Anda di halaman 1dari 16

Pentingnya JAMSOSTEK menurut Peraturan Menteri Nomor 5 Tahun

1993
dianjukan untuk memenuhi tugas MT Perundangan dan Peraturan K3
Dosen Pengajar :
Andi Lala S.H., M.H.

Nama : Wilzandy Aryandito


Nim : 15020100

AKAMIGAS BALONGAN
INDRAMAYU
2016
Kata Pengantar

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah mengenai Pentingnya
JAMSOSTEK Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 dengan baik.

Makalah yang saya susun ini digunakan untuk melengkapi tugas Mata Kuliah
Perundangan dan Peraturan K3 yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah
tersebut. Makalah ini disusun berdasarkan referensi dari sumber-sumber yang saya
dapatkan.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu,saya sangat mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini.

Indramayu, 18 September 2016

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar........ i

Daftar Isi ....... ii

BAB I : ...... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah .. 2

BAB II : ..... 3

2.1 Pembahasan ........... 3

BAB III : .. 12

3.1 Kesimpulan....... 12

3.2 Saran............. 12

DAFTAR PUSTAKA ....... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu kewajiban negara adalah melindungi setiap warga negaranya baik
secara fisik, mental, sosial dan ekonomi sebagai timbal balik kesetiaan warga negara
kepada negara baik dalam bentuk pembayaran pajak secara rutin atau ketundukan
pada peraturan hukum di negara tersebut. Poin tersebut juga tercakup dalam Pancasila
dan UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia yang merupakan buah pemikiran
bangsa ini sejak awal kemerdekaan. Realisasi perlindungan tersebut dalam konteks
perlindungan, asuransi atau jaminan sosial.

Asuransi sosial tenaga kerja merupakan salah satu jenis kegiatan asuransi
yang memberikan perlindungan jaminan sosial bagi tenaga kerja di sektor formal
seperti jaminan kecelakan kerja, jaminan hari tua
atau pensiun, jaminan kematian, dan jaminan kesehatan. Peran serta tenaga kerja
dalam pembangunan nasional meningkat dengan disertai berbagai tantangan risiko
yang dihadapi. Oleh karena itu kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan,
pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraannya, sehingga pada gilirannya
akan dapat meningkatkan produktivitas nasional.

Penyelenggaraan program JAMSOSTEK merupakan sebagian dari tugas


pokok pemerintah di bidang ketenaga kerjaan sebagaimana diatur dalam UU No. 14
tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja khususnya
pasal 10 dan pasal 15. Untuk menjamin pelaksanaan program JAMSOSTEK, PT.
JAMSOSTEK sebagai Badan Usaha Milik Negara secara prinsip telah di tunjuk oleh
pemerintah untuk menyelenggarakan program JAMSOSTEK yang dalam
melaksanakan fungsi dan tugasnya mengutamakan pelayanan kepada peserta dalam

1
rangka peningkatan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja beserta
keluarganya. Peraturan tentang JAMSOSTEK, pada prinsipnya, telah diatur dalam
Undang-Undang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), yaitu Undang-
Undang No. 3 tahun 1992. Untuk menjalankan undang-undang ini, Pemerintah telah
membuat Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga
Kerja(Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan JAMSOSTEK ?
2. Program-program apa saja yang ditawarkan oleh JAMSOSTEK ?
3. Apa pentingnya JAMSOSTEK menurut PP No.14 Tahun 1993 ?

BAB II

2
Pembahasan

2.1 Pembahasan

Pengertian JAMSOSTEK

JAMSOSTEK merupakan suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk


santunan berupa uang sebagai pengganti dari penghasilan yang hilang atau berkurang
dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja
berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.
JAMSOSTEK memberikan hak dan membebani kewajiban secara pasti
(Compulsory) bagi pengusaha dan tenaga kerja berdasarkan Undang-
Undang No. 3 Tahun 1992, berupa santunan tunai dan pelayanan medis,
sedangkan kewajiban peserta adalah tertib administrasi dan membayar
iuran.
JAMSOSTEK dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri.
Kemandirian berarti tidak tergantung orang lain dalam membiayai
perawatan pada waktu sakit, kehidupan dihari tua maupun keluarganya,
bila meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh
sebagai hak dan bukan balas kasihan dari orang lain. Agar pembiayaan dan
manfaat optimal, pelaksanaan program JAMSOSTEK dilakukan secara
gotong royong, dimana yang muda membantu yang tua, yang sehat
membantu yang sakit, dan yang berpenghasilan tinggi membantu yang
berpenghasilan rendah.
Pemerintah RI menunjuk PT JAMSOSTEK (Persero) sebagai Badan
Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja melalui Peraturan
Pemerintah No. 36 Tahun 1995. Namun, peraturan tentang JAMSOSTEK, pada
prinsipnya, telah diatur dalam Undang-Undang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK), yaitu Undang-Undang No. 3 Tahun 1992. Untuk menjalankan
undang-undang ini, Pemerintah telah membuat Peraturan Pemerintah tentang

3
Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun
1993).
Program JAMSOSTEK wajib diikuti oleh setiap perusahaan
(BUMN, Joint Venture, PMA) Yayasan, Koperasi, perusahaan perorangan
yang mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 10 (sepuluh) orang atau
membayar seluruh upah perbulan paling sedikit Rp, 1.000.000,- atau lebih.

UU No.14 Tahun 1969


Penyelenggaraan program JAMSOSTEK merupakan sebagian dari tugas
pokok pemerintah di bidang ketenaga kerjaan sebagaimana diatur dalam UU No. 14
tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja khususnya
pasal 10 dan pasal 15.

Isi dari pasal 10 dan 15 adalah sebagai berikut,


Pasal 10
Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup:
a. Norma keselamatan kerja;
b. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan;
c. Norma-kerja;
d. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan
kerja.
Pasal 15
Pemerintah mengatur penyelenggaraan pertanggungan sosial dan bantuan
sosial bagi tenaga kerja dan keluarganya.

Penjelasan UU No.3 Tahun 1992

4
Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 adalah undang-undang yang mengatur
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). UU ini merupakan
pelaksanaan dari pasal 10 dan 15 UU No.14 Tahun 1969 tentang ketentuan pokok
mengenai tenaga kerja yang meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian,
jaminan hari tua, dan jaminan pemeliharaan kesehatan.
Pada penjelasan UU No.3 Tahun 1992 di sebutkan 2 aspek dari JAMSOSTEK
yaitu,
Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup,
minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya.
Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah
menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempat
mereka bekerja.

PP No.14 Tahun 1993


Untuk menjalankan UU No. 3 Tahun 1992 ini, Pemerintah telah membuat
Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993). Ada 12 pasal paling penting yang perlu
diketahui pekerja maupun pemberi kerja (perusahaan). Secara rinci, berikut
adalah isi dari pasal-pasal terpenting tersebut,

Pasal 2 ayat 1, "Program jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah ini, terdiri dari:
A. Jaminan berupa uang yang meliputi:
1. Jaminan Kecelakaan Kerja;
2. Jaminan Kematian;
3. Jaminan Hari Tua.
B. Jaminan berupa pelayanan, yaitu Jaminan Pemeliharaan Kesehatan."
Pasal 2 ayat 3, "Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh)
orang atau lebih, atau membayar upah paling sedikit Rp.1.000.000,(satu juta

5
rupiah) sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program
jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)."
Pasal 4, "Dalam hal perusahaan belum ikut serta dalam program jaminan sosial
tenaga kerja pengusaha wajib memberikan jaminan Keselamatan Kerja
kepada tenaga kerjanya sesuai dengan Peraturan Pemerintah ini."
Pasal 7, "Kepesertaan perusahaan dan tenaga kerja dalam program jaminan sosial
tenaga kerja berlaku sejak pendaftaran dan pembayaran luran pertama
dilakukan oleh pengusaha."
Peraturan tentang Jamsostek : Besar Iuran
Pasal 9 ayat 1, "Besarnya iuran program sosial tenaga kerja adalah sebagai berikut:
a. Jaminan Kecelakaan Kerja yang perincian besarnya iuran berdasarkan
kelompok jenis usaha sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1, sebagai
berikut:
Kelompok I: 0,24% dari upah sebulan;
Kelompok II: 0,54% dari upah sebulan;
Kelompok III: 0,89% dari upah sebulan;
Kelompok IV: 1,27% dari upah sebulan;
Kelompok V: 1,74% dari upah sebulan;
b. Jaminan Hari Tua, sebesar 5,70% dari upah sebulan;
c. Jaminan Kematian, sebesar 0,30% dari upah sebulan;
d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, sebesar 6% dari upah sebulan bagi
tenaga kerja yang sudah berkeluarga, dan 3% dari upah sebulan bagi tenaga
kerja yang belum berkeluarga."
Pasal 9 ayat 2, "Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha."
Pasal 9 ayat 3, "Iuran jaminan Hari Tua sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
b, sebesar 3,70% ditanggung oleh pengusaha dan sebesar 2% ditanggung oleh
tenaga kerja."

6
Pasal 9 ayat 4, "Dasar perhitungan iuran jaminan Pemeliharaan kesehatan dari upah
sebulan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu) huruf d, setinggitingginya
Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah)."
Peraturan tentang Jamsostek: Hak Pekerja
Pasal 12 ayat 1, "Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan berhak atas jaminan
Kecelakaan Kerja berupa penggantian biaya yang meliputi:
a. Biaya pengangkutan tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja ke Rumah
Sakit dan atau ke rumahnya, termasuk biaya pertolongan pertama pada
kecelakaan;
b. Biaya pemeriksaan, pengobatan, dan atau perawatan selama di Rumah Sakit,
termasuk rawat jalan;
c. Biaya rehabilitasi berupa alat bantu (orthese) dan atau alat ganti (prothese)
bagi tenaga kerja yang anggota badannya hilang atau tidak berfungsi akibat
kecelakaan kerja.
Pasal 12 ayat 2, "Selain penggantian biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
kepada tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja diberikan juga santunan
berupa uang yang meliputi:
a. Santunan sementara tidak mampu bekerja;
b. Santunan cacad sebagian untuk selama-lamanya;
c. Santunan cacad total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental; dan
atau
d. Santunan kematian."
Pasal 12 ayat 3, "Besarnya jaminan kecelakaan kerja adalah sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah ini."
Pasal 18 ayat 1, " Pengusaha wajib memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan bagi tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan."
Pasal 20 ayat 1, " Selama tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja masih belum
mampu bekerja, pengusaha tetap membayar upah tenaga kerja yang

7
bersangkutan, sampai penetapan akibat kecelakaan kerja yang dialami
diterima semua pihak atau dilakukan oleh Menteri.
Pasal 22 ayat 1, " Jaminan Kematian dibayar sekaligus kepada Janda atau Duda, atau
Anak, dan meliputi:
a. Santunan kematian sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah); dan
b. Biaya pemakaman sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah)."
Peraturan tentang Jamsostek : Pembayaran
Pasal 23 ayat 1, " Pihak yang berhak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
mengajukan pembayaran Jaminan Kematian kepada Badan Penyelenggara
dengan disertai bukti-bukti:
a. Kartu peserta;
b. Surat keterangan kematian
Pasal 24 ayat 1, " Besarnya Jaminan Hari Tua adalah keseluruhan iuran yang telah
disetor, beserta hasil pengembangannya.
Pasal 24 ayat 2, "Jaminan Hari Tua dibayar kepada tenaga kerja yang telah mencapai
usia 55 (lima puluh lima) tahun atau cacad total untuk selama-lamanya, dan
dapat dilakukan:
a. Secara sekaligus apabila jumlah seluruh jaminan Hari Tua yang harus dibayar
kurang dari Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah).
b. Secara berkala apabila seluruh jumlah jaminan, Hari Tua mencapai Rp.
3.000.000,- (tiga juta rupiah) atau lebih, dan dilakukan paling lama 5 (lima)
tahun."

Pasal 32 ayat 1, "Dalam hal tenaga kerja berhenti bekerja dari perusahaan sebelum
mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun dan mempunyai masa kepesertaan
serendah-rendahnya 5 (lima) tahun dapat menerima Jaminan Hari Tua secara
sekaligus."

8
Pasal 32 ayat 2, "Pembayaran Jaminan Hari Tua sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dibayarkan setelah melewati masa tunggu 6 (enam) bulan terhitung sejak
saat tenaga kerja yang bersangkutan berhenti bekerja."
Peraturan tentang Jamsostek: Kesehatan
Pasal 33 ayat 1, "Jaminan Pemeliharaan Kesehatan diberikan kepada tenaga kerja
atau suami atau isteri yang sah dan anak sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang
dari tenaga kerja."

Program-Program yang Ditawarkan JAMSOSTEK


Pada dasarnya program JAMSOSTEK merupakan sistem asuransi sosial,
karena penyelenggaraan didasarkan pada sistem pendanaan penuh (fully funded
system), yang dalam hal ini menjadi beban pemberi kerja dan pekerja. Sistem tersebut
secara teori merupakan mekanisme asuransi. Dalam hal ini pemerintah tetap
diwajibkan untuk berkontribusi terhadap penyelengaraan sistem asuransi sosial, atau
paling tidak pemerintah terikat untuk menutup kerugian bagi badan penyelenggara
apabila mengalami defisit. Di sisi lain, apabila penyelenggara JAMSOSTEK
memperoleh keuntungan, maka pemerintah akan memperoleh deviden dan pajak
badan karena bentuk badan hukum adalah BUMN Persero.
Program JAMSOSTEK terdiri dari :
1 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan pengantian biaya
perawatan dan upah, santunan cacad dan santunan kematian akibat
kecelakaan dan sakit akibat kerja.
2 Jaminan Hari Tua (JHT) berupa tabungan selama masa kerja yang
dibayarkan kembali pada umur 55 tahun atau sebelum itu jika
mengalami cacad tetap total atau meninggal dunia
3 Jaminan Kematian (JKM) memberikan pembayaran tunai kepada ahli
waris dari tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum umur 55 tahun.

9
4 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) memberikan pelayanan media
berupa rawat jalan, rawat inap, pemeriksaan kehamilan dan
pertolongan persalinan, penunjang diagnostik, pelayanan khusus dan
gawat darurat bagi tenaga kerja dan keluarganya yang menderita sakit.
5 Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta atau lebih dikenal sebagai
DPKP merupakan dana yang dihimpun dan digunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan peserta program Jamsostek yang diambil
dari sebagian dana hasil keuntungan PT. Jamsostek (Persero).
6 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang lebih dikenal sebagai
PKBL merupakan kerjasama antara BUMN dengan Usaha Kecil yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi
tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba
BUMN, sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN No.Kep-
236/MBU/2003.
7 Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) memberikan
perlindungan jaminan sosial bagi tenaga kerja yang melakukan
pekerjaan di luar hubungan kerja pada saat tenaga kerja tersebut
kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat
terjadinya risiko-risiko antara lain kecelakaan kerja, sakit, hamil,
bersalin, hari tua dan meninggal dunia.

Pentingnya JAMSOSTEK menurut PP No.14 Tahun 1993


Setelah mengetahui beberapa pasal penting dalam PP No.14 Tahun
1993 tersebut, dapat diketahui bahwa program JAMSOSTEK yang
merupakan program pemerintah, yaitu program yang berupaya melindungi,
menjamin, dan mensejahterakan para tenaga kerja, adalah penting. Pentingnya

10
program ini agar para pekerja bisa mendapat jaminan yang jelas apabila
sewaktu-waktu mengalami suatu kecelakaan dalam pekerjaannya tersebut.
Untuk itu JAMSOSTEK wajib diikuti oleh para pekerja maupun para pemberi
kerja (perusahaan) sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah program publik yang memberikan
perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu yang

11
penyelenggarannya menggunakan mekanisme asuransi sosial. Sebagai program
publik, JAMSOSTEK memberikan hak dan membebani kewajiban secara pasti
(compulsory) bagi pengusaha dan tenaga kerja berdasarkan Undang-Undang No. 3
Tahun 1992, berupa santunan tunai dan pelayanan medis, sedang kewajibannya
adalah membayar iuran. Sementara menurut Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1994
tentang penyelenggaraan JAMSOSTEK, program tersebut bersifat penting untuk
diikuti para pekerja maupun pemberi kerja (perusahaan). Program ini memberikan
perlindungan bersifat dasar, untuk menjaga harkat dan martabat manusia jika
mengalami resiko-resiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang terjangkau oleh
pengusaha dan tenaga kerja. Resiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh program
tersebut terbatas saat terjadi peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacad, hari
tua dan meninggal dunia, yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya
penghasilan tenaga kerja atau membutuhkan perawatan medis.

3.2 Saran
Adapun sedikit saran dari penulis yaitu agar para pekerja maupun pemberi
kerja bisa segera mengikuti program JAMSOSTEK tersebut, agar para pekerja bisa
terjamin kesejahteraannya beserta keluarganya.
Dan juga disamping itu penulis mengharapkan tentunya hal ini menjadi satu
hal yang bermanfaat bagi pembaca. Terakhir penulis mengharapkan kiranya makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, dan tidak lupa penulis juga mengharapkan
kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan isi
daripada makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://dangstars.blogspot.com/2013/01/jaminan-sosial-tenaga-kerja-dan-manfaat.html

http://www.jamsosindonesia.com/prasjsn/jamsostek/manfaat

12
http://www.putra-putri-indonesia.com/peraturan-tentang-jamsostek.html

http://www.jamsosindonesia.com/cakrawala/perubahan_kesembilan_pp_nomor_14_t
ahun_1993

http://documents.tips/documents/uu-no-3-tahun-1992-jaminan-sosial.html#

http://www.kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-13-1941-
31082007.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai