Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kami nikmat Iman,
kesehatan, serta keselamatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah
Entomologi yang berjudul Peranan Serangga bagi Kehidupan Manusia. Makalah ini berisi 3
bab yakni bab 1 berupa pendahuluan yang merupakan uraian gambaran umum dari serangga.
Bab 2 berupa pembahasan dari peranan serangga terhadap ekosistem serta pengendaliaannya.
Dan bab 3 berupa kesimpulan yang berupa ringkasan dari pembahasan. Harapan kami semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar isi.............................................................................................................................
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab 2 Pembahasan
A. 2.1 peranan serangga dalam kehidupan manusia.....................................................
2.2 Serangga Hama..................................................................................................
2.3 Serangga dalam Penyebaran Bibit Penyaki ......................................................
2.4 Pengendalian Hama Pertanian...........................................................................
2.4.1 Pendekatan Fisik.............................................................................................
2.4.2 Pendekatan Biologi.........................................................................................
2.4.3 Pendekatan Kimia...........................................................................................
Bab 3 Penutup....................................................................................................................
3.1 kesimpulan.....................................................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Serangga ada dimana-mana. Ini adalah suatu pernyataan yang benar karena dengan cara
perhtitungan apapun, baik dari segi jenis maupun dari segi jumlah. Sampai saat ini, lebih dari
satu juta species serangga sudah dikenal tetapi tidak seorang pun tahu ada berapa jumlah
sebenarnya yang ada dibumi, masih jutaan jenis serangga yang belum dikenal, terutama serangga
dari daerah tropis.
Sebagai organisme yang paling banyak jumlahnya di bumi, tidaklah mengherankan
bahwa serangga dapat ditemukan di hamper semua bagian bumi, bahkan di tempat yang semula
diperkirakan tidak ada serangga yaitu salju di benua antartika, mata air panas di Amerika
ternyata serangga juga masih dapat ditemukan, dan hanya satu tempat dimana serangga tidak
dapat ditemukan yaitu air laut.
Menggingat jumlahnya yang amat banyak dan ada di mana-mana, jadi sudah layak
serangga amat berperan bagi ekosistem dan bagi keberadaan manusia di bumi. May Berenbaum
menyatakn peran serangga sebagai berikut, like it or not, insects are a part of where we have
come from, what we are now and what we will be. Keberrgantungan manusia terhadap serangga
merupakan suatu hal yang tak bisa dipungkiri, karena tanpa kita sadari sebagian besar makanan
yang kita makanm sekitar 50% keberadaannya bergantung terhadap serangga dalam proses
penyerbukan.
Beberapa contoh kecil dari peran serangga, kedudukan serangga dalam suatu ekosistem,
serta hubungan serangga dengan manusia dan komplikasi yang ditimbulkan akan kita bahas
dalam bab ini.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui peranan serangga dalam suatu ekosistem, bila ditinjau dari aspek ekonomi
2. Mengetahui peranan serangga hama dalam ekosistem.
3. Mengetahui serangga yang memiliki hubungan dengan penyebaran bibit penyakit.
4. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan manusia dalam pengendalian beberapa species
serangga hama terkhusus hama pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERANANAN SERANGGA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Serangga merupakan kelompok hewan yang paling dominan di muka bumi, yaitu dengan jumlah
spesies 80% dari jumlah total hewan di bumi. Total dari 751.000 spesies golongan serangga,
sekitar 250.000 soesies terdapat di indonesia ( kalshoven 1981 dan sebanyak 1.413000 spesies
telah di kenal serta hampir setiap tahunnyaterjadi penambahan spesies baru yang di temukan
(Borror,1981). Alasan ini yang menyebabkan serangga berhasil dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapsitas dalam bereproduksi yang tinggi
serta kemampuan memakan jenis makanan yang berbeda dan dalam menghindari predator
(Brorror,1998).
Indonesia maupun dinegara lain, telah menggunakan serangga sebagai nahan konsumsi karena
memiliki protein yang tinggi, energi, dan sejumlah vitamin dan mineral. Di thailand masyarakat
sidana biasanya memakan serangga dalam bentuk telur ,larva, atau dewasa baik dimakan mentah
maupun olahan yang dapat meningkatkan aroma dan cita rasa dari serangga. Di indonesia, hanya
beberapa masyarakat yang mengkonsumsinya. Serangga yang biasanya dikonsumsi sperti laron,
capung, belalang, jangkrik, rayap dan ulat sagu.
Serangga pada umumnya mempunyai peranan yang sangat penting bagi ekosistem, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Tanpa kehadiran suatu serangga, maka kehidupan suatu
ekosistem akan terganggu dan tidak akan mencapai suatu keseimbangan. Peran serangga dalam
ekosistemnya diantaranya adalah sebagai polinator, dekomposer , predator, parasitoid, dan
sebagai bioindikator bagi suatu ekosistem` dalam proses polinator, serangga tidak langsung
berperan dalam proses polinasi, karena serangga hanya bertujuan untuk mendapatkan nektar
yang merupakan sumber makanannya. Terjadinya polinasi, karena secara tidak secara sengaja
serbuk sari menempel dan terbawa pada tubuh serangga. Contoh serangga yang menjadi
polinator adalah kupu-kupu, kumbang dan lebah (Satta et al,1998).
Peran sebagai dekomposer, merupakan hal yang terpenting dalam dekomposisi tanah.
Apabila tidak ada serangga yang berperan didalamnya maka akan berdampak negatif seperti,
terjadinya wabah penyakit yang disebabkan kotoran hewan tersebut didapatin telur-telur vektor
penyakit, terjadinya pelambatan pertumbuhan bahkan kematian pada tanaman, contoh serangga
yang dapat melakukan ini kumbang tahi (Shahabuddun et al, 2005). Kumbang ini memiliki
perilaku makan dan reproduksi yang di lakukan disekitar feses, dengan demikian kumbang tahi
sangat mambantu dalam menyebarkan dan menguraikan feses sehingga tidak menumpuk disuatu
tempat.
Aktifitas ini secara umum berpengaruh terhadap struktur tanah dan siklus hara sehingga juga
berpengaruh terhadap tumbuhan disekitarnya. Dengan membenankan feses, kumbang dapat
memperbaiki kesuburan dan aerasi tanah, serta meningkatkan laju siklus nutrisi dekomposisi
tinja pada permukaan tanah, oleh kumbang tinja menyebabkan penurunan pH tanah setelah 9
minggu dan meningkatkan kadar nitrogen, yodium,fosfor, magnesium, dan kalsium sampai 42-
56 hari setelah peletakan tinja (Gallante, E. dan Garcia,A>M,.2001).
Dalam kehidupan di suatu ekosistem, serangga juga berperan sebagai agen pengendali
hayati, yang berkaitan dalam predasi. Serangga juga berperan sebagai agen pengendali hayati,
yang berkaitan dlam predasi. Serangga berperan sebagai predator bagi mangsanya baik
nematoda, protozoa, bahkan sesama serangga lain. Menurut Santoso (2007) ada sejenis lalat
Diatracophaga striatalis (lalat jatiroto), dimana larvanya dapat menyerang hama penggerekyang
berada di lubang tebu dan menghisap seluruh cairan haemolimpnya sampai mati.
Serangga parasitoid merupakan serangga yang berperan sebagai parasit serangga lain yang dapat
merugikan ternak dan manusia. Misalnya Spalangia endius dan S. nigroaenea merupakan
parasitoid yang menyerang pupa lalat rumah dan lalat kandang untuk kehidupan larva dan
pupanya, sedangkan dewasanya hidup bebas (Koesharta,1995). Secara umum parasitoid
makanannya berupa nektar dan haemolim inang. Haemolim inang digunakan dalam
pembentukan dan pemantangan telur sedangkan nektar diperlukan sejak awal sebagai sumber
energy (Stireman et al, 2006).
