Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ami Junia

Kelas : 3 KB

Hukum II Termodinamika
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah
fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Hukum kedua termodinamika
mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah. Dengan kata lain, tidak semua proses di alam
adalah reversibel (arahnya dapat dibalik). Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa
kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak
pernah mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya. Misalnya, jika sebuah kubus kecil
dicelupkan ke dalam secangkir air kopi panas, kalor akan mengalir dari air kopi panas ke kubus
es sampai suhu keduanya sama.
Hukum pertama termodinamika tidak dapat menjelaskan apakah suatu proses mungkin
terjadi ataukah tak mungkin terjadi. Oleh karena itu, muncullah hukum kedua termodinamika
yang disusun tidak lepas dari usaha untuk mencari sifat atau besaran sistem yang merupakan
fungsi keadaan. Ternyata orang yang menemukannya adalah Clausius dan besaran itu disebut
entropi. Hukum kedua ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Proses suatu sistem terisolasi yang disertai dengan penurunan entropi tidak mungkin
terjadi. Dalam setiap proses yang terjadi pada sistem terisolasi, maka entropi sistem tersebut
selalu naik atau tetap tidak berubah.
Hukum kedua termodinamika memberikan batasan dasar pada efisiensi sebuah mesin atau
pembangkit daya. Hukum ini juga memberikan batasan energi masukan minimum yang
dibutuhkan untuk menjalankan sebuah sistem pendingin. Hukum kedua termodinamika juga
dapat dinyatakan dalam konsep entropi yaitu sebuah ukuran kuantitatif derajat ketidakaturan atau
keacakan sebuah sistem.
Dari hasil percobaan para ahli menyimpulkan bahwa mustahil untuk membuat sebuah
mesin kalor yang mengubah panas seluruhnya menjadi kerja, yaitu mesin dengan efisiensi termal
100%. Kemustahilan ini adalah dasar dari satu pernyataan hukum kedua termodinamika sebagai
berikut :
Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengaalami sebuah proses di mana sistem
menyerap panas dari reservoir pada suhu tunggal dan mengubah panas seluruhnya menjadi
kerja mekanik, dengan sistem berakhir pada keadaan yang sama seperti keadaan awalnya.
Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan mesin dari hukum kedua
termodinamika.
Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaaan antara sifat alami energi
dalam dan energi mekanik makroskopik. Dalam benda yang bergerak, molekul memiliki gerakan
acak, tetapi diatas semua itu terdapat gerakan terkoordinasi dari setiap molekul pada arah yang
sesuai dengan kecepatan benda tersebut. Energi kinetik dan energi potensial yang berkaitan
dengan gerakan acak menghasilkan energi dalam.
Jika hukum kedua tidak berlaku, seseorang dapat menggerakkan mobil atau pembangkit
daya dengan mendinginkan udara sekitarnya. Kedua kemustahilan ini tidak melanggar hukum
pertama termodinamika. Oleh karena itu, hukum kedua termodinamika bukanlah penyimpulan
dari hukum pertama, tetapi berdiri sendiri sebagai hukum alam yang terpisah. Hukum pertama
mengabaikan kemungkinan penciptaan atau pemusnahan energi. Sedangkan hukum kedua
termodinamika membatasi ketersediaan energi dan cara penggunaan serta pengubahannya.
Panas mengalir secara spontan dari benda panas ke benda yang lebih dingin, tidak pernah
sebaliknya. Sebuah pendingin mengambil panas dari benda dingin ke benda yang lebih panas,
tetapi operasinya membutuhkan masukan energi mekanik atau kerja. Hal umum mengenai
pengamatan ini dinyatakan sebagai berikut :
Adalah mustahil bagi proses mana pun untuk bekerja sendiri dan menghasilkan
perpindahan panas dari benda dingin ke benda yang lebih panas.
Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan pendingin dari hukum kedua
termodinamika.
Pernyataan pendingin ini mungkin tidak tampak berkaitan sangat dekat dengan
pernyataan mesin. Tetapi pada kenyataannya, kedua pernyataan ini seutuhnya setara. Sebagai
contoh, jika seseorang dapat membuat pendingin tanpa kerja, yang melanggar pernyataan
pendingin dari hukum kedua, seseorang dapat mengabungkannya dengan sebuah mesin kalor,
memompa kalor yang terbuang oleh mesin kembali ke reservoir panas untuk dipakai kembali.
Meski gabungan ini akan melanggar pernyataan mesin dari hukum kedua, karena selisih
efeknya akan menarik selisih panas sejumlah dari reservoir panas dan mengubah seutuhnya
menjadi kerja W.
Perubahan kerja menjadi panas, seperti pada gesekan atau aliran fluida kental (viskos) dan
aliran panas dari panas ke dingin melewati sejumlah gradien suhu, adalah suatu proses
ireversibel. Pernyataan mesin dan pendingin dari hukum kedua menyatakan bahwa proses
ini hanya dapat dibalik sebagian saja. Misalnya, gas selalu mengalami kebocoran secara spontan
melalui suatu celah dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Gas-gas dan
cairan-cairan yang dapat bercampur bila dibiarkan akan selalu tercampur dengan sendirinya dan
bukannya terpisah. Hukum kedua termodinamika adalah sebuah pernyataan dari aspek sifat
searah dari proses-proses tersebut dan banyak proses ireversibel lainnya. Perubahan energi
adalah aspek utama dari seluruh kehidupan tanaman dan hewan serta teknologi manusia, maka
hukum kedua termodinamika adalah dasar terpenting dari dunia tempat makhluk hidup tumbuh
dan berkembang.
Dua formulasi dari hukum kedua termodinamika yang berguna untuk memahami konversi
energi panas ke energi mekanik, yaitu formulasi yang dikemukakan oleh Kelvin-Planck dan
Rudolf Clausius. Adapun hukum kedua termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Formulasi Kelvin-Planck
Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang
semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu sumber pada suhu tertentu
seluruhnya menjadi usaha mekanik. Dengan kata lain, formulasi kelvin-planck menyatakan
bahwa tidak ada cara untuk mengambil energi panas dari lautan dan menggunakan energi ini
untuk menjalankan generator listrik tanpa efek lebih lanjut, misalnya pemanasan atmosfer. Oleh
karena itu, pada setiap alat atau mesin memiliki nilai efisiensi tertentu. Efisiensi menyatakan
nilai perbandingan dari usaha mekanik yang diperoleh dengan energi panas yang diserap dari
sumber suhu tinggi.
2. Formulasi Clausius
Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang
semata-mata memindahkan energi panas dari suatu benda dingin ke benda panas. Dengan kata
lain, seseorang tidak dapat mengambil energi dari sumber dingin (suhu rendah) dan
memindahkan seluruhnya ke sumber panas (suhu tinggi) tanpa memberikan energi pada pompa
untuk melakukan usaha. (Marthen Kanginan, 2007: 249-250)
Berbeda dari hukum pertama, hukum kedua ini mempunyai berbagai perumusan. Kelvin
mengetengahkan suatu permasalahan dan Planck mengetengahkan perumusan lain. Karena pada
hakekatnya perumusan kedua orang ini mengenai hal yang sama maka perumusan itu digabung
dan disebut perumusan Kelvin-Planck bagi hukum kedua termodinamika. Perumusan ini
diungkapkan demikian :

Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya semata-mata menyerap kalor dari sebuah
reservoir dan mengubahnya menjadi usaha
Oleh Clausius, hukum kedua termodinamika dirumuskan dengan ungkapan :
Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya hanya menyerap kalor dari reservoir
bertemperatur rendah dan memindahkan kalor ini ke reservoir yang bertemperatur tinggi, tanpa
disertai perubahan lain.

2.1 Reservoir Energi Panas (Thermal Energy Reservoir)


Thermal Energy Reservoir atau lebih umum disebut dengan reservoir energi panas adalah
suatu benda atau zat yang mempunyai kapasitas energi panas yang besar. Artinya reservoir dapat
menyerap atau menyuplai sejumlah energi panas yang tidak terbatas tanpa mengalami perubahan
temperatur. Contoh dari benda atau zay besar yang disebut reservoir adalah samudera, danau, dan
sungai untuk benda besar yang berwujud air dan atmosfer untuk benda berwujud besar di udara.
Sistem dua fasa juga dapat dimodelkan sebagau suatu reservoir, karena sistem dua fasa dapat
menyerap dan melepaskan panas tanpa mengalami perubahan temperatur. Dalam prakteknya,
ukuran sebuah reservoir menjadi relatif. Misalnya sebuah ruangan dapat disebut sebagai sebuah
reservoir dalam suatu analisa panas yang dilepaskan oleh sebuah televisi. Reservoir yang
menyuplai energi disebut dengan saurce dan reservoir yang menyerap energi disebut dengan
sink.
2.2 Mesin Kalor (Heat Engines)
Mesin kalor adalah sebutan untuk alat yang berfungsi mengubah energi panas menjadi energi
mekanik.

Sebuah mesin kalor dapat di karakteristikkan sebagai berikut:


1. mesin kalor menerima panas dari source bertemperatur tinggi (energi matahari, bahan bakar,
reaktor nuklir, dll)
2. mesin kalor mengkonvensi sebagian panas menjadi kerja (umumnya dalam bentuk poros
yang berputar)
3. mesin kalor membuang sisa panas ke sink bertemperatur rendah.
4. Mesin kalor beroperasi dalam sebuah siklus.
Sebuah alat produksi kerja yang paling tepat mewakili definisi dari mesin kalor adalah
pembangkit listrik tenaga air, yang merupakan mesin pembakaran luar dimana fluida kerja
mengalami siklus termodinamika yang lengkap.

Efisiensi termal (thermal efficiencies)


Efisiensi termal sebenarnya digunakan untuk mengukur unjuk kerja dari suatu mesin kalor,
yaitu berapa bagian dari input panas yang diubah menjadi output kerja bersih.
Unjuk kerja = Output yang diinginkan
Input yang diperlukan
Untuk mesin kalor, output yang diinginkan adalah output kerja bersih. Dan input yang diperlukan
adalah jumlah panas yang disuplai ke fluida kerja. Kemudian efisiensi termal dari sebuah mesin
kalor dapat diekspresikan sebagai:
Efisiensi termal = output kerja bersih
Input yang diinginkan
atau

Atau
nth= 1 Q out
Q in Dimana W bersih out = Qout-Qin

Pernyataan kelvin-plank

Melihat karaktristik dari sebuah mesin kalor, maka tidak ada sebuah mesin kalor yang
dapat mengubah semua panas yang diterima kemudian mengubahnya semua menjadi kerja.
Pernyataan tersebut dimuat sebuah pernyataan oleh Kelvin-Plank yang berbunyi;
Adalah tidak mungkin untuk sebuah alat atau mesin yang beroperasi dalam sebuah siklus
yang menerima panas dari sebuah reservoir tunggal dan memproduksi sejumlah kerja bersih.
Pernyataan diatas hanya diperuntukkan pada mesin kalor, dapat diartikan sebagai tidak ada
sebuah mesin/alat yang bekerja dalam sebuah siklus menerima panas dari reservoir
bertemperatur tinggi dan mengubah panas tersebut seluruhnya menjadi kerja bersih. Atau
dengan kata lain tidak ada sebuah mesin kalor yang mempunyai efisiensi 100%.

2.3 Mesin Pendingin dan Pompa kalor


a. Mesin Pendingin
Mesin pendingin, sama seperti mesin kalor, adalah sebuah alat siklus. Fluida kerjanya disebut
dengan refrigerant. Siklus refrigerasi yang paling banyak digunakan adalah daur refrigerasi
kompresi-uap yang melibatkan empat komponen : kompresor, kondensor, katup ekspansi dan
evaporator

Refrigerant memasuki kompresor sebagai sebuah uap dan di kompres ketekanan kondensor.
Refrugerant meninggalkan kompresor pada temperatur yang relatif tinggi dan kemudian
didinginkan dan mengalami kondensasi di kondensor yng membuang panasnya ke lingkungan.
Refrigent kemudian memasuki tabung kapilar dimana tekanan refrigerant turun drastis karena
efek throttling. Refrigerant bertemperatur rendah kemudian memasuki evaporator, dimana disini
refrigent menyerap panas dari ruang refrigerasi dan kemudian refriferant kembali memasuki
kompresor. Efisiensi refrigerator disebut dengan istilah coefficient of performance (COP),
dinotasikan dengan COPR.

Perlu dicatat bahwa harga dari COPR dapat berharga lebih dari satu, karena jumlah panas
yang diserap dari ruang refrigerasi dapat lebih besar dari jumlah input kerja. Hal tersebut kontras
dengan efisiensi termal yang selalu kurang dari satu. Salah satu alasan penggunaan
istilahcoefficient of performance-lebih disukai untuk menghindari kerancuan dengan istilah
efisiensi, karena COP dari mesin pendingin lebih besar dari satu.

b. Pompa Kalor
Pompa kalor adalah mesin yang memindahkan panas dari satu lokasi (atau sumber) ke
lokasi lainnya menggunakan kerja mekanis. Sebagian besar teknologi pompa kalor
memindahkan panas dari sumber panas yang bertemperatur rendah ke lokasi bertemperatur lebih
tinggi. Contoh yang paling umum adalah lemari es, freezer, pendingin ruangan, dan sebagainya.
Tujuan dari mesin pendingin adalah untuk menjaga ruang refrigerasi tetap dingin dengan
meyerap panas dari ruang tersebut. Tujuan pompa kalor adalah menjaga ruangan tetap
bertemperatur tinggi. Proses pemberian panas ruangan tersebut disertai dengan menyerap panas
dari sumber bertemperatur rendah.

Perbandingan antara COPR dan COPHP adalah sebagai berikut :


Mesin kalor membuat energi mengalir dari lokasi yang lebih panas ke lokasi yang lebih
dingin, menghasilkan fraksi dari proses tersebut sebagai kerja. Kebalikannya, pompa kalor
membutuhkan kerja untuk memindahkan energi termal dari lokasi yang lebih dingin ke lokasi
yang lebih panas.
Air condtioner pada dasarnya adalah sebuah mesin pendingin tetapi yang didinginkan
disini bukan ruang refrigerasi melainkan sebuah ruangan/gedung atau yang lain.

Hukum Termodinamika II Pernyataan Clausius


Terdapat dua pernyataan dari hukum termodinamika kedua - - pernyataan kelvin-plank
yang diperuntukkan untuk mesin kalor, dan pernyataan clausius yang diperuntukkan untuk mesin
pendingin/pompa kalor. Pernyataan clausis dapat diungkapkan sebagai berikut:
Adalah tidak mungkin membuat sebuah alat yang beroprasi dalam sebuah siklus tanpa adanya
efek dari luar untuk mentransfer panas dari media bertemperatur rendah kemedia
bertemperatur tinggi.
Telah kita ketahui bahwa panas akan berpindah dari media bertemperatur tinggi kemedia
bertemperatur rendah. Pernyataan clausis tidak mengimplikasikan bahwa membuat sebuah alat
siklus yang dapat memindahkan panas dari terperatur rendah ke media bertemperatur tinggi
adalah tidak mungkin dibuat. Hal tersebut dapat terjadi asalkan ada efek luar yang dalam kasus
tersebut dilakukan kompresor yang mendapat energi dari energi listrik.

2.4 Mesin Gerak Abadi (Perpetual-Motion Machines)

Kita mempunyai pernyataan yang berulang-ulang, bahwa sebuah proses tidak akan dapat
berlangsung jika tidak memenuhi hukum termodinamika pertama dan kedua. Semua alat yang
melanggar baik hukum pertama dan kedua termodinamika disebut dengan mesin gerak abadi
(Perpetual-Motion Machines).
Sebuah alat yang melanggar hukum termodinamika yang pertama disebut mesin gerak
abadi tipe pertama (Perpetual-Motion Machines of the first kind) atau PMMI, sedangkan alat
yang melanggar hukum termodinamika kedua disebut mesin gerak abadi tipe kedua (Perpetual-
Motion Machines of the second kind)atau KMM2.

Anda mungkin juga menyukai