Jenis limbah yang dihasilkan oleh industri pupuk adalah limbah cair, gas dan padat.
1. Limbah Cair
Limbah cair mengandung amoniak dan urea berasal dari pabrik amoniak dan pabrik urea
Limbah cair mengandung minyak berasal dari compressor dan pompa
Limbah cair mengandung asam/basa berasal dari unit Demineralisasi
Limbah Cair mengandung Lumpur berasal dari pengolahan air
Limbah Sanitasi mengandung suspended solid, BOD dan Koliform
Limbah gas buang / stack gas berasal dari emisi boiler-boiler dan reformer dari pabrik utilitas
dan pabrik amoniak. Diatasi dedngan pengoperasian boiler sesuai SOP dan pembakaran gas
alam dengan oksigen berlebih
Emis gas NH3 dan debu urea berasal dari bagian atas menara pembutir. Diatasi dengan
pengendalian urea dust separator system wet scrubber dan penggantian filter secara kontinyu
Limbah gas buang (Purge gas) yang berasal dari daur sintesa pabrik amoniak diatas dengan
memasang Unit Hydrogen Recovery untuk memisahkan NH3 dan H2
Sumber kebisingan yang berasal dari pabrik utilitas, pabrik amoniak dan pabrik urea diatasi
dengan keharusan setian pekerja memakai alat penyumbat telinga
3. Limbah Padat
Limbah katalis bekas berasal dari pabrik amoniak yang mengandung oksida-oksida dari : Ni,
Zn, Cu, Fe, Mo, Co. Diatasi dengan penyimpanan sementara ditempat yang aman kemudian
dijual kembali
Limbah Debu urea berasal dari unit pengantongan. Diatasi dengan pemasangan peralatan dust
collector, dehumidifier dan exhaust fan, urea dust dan waste dilarutkan kembali kemudian
direcycle
Fungsional
Berdasarkan fungsi-fungsi yang terbagi dalam 3 bidang pada struktur organisasi Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dengan rincian tugas sebagai berikut :
Bidang Lingkungan Hidup : Menangani kasus pencemaran lingkungan
Bidang Hyperkes : pemantauan kondisi lingkungan kesehatan kerja karyawan yang
diakibatkan oleh aktivitas pabrik
Bidang Keselamatan Kerja : Pemeriksaaan Kebocoran gas-gas mudah terbakar, beracun dan
mudah meledak di area pabrik
Agar tidak mencemari lingkungan maka seluruh limbah cair diolah terlebih dahulu
dengan proses fisika, kimia, biologi atau gabungan ketiga proses tersebut, sebelum dibuang
ke lingkungan (sungai). Unit pengolahan tersebut antara lain :
2. Kolam Netralisasi
Unit ini berfungsi untuk menetralkan air buangan yang bersifat asam atau basa, yang berasal
dari : regenerasi unit penukar ion di unit demineralisasi. Untuk mencapai pH netral (=7,0)
kolam ini dilengkapi deengan mixer dan perlengkapan untuk menambahkan asam sulfat atau
kaustik seperti yang diinginkan. Kapasitas kolam adalah 100.000 galon, cukup untuk waktu
ritensi 3 4 jam. Keluaran dari kola mini dialirkan ke kolam equalisasi/stabilisasi.
3. Unit Sanitasi
Unit ini dirancang untuk memproses air limbah sanitasi dengan system Lumpur aktif,
dilanjutkan dengan aerasi udara dan klorinasi. Unit ini mempunyai kapasitas retensi desain
sekitar 50.000 galon. Keluaran kola mini dialirkan ke kolam stabilisasi.
6. Kolam Ekulaisasi/Stabilisasi
Kola mini berfungsi untuk menstabilkan air limbah agar kualitasnya sama (equal) dengan
kualitas air sekitarnya.
Program pemantauan lingkungan untuk menjaga kualitas iar limbah dan badan air
penerima (sungai) dilakukan secara kontinyu oleh bagian ekologi yang dianalisasi oleh
laboratorium intern, dan laboratorium intansi pemerintah yang terkait dengan pemantauan
lingkungan.
Baku Mutu Air Limbah industri pupuk berpedoman kepada peraturan-peraturan yang
ada baik ditingkat pusat maupun daerah. Baku Mutu Air limbah industri pupuk mengacuk
kepada Surat Keputusan Gubernur nomor 6 tahun 1999 dan Surat Keputusan Kementerian
Lingkungan Hidup nomor 122 tahun 2004 yang merupakan perubahan dari Surat Keputusan
KLH nomor 51 tahun 1995.