STRUKTUR KRISTAL
Makalah Ini
Disusun Untuk Memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Pengantar Fisika Zat Padat
Disusun oleh
Ramdani :140310140024
Esti Ayu Rahayu :140310140026
II.Kisi Kristal
Zat padat dibedakan menjadi dua, yaitu kristal dan amorf. Kristal merupakan zat
padat yang memiliki struktur yang terdiri dari atom dan gugus-gugusnya yang tersusun
secara rapih dan periodik di dalam ruang. Sedangkan amorf atau bahan non-kristal
merupakan zat padat dimana atom-atomnya tidak memiliki keteraturan. Kristal yang
sempurna adalah kristal yang memiliki struktur kristal dengan tingkat kesetangkupan
unit atom yang tak berhingga dalam seluruh volume kristalnya dan ukuran yang tak
berhingga dalam ruang serta tidak memiliki cacat geometrik.
Namun dalam kenyataannya tidak ada kristal yang sempurna karena berbagai
keterbatasan fisik yaitu ukurannya terbatas, tak mungkin dibuat kristal tanpa cacat
geometri, tidak mungkin dibuat kristal tanpa adanya ketidakmurnian zat, pada suhu T >
0 Kelvin atom-atom dalam kristal bergetar di sekitar posisi kesetimbanganUnit atom
yang dimaksud dapat berupa atom tunggal atau kumpulan dari beberapa atom yang
disebut basis. Basis tersebut menempati posisi-posisi tertentu pada setiap titik yang
disebut kisi kristal. Kisi kristal ini merupakan sekumpulan titik titik yang tersusun
secara periodik dalam ruang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur dari sebuah
Kristal merupakan penjumlahan antara kisi dengan basisnya (Struktur Kristal = Kisi +
Basis). Sebagai contoh sederhana penjumlahan kisi dengan basis yang menghasilkan
struktur kristal digambarkan pada Gambar 1.
Kisi Basis Struktur Kristal
Gambar 2.1 Contoh terbentuknya struktur kristal yang berasal dari penjumlahan kisi
dan basis.
Ditinjau dari strukturnya, zat padat dibagi menjadi tiga yaitu monocrystal (kristal
tunggal), polycrystal, dan amorf. Pada kristal tunggal (monocrystal), atom atau
penyusunnya mempunyai struktur tetap karena atom-atom penyusunnya tersusun secara
teratur dalam pola tiga dimensi dan pola-pola ini berulang secara periodik dalam
rentang yang panjang tak berhingga. Polycrystal adalah kumpulan dari kristal-kristal
tunggal yang memiliki ukuran sangat kecil dan saling menumpuk yang membentuk
benda padat.
Amorf memiliki pola susunan atom-atom atau molekul-molekul yang acak dan
tidak teratur secara berulang. Amorf terbentuk karena proses pendinginan yang terlalu
cepat sehingga atom-atom tidak dapat dengan tepat menempati lokasi kisinya.Untuk
mengetahui susunan atom kristal dan amorf ditunjukkan pada Gambar 2.2
(a) (b)
Gambar 2.2 (a). Susunan atom kristal, (b). Susunan atom amorf.
(Smallman dan Bishop, 2000: 13).
Sel Primitif dan Sel Konvensional
Sel primitif adalah sel yang mempunyai luas atau volume terkecil. Sel primitif dibangun
oleh vektor basis biasa disebut sel satuan (unit sel). Sel primitif juga merupakan sel
satuan yang hanya memiliki satu kisi per-sel.
Sel konvensional (sel tak primitif) adalah sel yang mempunyai luas atau volume bukan
terkecil artinya mempunyai luas atau volume yang besarnya merupakan kelipatan sel
primitif. Sel ini memiliki lebih dari satu titik kisi per-sel.
(a) (b)
Gambar 2.3 (a). Beberapa kemungkinan sel primitif, (b). Sel konvensional.
Pola susunan kisi pada kisi Bravais dibedakan menjadi tiga berdasarkan
dimensinya yaitu kisi satu dimensi, kisi dua dimensi dan kisi tiga dimensi.
Kisi satu dimensi yaitu pola pengulangan kisi yang berada pada satu garis lurus satu
dimensi baik pada arah sumbu x, y atau z.
Sistem kristal dapat dibagi ke dalam 7 sistem kristal. Adapun ke tujuh sistem
kristal tersebut adalah Kubus, tetragonal, ortorombik, heksagonal, trigonal, monoklinik,
dan triklinik.
a. Sistem Kristal Kubus atau Kubik
Sistem kristal kubus memiliki panjang rusuk yang sama ( a = b = c) serta
memiliki sudut ( = = ) sebesar 90. Sistem kristal kubus ini dapat dibagi ke dalam 3
bentuk yaitu kubus sederhana (simple cubic/ SC), kubus berpusat badan (body-centered
cubic/ BCC) dan kubus berpusat muka (Face-centered Cubic/ FCC).
Berikut bentuk dari ketiga jenis kubus tersebut:
Kubus sederhana: Pada bentuk kubus sederhana masing-masing terdapat satu atom
pada semua sudut (pojok) kubus.
Pada kubus BCC, masing-masing terdapat satu atom pada semua pojok kubus, dan
terdapat satu atom pada pusat kubus (yang ditunjukkan dengan atom warna biru).
Pada kubus FCC, selain terdapat masing-masing satu atom pada semua pojok kubus,
juga terdapat atom pada diagonal dari masing-masing sisi kubus (yang ditunjukkan
dengan atom warna merah).
Sistem kristal monoklinik terdiri atas 2 bentuk, yaitu: monoklinik sederhana dan
berpusat muka pada dua sisi monoklinik (yang ditunjukkan atom dengan
warnahijau).Sistem kristal monoklinik ini memiliki panjang rusuk yang berbeda-beda
(a b c), serta sudut = = 90 dan 90.
Pada sistem kristal triklin, hanya terdapat satu orientasi. Sistem kristal ini
memiliki panjang rusuk yang berbeda (a b c), serta memiliki besar sudut yang
berbeda-beda pula yaitu 90.
Gambar 3.10 Sistem Kristal Triklinik
Pada sistem kristal ini, panjang rusuk memiliki ukuran yang sama (a = b =c),
sedangkan sudut-sudutnya adalah = = < 120 tetapi bukan 90.
Pada sistem kristal ini, sesuai dengan namanya heksagonal (heksa = enam), maka
sistem ini memiliki 6 sisi yang sama. System kristal ini memiliki dua nilai sudut yaitu
90 dan 120 ( = = 90dan =120) , sedangkan pajang rusuk-rusuknya adalah a = b
c. semua atom berada pada sudut-sudut (pojok) heksagonal dan terdapat masing-
masing atom berpusat muka pada dua sisi heksagonal (yang ditunjukkan atom dengan
warna hijau).[3]
Gambar 3.12 Sistem Kristal Heksagonal
Di dalam ruang tiga dimensi, terdapat 5 tipe dasar pengulangan kisi yaitu kisi
primitive (P), kisi body-centered (I), kisi base-centered (C), kisi face-centered (F), kisi
rhombohedral primitive (R).
Berikut adalah penjelasan dari ke-5 tipe dasar kisi tersebut.
Kisi Primitive (P)
Kisi Primitive (P) adalah tipe kisi dimana titik-titik kisi hanya terdapat pada titik-
titik sudut kristal. Tipe kisi primitive terdapat pada hampir semua sistem krisal yaitu
sistem kristal triklinik, monoklinik, orthorhombik, tetragonal, kubik, heksagonal.
Kisi Body-centered (I)
Kisi Body-centered (I) adalah tipe kisi dimana titik-titik kisi terletak pada setiap
sudut kristal ditambah titik pada pusat sel. Tipe kisi ini terdapat pada sistem kristal
monoklinik, orthorombik, tetragonal dan kubik.
Kisi Base-centered (C)
Kisi Base-centered (C) adalah tipe kisi dimana titik-titik kisi terletak pada setiap
sudut kristal ditambah dua titik pada permukaan atas dan bawah setiap sel. Tipe kisi ini
hanya terdapat pada sisitem kristal orthorombik.
1 h2 +k 2+l 2
2. Kubik =
d2 a2
2 2 2 2 2
1 ( h + k + l ) sin + 2(hk +kl+ hl)(cos )
3. Rombohedral 2
= 2 2 2
d a (13 cos + 2cos )
1 h2 +k 2 l 2
4. Tetragonal = 2 + 2
d2 a c
2 2 2 2
5. Monoklinik
1
2
1
= 2
d sin a
2 (
h k sin l 2hl cos
+
b
2
+ 2
c ac )
1 4 h2+ hk +k 2 l2
6. Heksagonal =
d2 3 (
a2
+
c2 )( )
1 1
= 2 (S11 h2 + S22 k 2 +S 33 l 2 +2 S 12 hk +2 S 23 kl+ 2 S13 hl)
7. Triklinik 2
d v
Contoh soal:
Suatu unit cell berbentuk kubik memiliki nilai indeks Miller (1 1 0) dan panjang a=5,2
A (0,52 nm). Tentukan nilai dhkl nya!
Jawab:
1 h2 +k 2+l 2
2
= 2
d a
0,522
d 2=
12+ 12+0 2
d hkl=0,368 x 109 m
Difraksi sinar X atau X-ray diffraction (XRD) adalah suatu metode analisa yang
digunakan untuk mengidentifikasi fasa kristalin dalam material dengan cara
menentukan parameter struktur kisi serta untuk mendapatkan ukuran partikel. Profil
XRD juga dapat memberikan data kualitatif dan semi kuantitatif pada padatan atau
sampel. Difraksi sinar X ini digunakan untuk beberapa hal, diantaranya:
Difraksi sinar-X terjadi karena pada hamburan elastis foton-foton sinar-X oleh
atom dalam sebuah kisi periodik. Hamburan monokromatis sinar-X dalam fasa tersebut
memberikan interferensi yang konstruktif. Penggunaan difraksi sinar-X untuk
mempelajari kisi kristal adalah berdasarkan persamaan Bragg berikut ini.
antara dua bidang kisi, adalah sudut antara sinar datang dengan bidang normal,
Gambar 5.1 Difraksi sinar x, Pemantulan berkas sinar-X monokromatis oleh dua
bidang kisi dalam kristal, dengan sudut sebesar dan jarak antara bidang kisi
sebesar dhkl (Nelson, 2010)
Jika seberkas sinar-X di jatuhkan pada sampel kristal, maka bidang kristal itu
akan membiaskan sinar-X yang memiliki panjang gelombang sama dengan jarak antar
kisi dalam kristal tersebut. Proses difraksi sinar x seperti disajikan pada Gambar 9.
Sinar x dibiaskan dan ditangkap oleh detektor kemudian diterjemahkan sebagai sebuah
puncak difraksi. Semakin banyak bidang kristal yang terdapat dalam sampel, semakin
kuat intensitas pembiasan yang dihasilkan. Tiap puncak yang muncul pada pola
difraktogram mewakili satu bidang kristal yang memiliki orientasi tertentu dalam
sumbu tiga dimensi. Puncak-puncak yang didapatkan dari data pengukuran ini
kemudian dicocokkan dengan standar difraksi sinar-X untuk semua jenis material
(Nelson, 2010).
Gambar 5.2 Proses Analisa Difraksi Sinar X (Nelson, 2010)
Berdasarkan persamaan Bragg, jika seberkas sinar-X dijatuhkan pada suatu
sampel kristal, maka bidang kristal itu akan membiaskan sinar-X yang memiliki
panjang gelombang sama dengan jarak antar kisi dalam kristal tersebut. Sinar yang
dibiaskan akan ditangkap oleh detektor kemudian diterjemahkan sebagai sebuah puncak
difraksi. Makin banyak bidang kristal yang terdapat dalam sampel, makin kuat
intensitas pembiasan yang dihasilkannya. Tiap puncak yang muncul pada pola XRD
mewakili satu bidang kristal yang memiliki orientasi tertentu dalam sumbu tiga
dimensi. Puncak-puncak yang telah didapatkan dari data pengukuran kemudian
dicocokkan dengan standar difraksi sinar-X untuk hampir semua jenis material.