Serangga termasuk hewan yang responsip terhadap perubahan pada suatu ekosistem. Maka dari
itu serangga di gunakan sebagai bioindikator suatu ekosistem. Misalnya, serangga akuatik
selama ini paling banyak digunakan untuk mengetahui kondisi pencemaran air pada suatu
daerah, diantaranya adalah beberapa spesies serangga dari ordo Ephemeroptera, Diptera,
Trichoptera dan plecoptera yang kelimpahannya mengidikasikan bahwa lingkungan tersebut
telah tercemar, karena serangga ini tidak dapat hidup pada habitat yang sudah tercemar
(Shahabuddin,2003). Larva Odonta juga berpotensi sebagai nioindikator pencemaran air, karena
larva ini sangat sensitif terhadap perubahan kualitas air . bila kualitas air sungai sebagai
habitatnya tercemar, maka larva odonata akan mati (Wardhani,2007).
3. Sebagai bahan obat
Berdasarkan hasil penelitian, berupa serangga berkhasiat sebagai obat. Misalnya, undur-undur
yang dapat mengobati diabetes. Binatang ini mengandung zat sulfpnylirea.kerja
sulfonylureapada undur-undur adalah melancarkan kerja pankreas slalam memproduksi insulin
(Pandji,2009).
Serangga juga dapat sebagai perusak tanaman seperti wereng coklat yang dapat merusak
tanaman padi. Serangga tersebut juga memiliki kekebalan terhadap pestisida karena memiliki
kemampuan berubah pada genetiknya. Serangga hama ada yang menimbulkan kerusakan secara
langsung atau memakan langsung tanaman, ada jya yang sifatnya sebagai vektor virus
Para peneliti di Amerika Serikat telah mengidentifikasi kecoa sebagai slah satu faktor penyebab
meningkatnya kasus asma dikalangan anak-anak. Di sejumlah kawasan pemukiman di New York
City, dimana kasus asma banyak ditemukan, anak-anak sering terpapar alergen dari kecoa
sehingga mereka menjadi sangat rentan terhadap serangga tersebut.
Para ahli dari Columbia University menemukan, anak-anak yang tinggal di kawasan permukiman
dengan prevalensi asma yang tinggi memiliki kemungkinan dua kali lebih tinggi memiliki
antibodi terhadap protein kecoa di dalam darah mereka, suatu pertanda bawa mereka telah
terpapar serangga tersebut dan diduga alergi terhadap hewan itu.
Lalat rumah di anggap menganggu karena kesukaannya hinggap di tempat-tempat yang lembab
dan kotor. Selain hinggap, lalat juga menghisap bahan-bahan kotor dan memuntahkan kembali
dari mulutnya ketika hinggap di tempat berbeda. Pakam yang dihinggapi lalat akan tercemar
oleh mikroorganisme baik bakteri, protozoa,telur/larva caving atau bahkan virus yang dibawa
dan di kluarkan dari mulut lalat-lalat tersebut. Oleh karena itu lalat hinggap sebagai penyebar
berbagai penyakit kepada manusia maupun hewan.
Sumber: http://www.juangnews.com/lalat-serang-desa-asam-petik-diduga-berasal-dari-
peternakan-ayam-potong/
3. Sebagai perusak bangunan
Serangga jenis rayap selama ini dikenal sebagai perusak bangunan maupun bagian bangunan
atau peralatan yang berbahan dasar kayu. Hal itu erat terkait dengan kemampuan makannya yang
sangat cepat. Rayap menyerang bangunan disebabkan adanya sumber makanan, baik yang
terdekomposit pada kayu-kayu struktur dan non struktural maupun bahan berselulosa lainnya.
Disamping itu, kondisi dan konstruksi bangunan juga merupakan faktor pendorong tingginya
ancaman seranga rayap.
Sumber: https://smpenambelaspadang.wordpress.com/2011/04/07/pengendalian-rayap-yang-
menyerang-bangunan/
Sumber: http://tipswarta.blogspot.co.id/2011/03/peranan-serangga-dalam-kehidupan-
manusia.html
Sumber: http://tipswarta.blogspot.co.id/2011/03/peranan-serangga-dalam-kehidupan-
manusia.html
Sumber: http://tipswarta.blogspot.co.id/2011/03/peranan-serangga-dalam-kehidupan-
manusia.html
Pada sistem pencernaan serangga bagian atas ini, sebagian besar terlapisi oleh lapisan kutikula
yang bisa diperbaharui setiap kali terjadi pergantian kulit (rangka luar) serangga. Saluran
pencernaan pertama ini tersusun atas organ-organ sebagai berikut:
Mulut
Sebagai saluran masuknya makanan. Berbeda dengan mulut hewan pada umumnya yang
memiliki gigi untuk mengunyah makanan, pada serangga, rongga mulut tidak bergigi.
Faring
Kerongkongan (esophagus)
Identik dengan faring, kerongkongan berfungsi mendorong bahan makanan yang masuk menuju
ke organ pencernaan selanjutnya.
Tembolok
Hampir sama dengan tembolok yang dijumpai pada organisme Aves (burung), fungsi tembolok
disini adalah untuk menyimpan makanan, menunggu antrian menuju lambung (ventrikulus).
Kemudian terjadi pencernaan melalui enzim yang terbawa ke dalam tubuh serangga. Namun,
pencernaan yang terjadi hanya pada sebagian kecil bahan makanan yang tersimpan, tidak
seluruhnya.
Dalam proventrikulus terjadi pencernaan yang berbeda-beda sesuai dengan tipe makanan
serangga. Pada serangga pemakan makanan yang keras dan liat, proventrikulus berfungsi
memecah makanan baik secara fisik maupun enzimatis. Untuk serangga yang mengkonsumsi
cairan seperti nektar, lambung depan akan termodifikasi seperti katup dan saluran panjang.
Pencernaan Tengah
Setelah melalui pencernaan atas yang diakhiri di proventrikulus, maka sistem pencernaan
serangga menuju ke pencernaan tengah, yang terdiri atas gastrik kaekum dan ventrikulus.
Dalam saluran ini pergerakan makanan dikontrol oleh membran peritropik yang tersusun atas
khitin dan protein. Saluran tengah sistem ini menyerap nutrisi yang diperlukan dan memecah
makanan menjadi bagian-bagian kecil.
Hal ini terbukti dengan struktur dinding organ pencernaan tengah yang terdiri dari jonjot-jonjot
dinding epitel kolumnar ber-vili.
Pilorus
Merupakan pangkal tabung malphigi yang berfungsi untuk penyaringan air dan nutrisi yang
terlarut di dalamnya.
Sesuai dengan namanya, organ ini memiliki fungsi penyerapan, seperti menyerap air dan amonia.
Rectum
Selain sebagai tempat penyimpanan feses sebelum dikeluarkan, di dalam rectum juga terjadi
reabsorbsi air dan asam-asam amino yang masih mungkin dimanfaatkan.
Kloaka
Sumber: http://dicerahkan.blogspot.co.id/2011/01/macam-macam-bentuk-mulut-serangga.html
Sumber : http://dicerahkan.blogspot.co.id/2011/01/macam-macam-bentuk-mulut-serangga.html
Mulut tipe penusuk-penghisap mempunyai rahang yang panjang dan runcing . Contohnya mulut
kutu dan nyamuk
3. Mulut penghisap
Mulut tipe penusuk-penghisap dilengkapi dengan alat seperti belalai panjang yang dapat
digulung, contohnya mulut kupu kupu
4. Mulut penjilat
Mulut tipe penjilat dilengkapi dengan alat untuk menjilat. Contohnya mulut lebah madu dan lalat
DAFTAR PUSTAKA