DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
NAMA : 1. BELLA RAHMASARI
2. CINDY PAKPAHAN
3. MARLISA
KELAS : 3 KI A
DOSEN : Ir. Hj Erwana Dewi, M. Eng
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang bertema
PROSES PEMBUATAN SEMEN PT SEMEN BATURAJA dapat diselesaikan
tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengenal dan
mengetahui proses pembuatan semen termasuk proses apa saja yang ada di dalam
pembuatan semen tersebut dalam skala industri yang sesuai dengan SNI-nya yang
ada kaitannya dengan teknik kimia dalam bidang ilmu kimia.
Dengan adanya makalah ini diharapkan baik penulis maupun pembaca
dapat memiliki pengetahuan yang luas mengenai proses pembuatan semen. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan dari pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui bahan baku dan bahan pendukung pembuatan semen serta
karakteristiknya.
1.4 Manfaat
- Dengan penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan pengenalan
mengenai proses pembuatan semen bagi para pembaca.
- Dengan makalah ini untuk menambah wawasan penulis pada makalah
berikutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengaruh komposisi kimia terhadap raw mix dan sifat semen yang
dihasilkan antara lain :
A. Pengaruh silica rasio : menunjukkan tinggi rendahnya kandungan silica
pada raw mix.
Sumber : PT. Semen Baturaja (Persero) (2010)
Silica Rasio tinggi jika kadar SiO 2 tinggi atau kadar Al2O3 dan Fe2O3
rendah, maka :
a. Raw mix sulit dibakar dan klinker akan berdebu
b. Jumlah C3S rendah, kekuatan awal semen tinggi.
c. Kekuatan awal rendah, kekuatan awal semen tinggi.
d. Setting time mudah decontrol (lama), kebutuhan bahan bakar tinggi.
e. Free CaO tinggi, sifat coating jelek dan tidak tahan terhadap thermal
shock.
Silica rasio rendah jika kadar SiO2 rendah atau kadar Al2O3 dan Fe2O3
tinggi, maka :
a. Temperatur klinkerisasi dapat lebih rendah, pembentukan kliker lebih
mudah terbakar.
b. Kemungkinan terbentuknya ring formation dalam kiln.
c. Jumlah C3S tinggi.
d. Kekuatan awal lebih rendah, kebutuhan bahan bakar rendah.
e. Klinker berbentuk bola, dan sulit digiling, setting time semen pendek.
Alumina rasio tinggi jika kadar tinggi atau kadar Fe2O3 rendah maka :
a. Setting time semen sulit dikontrol (pendek), panas hidrasi selama
setting tinggi.
b. Kadar C3S tinggi, menurunkan kadar CSF4F, menaikkan kadar C3A.
c. Rendahnya daya tahan terhadap serangan air laut
d. Liquid phase cenderung tinggi dan terlalu viskositas
e. Ketahanan terhadap sulfat rendah.
Alumina rasio tinggi jika kadar Al2O3 tinggi atau kadar Fe2O3 rendah
maka:
a. Liquid phase lebih tinggi, reaksi klinkerisasi lebih cepat, temperatur
klinkerisasi lebih rendah.
b. Panas hidrasi rendah
c. Daya tahan terhadap air laut tinggi
d. Setting time lama
e. Kuat tekan awal semen rendah.
1. Tahap penambangan bahan baku mentah (quarry). Bahan baku semen itu
terdiri dari batu kapur dan tanah liat. Bahan-bahan ini ditambang dengan
menggunakan alat-alat berat, kemudian dikirim ke pabrik semen.
Bahan baku utama semen yang berupa bahan baku akan diperoleh
dari mining atau tambang. Bahan baku berupa batu kapur dan tanah liat
akan dihancurkan untuk memperkecil ukuran agar mudah dalam proses
penggilingan. Alat untuk menghancurkan bahan baku tersebut dinamakan
Crusher. Crusher adalah equipment atau alat yang berfungsi untuk
memecahkan material, seperti batu kapur, clay, coal, dan clinker.