Standar ini dikenal sebagai JCPDS (Joint Committee on Powder Difraction
Standards). Dibawah ini merupakan bentuk visualisasi dari hukum bragg mengenai
hamburan pada kristal.
d
Gambar 5.3 Proses hamburan pada kristal berdasarkan hukum Bragg
Sumber utama pada metode karakterisasi XRD adalah sinar-X. Sinar X
merupakan radiasi elektromagnetik yang memiliki energi tinggi sekitar 200 eV
sampai 1 MeV. Sinar-X dihasilkan oleh interaksi antara berkas elektron eksternal
dengan elektron pada kulit atom. Spektrum Sinar-X memiliki panjang gelombang
10-510 nm, berfrekuensi 10171020 Hz dan memiliki energi antara 103106 eV.
Panjang gelombang sinar-X memiliki orde yang sama dengan jarak antar atom
sehingga dapat digunakan sebagai sumber difraksi kristal.
Difraksi sinar-X (X-ray difractions/XRD) merupakan suatu metode karakterisasi
material yang memanfaatkan sifat dari sinar-X dengan panjang gelombang 0.01 - 10 nm
untuk mengidentifikasi arah bidang kisi pada suatu kristal. Sinar-X merupakan radiasi
elektromagnetik yang memiliki energi sekitar 200 eV sampai 1 MeV. Difraksi sinar X
dapat digunakan untuk menentukan ukuran partikel. Difraksi sinar-X terjadi ketika
suatu basis dalam suatu kristal teradiasi secara koheren, menghasilkan interferensi
konstruktif pada sudut tertentu. Dasar dari penggunaan difraksi sinar-X untuk
mempelajari arah bidang kisi kristal adalah berdasarkan persamaan Bragg :
2 =
Untuk n=1
= 22,64
Untuk n=2
= 50,35
Jadi sudut Bragg untuk Kristal ini adalah 1 = 22,64 dan 2 = 50,35
Pengkajian difraksi pada bagian ini bertujuan untuk menentukan/mempelajari
struktur kristal secara eksperimen. Syarat agar terjadi difraksi pada kristal adalah
penggunaan gelombang radiasi dengan panjang gelombang yang seorde dengan jarak
antar atom dalam kristal (dalam angstrom). Dengan mengetahui puncak-puncak
difraksi dari gelombang yang dipantulkan oleh bidang kristal (lebih tepat atom-atom
pada bidang), maka struktur kristal dari cuplikan yang bersangkutan dapat dipelajari
atau mungkin dapat di-rekonstruksi.
Sumber radiasi yang dapat digunakan untuk keperluan difraksi kristal meliputi :
sinar-x, berkas neutron termal, dan berkas elektron. Difraksi dapat terjadi bilamana
panjang gelombang berkas radiasinya sekitar 1 angstrom. Sinar- X adalah gelombang
elektromagnetik dengan sifat fisik yang sama seperti gelombang elektromagnetik
lainnya, seperti gelombang optik. Panjang gelombang sinar-x sama dengan konstanta
kisi kristal, dan hal inilah yang membuat sinar-x berguna dalam analisis struktur kristal
Pengaturan eksperimen dasar untuk menghasilkan sinar-x :
Kesimpulan
1) Kristal adalah zat padat yang memiliki struktur yang terdiri dari atom dan gugus-
gugusnya yang tersusun secara rapih dan periodik di dalam ruang.
2) Struktur kristal berasal dari penjumlahan kisi dan basis, Kisi merupakan
sekumpulan titik titik yang tersusun secara periodik dalam ruang sedangkan
basis adalah kumpulan dari beberapa atom.
3) Kisi Bravais adalah Suatu kisi khusus yang semua titik kisinya itu ekuivalen
artinya semua titik tersebut memiliki pola geometri yang sama.
4) Sistem kristal di bagi menjadi 8 yaitu triklinik, monoklinik, orthorhombik,
tetragonal, kubik, trigonal,dan heksagonal.
5) Pengenalan sistem koordinat resiprok yang muncul secara rekaan, tidak
dibutuhkan dalam geometri kristalografi tetapi penggunaannya secara sederhana
sering muncul pada perhitungan.
6) Difraksi sinar X mencakup pengetahuan yang berhubungan dengan pembentukan
sinar X, hamburan gelombang elektromagnetik, dan sifat kekristalan bahan.
Daftar Pustaka
Birkholz, M., 2006, Thin Film Analysis by X-Ray Scattering. WILEY-VCH Verlag
GmbH & Co. KGaA, Weinheim.
Kittel, C., 2005, Introduction to Solid State Physics, John Wiley and Sons, Inc, 8th
edition.