Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.
Terdiri dari ovarium, uterus dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau
perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara
fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu
manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh
manusia yang dilakukan tubektomi pada organ reproduksinya atau mencapai
menopause tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung
setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini
diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh
manusia.
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab
terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi
tidak bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati.
Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi
makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan
(anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita?
2. Apa yang dimaksud menopause?
3. Bagaimana menopause terjadi?
1.3 Tujuan
1. Pengertian anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita
2. Pengertian menopause
3. Proses terjadinya menopause

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita


Berasal dari bahasa latin, yaitu: Anatomi; Ana= bagian, memisahkan, Tomi
(tomie) = Tomneinei = iris, potong. Fisiologi: Fisis (Phisys) = alam atau cara kerja,
Logos (logi) = ilmu pengetahuan. Jadi anatomi dan fisiologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh dan bagaimana alat tubuh itu
bekerja. Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat
dalamorganisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada
suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada perempuan
berpusat di ovarium.
Jadi anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat
dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.

2.2 Anatomi Sistem Reproduksi Wanita


Anatomi sistem reproduksi wanita terdiri dari Genetalia Eksterna &
Genetalia Interna.
1. Genetalia Eksterna

Gambar 2.1 Genetalia Eksterna


a. Mons Veneris
Daerah yang menggunung di atas simfisis, yang akan ditumbuhi rambut kemaluan
(pubis) apabila wanita berangkat dewasa. Rambut ini membentuk sudut lengkung
(pada wanita) sedang pria membentuk sudut runcing ke atas.
b. Labia Mayora (bibir besar)
Berada pada kanan dan kiri, berbentuk lonjong, yang pada wanita menjelang
dewasa di tumbuhi rambut lanjutan dari mons veneris.bertemunya labia mayor
membentuk komisura posterior.
c. Labia Minora (bibir Kecil)
Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu. Merupakan suatu
lipatan kanan dan kiri bertemu diatas preputium klitoridis dan dibawah klitoris.
Bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi orifisium vagina bersatu
disebut faurchet (hanya nampak pada wanita yang belum pernah melahirkan).
d. Klitoris (kelentit)
Identik dengan penis pria, kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit dan
ditutupi frenulum klitorodis. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi,
sifatnya amat sensitif karena banyak memiliki serabut saraf.
e. Vestibulum
Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, anterior
oleh klitoris dan dorsal oleh faurchet. Pada vestibulum juga bermuara uretra dan 2
buah kelenjar skene dan 2 buah kelenjar bartholin, yang mana kelenjar ini akan
mengeluarkan sekret pada waktu koitus. Introitus vagina juga terdapat disini.
f. Hymen (selaput dara)
Merupakan selaput yang menutupi introitus vagina, biasanya berlubang
membentuk semilunaris, anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak
berlubang disebut atresia himenalis atau hymen imperforata. Hymen akan robek
pada koitus apalagi setelah bersalin (hymen ini disebut karunkulae mirtiformis).
Lubang-lubang pada hymen berfungsi untuk tempat keluarnya sekret dan darah
haid.
g. Perineum
Terletak diantara vulva dan anus, panjang sekitar 4 cm.
h. Vulva
Bagian dari alat kandungan yang berbentuk lonjong, berukuran panjang mulai
dari klitoris, kanan kiri diatas bibir kecil, sampai ke belakang di batasi perineum.
2. Genetalia Interna

Gambar 2.2 Genetalia Interna

Merupakan alat kelamin yang tidak dapat dilihat dari luar, terletak disebelah
dalam dan hanya dapat dilihat dengan alat khusus atau dengan pembedahan.
a. Vagina (liang sanggama)
Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dan rahim, terletak diantara
kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina panjangnya 7-9 cm dan dinding
belakang 9-11 cm. dinding vagina berlipat-lipat yang berjalan sirkuler dan disebut
rugae, sedangkan ditengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum.
Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu: lapisan mukosa yang merupakan kulit,
lapisan otot dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk ruangan
lengkung, antara lain forniks lateral kanan kiri, forniks anterior dan posterior.
Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Suplai
darah vagina diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria
hemoroidalis mediana san arteria pudendus interna. Fungsi penting vagina adalah :
Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim.
Alat untuk bersenggama.
Jalan lahir pada waktu bersalin.
b. Uterus (rahim)
Suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh peritoneum,
sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim. Dalam keadaan tidak hamil,
rahim terletak dalam rongga panggul kecil diantara kandung kencing dan rektum.
Bentuknya seperti bola lampu yang gepeng atau buah alpukat yang terdiri dari 3
bagian yaitu :
badan rahim (korpus uteri) berbentuk segitiga
leher rahim (serviks uteri) berbentuk silinder
rongga rahim (kavum uteri)
Bagian rahim antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri, merupakan
bagian proksimal rahim. Besarnya rhim berbeda-beda, tergantung pda usia dan
pernah melahirkan anak atau belum. Ukurannya kira-kira sebesar telur ayam
kampung. Pada nulipara ukurannya 5,5-8 cm x 3,4-4 cm x 2-2,5 cm, multipara 9-9,5
cm x 5,5-6 cm x 3- 3,5 cm. Beratnya 40-50 gram pada nulipara dan 60-70 gram pada
multipara. Serviks uteri terbagi 2 bagian yaitu pars supravaginal dan pars vaginal
(portio) saluran yang menghubungkan orifisium uteri interna (oui) dan orifisium uteri
eksterna (oue) disebut kanalis servikalis. Bagian rahim antara serviks dan korpus
disebut isthmus atau segmen bawah rahim (SBR), bagian ini penting dalam
kehamilan dan persalinan karena akan mengalami peregangan.
Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu :
lapisan serosa (lapisan peritoneum) di luar
lapisan otot (lapisan miometrium) di tengah
lapisan mukosa (endometrium) di dalam
Dalam siklus menstruasi yang selalu berubah adalah endometrium. Sikap dan
letak uterus dalam rongga panggul terfiksasi dengan baik karena disokong dan
dipertahankan oleh :
tonus rahim sendiri
tekanan intra abdominal
otot-otot dasar panggul
ligamentum-ligamentum
Ligamentum-ligamentum uterus antara lain :
a. Ligamentum Latum
Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar
panggul, seolah-olah menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar
dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar disebut parametrium dimana
berjalan arteria, vena uterina pembuluh limpa dan ureter.
b. Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)
Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba, kedua
ligamen ini melelui kanalis inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdiri
dari jaringan otot polos dan jaringan ikat ligamen. Ligamen ini menahan
uterus dalam antefleksi. Pada saat hamil mengalami hypertrophi dan dapat
diraba dengan pemeriksaan luar.
c. Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)
Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini
menggantungkan uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium
terdapat ligamentum ovarii propium.
d. Ligamentum Kardinale ( lateral pelvic ligament/Mackenrodts ligament
Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding
panggul. Ligamen ini membantu mempertahankan uterus tetap pada posisi
tengah (menghalangi pergerakan ke kanan ke kiri) dan mencegah prolap.
e. Ligamentum Sakro Uterinum
Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi
rektum.
f. Ligamentum Vesiko Uterinum
Dari uterus ke kandung kemih
Fungsi utama uterus :
1. Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya
perubahan dan pelepasan dari endometrium.
2. Tempat janin tumbuh dan berkembang.
3. Tempat melekatnya plasenta.
4. Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya
persalinan dan kembalinya uterus pada saat involusi.
c. Tuba Falopii (saluran telur)
Tuba ini terdapat pada tepi atas lig. Latum, berjalan ke arah lateral, mulai dari
kornu uteri kanan kiri. Panjangnya "12 cm, diameter 3-8 cm. Tuba ini dibagi 4
bagian:
Pars interstisialis (intramuralis)
Bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus mulai dari ostium tuba
Pars ismika
Bagian tuba setelah keluar dari dinding uterusa, merupakan bagian tuba yang
lurus dan sempit.
Pars ampullaris
Bagian tuba antara pars ismika dan infundibulum merupakan bagian tuba
yang paling lebar dan berbentuk S, disini biasanya terjadi konsepsi.
Infundibulum
Merupakan ujung dari tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbriae,
lubangnya disebut ostium abdominale tuba.
Fungsi tuba yaitu untuk menangkap, membawa ovum yang dilepas ovarium
ke jurusan cavum uteri, serta tempat terjadinya konsepsi.
d. Ovarium (indung telur)
Ovarium ada 2, kanan dan kiri, dihubungkan dengan uterus oleh ligamen
ovarii propium dan dihubungkan dengan dinding panggul dengan perantara ligamen
infundibulo pelvicum, disini terdapat pembuluh darah untuk ovarium.
Ukuran ovarium:2,5-5 cm x 1,5-3 cm x 0.9-1,5 cm dan beratnya 4-5 gram.
Terletak pada dinding lateral panggul dalam sebuah lekuk yang disebut fossa
ovarica Waldeyeri.
Ovarium terdiri dari bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medulla). Pada
korteks terdapat folikel-folikel primordial kira-kira 100.000 setiap bulan satu
folikel akan matang dan keluar, kadang keluar 2 sekaligus secara bersamaan,
folikel primer ini akan menjadi folikel de graaf. Pada medulla terdapat
pembuluh darah, urat saraf, dan pembuluh lympha.
Fungsi ovarium adalah :
mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone,
mengeluarkan telur setiap bulan.
e. Parametium
Jaringan ikat yang terdapat diantara kedua lembar ligamentum latum disebut
parametrium. Parametrium ini dibatasi oleh :
Bagian atas terdapat tuba falopii dengan mesosalphine
Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri
Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium
Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii propium
Ke samping berjalan ligamentum suspensorium ovarii. Pada parametrium ini
terdapat uretra kanan dan kiri dan pembuluh darah arteria uterine. Pertumbuhan alat
genetalia wanita berasal dari duktus Muller (tuba falopii, uterus, vagian bagian atas)
dan kloaka (vagina bagian bawah, hymen, kandung kemih, anus).

2.3 Fisiologi Reproduksi Wanita


Dalam masa kanak-kanak, indung telur masih masa istirahat, belum berfungsi
dengan baik.setelah akil baliq,maka terjadilah perubahan-perubahan besar pada
seluruh tubuh wanita. Pubertas tercapai pada usia sekitar 12-16 tahun, namun hal ini
di pengaruhi oleh keturunan, bangsa, iklim dan lingkungan. Ciri khas kedewasaan
manusia di tandai dengan adanya perubahan-perubahan siklik pada alat kandungan
sebagai persiapan untuk suatu kehamilan. Peristiwa penting tersebut di tandai dengan
datangnya haid,yaitu pengeluaran darah tiap bulan dari dalam rahim. Selain itu, pada
ketiak dan alat kemaluan luar tumbuh rambut, buah dada (payudara) bertambah besar,
panggul dan pinggul menjadi luas, sehingga tubuh remaja putri ini mempunyai
bentuk khas wanita. Dengan akil baliq ini, seorangb remaja putri mulai memasuki
kurun waktu reproduktif, artinya masa mendapatkan keturunan yang berlangsung
kira-kira 30.
Haid yang pertama kali terjadi di sebut Minarche. Setelah masa reproduksi,
wanita masuk dalam masa Klimakterium yang terjadi secara berangsur-angsur di
mana haid akan menjadi tidak teratur, lalu akhir nya berhenti sama sekali sesuai
dengan lanjutnya usia. Keadaan ini di sebut Menopause (stop haid). Perubahan-
perubahan yang kompleks dan harmonis ini di atur oleh Serebrom, Hipotalamus,
Hipofise, Alat-alat kandungan, Korteks Adrenal, Kelenjar Tiroid dan kelenjar-kelenjar
lainnya.
1. Fisiologi Haid
Pada wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur
mengeluarkan darah dari alat kandungannya, dan ini di sebut haid. Ada yang
menyebutnya Mensis, Mentruasi, datang Bulan,kain kotor,atau Period. Pada siklus
haid, Mukosa Rahim di persiapkan secara teratur untuk mernerima ovum yang di
buahi setelah terjadinya ovulasi , keadaan ini di kontrol oleh Hormon hormon yang
dapat di deteksi dalam air Kemih yang di periksa adalah air kemih 24 jam dan di ukur
kadar Estriol dan Pregnandiolnya.
Hormon hormon Siklus Haid:
FSH ( folllicle stimulating Hormone ) dikeluarkan oleh hipofise lobus depan.
Estrogen di hasilkan oleh ovarium
LH ( luteinizing Hormone ) dihasilkan HipofIise, dan
Progesteron dikeluarkan oleh indung telur.
Setelah selesai haid, oleh pengaruh hormon FSH dan Estrogen, selaput lendir
rahim (endometrium) menjadi semakin tebal. Bila terjadi ovulasi, berkat pengaruh
progesteron selaput ini menjadi lebih tebal lagi, dan kelenjar endometrium tumbuh
berkeluk-keluk. Bersamaan dengan itu, endometrium menjadi lebih lembek seperti
karet busa dan melakukan persiapan-persiapan supaya sel telur yang telah di buahi
dapat bersarang. Bila tidak ada sel telur yang bersarang, endometrium ini terkelupas
dan terjadi perdarahan yang disebut haid.
2. Ovulasi (Pengeluaran Sel Telur)
Kapan terjadinya ovulasi atau keluarnya sel telur dari indung telur perlu kita
ketahui untuk menentukan masa/hari subur seorang wanita, karena kehamilan hanya
mungkin terjadi bila sanggama (koitus) dilakukan pada sekitar saat ovulasi. Biasanya
ovulasi terjadi kira-kira 14 hari sebelum haid yang akan datang. Dengan kata lain,
diantara dua haid yang berurutan, indung telur akan mengeluarkan ovum, setiap kali
suatu dari ovarium kanan dan lain kali dari ovrium kiri.
Memasuki usia pubertas sekresi hormon estrogen akan memacu oosit primer
untuk melanjutkan proses oogenesis; oosit primer mengalami meiosis pertama
menghasilkan 2 sel berbeda ukuran yaitu oosit sekunder (berukuran besar) dan polosit
primer (berukuran kecil). Oogenesis terhenti hingga terjadi ovulasi, bila tidak terjadi
fertilisasi oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Namun bila ada penetrasi
sperma dan terjadi fertilisasi, oogenesis akan dilanjutkan dengan pembelahan meiosis
kedua; oosit sekunder membelah menjadi 2 yaitu ootid (berukuran besar) dan polosit
sekunder (berukuran kecil). Sedangkan polosit primer membelah menjadi 2 polosit
sekunder. Sehingga pada akhir oogenesis dihasilkan 3 polosit dan 1 ootid yang
berkembang menjadi ovum.
Selama perkembangan oosit primer hingga menjadi oosit sekunder berada
dalam folikel, yaitu suatu kantung pembungkus yang penuh cairan yang menyediakan
nutrisi bagi oosit. Semula oosit primer berada dalam folikel primer kemudian
berkembang menjadi folikel sekunder. Ketika terbentuk oosit sekunder, folikel telah
berkembang menjadi folikel tersier dan akhirnya menjadi folikel de Graaf (folikel
yang telah matang) Setelah ovulasi atau lepasnya oosit sekunder folikel telur akan
berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengalami degenersi membentuk
korpus albikan

.
Gambar 2.3 Siklus Menstruasi

Menstruasi atau haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya


dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh
darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio. Jika
tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh, darah keluar melalui cervix dan
vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang
satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi.
Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari
pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini
terdiri atas 4 fase: fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi.
Wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur mengeluarkan
darah dari alat kandungannya yang disebut menstruasi (haid). Siklus menstruasi,
selaput lender rahim dari hari ke hari terjadi perubahan yang berulang selama 1 bulan
mengalami 4 masa (stadium):
1. Stadium Menstruasi (Desquamasi)
Dalam masa ini endomatrium terlepas dari dinding rahim disertai dengan
perdarahan, hanya lapisan tipis yang tertinggal yang disebut stratum basale.
Stadium ini berlangsung selama 4 hari. Melalui haid,keluar darah, potongan-
potongan endometrium, dan lendir dari serviks. Darah ini tidak membeku
karena adanya fermen (biokatalisator)yang mencegah pembekuan darah dan
mencairkan potongan-potongan mukosa. Banyaknya perdarahan selama haid
kurang lebih 55cc.
2. Stadium Post-Menstruum (Regenerasi)
Luka yang terjadi karena endomatrium terlepas, berangsur-angsur ditutup
kembali oleh selaput lendir baru yang berasal dari sel epitel endometrium.
Pada masa ini , tebal endometrium kira-kira 0,5mm. Fase ini berlangsung
mulai stadium menstruasi awal dan berlangsung selama kurang lebih empat
hari.
3. Stadium Inter Menstruum (Proliferasi)
Pada masa ini endomatrium tumbuh menjadi tebal sekitar 3,5 mm. kelenjar-
kelenjar tumbuh lebih cepat dari jaringan lain. Fase ini berlangsung dari hari
ke-5 haid sampai ke-14 dari hari pertama haid.
4. Stadium pra Menstruum (Sekresi)
Pada stadium ini endomatrium tetap tebalnya tetapi bentuk kelenjar berubah
menjadi panjang dan berliku-liku serta mengeluarkan getah. Dalam
endomatrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai
makanan untuk sel telur. Perubahan ini untuk mempersiapkan endometrium
menerima sel telur telur. Fase ini berlangsung hari ke-14 sampai hari ke-28
haid. Kalau tidak terjadi kehamilan maka endomatrium dilepas dengan
perdarahan dan berulang lagi siklus menstruasi.

2.4 Pengertian Menopause


Menopause merupakan tahap yang abnormal dalam kehidupan. Dampaknya
terhadap kesehatan baru mulai terlihat ketika angka harapan hidup wanita meningkat
pesat diatas decade ke-6. Secara fungsional, menopause dapat dianggap sebagai
sindrom menghilangnya esterogen.
Kata menopause yang berasal dari kata Yunani yang berarti bulan dan
penghentian sementara, yang secara linguistik lebih tepat disebut menocease.
Secara medis istilah menopause berarti menocease, karena berdasarkan defenisinya
menopause itu berarti berhentinya menstruasi (bukan istirahat). Arti menopause yang
tidak jelas ini dikarenakan gejala-gejala yang muncul sebelum menstruasi juga
berhenti (Reitz, 1993).
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti. Men dan
pauseis adalah kata Yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan
berhentiya haid. Menurut kepustakaan abad ke-17 dan ke-18, menopause dianggap
suatu bencana dan malapetaka, sedangkan wanita post-menopause dianggap tidak
berguna dan tidak menarik lagi (Kasdu, 2002).
2.4.1 Batasan Usia Menopause
Menopause terjadi pada akhir suatu siklus yang dimulai pada masa remaja
dengan munculnya menarche. Umumnya wanita barat pertama kali mendapat
menstruasi pada usia 12 tahun, sedangkan haid berakhir pada usia 45 sampai 53
tahun. Relatif sedikit wanita mulai menopause pada usia 40 tahun.
2.4.2 Menopause di bagi dalam beberapa tahap yaitu:
a. Pramenopause
Fase antara usia 40 tahun dan di mulainya fase klimakterium.
Gejala-gejala yang timbul :
Siklus haid yang tidak teratur
Peredaran darah yang memanjang
Jumlah darah haid yang banyak
Nyeri haid
b. Perimenopause
Fase peralihan antara pra menopause dan pasca menopause
Gejala-gejala yang timbul :
Siklus haid yang tidak teratur
Siklus haid yang panjang
c. Menopause
Haid alami akibat menurun nya fungsi estrogen dalam tubuh
Keluhan keluhan yang timbul pada menopause
Keringat malam hari, mudah marah, sulit tidur, haid tidak teratur,gangguan
fungsi seksual, kekerinngan vagina, badan bertambah gemuk,gelisah, rasa khawatir,
sulit konsentrasi, mudah lupa, sering tidak dapat menahan kencing, nyeri otot sendi,
stress, depresi.
2.4.3 Etiologi Menopause
1. Alami
Semakin tua, folikel wanita makin resisten terhadap stimulasi hormon
gonadotropin dan reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Akibatnya
FSH dan LH di darah akan naik dan berakibat stimulasi stromal terhadap
ovarium. Kadar estrogen dan progesteron pun menurun. Akhirnya terjadi
feedback negatif dengan peningkatan FSH dari kalenjar hipofise. Tubuh pun
bereaksi dengan menopause.
2. Menopause prematur (menopause dini)
Kegagalan ovarium prematur adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40
tahun. Penyebabnya tidak diketahui namun mungkin berkaitan dengan penyakit
autoimun atau faktor keturunan. Selain itu, menopause dini dapat terjadi karena
obat-obatan atau operasi. Operasi pengangkatan indung telur (oophorectomy)
akan mengakibatkan menopause dini. Apabila dilakukan operasi pengangkatan
rahim (histerektomi) tanpa pengangkatan indung telur maka gejala menopause
dini tidak akan terjadi karena indung telur masih mampu menghasilkan hormon.
Selain itu, terapi radiasi maupun kemoterapi dapat menyebabkan menopause bila
diberikan pada wanita yang masih berovulasi (mengeluarkan sel telur). Wanita
yang mengalami menopause dini memiliki gejala yang sama dengan menopause
pada umumnya seperti hot flashes (perasaan hangat di seluruh tubuh yang
terutama terasa pada dada dan kepala), gangguan emosi, kekeringan pada vagina,
dan menurunnya keinginan berhubungan seksual. Wanita yang mengalami
menopause dini memiliki kejadian keropos tulang lebih besar dari mereka yang
mengalami menopause lebih lama. Kejadian ini meningkatkan angka kejadian
osteoporosis dan patah tulang. Menopause dini adalah menopause yang terjadi
sebelum usia 40 tahun. Kemungkinan penyebabnya adalah faktor keturunan,
penyakit autoimun dan rokok.
3. Buatan
Akibat tindakan bedah (surgical menopause) atau pengobatan kanker (medical
menopause). Sehingga perlu dilakukan operasi pengangkatan indung telur/
ovarium. Terjadi akibat campur tangan medis yang menyebabkan berkurangnya
atau berhentinya pelepasan hormon oleh Ovarium. Campur tangan ini bisa berupa
pembedahan untuk mengangkat ovarium atau untuk mengurangi aliran darah ke
ovarium serta kemoterapi atau terapi penyinaran pada panggul untuk mengobati
kanker. Histerektomi (pengangkatan rahim) menyebabkan berakhirnya siklus
menstruasi,tetapi selama ovarium tetap ada hal tersebut tidak akan mempengaruhi
kadar hormon dan tidak menyebabkan menopause.
2.4.4 Tanda dan Gejala Menopause
Ketika kita menyebut gejala menopause yang kita maksudkan khususnya
adalah gejala yang terjadi pada fase klimakterik. Masa Klimakterium, Menurut siklus
kehidupan wanita normal, setiap kehidupan seorang wanita mengalami fase-fase
perkembangan tertentu. Dalam hal ini, fase-fase yang berkaitan dengan berbagai
fungsi organ reproduksi wanita. Fase tersebut dibagi tiga tahap, yaitu masa sebelum,
sedang berlangsung dan setelah menstruasi (Kasdu, 2002).
Akibat perubahan organ reproduksi maupun hormon tubuh pada
saatmenopouse mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang wanita. Keadaan
ini berupa keluhan-keluhan ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan sehari-
hari:
a. Hot flushes (perasaan panas), adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah
dan tubuh bagian atas (seperti leher dan dada). Dengan perabaan tangan akan
terasa adanya peningkatan suhu pada daerah tersebut. Gejolak panas terjadi
karena jaringan-jaringan yang sensitif atau yang bergantung pada esterogen
akan terpengaruh sewaktu kadar estrogen menurun. Pancaran panas
diperkirakan merupakan akibat dari pengaruh hormon pada bagian otak yang
bertanggung jawab untuk mengatur temperatur tubuh.
b. Menstruasi yang tidak teratur atau abnormal (yang paling sering, perdarahan
vagina yang berlebihan)
Ketika seorang wanita mengalami perubahan hormon di masa pra menopause,
segala macam perdarahan mungkin terjadi, mulai dari menstruasi yang
menjadi sangat ringan dan sebentar sampai menstruasi yang berjarak tiga
bulan atau lebih. Dan sebagian wanita mempunyai pola perdarahan yang
begitu tidak menentu sehingga tampak seperti bukan menstruasi sama sekali
(MacKenzei , 2002).
c. Keringat Berlebihan.
Merupakan Cara bekerjanya secara persis tidak diketahui, tetapi pancaran
panas pada tubuh akibat pengaruh hormon yang mengatur termostat tubuh
pada suhu yang lebih rendah. Akibatnya, suhu udara yang semula dirasakan
nyaman, mendadak menjadi terlalu panas dan tubuh mulai menjadi panas serta
mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri. Selain itu, dalam kehidupan
seorang wanita, jaringan- jaringan vagina menjadi lebih tipis dan berkurang
kelembabannya seiringdengan kadar estrogen yang menurun. Gejala lain yang
dialami wanita adalah berkeringat dimalam hari.
d. Vagina Kering.
Merupakan perubahan pada organ reproduksi, diantaranya ialah pada daerah
vagina sehingga dapat menimbulkan rasa sakit pada saat berhubungan intim.
Selain itu, akibat berkurangnya estrogen menyebabkan keluhan gangguan
pada epitel vagina, jaringan penunjang, dan elastisitas dinding vagina.
Padahal, epitel vagina mengandung banyak reseptor estrogen yang sangat
membantu mengurangi rasa sakit dalam berhubungan seksual.
e. Tidak dapat menahan air seni.
Ketika usia bertambah, air seni sering tidak dapat ditahan pada saat bersin dan
batuk. Hal ini akibat estrogen yangmenurun sehingga salah satu dampaknya
adalah inkonsitensia urin (tidak dapat mengendalikan fungsi kandung kemih).
Perlu diketahui serta lapisan otot polos uretra perempuan juga mengandung
banyak reseptor estrogen. Kekurangan estrogen menyebabkan terjadinya
gangguan penutupan uretra dan perubahan pola aliran urin menjadi abnormal
sehingga mudah terjadi infeksi pada saluran kemih bagian bawah.
f. Hilangnya jaringan penunjang karena Rendahnya Kadar estrogen dalam
tubuh. Berpengaruh pada jaringan kolagen yang berfungsi sebagai
jaringan penunjang pada tubuh. Hilangnya kolagen menyebabkan kulit kering
dan keriput, rambut terbelah-belah, rontok, gigi mudah goyang dan
gusi berdarah, sariawan, kuku rusak, serta timbulnya rasa sakit dan ngil
pada persendian.
g. Penambahan berat badan.
Saat wanita mulai menginjak usia 40 tahun, biasanya tubuhnya mudah
menjadi gemuk, tetapi sebaliknya sangat sulitmenurunkan berat badannya.
Berdasarkan penelitian, setiap kurun 10tahun, akan bertambah berat badan
atau tubuh melebar kesamping secara bertahap. Hal ini diduga ada
hubungannya dengan turunnya estrogen dangangguan pertukaran zat dasar
metabolisme lemak.
h. Gangguan mata.
Karena Kurang dan hilangnya estrogen mempengaruhi produksi kelenjar air
mata sehingga mata terasa kering dan gatal.
i. Nyeri tulang dan sendi.
Seiring dengan meningkatnya usia maka beberapaorgan tidak lagi
mengadakan remodeling, diantaranya tulang. Bahkan, mengalami proses
penurunan karena pengaruh dari perubahan organ lain.Selain itu dengan
bertambahnya usia penyakit yang timbul semakin beragam. Hal ini tentu saja
berkaitan dengan kebugaran dan kesehatantubuh wanita (Kasdu, 2002: 56).
j. Menurunnya gairah seks (Hilangnya hasrat seksual).
Wanita mengalami penurunan dalam kadar testosteron mereka selama pra
menopause ini dapat mengakibatkan hilangnya hasrat seksual. Tapi bagi
sebagian wanita masalah libido terkait dengan kurangnya hormon estrogen
atau menipisnya jaringan vagina (Northrup, 2006).
k. Perubahan suasana hati (yang paling sering rasa kesal dan depresi).
Banyak wanita merasakan bahwa perubahan suasana hati mereka lebih parah
dibanding sebelumnya menjelang haid mereka datang, meningkatnya suasana
hati yang negatif dan gelap, bersifat abnormal.
2.4.5 Proses Terjadinya Menopause
Menurut Aina (2009) yang mengutip pendapat Fachrudin, secara
endokrinologis, wanita mengalami proses menua sejak di kandungan. Sejumlah
7.000.000 sel telur (folikel) terdapat pada kedua ovarium janin yang berusia 22-24
minggu dan berkurang akibat penghancuran sehingga sewaktu dilahirkan folikel bayi
wanita tinggal 2.000.000 buah. Jumlah tersebut menjadi 200.000 saat mendapat haid
pertamanya pada masa pubertas.
Semakin sedikit folikel berkembang, semakin kurang pembentukan hormon di
ovarium, yaitu hormon progesteron dan estrogen. Haid akan menjadi tidak teratur
hingga akhirnya endometrium akan kehilangan rangsangan hormon estrogen. Lambat
laun haid pun berhenti, disebut proses menopause (Kasdu, 2002).
Siklus menstruasi dikontrol oleh dua hormone yang diproduksi dikelenjar
hipofisis yang ada diotak (FSH dan LH) dan dua hormone lagi yang dihasilkan oleh
ovarium (estrogen dan progesterone). Saat berada pada masa menopause, FSH dan
LH di produksi terus oleh kelenjar hipofisis secara normal. Akan tetapi, karena
ovarium semakin tua maka kedua ovarium tidak dapat merespon FSH dan LH
sebagaimana yang seharusnya, akibatnya esterogen dan progesterone yang diproduksi
semakin berkurang.
Menopause terjadi ketika kedua ovarium tidak lagi dapat menghasilkan
hormone-hormon tersebut dalam jumlah yang cukup untuk bisa mempertahankan
siklus menstruasi.
Kesimpulannya, ketika memasuki menopause, kadar esterogen dan
progesterone turun dengan dramatis. Karena ovarium berhenti merespon FSH dan LH
yang diproduksi oleh kelenjar Hipofisis yang ada di otak. Sebagai usaha agar kedua
ovarium dapat berfungsi dengan baik, otak sebenarnya telah mengeluarkan FSH dan
LH lebih banyak lagi. Hal itu tidak akan ada gunanya kedua ovarium tidak dapat
berfungsi dengan normal dan memilih untuk berhenti. Akan tetapi, kecenderungan
otak untuk memproduksi lebih banyak FSH memberikan satu keuntungan yaitu kadar
FSH yang tinggi dapat dideteksi dalam darah atau urine dan dapat digunakan sebagai
tes sederhana untuk mendeteksi menopause.
Alami: semakin tua, folikel wanita makin resisten terhadap stimulasi hormon
gonadotropin dan reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Akibatnya FSH
dan LH di darah akan naik dan berakibat stimulasi stromal terhadap ovarium. Kadar
estrogen dan progesteron pun menurun. Akhirnya terjadi feedback negatif dengan
peningkatan FSH dari kalenjar hipofise. Tubuh pun bereaksi dengan menopause.
2.4.6 Klasifikasi Menopause
a. Menopause premature (menopause dini)
Kegagalan ovarium prematur adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40
tahun. Penyebabnya tidak diketahui namun mungkin berkaitan dengan penyakit
autoimun atau faktor keturunan. Selain itu, menopause dini dapat terjadi karena
obat-obatan atau operasi. Operasi pengangkatan indung telur (oophorectomy)
akan mengakibatkan menopause dini. Apabila dilakukan operasi pengangkatan
rahim (histerektomi) tanpa pengangkatan indung telur maka gejala menopause
dini tidak akan terjadi karena indung telur masih mampu menghasilkan hormon.
Selain itu, terapi radiasi maupun kemoterapi dapat menyebabkan menopause bila
diberikan pada wanita yang masih berovulasi (mengeluarkan sel telur).
Wanita yang mengalami menopause dini memiliki gejala yang sama dengan
menopause pada umumnya seperti hot flashes (perasaan hangat di seluruh tubuh
yang terutama terasa pada dada dan kepala), gangguan emosi, kekeringan pada
vagina, dan menurunnya keinginan berhubungan seksual. Wanita yang mengalami
menopause dini memiliki kejadian keropos tulang lebih besar dari mereka yang
mengalami menopause lebih lama. Kejadian ini meningkatkan angka kejadian
osteoporosis dan patah tulang. Menopause dini adalah menopause yang terjadi
sebelum usia 40 tahun. Kemungkinan penyebabnya adalah faktor keturunan,
penyakit autoimun dan rokok.
b. Menopause terlambat
Batas terjadinya menopause umumnya adalah 52 tahun. Apabila seorang
wanita masih mendapat haid diatas 52 tahun, maka hal itu merupakan indikasi
untuk penyelidikan lebih lanjut. Sebab-sebab yang dapat dihubungkan dengan
menopause terlambat ialah : konstitusional, fibromioma uteri dan tumor ovarium
yang menghasilkan estrogen. Wanita dengan karsinoma endometrium sering
dalam anamnesis mengemukakan menopausenya terlambat (Anonim, 2010).
Pada usia kira-kira 45tahun 4 dari 5 wanita mengalami menopause akan
tetapi, jika menopause anda tertunda sampai usia 55 th, maka hal tersebut dianggap
terlambat. Mungkin akan mengalami keterlambatan menopause jika kelebihan
berat badan. Seperti yang telah kita ketahui sebagian besar esterogen dibuat
didalam ovarium. Akan tetapi sejumlah kecil esterogen juga dibuat dibagian tubuh
lain, termasuk di sel-sel lemak
2.4.7 Perubahan Fisiologis pada Menopause
Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liang senggama terasa
kering , lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi infeksi
(infeksi kandung kemih, infeksi liang senggama). Daerah sensitive semakin sulit
untuk dirangsang. Saat hubungan seksual dapat menjadi nyeri (dispareunia), dan sulit
mencapai orgasme. Lemahnya penyangga alat kelamin bagian dalam, liang senggama
terasa turun (menonjol) dalam bentuk tonjolan kandung kemih (sistokel), tonjolan
dinding bagian belakang (rektokel), dan mulut rahim terbuka, kepuasan berkemih dan
buang air besar semakin berkurang,seolah- olah masih terdapat sisa.
Berbagai macam organ reproduksi wanita juga akan mengalami perubahan
karena berhentinya haid. Rahim mengalami antropi (keadaan kemunduran gizi
jaringan), panjangnya menyusut, dan dindingnya menipis. Jaringan miometrium (otot
rahim) menjadi sedikit dan lebih banyak mengandung jaringan fibriotik (sifat
berserabut secara berlebihan). Leher rahim (serviks) menyusut tidak menonjol
kedalam vagina bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina. Lipatan-
lipatan saluran telur menjadi lebih pendek, menipis, dan mengerut. Rambut getar
yang ada pada ujung saluran telur atau fimbria menghilang (Kasdu, 2002: 58).

2.4.8 Perubahan anatomi fisiologi yang terjadi alat reproduksi :


a. Uterus (kandungan)
Uterus mengecil, selain disebabkan atrofi endometrium juga disebabkan
hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat intertesial. Serabut otot
miometrium menebal, pembuluh darah miometrium menebal dan menonjol.
b. Tuba Falopii (saluran Telur)
Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan mengkerut,
endosalpingo menipis mendatar dan silia menghilang.
c. Serviks (mulut rahim)
Mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kriptaservikal menjadi
atropik, kanalis servikalis memendek, sehingga menyerupaiukuran serviks
fundus saat masa adolesen.
d. Vagina (liang kemaluan)
Terjadinya penipisan vagina menyebabkan hilangnya rugae berkurangnya
vaskularisasi, elastistik yang berkurang, sekret vagina menjadi encer, indeks
kariopiknotik menurun. Ph vagina (liang kemaluan) meningkat karena
terhambatnya pertumbuhan basil. Donderlein yang menyebabkan glikogen
seluler meningkat, sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Uretra ikut
memendek dengan pengerutan vagina, sehingga meatus eksternus melemah
timbul uretritis dan pembentukkan karankula.
e. Dasar pinggul
Kekuatan dan elastistik menghilang, karena atrofi dan lemahnya daya sokong
disebabkan prolapsus utero vaginal.
f. Perineum dan anus
Lemak subcutan menghilang, atrofi otot sekitarnya menghilang yang
menyebabkan tonus spincter melemah dan menghilang. Sering terjadi
inkontinensia alvi vagina.
g. Vesica Urinaria (kandung kencing)
Tampak aktivitas kendali spincter dan detrusor hilang, sehingga seringkencing
tanpa sadar.
h. Kelenjar payudara
Diserapnya lemak subcutan, atrofi jaringan parenkim, lobulus menciut,
stroma jaringan ikat fibrosa menebal. Puting susu mengecil kurang erektil,
pigmentasi berkurang, sehingga payudara menjadi datar dan mengendor.
2.4.9 Perubahan anatomi fisiologi Hormon yang terjadi pada wanita masa
menopause
Selama masa peri-menopause, Kadar estradiol turun, sedangkan kadar FSH
dan LH meningkat. Akan tetapi, kadar hormone tersebut berfluktuasi di sekitar waktu
menopause. FSH meningkat secara bertahap dan mencapai puncak setelah perdarahan
terakhir terjadi. Dua hingga delapan tahun sebelum menopause, kebanyakan wanita
menjadi tak teratur ovulasinya. Selama tahun-tahun tersebut, folikel indung
telur (kantung indung telur), yang mematangkan telur setiap bulan, akan mengalami
tingkat kerusakan yang semakin cepat hingga pasokan folikel itu akhirnya habis.
Inhibin, zat yang dihasilkan dalam indung telur, juga semakin berkurang sehingga
mengakibatkan meningkatnya kadar FSH ( Follicle Stimulating Hormone, hormon
perangsang folikel yang dihasilkan hipofise). Kadar FSH kembali turun10-20 tahun
setelah menopause. Kadar estrogen tidak bekurang selama kurang dari satu tahun
sebelum periode menstruasi terakhir.
Sebelum menopause, estrogen utama yang dihasilkan tubuh seorang wanita
adalah estradiol. Namun selama pra-menopause, tubuh wanita mulai menghasilkan
lebih banyak estrogen dari jenis yang berbeda, yang dinamakan estron, yang
dihasilkan di dalam indung telur maupun dalam lemak tubuh. Kadar testoteron
biasanya tidak turun secara nyata selama pra-menopause.
Kenyataannya, indung telur pasca-menopause dari kebanyakan wanita (tetapi
tidak semua wanita) mengeluarkan testoteron lebih banyak dari pada indung
telur pra-menopause. Sebaliknya, kadar progesteron benar-benar mulai menurun
selama pra-menopause, bahkan jauh sebelum terjadinya perubahan-perubahan pada
estrogen atau testoteron, Estrogen dan androgen (seperti halnya testoteron) adalah
penting, misalnya untuk mempertahankan tulang yang kuat dan sehat serta jaringan
vagina dan saluran kencing yang lentur. Baik estrogen maupun progesterone sama-
sama penting untuk mempertahankan lapisan kolagen yang sehat pada kulit.
2.4.10 Faktor faktor yang mempengaruhi menopause
Menurut Blackburn dan Davidson (1990), faktor-faktor yang mempengaruhi
menopause adalah:
a. Umur sewaktu mendapat haid pertama kali (menarch)
Beberapa penelitian menemukan hubungan antara umur pertama mendapat
haid pertama dengan umur sewaktu memasuki menopause. Semakin
mudaumur sewaktu mendapat haid pertama kali, semakin tua usia memasuki
menopause.
b. Kondisi kejiwaan dan pekerjaan
Ada peneliti yang menemukan pada wanita yang tidak menikah dan
bekerja,umur memasuki menopause lebih muda dibandingkan dengan wanita
sebayayang tidak bekerja dan menikah.
c. Jumlah anak
Ada peneliti yang menemukan, makin sering melahirkan, makin tua baru
memasuki menopause. Kelihatannya kenyataan ini lebih sering terjadi pada
golongan ekonomi berkecukupan dibandingkan pada golongan
masyarakatekonomi kurang mampu.Penggunaan obat-obat Keluarga
Berencana (KB)Karena obat-obat KB memang menekan fungsi hormon dari
indung telur,kelihatannya wanita yang menggunakan pil KB lebih lama baru
memasukiumur menopause.
d. Merokok
Wanita perokok kelihatannya akan lebih muda memasuki usia menopause
dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.
e. Cuaca dan ketinggian tempat tinggal dari pemukaan laut
Wanita yang tinggal di ketinggian lebih dari 2000-3000 m dari permukaanlaut
lebih cepat 1-2 tahun memasuki usia menopause dibandingkan denganwanita
yang tinggal di ketinggian < 1000 m dari permukaan laut.
f. Sosio-ekonomi
Menopause juga dipengaruhi oleh faktor status sosio-ekonomi, di samping
pendidikan dan pekerjaan suami. Begitu juga hubungan antara tinggi
badandan berat badan wanita yang bersangkutan termasuk dalam pengaruh
sosio-ekonomi.
2.4.11 Pilihan Pengobatan Untuk Menopause
Pengobatan yang paling sering digunakan untuk menghilangkan gejala-gejala
menopause dan mengurangi resiko masalah kesehatan dimasa depan adalah terapi
sulih hormone (hormone replacement therapy, HRT). Akan tetapi, seperti yang
mungkin anda dengar, ada beberapa risiko yang mungkin menyertai pengobatan
HRT, khususnya jika digunakan untuk jangka waktu yang lama.
Peningkatan resiko tersamar: Kanker payudara, masalah penyumbatan
pembuluh darah (misalnya stroke), penyakit jantung koroner.
Penurunan resiko tersamar: kanker kolorektal (usus besar), osteoporosis, dan
patah tulang.
Kita dapat mengetahui lebih detail tentang pilihan-pilihan ini dalam bagian
penanganan menopause, diantaranya adalah:
1. Perubahan gaya Hidup
Pola makan yang sehat dan seimbang
Olah raga (missal: latihan ketahanan tubuh, jalan kaki, atau jogging)
Menghindari hal hal yang dapat memicu timbulnya gejala
2. Pengobatan berbasis Hormon
HRT (Terapi Esterogen Tunggal) pemberian estrogen dengan dosis
harian rendah dan cocok untuk wanita yang menjalani Histerektomi
sehingga tidak lagi memiliki rahim.
HRT kombinasi digunakan untuk wanita yang masih memiliki rahim.
Fitoestrogen (zat kimia alami yang diperoleh dari makanan herbal)
Testosteron
3. Terapi Komplementer
Obat-obatan herbal
Homeopati
Hypnosis
Refleksiologi
Akupuntur
Aroma terapi dan,
Yoga
4. Pengobatan Menorrhagia (menstruasi teratur tetapi sangat banyak, yang
dialami oleh banyak wanita pada saat menjelang menopause)
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Terapi progesterone tunggal (Mirena)
5. Pengobatan untuk gejala psikologis
Psikoterapi , konseling
Obat obatan antidepresan
6. Pengobatan untuk gejala urogenita
Gejala fisik yang mempengaruhi sistem saluran kemih dan organ
genital
Pelican / pelembab vagina
Obat obatan untuk mengatasi ketidak mampuan untuk mengendalikan
inkontinensia
Antibiotika

