Anda di halaman 1dari 6

OUTLINE

EVALUASI IMPLEMENTASI AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL DI


KABUPATEN BANYUMAS DAN KABUPATEN PURBALINGGA

Oleh:

RHESA ANJARI

C1C013058

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

2017
A. LATAR BELAKANG
Pengelolaan keuangan di Negara Kesatuan Republik Indonesia sebelum
memasuki tahun 2003 masih mengacu pada tata kelola keuangan peninggalan
Kolonial Belanda. Dasar-dasar hukum yang berlaku juga masih menggunakan
produk-produk peninggalan Kolonial Belanda yang masih disahkan oleh
aturan
peralihan UUD 1945.
Seiring dengan berjalannya waktu, aturan-aturan tersebut mulai
dianggap tidak bisa mengikuti perkembangan kenegaraan Indonesia. Oleh
karena itu, ada beberapa bagian dari peraturan-peraturan tersebut yang tidak
lagi digunakan dan diganti dengan peraturan-peraturan baru.
Hingga akhirnya memasuki tahun 2010, diterbitkan peraturan yang
mengatur penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual, yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 mengamanatkan
bahwa penerapan PSAP berbasis akrual paling lambat empat tahun setelah
tahun anggaran 2010. Dengan kata lain, batas maksimal penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual adalah mulai tahun angaran 2015.
Tahun 2015 merupakan tahun pertama implementasi Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual secara penuh bagi semua entitas pemerintah
daerah dan pemerintah pusat. Berkaitan dengan hal tersebut, pada semester II
tahun 2014 Badan Pemeriksa Keuangan menemukan adanya ketidaksiapan
pemerintah pusat untuk menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis
Akrual secara penuh pada tahun 2015. Kendala utama yang dihadapi adalah
belum adanya ketetapan mengenai sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
pemerintah pusat dan pedoman penyusunan laporan keuangan berbasis
akrual.
Akibatnya, muncul ketidakjelasan dalam penerapan akuntansi berbasis akrual
pada satuan kerja pengelola Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara,
ketidakseragaman penyajian keuangan di kementerian maupun lembaga, dan
ketidakhandalan data untuk menyusun laporan keuangan.
Masalah yang dialami oleh pemerintah pusat juga dialami
oleh
pemerintah daerah. Kendala paling besar yang dihadapi oleh
pemerintah daerah adalah kecakapan dan kehandalan
pegawai/aparat pemerintah daerah dalam menerapkan
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. Namun
demikian, hambatan dan kendala yang dihadapi oleh
pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah tidak menjadi penghalang untuk menerap
SAP Berbasis
Akrual, pada tahun 2015, SAP Berbasis Akrual harus sudah
diterapkan secara
penuh.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ritonga
(2015) dalam Hidayat (2016), berdasarkan monitoring intensif
dan evaluasi implementasi selama bulan Januari sampai
dengan Maret 2015 pada Pemerintah DaerahXYZ, peneliti
menemukan bahwa kualitas penerapan akuntansi akrual tidak
terlalu bagus.
Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
kurangnya sumber daya manusia yang memadai, kurangnya
komitmen, kurangnya infrastruktur yang memadai dan
lemahnya koordinasi internal dan pengelolaan organisasi.
Selain itu terdapat penelitian lain yang dilakukan oleh
Hidayat (2016), berdasarkan hasil observasi dan wawancara
dengan mengkomparasi implementasi akuntansi berbasis
akurual pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen dan
Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo, peneliti
menemukan bahwa implementasi akuntansi berbasis akrual
di Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo lebih baik
daripada implementasi akuntansi berbasis akrual di
Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen. Hal tersebut
dibuktikan dengan perolehan presentase tingkat akrual,
Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo memperoleh tingkat
akrual 54,5% sedangkan Pemerintah Daerah Kabupaten
Kebumen memperoleh tingkat akrual 51,1%. Namun
demikian, angka tersebut tidak menunjukkan adanya
implementasi akuntansi berbasis akrual yang optimal. Masih
banyak celah-celah yang harus diperbaiki dan diperhatikan
untuk mencapai tingkat akrual maksimal.

Sama halnya dengan pemerintah daerah lain, Pemerintah


Daerah
Kabupaten Banyumas dan Pemerintah Daerah Kabupaten
Cilacap juga harus
menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
secara penuh
pada tahun 2015. Jika kita mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh
Ritonga (2015) dan Hidayat (2016), maka sangat besar
kemungkinan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas dan
Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga menghadapi
masalah yang serupa dengan Pemerintah Daerah XYZ dan
Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen serta Pemerintah
Kabupaten Purworejo dalam menerapkan akuntansi berbasis
akrual. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi dan menilai implementasi akuntansi berbasis
akrual pada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas dan
Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga. Sehingga penulis
tertarik dengan mengambil judul EVALUASI
IMPLEMENTASI AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA
KABUPATEN BANYUMAS DAN KABUPATEN
PURBALINGGA

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diutarakan sebelumnya, maka
perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana
derajat/tingkat kesesuaian penerapan akuntansi berbasis akrual pada
Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas dan Pemerintah Daerah Kabupaten
Purbalingga dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan akuntansi
berbasis akrual pada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas dan
Pemerintah Kabupaten Purbalingga berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

D. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat praktis:
Manfaat penelitian diharapkan dapat dijadikan untuk salah satu alat
evaluasi dan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan Standar Akuntansi
Pemerintahan Berbasis Akrual oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Banyumas dan Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga.
b. Manfaat teoritis:
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian akademik dalam
bidang Akuntansi Sektor Publik.

E. METODE ANALISIS
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif, yakni dengan
melakukan observasi dan wawancara untuk mengukur tingkat/derajat
kesesuaian penerapan akuntansi berbasis akrual pada Pemerintah Daerah
Kabupaten Banyumas dan Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini yakni Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas dan
Pemerintah Kabupaten Purbalingga
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purbalingga
Provinsi Jawa Tengah
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah sekunder dan primer
5. Populasi dan Sampel
Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah Pemerintah Daerah
Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purbalingga.

Anda mungkin juga menyukai