PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mesin pendingin adalah sebuah alat siklus yang prinsip kerjanya hampir
sama dengan mesin kalor yang menggunakan fluida kerja berupa refrigeran.
Siklus refrigerasi yang paling banyak dipakai adalah daur refrigerasi
kompresi uap yang melibatkan empat komponen dasar yaitu : kompresor,
kondensor, katup ekspansi dan evaporator. Tujuan dari mesin pendingin
adalah untuk menjaga ruangan tetap dingin dengan menyerap panas dari
ruang tersebut.Salah satu aplikasi yang menggunakan prinsip mesin
pendingin adalah AC. Sedangkan pompa kalor adalah suatu alat yang dapat
mentransfer panas dari media bertemperatur rendah ke media
bertemperatur tinggi yang bertujuan untuk menjaga ruangan tetap
bertemperatur tinggi. Proses pemberian panas tersebut disertai dengan
menyerap panas dari sumber bertemperatur rendah. Kedua alat penukar
kalor tersebut menggunakan siklus kompresi uap. Sehingga pengetahuan
tentang prinsip kerja mesin pendingin dan karakteristik yang dimiliki oleh
mesin pendingin sangat penting untuk diketahui oleh para mahasiswa
karena penerapannya sangatlah luas dalam kehidupan sehari- hari maupun
dalam dunia industry.
Sistem pendinginan dalam mesin kendaraan adalah suatu sistem yang
berfungsi untuk menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal.
Mesin pembakaran dalam (maupun luar) melakukan proses pembakaran
untuk menghasilkan energi dan dengan mekanisme mesin dirubah menjadi
tenaga gerak. Mesin bukan instrumen dengan efisiensi sempurna, panas
hasil pembakaran tidak semuanya terkonversi menjadi energi, sebagian
terbuang melalui saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh material
disekitar ruang bakar. Mesin dengan efisiensi tinggi memiliki kemampuan
untuk konversi panas hasil pembakaran menjadi energi yang dirubah
menjadi gerakan mekanis, dengan hanya sebagian kecil panas yang
terbuang. Mesin selalu dikembangkan untuk mencapai efisiensi tertinggi,
tetapi juga mempertimbangkan faktor ekonomis, daya tahan, keselamatan
serta ramah lingkungan. Proses pembakaran yang berlangsung terus
menerus dalam mesin mengakibatkan mesin dalam kondisi temperatur yang
sangat tinggi. Temperatur sangat tinggi akan mengakibatkan desain mesin
menjadi tidak ekonomis, sebagian besar mesin juga berada di lingkungan
yang tidak terlalu jauh dengan manusia sehingga menurunkan faktor
keamanan. Temperatur yang sangat rendah juga tidak terlalu
menguntungkan dalam proses kerja mesin. Sistem pendinginan digunakan
agar temperatur mesin terjaga pada batas temperatur kerja yang ideal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pendingin Pada Pesawat Terbang
Sistem pendinginan pada pesawat terbang adalah suatu sistem yang
berfungsi untuk menjaga supaya temperatur pesawat terbang dalam kondisi
yang ideal.
Bahan bakar terbakar dalam silinder menghasilkan panas intens,
sebagian besar yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan. Sebagian dari
panas yang tersisa, bagaimanapun, harus dihilangkan, atau setidaknya
hilang, untuk mencegah mesin dari overheating. Jika tidak, suhu mesin
sangat tinggi dapat menyebabkan hilangnya daya, konsumsi minyak yang
berlebihan, ledakan, dan kerusakan mesin yang serius.
Sementara sistem minyak sangat penting untuk pendinginan internal
mesin, metode pendinginan tambahan diperlukan untuk permukaan luar
mesin. Pesawat yang paling kecil didinginkan udara, meskipun beberapa
liquid cooled.
Air-pendinginan dilakukan dengan udara yang mengalir ke dalam
kompartemen mesin melalui lubang di depan cowling mesin. Baffle rute ini
udara di atas sirip melekat pada silinder mesin, dan bagian lain dari mesin,
di mana udara menyerap panas mesin. Pengusiran udara panas terjadi
melalui satu atau lebih bukaan di bagian, bawah belakang dari cowling
mesin.
Udara luar masuk ke dalam kompartemen mesin melalui inlet belakang
hub baling-baling. Baffle langsung ke bagian terpanas dari mesin, terutama
silinder, yang memiliki sirip yang meningkatkan area yang terkena aliran
udara.
Sistem pendingin udara kurang efektif selama operasi darat, lepas
landas, go-arounds, dan periode lainnya daya tinggi operasi, kecepatan
udara rendah. Sebaliknya, kecepatan tinggi keturunan menyediakan udara
berlebih dan dapat mengejutkan-mendinginkan mesin, menundukkan untuk
fluktuasi suhu mendadak.
Operasi mesin pada suhu lebih tinggi dari yang dirancang dapat
menyebabkan hilangnya daya, konsumsi minyak yang berlebihan, dan
peledakan. Hal ini juga akan menyebabkan kerusakan permanen serius,
seperti mencetak dinding silinder, piston dan merusak cincin, dan membakar
dan warping katup. Pemantauan instrumen mesin kokpit suhu akan
membantu dalam menghindari suhu operasi yang tinggi. Dalam kondisi
operasi normal dalam pesawat tidak dilengkapi dengan cowl flaps,
mengubah kecepatan udara atau output tenaga mesin dapat mengontrol
suhu mesin. Meningkatkan kecepatan dan / atau mengurangi daya dapat
menurunkan suhu mesin tinggi.
Sistem Cadangan
Pengoperasian pesawat udara boleh dilakukan dengan mengikuti
persyaratan Minimum Equipment List (MEL) sesuai tipe pesawat yang
beroperasi. Terkait penyediaan tenaga pneumatik di darat, bahkan APU
pesawat boleh dalam kondisi tidak bisa digunakan sama sekali (inoperative).
Saat APU tidak mampu menyediakan tenaga pneumatik karena rusak atau
hanya menghasilkan tenaga listrik saja (electrical only), maka saat itulah
pesawat membutuhkan sistem cadangan dari luar, antara lain:
Ground Turbine Compressor (GTC)
GTC bisa menghasilkan tenaga pneumatik selama pesawat di darat
hingga proses menyalakan mesin (engine starting). Tenaga pneumatik dari
peralatan ini akan masuk ke sistem pendingin pesawat melalui sambungan
pneumatik di darat (pneumatic ground connector). Saat tersambung, maka
sistem pendingin pesawat akan bekerja normal seperti layaknya
mendapatkan tenaga pneumatik dari APU.
Air Conditioned Cart (Mobil Pendingin)
Pilihan sistem cadangan lainnya adalah dengan menggunakan mobil
pendingin yang terhubung ke pesawat melalui sambungan udara
terkondisikan di darat (ground air conditioned connector) yang biasanya
berada di bawah pesawat. Udara dari mobil pendingin akan langsung
terhubung ke saluran distribusi dan memasuki kabin melalui gasper fan.
Kedua pilihan sistem pendingin pesawat cadangan tersebut sudah
banyak tersedia di bandara domestik di Indonesia. Tentu saja maskapai yang
menggunakannya akan dikenakan biaya tersendiri.
Perawatan Komponen
Perawatan ringan, mulai pembersihan, servis, lubrikasi hingga overhaul
juga diperlukan untuk menjaga agar komponen yang bekerja pada sistem
pendingin pesawat bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Kebersihan
heat exchanger harus terjaga untuk menjamin agar pertukaran panas di
bagian ini bisa berjalan optimal.
Pengoperasian pesawat di daerah tropis yang berdebu seperti di
Indonesia kadang mengharuskan pembersihan dengan interval yang lebih
pendek dibandingkan negara-negara subtropis.
Interval yang direkomendasikan pabrikan pesawat sekitar 4.000 jam
terbang. Setelah jam tersebut tercapai, heat exchanger harus segera
dilakukan pembersihan. Pembersihan ini bisa dilakukan di pesawat ataupun
dilepas dari pesawat dan dikerjakan di bengkel (workshop) perbaikan.
Biaya untuk pembersihan di bengkel bisa mencapai US$ 300 untuk
setiap heat exchanger-nya. Untuk pesawat tipe 737 yang menggunakan 4
heat exchanger maka akan memerlukan biaya sekitar US$ 1.200. Biaya
tersebut bisa bertambah apabila pada saat diturunkan dari pesawat
ditemukan adanya kerusakan pada komponen tersebut.
Perawatan rutin untuk ACM adalah pemeriksaan kondisi minyak
pelumas yang ada di komponen tersebut setiap 500 jam terbang.
Penambahan perlu dilakukan apabila jumlah minimum sudah atau hampir
tercapai.
Penambahan juga tidak boleh terlalu penuh karena bisa menyebabkan
tekanan minyak di ACM berlebih dan bisa berujung dengan terganggunya
kinerja ACM. Beberapa maskapai melakukan kebijakan pemeriksaan
menyeluruh (bench check) pada komponen ini untuk memastikan bahwa
keluaran temperatur dari turbin ACM bisa pada kisaran 0 hingga 4 derajat
Celcius. Sama halnya dengan ACM, turbofan juga memerlukan pemeriksaan
kondisi minyak pelumasnya pada interval 500 jam terbang.
Tipe perawatan yang dilakukan pada sensor 35F adalah dengan
melakukan Built In Test (BITE) untuk komponen tersebut. Pada saat BITE
menunjukkan hasil yang kurang bagus, maka perlu dilakukan penggantian
komponen.
Penanganan yang tidak jauh berbeda juga harus dilakukan pada
coalescer bag, saat indikator merah terlihat, berarti saatnya untuk
mengganti kantung pemisah air (water separator) tersebut dengan yang
baru.
Memang perlu dilakukan penanganan khusus terkait perawatan
komponen pesawat untuk menjaga agar kabin pesawat tetap dingin saat di
darat. Sebuah logika sederhana yang perlu diyakini maskapai adalah
pelayanan yang nyaman bagi pelanggan akan berbanding lurus dengan
alokasi anggaran untuk perawatan pesawatnya.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Sistem Pendiginan pada Pesawat Terbang
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, peulis
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ABID AYYAS SHIDDIQI
D21114008
TUGAS :
PERAWATAN MESIN
Sistem Pedinginan Pada
Pesawat Terbang
OLEH:
Nama : ABID AYYAS SHIDDIQI
NIM : D21114008