Untuk material Limestone (batu kapur), ukuran umpan maximum yang
diperbolehkan yaitu 1.500 mm. Sedangkan ukuran produk diharapkan
maximal 75 mm.
Umumnya, stock pile dibagi menjadi 2 bagian yaitu sisi kanan dan
sisi kiri. Hal ini dilakukan untuk menunjang proses, jika stock pile bagian
kanan sedang digunakan masukan proses, maka sisi bagian kiri akan diisi
bahan baku dari crusher. Begitu juga sebaliknya. Untuk mengatur letak
penyimpanan bahan baku, digunakan reclaimer. Reclaimer ini berfungsi
untuk memindahkan atau mengambil raw material dari stock pile ke belt
conveyor dengan kapasitas tertentu, sesuai dengan kebutuhan proses, alat
ini sendiri berfungsi untuk menghomogenkan bahan baku yang akan
dipindahkan ke belt conveyor.
Bahan baku masuk ke dalam Vertical Roller Mill (Raw Mill) pada bagian
tengah (tempat penggilingan), sementara itu udara panas masuk ke dalam
bagian bawahnya. Material yang sudah tergiling halus akan terbawa udara
panas keluar raw mill melalui bagian atas alat tersebut.
Vertical Roller Mill memiliki bagian yang dinamakan separator yang
berfungsi untuk mengendalikan ukuran partikel yang boleh keluar dari raw
mill, partikel dengan ukuran besar akan dikembalikan ke dalam raw
mill untuk mengalami proses penggilingan kembali agar ukurannya
mencapai ukuran yang diharapkan. Sementara itu partikel yang ukurannya
telah memenuhi kebutuhan akan terbawa udara panas menuju cyclone.
Cyclone berfungsi untuk memisahkan antara partikel yang cukup halus dan
partikel yang terlalu halus (debu). Partikel yang cukup halus akan turun ke
bagian bawah cyclone dan dikirim ke Blending Silo untuk mengalami
pengadukan dan homogenisasi. Partikel yang terlalu halus (debu) akan
terbawa udara panas menujuElectrostatic Precipitator (EP). Alat ini
berfungsi untuk menangkap debu-debu tersebut sehingga tidak lepas ke
udara. Efisiensi alat ini adalah 95-98%. Debu-debu yang tertangkap,
dikumpulkan di dalam dust bin, sementara itu udara akan keluar melalui
stack.Kemudian material akan mengalami proses pencampuran (Blending)
dan homogenisasi di dalam Blending Silo.
3. Proses Pembakaran
Pemanasan Awal (Pre-heating)
Alat utama yang digunakan untuk proses pemanasan awal bahan baku
adalah suspension pre-heater, sedangkan alat bantunya adalah kiln feed
bin. Setelah mengalami homogenisasi di blending silo, material terlebih
dahulu ditampung ke dalam kiln feed bin. Bin ini merupakan tempat
umpan yang akan masuk ke dalam pre-heater. Suspension pre-heater
merupakan suatu susunan 4-5 buah cyclone dan 1 buah calciner yang
tersusun menjadi 1 string. Suspension pre-heater yang digunakan terdiri
dari 2 bagian, yaitu in-line calciner (ILC) dan separate line calciner (SLC).
Material akan masuk terlebih dahulu pada cyclone yang paling atas hingga
keluar dari cyclone kelima. Setelah itu, material akan masuk ke dalam
rotary kiln.
Preheater Pembakaran (Firing)
Alat utama yang digunakan adalah tanur putar atau rotary kiln. Rotary
kiln adalah alat berbentuk silinder memanjang horizontal yang diletakkan
dengan kemiringan tertentu. Kemiringan rotary kiln umumnya sekitar 3
4 o dengan arah menurun (declinasi). Dari ujung tempat material masuk
(inlet), sedangkan di ujung lain adalah tempat terjadinya pembkararn
bahan bakar (burning zone). Jadi material akan mengalami pembakaran
dari temperatur yang rendah menuju ke temperatur yang lebih tinggi.
