2,85 2,85
1410 3,05 2,95 3
1580 3,2 3,1 3,1
1710 3,3 3,1 3,05
1890 3,35 3,1 3,25
2020 3,35 2,8 3,3
2200 3,3 2,2 2,85
2380 3,2 1,3 2,6
2500 2,8 2,8 0,95
2670 2,35 1 2,2
2820 1,35 0,85 1

Dari tabel di atas menunjukkan nilai perbandingan torsi terhadap


putaran pada tiga jenis beban resistif berbedah-bedah yaitu 750 ohm, 500
ohm dan 200 ohm. Adapun pertunjukkan grafik pada torsi dan cos yaitu di
mulai dari putaran 2820 rpm sampai 0 rpm. dapat di lihat pada grafik bahwa
torsi ketiga beban berbedah jauh saat putaran motor 2820 rpm ke bawah
sampai 1890 rpm dan pada putaran 1710 rpm ke bawah sampai 180 rpm
menunjukkan nilai torsi yang nilai perbedahannya rendah (tipis) dan ketika
pada saat putaran motor mencapai 0 rpm nilai torsi pada beban 750 ohm
yaitu 2,8 Nm, pada beban 500 ohm yaitu 3,3 Nm dan pada beban 200 ohm
yaitu 3,45 Nm.

Tabel 2. Perbandingan nilai cos terhadap putaran (rpm) dengan beban


resistif 750 ohm, 500 ohm, dan 200 ohm.

Putaran Cos
n (rpm) 750 Ohm 500 Ohm 200 Ohm
0 0,39 0,35 0,39
180 0,385 0,35 0,35
300 0,34 0,35 0,39
430 0,34 0,33 0,35
620 0,34 0,35 0,385
780 0,38 0,35 0,39
970 0,38 0,32 0,33
1100 0,39 0,325 0,35
1250 0,375 0,35 0,36
1410 0,37 0,325 0,35
1580 0,37 0,35 0,35
1710 0,365 0,4 0,33
1890 0,36 0,35 0,37
2020 0,35 0,37 0,325
2200 0,395 0,36 0,37
2380 0,38 0,35 0,37
2500 0,325 0,34 0,36
2670 0,37 0,37 0,35
2820 0,38 0,38 0,37
2990 0,385 0,385 0,37

Dari tabel di atas nilai cos pada tiap beban tidak jauh berbedah dan
cenderung sama dari putaran 3000 rpm ke bawah sampai 0 rpm yang
nilainya berkisar 0,33 - 0,4.

Karakteristik efesiensi dengan beban 750 ohm, 500 ohm, dan 200 ohm.
5000 3.5

Eta [%] [*1E3]

M [Nm]
4500
3.0

4000

2.5
3500
torque beban 500

3000
power factor beban 750
2.0

2500

1.5
2000

1500
1.0

1000

0.5
500

0 0.0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
n [rpm]
Tabel 3. Perbandingan nilai efisiensi (%) terhadap putaran (rpm) dengan
beban resistif 750 ohm, 500 ohm, dan 200 ohm.

Putaran Efisiensi (%)


n (rpm) 750 Ohm 500 Ohm 200 Ohm
0 0 0 0
180 300 300 300
300 520 520 500
430 750 750 750
620 1200 1100 1000
780 1400 1400 1400
970 1600 1750 1550
1100 1750 2100 2200
1250 2250 2200 2300
1410 2600 2800 2000
1580 3000 3200 3300
1710 3450 3000 3400
1890 4000 3550 3650
2020 4300 3300 4100
2200 4100 2900 3650
2380 4600 1800 3650
2500 4750 4500 1100
2670 3700 1600 3600
2820 2350 1500 1700

Untuk nilai efisiensi menaik dan setelah itu menurun seiring


menurunnya putaran motor yaitu dari 2820 rpm sampai 0 rpm. pada saat
putaran motor menurun dari 2820 rpm sampai 2380 rpm nilai efisiensi
menaik berkisar 0 % 4600 % dan pada saat putaran menurun dari 2200
rpm sampai 0 rpm nilai efisiensi menurun dari 4100 % - 0 %.
G. KESIMPULAN

Pada percobaan smart grid manajemen energy, nilai torsi tertinggi adalah
3,45 Nm, dan faktor dayanya konstan yaitu antara 0,36 0,4 serta efisiensi
tertinggi 4700 % dengan putaran motor 2500 rpm dan terendah 0 % dengan
putaran 3000 rpm dan 0 rpm. Hal ini disebabkan karena smart grid merupakan
suatu system jaringan cerdas yang mampu untuk mengontrol dan memperbaiki
diri sendiri secara otomatis dari rugi-rugi daya dan cos phi atau power factor
pada saluran atau jaringan. Hal ini sesuai dengan tujuan dari smart grid yaitu
mengefisiensikan penyaluran energy listrik antara pelanggan dan penyedia dari
energy listrik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai