Pendekatan Kontekstual Di Bidang Pendidikan
Pendekatan Kontekstual Di Bidang Pendidikan
PENDIDIKAN
a. Pengertian Pendekatan Kontekstual
Para ahli pendidikan memiliki pandangan yang berbeda dalam mengartikan istilah
pembelajaran kontekstual. Namun perbedaan tersebut masih dalam tahap kewajaran yang justru
adalah merupakan konsep belajar dan mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata murid dan mendorong murid membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
pendekatan yang menekankan pada proses keterlibatan murid secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi dunia nyata, sehingga
pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan situasi nyata
bermakna bagi murid, karena pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan
murid bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke murid, dan strategi
pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil (Nurhadi, 2003 : 4). Selain itu, pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual akan menambah semangat dan kreatifitas murid, karena masalah
yang dihadapkan murid adalah masalah yang ada dilingkungannya dan akan berguna
lapangan pada pembelajaran tentang penjumlahan pecahan, maka pendekatan kontekstual sangat
cocok diterapkan. Karena soal-soal tentang pecahan banyak berkaitan dengan kehidupan nyata
murid, sehingga masalah yang timbul adalah masalah kontekstual. Dengan demikian dapat
assessment).
Adapun ketujuh komponen pendekatan kontekstual diatas dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1) Konstruktivisme
Menurut Ditjen Dikdasmen (2003: 10-19), filsafat konstruktivisme adalah pengetahuan
dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Kudandar (2007: 306) menyimpulkan
proses pembelajaran dimana murid didorong untuk mampu mengkonstruksi pengetahuan sendiri
penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil
dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sesdiri. Nina (2003: 43) proses
menganalisis dan menyajikan hasil, dan mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada
dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan
murid,antara murid dengan guru, dan antara murid dengan orang lain yang didatangkan ke kelas.
4) Masyarakat belajar
Konsep masyarakat belajar dalam pendekatan kontekstual menyarankan agar hasil
pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Menurut Kunandar, (2007: 13)
Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing antara teman, antar kelompok, dan antara yang
sudah tahu ke yang belum tahu. Dalam kelas kontekstual, penerapan asas masyarakat belajar
dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Murid dibagi
dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap murid. Pemodelan dapat
berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar. Pemodelan
merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran pendekatan kontekstual, sebab melalui
modeling murid dapat terhindar dari pembelajaran yang teoritis abstrak yang dapat
dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah
dilaluinya. Nurhadi (2003: 51) mengemukakan realisasi dari dalam pembelajaran dapat
berupa:a) pernyataan langsung tentang sesuatu yang diperoleh murid, b) kesan atau pesan murid
tentang pembelajaran yang sudah diterimanya, c) catatan atau jurnal dibuku murid, d) diskusi, e)
hasil karya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa refleksi merupakan bagian penting
dalam proses pembelajaran dimana guru dan murid merenung atau mengingat kembali apa yang
perkembangan belajar murid. Gambaran perkembangan belajar murid perlu diketahui oleh guru
agar bisa memastikan bahwa murid mengalami proses pembelajaran dengan benar.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa komponen utama
pendekatan kontekstual sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki tujuh komponen yaitu
atau penilaian nyata, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal.