Anda di halaman 1dari 18

DESAIN SURVEY

Perkembangan suatu kota tidak lepas dari faktor pertumbuhan penduduk dan
sosioekonomi begitu pula keadaan Kota Banda Aceh, Lhokseumawe dan Kabupaten
Aceh Utara yang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Seiring dengan
meningkatnya pertumbuhan penduduk dan sosioekonomi berdampak pada
meningkatnya kebutuhan perjalanan ke tempat-tempat aktivitas yang berada di
wilayah perencanaan maupun di luar wilayah perencanaan. Untuk memenuhi
kebutuhan akan aktivitas mengakibatkan terjadinya kebutuhan pergerakan dari
suatu kawasan menuju pusat aktivitas yang berada di dalam atau diluar suatu
wilayah. Kota Banda Aceh, Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara merupakan
kawasan dengan jumalah kepala keluarga berdasarkan data BPS tahun 2015
sebesar 197.563 kepala keluarga. Kota Banda Aceh juga merupakan ibukota
Provinsi Aceh yang mengakibatkan tarikan perjalanan yang cukup tinggi. Dengan
lokasi kawasan yang beredekatan tersebut akan menimbulkan pergerakan yang
menuju pusat-pusat kota. Untuk itu perlu dilakukan analisa guna mengetahui besar
bangkitan perjalanan yang terjadi. Untuk menganalisa bangkitan yang terjadi
digunakan Metode Analisa Klasifikasi Silang atau Analisa Kategori yang dengan 3
variabel bebas yaitu tingkat pendapatan, pemilikan kendaraan dan ukuran rumah
tangga. Analisis dilakukan pada 3 Kabupaten/Kota.

I. Survey Asal Tujuan


a. Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi
keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara
mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis
sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh
dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak
langsung (data sekunder). Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau
cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara
sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara,
pengamatan, tes, dokumentasi dan sebagainya. Dalam memperoleh data

Desain Survey | 1
bangkitan perjalanan di Kota Banda Aceh, Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh
Utara dilakukan survei wawancara rumah tangga.
b. Penentuan Jumlah Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian, dimana
sampel merupakan bagian dari populasi. Untuk survai bangkitan perjalanan
pada Kota Banda Aceh, Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara, didasarkan
pada wawancara rumah tangga dengan sistem sampel. Tujuan sampel dalam
hal ini adalah untuk mengestimasi kualitas data yang diperoleh dan untuk
merepresentasikan keseluruhan populasi sesuai tujuan analisis, maka perlu
didesain sampelnya. Besarnya sampel yang dibutuhkan dapat ditentukan
dengan mengaplikasikan rumus, sebagai berikut, (Dajan, 1986) :
N = (zSD / SE)2
Keterangan :
N = jumlah sampel
SD = standar deviasi dari parameter
SE = standar error yang dapat diterima untuk parameter
z = ketetapan berdasarkan tingkat ketelitian 90% (nilai tabel = 1,65)

Pada analisis, dalam menentukan jumlah sampel dengan rumus Dajan tersebut,
terlebih dahulu diperlukan data besaran standar deviasi (SD) dari survai
pendahuluan untuk menentukan besarnya jumlah sampel yang sebenarnya
dengan spesifikasi ketelitian 90%.
c. Penentuan Sampel Diantara Populasi (Sampling)
Dalam sampling wawancara rumah tangga setiap anggota populasi dalam
survai mempunyai probabilitas yang sama untuk mewakili sebagai sampel.
Sampel akan diambil secara random dan proporsional sesuai jumlah Kepala
Keluarga (KK) di wilayah perencanaan dan sebarannya untuk masing-masing
zona didistribusikan secara merata dan disesuaikan dengan luas area terbangun
pada zona yang diwakili.
d. Peralatan dan Perlengkapan Survei
Berdasarkan jenis survei Rumah Tangga (Keluarga) yang akan dilakukan, maka
Rumah Tangga dapat didefinisikan sebagai seseorang atau segrup orang atau
organisasi keluarga termasuk pembantu dan pengunjung yang tinggal bersama
dan menjadi satu unit dapur. Tujuan survei berbasis Rumah Tangga ini untuk

Desain Survey | 2
mendapatkan data karakteristik keluarga termasuk bangkitan perjalanan
hariannya. Survei wawancara yang mempergunakan kuesioner ini selanjutnya
untuk mendapatkan bangkitan perjalanan di wilayah perencanaan.

Desain Survey | 3
Gambar 1. Kuesioner untuk survei wawancara rumah tangga.

Desain Survey | 4
METODOLOGI

Studi Kepustakaan
Studi literature dimaksudkan untuk mendapatkan landasan-landasan teoritis
sehubungan dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Berbagai kajian
tentang bangkitan lalu-lintas, yang merupakan bagian dari sistim transportasi
empat tahap, dibahas guna dijadikan suatu kerangka kerja dari penelitian ini.
Proses identifikasi variabel-variabel penelitian tersebut didasarkan pada suatu
pola yang menggambarkan prilaku penduduk pada Kota Banda Aceh,
Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara dalam melakukan perjalanan. Ada
empat variabel yang menjadi dasar proses identifikasi, yaitu jumlah anggota
dalam rumah tangga (homehold), pemilikan kendaraan (car ownership),
penghasilan keluarga (income percapita), dan tujuan perjalanan (trip rate).

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metoda survei wawancara rumah tangga


atau disebut juga home interview survey merupakan survei untuk
mengumpulkan data perjalanan yang dilakukan setiap anggota keluarga pada
hari yang normal. Hari normal adalah hari senin, selasa, rabu dan kamis.
Wawancara rumah tangga dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan
informasi langsung perihal daftar pertanyaan yang terdapat pada lembar
kuisioner.

Untuk survei bangkitan perjalanan di wilayah perencanaan Kota Banda Aceh,


Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara, pengumpulan data didasarkan pada
wawancara rumah tangga dengan sistem sampel. Sampel akan diambil secara
random dan proporsional sesuai jumlah kepala keluarga (KK) pada masing-
masing zona dan sebarannya untuk masing-masing zona didistribusikan secara
merata dan disesuaikan dengan luas area terbangun pada zona yang diwakili.
Tujuan sampel dalam hal ini adalah untuk mengestimasi kualitas data yang
diperoleh dan untuk merepresentasikan keseluruhan populasi sesuai tujuan
analisis.

Survai kartu pos

Desain Survey | 5
Survai asal tujuan dapat pula dilakukan dengan meminta penumpang angkutan
pribadi maupun angkutan umum untuk mengisi suatu quesioner yang kemudian
dikirim kekantor pengumpul informasi dengan cuma-cuma.

Survai plat nomor kendaraan

Merupakan salah satu pendekatan dalam survai asal tujuan dengan


menempatkan surveyors/camera untuk mencatat atau merekam nomor
kendaraan yang melewati titik survai. Titik survai ditempatkan sedemikian
sehingga dapat didapatkan informasi asal tujuan perjalanan. Data selanjutnya
diolah dengan program sederhana untuk mendapatkan informasi asal tujuan
perjalanan, dengan semakin maju perangkat lunak modelling asal tujuan ini,
pelaksanaan survey dapat dilakukan dalam kawasan yang lebih luas, sepanjang
titik-titik pengamatan ditempatkan dengan lokasi yang mempertimbangkan
tujuan antara yang bisa jadi tidak terekam.

II. Survey Model Bangkitan Perjalanan

Model dapat didefinisikan sebagai bentuk penyederhanaan suatu realita (dunia


yang sebenarnya) (Tamin, 2000). Pembentukan model dimaksudkan untuk
memberikan penjelasan, pengertian serta peramalan. Tujuan pemodelan dari
besarnya bangkitan perjalanan adalah untuk memperoleh formulasi matematis
yang dapat digunakan untuk mengestimasi besarnya bangkitan pergerakan
berdasarkan zona. Untuk zona yang diteliti, survei menyediakan informasi
berdasarkan observasi tentang besarnya jumlah bangkitan pergerakan, dan
variable sosio-ekonomi yang akan digunakan untuk pemodelan bangkitan
perjalanan. Pemodelan bangkitan perjalanan dapat dilakukan melalui beberapa
pendekatan. Pendekatan yang umum digunakan untuk pemodelan bangkitan
perjalanan adalah dengan menggunakan analisis kategori atau klasifikasi silang.

Metode Analisis Kategori atau Klasifikasi Silang

Metode analisis kategori dikembangkan pertama sekali pada The Puget Sound
Transportation Study pada tahun 1964. Metode ini didasarkan pada keterkaitan
antara terjadinya pergerakan dengan atribut rumah tangga. Tiap bangkitan
pergerakan dapat dikatakan stabil dalam waktu tertentu untuk stratifikasi

Desain Survey | 6
rumah tangga tertentu, permasalahannya adalah memerlukan data yang besar
misal, jumlah rumah tangga dalam setiap kelas, tidak ada interpolasi, tidak ada
uji statistik yang dapat mendukung. Namun, keuntungannya adalah
pengelompokan klasifikasi silang tidak tergantung kepada sistem zona, Tidak
ada asumsi awal yang harus diambil mengenai bentuk hubungan, hubungan
tersebut berbeda-beda untuk setiap kelompok, perbedaan ukuran rumah tangga
yang mempunyai 1 kendaraan dengan 2 kendaraan akan berbeda. Variabel
yang digunakan dalam analisa kategori adalah:
1. Ukuran rumah tangga (jumlah orang dalam satu dapur)
2. Kepemilikan kendaraan
3. Pendapatan Rumah tangga

III. Survei Inventarisasi Prasarana Jalan

Merupakan survei untuk mengumpulkan data mengenai dimensi dan geometrik


jalan, terdiri dari antara lain:

panjang ruas jalan; lebar jalan; jumlah lajur lalu lintas; lebar bahu jalan; lebar
median; lebar trotoar; lebar drainase, alinyemen horisontal; alinyemen vertikal.

Bagian potongan melintang jalan ditunjukkan dalam gambar berikut:

Desain Survey | 7
IV. Survei Arus Lalu Lintas

Untuk mendapatkan informasi besaran arus lalu lintas perlu dilakukan survei
untuk mendapatkan data yang representatif mengenai besaran arus lalu lintas.
Besaran arus lalu lintas dipengaruhi oleh waktu, musim (musim hujan atau
musim kemarau ataupun musim hari-hari besar keagamaan), hari pelaksanaan
survei(hari pasar), pusat kegiatan, perumahan ataupun pada daerah wisata dan
berbagai faktor lainnya; jenis kendaraan yang berlalu lintas (klasifikasi
kendaraan);

Informasi yang dikumpulkan


Informasi yang dikumpulkan meliputi:
Arus pada ruas Pergerakan dipersimpangan Arus lalu lintas Komposisi
kendaraan Volume jam puncak (VJP) Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR).

Metoda pelaksanaan survey


Ada dua metode yang biasanya digunakan untuk melakukan survey, yaitu
Survei manual dengan menggunakan tenaga surveyor untuk menghitung
arus lalu lintas yang melalui suatu potong jalan, survey ini membutuhkan
biaya tenaga kerja yang besar, tapi dapat dilakukan dengan mudah.
Permasalahan yang ditemukan dengan survai yang dilakukan secara manual
adalah keakuratan dari hasil survai yang sangat tergantung kepada motivasi
surveyor yang melakukan survai. Survei mekanis/elektronis, merupakan
survai yang mempergunakan peralatan mekanis ataupun elektronis untuk
mengukur jumlah kendaraan yang melewati suatu potong jalan ataupun
kawasan di persimpangan. Peralatan survai yang digunakan berupa:

Tabung pneumatik, merupakan perangkat mekanis pengukur arus lalu lintas


dengan menempatkan suatu pipa pneumatik ditempatkan memotong jalan,
pengukuran dilakukan bila roda kendaraan yang menginjak tabung yang
kemudian direkam, Loop induksi, merupakan perangkat elektronis yang
bekerja atas dasar induksi dari mesin mobil pada saat melewati loop. Loop
ditanam dibawah permukaan jalan, Gelombang infra merah/ultra sonik,
merupakan perangkat elektronis yang bekerja dengan memancarkan
gelombang infra merah ataupun ultrasonik ke kendaraan yang lewat. Dengan

Desain Survey | 8
metode ini selain besar arus juga dapat diklasifikasi serta kecepatan lalu
lintas, Kamera video, yang digunakan dengan mengubah data menjadi
terukur dalam prosesor. Dengan metode ini selain besar arus juga dapat
diklasifikasi serta kecepatan lalu lintas

Desain Survey | 9
1) Survei manual

Untuk mendapatkan gambaran besar arus lalu lintas dan seberapa besar
pengaruhnya terhadap kapasitas jalan, maka kendaraan di klasifikasikan
menjadi beberapa golongan sebagai berikut:

Klasifikasi/
Jenis kendaraan
golongan
1 Sepedamotor, scoter
2 Sedan, jeep, station wagon
3 Oplet, mikrolet
4 Pick up, box
5a Bus kecil
5b Bus besar
6 Mobil truk 2 sumbu
7a Mobil truk 3 sumbu
7b Mobil gandengan
7c Mobil tempelan
8 Kendaraan tidak bermotor

Waktu pelaksanaan survei arus tergantung kepada tujuan pelaksanaan


survei, untuk mendapatkan arus lalu lintas harian maka survei dilakukan
sepanjang hari, namun dapat dilakukan penyederhanaan dengan melakukan
survei 16 jam, sebelum puncak pagi terjadi sampai dengan sesudah puncak
sore, hasil kemudian dikonversikan untuk mendapatkan lalu lintas harian,
untuk wilayah perkotaan biasanya survei dilakukan antara hari Selasa sampai
dengan Kamis, sedangkan hari Jumat memiliki ciri tersendiri karena adanya
kegiatan sholat Jumat, hari Sabtu sebagian perkantoran libur dan hari Minggu
mempunyai ciri tersendiri yang sangat terpengaruh dengan kegiatan di
kawasan yang dilakukan survei.

2) Survei dengan camera

Desain Survey | 10
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam melakukan survei adalah
dengan menggunakan camera video yang di digitalisasi untuk kemudian bisa
di peroleh informasi mengenai besarnya arus lalu lintas. Camera ditempatkan
diatas jalan diarahkan kepada lalu lintas yang akan diukur besar arusnya.
Untuk mendeteksi arus lalu lintas dibentuk virtual loop, setiap kali loop
dilewati kendaraan akan terdeteksi processor video yang kemudian dihitung
sebagai sebuah kendaraan.

Data disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan data tersebut, seperti:

15 menit ter padat, Volume per jam, jam puncak, merupakan saat terjadinya
arus puncak dalam satu hari, biasanya di perkotaan terdapat dua puncak
yaitu puncak pagi yaitu pada saat berangkat kerja/sekolah dan puncak sore
pada saat pulang kerja, volume harian, merupakan volume selama 24 jam,
volume rata-rata harian yang biasanya dihitung selama periode survei yang
panjangnya 3 atau 4 hari yang kemudian di rata-ratakan volume rata-rata
harian dalam setahun, Volume mingguan, Volume bulanan.

Volume yang sifatnya detail, menitan, 15 menitan merupakan informasi yang


diperlukan dalam penetapan waktu pada APILL, sedangkan volume harian
rata-rata dalam setahun dibutuhkan dalam merencanakan jalan, sedangkan
jam puncak digunakan untuk menentukan rasio volume per kapasitas.

Desain Survey | 11
Desain Survey | 12
Desain Survey | 13
V. Survei Kecepatan

Kecepatan ada besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda


perpindahan. Besar dari vektor ini disebut dengan kelajuan dan dinyatakan
dalam satuan meter per detik (m/s atau ms-1), atau kilometer perjam (km/jam)
Ada beberapa jenis kecepatan yang dikumpulkan dalam studi lalu lintas
diantaranya: kecepatan sesaat, kecepatan perjalanan, kecepatan ruang waktu.
Survei kecepatan biasanya digunakan untuk mengukur kecepatan lalu lintas
yang menjadi indikator utam kinerja lalu lintas, tapi disamping itu digunakan
untuk analisis potensi kecelakaan, dan digunakan juga untuk analisis
kecelakaan.

Kecepatan sesaat

Salah satu indikator kinerja lalu lintas yang penting dalam rekayasa lalu lintas
adalah kecepatan sesaat, oleh karena itu pengukuran kecepatan sesaat
merupakan satu yang diukur. Kecepatan sesaat biasanya digunakan untuk
analisis perilaku masyarakat dalam berlalu-lintas didaerah rawan kecelakaan,
tetapi juga digunakan dalam perencanaan perilaku masyarakat dalam
penggunaan persimpangan. Tetapi juga digunakan untuk melakukan
penegakan hukum terhadap pelanggaran kecepatan, untuk itu biasanya
digunakan radar speed gun ataupun perangkat yang lebih canggih lagi
dengan menggunakan perangkat elektronik yang dilengkapi dengan camera.

Desain Survey | 14
Satuan kecepatan

Rumus yang digunakan untuk mengukur kecepatan adalah:

Beberapa satuan kecepatan lainnya adalah:

meter per detik dengan simbol m/detik kilometer per jam dengan simbol
km/jam atau kph mil per jam dengan simbol mil/jam atau mph.

Metode pengukuran kecepatan sesaat

Ada beberapa cara yang digunakan dalam pengukuran kecepatan sesaat,


diantaranya:

Secara manual dilakukan dengan mengukur waktu tempuh jarak tertentu


yang dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan gambaran kecepatan rata-
ratanya dan simpangan bakunya serta percentil ke 85 nya[2]. Semakin
banyak contoh yang diambil semakin baik, biasanya digunakan sekurang-
kurangnya 30 contoh. Permasalahan dalam pengukuran seperti ini adalah
akurasi pengukuran. Dua pengamat ditempatkan terpisah pada jarak
tertentu, misalnya 50 m mengapit simeteris titik pengamatan. Pengamat
pertama memberi tanda kepada pengamat kedua untuk mengaktifkan stop
watch saat kendaraan melewati pengamat pertama. Pengamat kedua
mematikan stop watch saat kendaraan melewati pengamat kedua. Kecepatan
dihitung dengan membagi jarak (50 m) dibagi waktu tempuh antara posisi
pengamat pertama dan kedua dianggap sebagai kecepatan sesaat. Pengamat
pertama atau kedua bisa digantikan cermin yang ditempatkan serong dengan
sudut 45 derajat. Secara mekanis dilalukan dengan menggunakan perangkat
mekanis seperti dua pipa pneumatik yang dipasang pada jarak tertentu
kemudian jeda waktunya diukur antara kedua pipa dilewati oleh roda
kendaraan, Secara elektronik yang dilakukan dengan menggunakan
perangkat elektronik seperti speed radar gun ataupun dengan menggunakan
ultrasonic ataupun infra merah.

Analisis data kecepatan sesaat

Posisi persenti 50 (rata-rata) dan persentil 85

Desain Survey | 15
Tabel distribusi deskriptif

Rentang frekuensi Persentase


Titik tengah Frekuensi Persentil
kecepatan kumulatif kumulatif
25
26 - 30
31 - 35
36 - 40
41 - 45
46 - 50
51 - 55
56 - 60
61 - 65
66 - 70
70

Desain Survey | 16
Desain Survey | 17
Desain Survey | 18

Anda mungkin juga menyukai