Klin
Bahan bakar semen yang digunakan adalah batu bara, sedangkan untuk
pemanasan awal digunakan Industrial Diesel Oil (IDO). Untuk
mengetahui sistem kerja tanur putar, proses pembakaran bahan bakarnya,
tanur putar dilengkapi dengan gas analyzer. Gas analyzerini berfungsi
untuk mengendalikan kadar O2, CO, dan NOx pada gas buang jika terjadi
kelebihan atau kekurangan, maka jumlah bahan bakar dan udara akan
disesuaikan.
Daerah proses yang terjadi di dalam kiln dapat dibagi menajadi 4 bagian
yaitu:
1. Daerah transisi (transition zone)
2. Daerah pembakaran (burning zone)
3. Daerah pelelehan (sintering zone)
4. Daerah pendinginan (cooling zone)
Di dalam kiln terjadi proses kalsinasi (hingga 100%), sintering,
dan clinkering. Temperatur material yang masuk ke dalam tanur putar
adalah 800900 oC, sedangkan temperatur clinker yang keluar dari tanur
putar adalah 1100-1200 oC.
Pendinginan (Cooling)
Alat utama yang digunakan untuk proses pendinginan cliker adalah cooler.
Cooler ini dilengkapi dengan alat penggerak material, sekaligus sebagai
saluran udara pendingin yang disebut dengan grate atau alat pemecah
clinker (clinker crusher). Setelah proses pembentukan clinker selesai
dilakukan di dalam tanur putar, clinkertersebut terlebih dahulu didinginkan
di dalam cooler sebelum disimpan di dalam clinker silo. Cooler yang
digunakan terdiri dari 9 kompartemen yang menggunakan udara luar
sebagai pendingin. Udara yang keluar dari cooler dimanfaatkan sebagai
pemasok udara panas pada calciner.
Clinker yang keluar dari tanur putar masuk ke dalam kompartemen, akan
jatuh di atasgrate. Dasar grate ini mempunyai lubang-lubang dengan
ukuran yang kecil untuk saluran udara pendingin. Clinker akan terus
bergerak menuju kompartemen yang kesembilan dengan bantuan grate
yang bergerak secara reciprocating, sambil mengalami pendinginan pada
ujung kompartemen kesembilan terdapat clinker crusher yang berguna
untuk mengurangi ukuran clinker yang terlalu besar.
Selanjutnya clinker dikirim menuju tempat penampungan clinker (clinker
silo) dengan menggunakan alat transportasi yaitu pan conveyor. Sebelum
sampai di clinker silo,clinker akan melalui sebuah alat pendeteksi
kandungan kapur bebas (free lime). Jika kandungan free
lime dari clinker melebihi batas yang telah ditentukan, maka clinker akan
dipisahkan dan disimpan dalam bin tersendiri.
4. Proses Penggilingan Akhir
Dari cement silo, semen kemudian dikantongi dan siap dipasarkan. Ada
juga semen curah yang dimasukkan ke dalam bulk truck.
2.3 Produk
Semen ini memiliki komposisi tertentu yang dapat menahan semburan minyak
dari dalam bumi untuk jangka waktu tertentu pada temperatur dan tekanan
tertentu. Kandungan C3A dalam semen ini diusahakan serendah mungkin.
Digunakan pada saat pengeboran sumur minyak dimana selubung baja yang
dipasang di sumur ditahan dengan semen ini sehingga mencegah runtuhnya
lubang. Penyemenan dilakukan dengan memompa adukan semen dan air dibawah
tekanan tinggi antara selubung baja dengan dinding lubang. Selama proses
pemompaaan, adukan semen-air harus tetap cair. Oleh karena itu semen yang
mengental dan mengeras secara normal tidak dapat digunakan pada pengeboran
sumur yang dalam.
o
pembakaran 850 1000 C.
e) Semen Berwarna
Semen ini merupakan semen putih yang diberi zat warna pada saat penggilingan
akhir semen.
Semen ini merupakan persenyawaan antara batu kapur dan oksida oksida logam
yang ada di dalam tanah liat. Senyawa ini akan terhidrasi secara perlan- lahan,
tetapi bersifat hidrolis dan akan mengeras dalam air.
g) Semen Masonry
Semen jenis ini merupakan campuran semen portland dan batu kapur yang telah
dihaluskan, sehingga memberikan sifat plastis yang tinggi. Kualitas semen ini
lebih rendah dari semen tipe I dan tidak cocok untuk bangunan bertingkat.
h) Semen Slag
Semen ini dibuat dengan menghaluskan klinker semen portland bersama sama
dengan butiran slag dari blast furnace dan digiling secara cepat. Semen ini
mempunyai kekuatan awal rendah dan tahan terhadap air laut. Semen ini biasanya
dugunakan untuk konstruksi jembatan dan tangki penyimpanan air atau bensin.
i) Semen Pozzolana
Semen ini dibuat dengan mencampurkan pozzolana dengan semen portland.
Pozzolana adalah bahan yang mengandung senyawa silikat yang berasal dari
gunung berapi.
Raw material yang berasal dari Tambang atau dari luar area produksi
memiliki kualitas yang berbeda-beda sehingga perlu melalui proses
pencampuran sehingga memiliki kualitas yang sama rata dan sesuai
dengan target kualitas yang diinginkan. Proses ini dinamakan Preblending
atau PreHomogenisasi. Peralatan yang digunakan adalah Stacker dan
Reclaimer. Jenis-jenisnya pun bermacam-macam. Di Pabrik Semen
Kupang 2, tipe stacking yang digunakan adalah jenis Pit Stock dan untuk
Reclaimernya adalah jenis Bucket Excavator.
3. Raw Mill
4. Preheater
Setelah keluar dari Pre-heater, material ini disebut dengan Kiln Feed. Kiln
Feed ini masuk ke unit operasi pembentuk klinker (terak) yang disebut
dengan Rotary Kiln.
1. C3S (3CaO.SiO2)
2. C2S (2CaO.SiO2)
3. C3A (3CaO.Al2O3)
4. C4AF (4CaO.Al2O3.Fe2O3)
Klinker ini lah cikal bakal untuk menjadi semen. Material yang
sebelumnya sudah dibuat halus pada Raw Mill, setelah lewat di Kiln ini
maka material tersebut menjadi klinker atau seperti butiran kristal, hal ini
disebabkan karena proses-proses kimia yang dilalui di Kiln.
Gypsum 5 061,37
Jumlah 168 712,405 Jumlah 168 712,405
Total bahan masuk 168 712,405 Total bahan 168
keluar 2,405
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat yang
mampu mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan
yang kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai bahan perekat
antara dua atau lebih bahan sehingga menjadi suatu bagian yang kompak atau
dalam pengertian yang luas adalah material plastis yang memberikan sifat rekat
antara batuan-batuan konstruksi bangunan.
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan semen adalah batu
kapur dan tanah liat, sedangkan bahan pendukung yang digunakan adalah pasir
silica dan juga pasir besi. Ada berbagai macam semen yang sering digunakan,
yaitu:
Semen Portland
Semen Alam (Natural Cement)
Semen Putih (White Cement)
Semen Berwarna
Hydrolic lime Cement
Semen Slag
Semen Pozzolana
High Alumina Cement
Uraian proses dalam pembuatan semen sendiri terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
Proses penyiapan bahan baku
Proses pengolahan bahan
Proses pembakaran
Proses penggilingan akhir
Proses pengemasan
Alat yang digunakan dalam pembuatan semen terdiri dari:
Crusher
Stacker dan Reclaimer
Raw mill
Preheater
Rotary Kiln
Cooler
Cement mill
Packer
http://www.semenbaturaja.co.id/produk/
https://plus.google.com/110684836378393330265/posts/SxqKNodZqcp
http://ilmugali.blogspot.co.id/2014/09/sejarah-berdirinya-pt-semen-
baturaja.html
http://www.britama.com/index.php/2013/10/sejarah-dan-profil-singkat-smbr/