Anda di halaman 1dari 4

Nama : SITI LAILATUS

SADIYAH

NIM : 132110101159

Fakultas Kesehatan Masyarakat


ANALISIS KEPENDUDUKAN (D)
Program Pemantauan Bidan Desa ke Bumil
untuk Menekan Angka Terjadinya
AKI di Kabupaten Jember
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator kesejahteraan
suatu negara. Negara berkembang umumnya memiliki angka AKI yang
tinggi seperti contohnya di Indonesia. Indonesia merupakan Negara
berkembang dengan tingkat kejadian AKI sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup (SDKI, 2012). Hal tersebut sangat jauh dengan target
MDGs 2015 yang ingin dicapai yaitu sebesar 102/100.000 kelahiran hidup.
Salah satu faktor penyumbang terbesar AKI adalah kematian
maternal. Menurut The Tenth Revision of The International Classification
of Diseases (ICD 10) kematian maternal adalah kematian wanita yang
terjadi pada saat kehamilan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya
kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, disebabkan
oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan, atau yang diperberat
oleh kehamilan tersebut, atau penanganannya, akan tetapi bukan
kematian yang disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan.

Kematian maternal sangat berdampak pada kemajuan suatu


Negara, karena pada saat terjadi kematian maternal kerugian yang
dialami tidak hanya dirasakan keluarga saja tetapi juga oleh masyarakat
sekitar. Hal ini dikarenakan, kematian maternal juga meningkatkan risiko
terhadap kematian bayi dan kematian maternal pada Wanita Usia Subur
(WUS) juga akan merugikan perekonomian Negara yang nantinya akan
mengakibatkan masalah besar lagi yaitu kemunduran yang signifikan
pada perkembangan Negara, karena ibu merupakan pilar utama bagi
kesehatan generasi penerus bangsa. (FIBRIANA, 2007)
McCarthy dan Maine (1992) mengemukakan adanya 3 faktor yang
berpengaruh terhadap proses terjadinya kematian maternal. Proses yang
paling dekat terhadap kejadian kematian maternal, disebut sebagai
determinan dekat yaitu kehamilan itu sendiri dan komplikasi yang terjadi
dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas (komplikasi obstetri).
Determinan dekat secara langsung dipengaruhi oleh determinan antara
yaitu status kesehatan ibu, status reproduksi, akses ke pelayanan
kesehatan, perilaku perawatan kesehatan / penggunaan pelayanan
kesehatan dan faktor faktor lain yang tidak diketahui atau tidak terduga.
Di lain pihak, terdapat juga determinan jauh yang akan mempengaruhi
kejadian kematian maternal melalui pengaruhnya terhadap determinan
antara, yang meliputi faktor sosio kultural dan faktor ekonomi, seperti
status wanita dalam keluarga dan masyarakat, status keluarga dalam
masyarakat dan status masyarakat. (FIBRIANA, 2007)

Hasil survei Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Jember


menyatakan bahwa kematian maternal di Jember sebesar 56 orang pada
tahun 2011,kemudian menurun pada tahun 2012 hingga 43 orang.
Namun penurunan ini masih perlu dikhawatirkan karena kabupaten
Jember masih tergolong tinggi di tingkat Provinsi Jawa Timur.

Menurut Dinkes Jember, kematian maternal umumnya diakibatkan

karena penyakit bawaan ibu seperti, diabetes, hipertensi serta penyakit lain. Hal

itu berarti kematian maternal di Kabupaten Jember dipengaruhi oleh determinan

antara yaitu status kesehatan ibu.

Pola penyakit yang mengakibatkan kematian maternal ini menyebabkan

adanya peningkatan beban selama kehamilan dan persalinan yang

mengakibatkan peningkatan risiko terhadap komplikasi kehamilan. Seperti

contohnya penyakit hipertensi, ibu yang menderita hipertensi selama kehamilan

khususnya eklamsia (kejang yang diakibatkan oleh hipertensi) memberikan


kontribusi 12 persen terhadap kematian maternal. Namun, kematian ini dapat

dicegah dengan melakukan monitoring selama kehamilan serta pemberian obat

terapi seperti antikonvulsan, seperti magnesium sulfat (FIBRIANA, 2007).

Monitoring juga dapat dilakukan pada ibu hamil (bumil) yang menderita diabetes,

karena merupakan salah satu faktor predisposisi preeklamsia dan eklamsia.

Dari penjelasan diatas, maka diperlukan program untuk menjaga ibu

selama masa kehamilan sehingga meminimalkan risiko terjadinya kematian

maternal akibat penyakit yang sebelumnya sudah diderita ibu hamil tersebut.

Salah satu program yang tepat adalah program pemantauan bidan desa kepada

ibu hamil di desa-desa kabupaten Jember.

Bidan desa nantinya akan memiliki tugas untuk monitoring dan melakukan

penanganan tepat dan cepat untuk menyelamatkan nyawa si ibu. Karena angka

kematian maternal akan dapat dicegah atau pun diturunkan jika dilakukan

diagnosis dini dan penanganan tepat, cepat dari tenaga medis yang

berkompeten di bidangnya dalam hal ini bidan desa. Bidan desa sangat

diperlukan oleh ibu, khususnya ibu hamil karena merupakan akses pelayanan

kesehatan yang paling terdekat dengan masyarakat. Oleh karena itu, sangat

perlu dilakukan pemantauan bidan desa ke setiap ibu hamil di desanya.

Referensi :

FIBRIANA, A. I. (2007). FAKTOR FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI


KEMATIAN MATERNAL (STUDI KASUS DI KABUPATEN CILACAP) .
Retrieved Maret 26, 2015,
fromUniversitasDiponogoro:http://eprints.undip.ac.id/16634/1/ARULIT
A_IKA_FIBRIANA.pdf.
Juliatmoko, P. (2013, Mei 30). Kematian ibu hamil masih tinggi. Retrieved
Maret 26, 2015, from SINDONEWS:
http://daerah.sindonews.com/read/744514/23/kematian-ibu-hamil-
masih-tinggi-1369922923

Anda mungkin juga menyukai