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya, kami dapat mengemukakan simpulan
sebagai berikut:
1. Anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang susunan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat
dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak.
2. Menopause merupakan tahap yang abnormal dalam kehidupan. Kata
menopause yang berasal dari kata Yunani yang berarti bulan dan
penghentian sementara, yang secara linguistik lebih tepat disebut
menocease. Secara medis istilah menopause berarti menocease, karena
berdasarkan defenisinya menopause itu berarti berhentinya menstruasi (bukan
istirahat). Arti menopause yang tidak jelas ini dikarenakan gejala-gejala yang
muncul sebelum menstruasi juga berhenti.
3. Ketika kadar esterogen dan progesterone turun dengan dramatis, karena
ovarium berhenti merespon FSH dan LH yang diproduksi oleh kelenjar
Hipofisis yang ada di otak. Sebagai usaha agar kedua ovarium dapat berfungsi
dengan baik, otak sebenarnya telah mengeluarkan FSH dan LH lebih banyak
lagi. Akan tetapi, kecenderungan otak untuk memproduksi lebih banyak FSH
memberikan satu keuntungan yaitu kadar FSH yang tinggi dapat dideteksi
dalam darah atau urine dan dapat digunakan sebagai tes sederhana untuk
mendeteksi menopause.
3.2 Saran
Penyusun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik dari ibu dosen sangat kami harapkan. Agar makalah ini
bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk kami dikemudian hari

DAFTAR PUSTAKA
Amazine.co. 2016. Tips Kesehatan: 12 Jenis Perubahan Fisik Selama Menopause.
www.amazine.co/5546/tips-kesehatan-12-jenis-perubahan-fisik-selama-
menopause/. Diakses 27 November 2016.
Harmanto, Ning. 2006. Herbal untuk Keluarga: Ibu Sehat dan Cantik dengan Herbal.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Kadaryanto et al. 2006. Biologi 2. Jakarta : Yudhistira.
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kepita Selekta Kedokteran. Jakarta : Penerbit Media
Aesculapius.
Manuaba, Ida. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana
untuk pendidikan bidan. Jakarta : Penerbit buku kedokteran.
Oxorn, Harry dan Forte, William R. 1980. Where There is A Doctor. Diterjemahkan
oleh: Achmad, Januar. Jakarta: Yayasan Essentia Medica.
Pearce, Evelyn C. (1998). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Pratomo, Dewi Yogo. 2012. HynpnoBeauty. Jakarta: Noura Books.
Saktiyono. 2004. Sains : Biologi SMP 3. Jakarta : Esis-Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai