Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FISIKA KUANTUM

EFEK FOTOLISTRIK DAN EFEK COMPTON

OLEH :

Kelompok IV :

Bill Cklinton S (4113240001)


Donita T. Manurung (4113240005)
Mersya Sitanggang
Rahmat Rudi Lubis

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Dalam fisika modern efek fotolistrik dan hamburan Compton merupakan salah satu
pokok bahasan yang mempunyai kedudukan istimewa karena interpretasi mekanisme
terjadinya peristiwa ini telah mengantarkan fisika pada tahapan baru yang melahirkan fisika
kuantum. Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya
logam) ketika dikenai, dan menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan
radiasi ultraungu) yang berada di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan.

Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa electronvolts sampai
lebih dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi efek fotolistrik menyebabkan
langkah-langkah penting dalam memahami sifat kuantum cahaya, elektron dan
mempengaruhi pembentukan konsep Dualitas gelombang-partikel. Hamburan Compton
adalah suatu efek yang merupakan bagian interaksi sebuah penyinaran terhadapsuatu materi.
Efek Compton adalah salah satu dari tiga proses yang melemahkan energi suatu sinar
ionisasi.

1.2. Rumusan Masalah


Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain :
1. Apa itu efek fotolistrik?
2. Apa itu hamburan compton?
3. Bagaimana konsep foton?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, pembahasan materi dari makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui efek fotolistrik
2. Mengetahui hamburan Compton
3. Mengetahui konsep foton

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Efek Fotolistrik

Hasil-hasil eksperimen menunjukkan, bahwa suatu jenis logam tertentu bila disinari
(dikenai radiasi) dengan frekuensi yang lebih besar dari harga tertentu akan melepaskan
elektron, walaupun intensitas radiasinya sangat kecil. Sebaliknya, berapapun besar intensitas
radiasi yang dikenakan pada suatu jenis logam, jika frekuensinya lebih kecil dari harga
tertentu maka tidak akan dapat melepaskan elektron dari logam tersebut. Peristiwa pelepasan
elektron dari logam oleh radiasi tersebut disebut efek fotolistrik, diamati pertama kali oleh
Heinrich Hertz (1887). Elektron yang terlepas dari logam disebut foto-elektron.

.
Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa electronvolts sampai
lebih dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi efek fotolistrik menyebabkan
langkah-langkah penting dalam memahami sifat kuantum cahaya, elektron dan
mempengaruhi pembentukan konsep Dualitas gelombang-partikel. fenomena di mana cahaya
mempengaruhi gerakan muatan listrik termasuk efek fotokonduktif (juga dikenal sebagai
fotokonduktivitas atau photoresistivity ), efek fotovoltaik , dan efek fotoelektrokimia .
Ketika seberkas cahaya dikenakan pada logam, ada elektron yang

keluar dari permukaan logam. Gejala ini disebut efek fotolistrik. Efek fotolistrik diamati
melalui prosedur sebagai berikut. Dua buah pelat logam (lempengan logam tipis) yang
terpisah ditempatkan di dalam tabung hampa udara. Di luar tabung kedua pelat ini
dihubungkan satu sama lain dengan kawat. Mula-mula tidak ada arus yang mengalir karena
kedua plat terpisah. Ketika cahaya yang sesuai dikenakan kepada salah satu pelat, arus listrik
terdeteksi pada kawat. Ini terjadi akibat adanya elektron-elektron yang lepas dari satu pelat
dan menuju ke pelat lain secara bersama-sama membentuk arus listrik.
cahaya dipandang sebagai kuantum energi yang hanya memiliki energi yang diskrit

bukan kontinu yang dinyatakan sebagai E = hf.

Konsep penting yang dikemukakan Einstein sebagai latar belakang terjadinya efek

fotolistrik adalah bahwa satu elektron menyerap satu kuantum energi. Satu kuantum energi

yang diserap elektron digunakan untuk lepas dari logam dan untuk bergerak ke pelat logam

yang lain. Hal ini dapat dituliskan sebagai

Energi cahaya = Energi ambang + Energi kinetik maksimum elektron

E = W0 + Ekm

hf = hf0 + Ekm

Ekm = hf hf0

Persamaan ini disebut persamaan efek fotolistrik Einstein. Perlu diperhatikan

bahwa W0 adalah energi ambang logam atau fungsi kerja logam, f0 adalah frekuensi ambang

logam, f adalah frekuensi cahaya yang digunakan, dan Ekm adalah energi kinetik maksimum

elektron yang lepas dari logam dan bergerak ke pelat logam yang lain. Dalam bentuk lain

persamaan efek fotolistrik dapat ditulis sebagai

Dimana m adalah massa elektron dan ve adalah dan kecepatan elektron.

Satuan energi dalam SI adalah joule (J) dan frekuensi adalah hertz (Hz). Tetapi, fungsi kerja

logam biasanya dinyatakan dalam satuan elektron volt (eV) sehingga perlu diingat bahwa 1

eV = 1,6 1019 J.

a. Mekanisme Emisi
Foton dari sinar memiliki energi karakteristik yang ditentukan oleh frekuensi cahaya.
Dalam proses photoemission, jika elektron dalam beberapa bahan menyerap energi dari satu
foton dan dengan demikian memiliki lebih banyak energi daripada fungsi kerja (energi ikat
elektron) dari materi, itu dikeluarkan. Jika energi foton terlalu rendah, elektron tidak bisa
keluar dari materi. Peningkatan intensitas sinar meningkatkan jumlah foton dalam berkas
cahaya, dan dengan demikian meningkatkan jumlah elektron, tetapi tidak meningkatkan
energi setiap elektron yang dimemiliki. Energi dari elektron yang dipancarkan tidak
tergantung pada intensitas cahaya yang masuk, tetapi hanya pada energi atau frekuensi foton
individual. Ini adalah interaksi antara foton dan elektron terluar.

Elektron dapat menyerap energi dari foton ketika disinari, tetapi mereka biasanya
mengikuti prinsip "semua atau tidak" . Semua energi dari satu foton harus diserap dan
digunakan untuk membebaskan satu elektron dari atom yang mengikat, atau energi
dipancarkan kembali. Jika energi foton diserap, sebagian energi membebaskan elektron dari
atom, dan sisanya dikontribusi untuk energi kinetik elektron sebagai partikel bebas.
Tidak ada elektron yang dilepaskan oleh radiasi di bawah frekuensi ambang, karena elektron
tidak mendapatkan energi yang cukup untuk mengatasi ikatan atom.

Efek fotolistrik banyak membantu penduaan gelombang-partikel, dimana sistem fisika


(seperti foton dalam kasus ini) dapat menunjukkan kedua sifat dan kelakuan seperti-
gelombang dan seperti-partikel, sebuah konsep yang banyak digunakan oleh pencipta
mekanika kuantum. Efek fotolistrik dijelaskan secara matematis oleh Albert Einstein yang
memperluas kuanta yang dikembangkan oleh Max Planck.

Hukum emisi fotolistrik:

1. Untuk logam dan radiasi tertentu, jumlah fotoelektro yang dikeluarkan berbanding lurus
dengan intensitas cahaya yg digunakan.
2. Untuk logam tertentu, terdapat frekuensi minimum radiasi. di bawah frekuensi ini
fotoelektron tidak bisa dipancarkan.
3. Di atas frekuensi tersebut, energi kinetik yang dipancarkan fotoelektron tidak bergantung
pada intensitas cahaya, namun bergantung pada frekuensi cahaya.
4. Perbedaan waktu dari radiasi dan pemancaran fotoelektron sangat kecil, kurang dari 10-9
detik.

b. Potensial Penghenti

Hubungan antara arus dan tegangan diterapkan menggambarkan sifat efek fotolistrik.
Untuk diskusi, sumber cahaya menerangi P piring, dan lain elektrode pelat Q mengumpulkan
setiap elektron yang dipancarkan. Kami bervariasi potensial antara P dan Q dan mengukur
arus yang mengalir dalam sirkuit eksternal antara dua lempeng.

Jika frekuensi dan intensitas radiasi insiden adalah tetap, arus fotolistrik meningkat
secara bertahap dengan peningkatan potensi positif sampai semua foto elektron yang
dipancarkan dikumpulkan. Arus fotolistrik mencapai nilai saturasi dan tidak meningkatkan
lebih lanjut untuk peningkatan potensi positif. Arus saturasi tergantung pada intensitas
pencahayaan, tapi tidak panjang gelombang.

Jika kita menerapkan potensi negatif ke piring Q sehubungan dengan plat P dan secara
bertahap meningkatkan itu, berkurang saat fotolistrik sampai nol, pada potensial negatif
tertentu di piring Q. potensi negatif minimum yang diberikan ke piring Q di mana arus
fotolistrik menjadi nol disebut potensial menghentikan atau memotong potensial.
Dalam rezim sinar-X, efek fotolistrik dalam bahan kristal sering didekomposisi
menjadi tiga langkah:
1. Inner efek fotolistrik. Lubang tertinggal dapat menimbulkan efek auger , yang terlihat
bahkan ketika elektron tidak meninggalkan materi. Dalam padatan molekul fonon sangat
antusias dalam langkah ini dan dapat terlihat sebagai garis dalam energi elektron akhir. Para
photoeffect batin harus diperbolehkan. Para aturan transisi untuk atom menerjemahkan
melalui model ketat mengikat ke kristal. Mereka adalah geometri untuk osilasi plasma dalam
bahwa mereka harus transversal.
2. Balistik transportasi setengah dari elektron ke permukaan. Beberapa elektron tersebar.
3. Elektron melarikan diri dari bahan di permukaan.
Dalam model tiga langkah, elektron dapat mengambil beberapa jalur melalui tiga
langkah. Semua jalan dapat mengganggu dalam arti formulasi jalan terpisahkan. Untuk
negara permukaan dan molekul model tiga langkah apakah masih masuk akal bahkan
beberapa sebagai yang paling atom memiliki elektron yang dapat menyebarkan beberapa
elektron yang meninggalkan.
Arus nol atau tidak ada arus berarti tidak ada lagi elektron yang lepas dari

permukaan logam akibat efek fotolistrik. Nilai tegangan yang menyebabkan elektron berhenti

terlepas dari permukaan logam pada efek fotolistrik disebut tegangan atau potensial

penghenti (stopping potential). Jika V0adalah potensial penghenti, maka

Ekm = eV0

Persamaan ini pada dasarnya adalah persamaan energi. Perlu diperhatikan bahwa e adalah

muatan elektron yang besarnya 1,6 1019 C dan tegangan dinyatakan dalam satuan volt (V).

2.2. Hamburan Compton

Seberkas radiasi yang dikenakan pada lempeng (plat tipis) logam akan mengalami
hamburan. Intensitas radiasi terhambur tergantung pada sudut hamburannya. Gambar berikut
menunjukkan susunan peralatan dan hasil pengamatan hamburan radiasi. Gejala tersebut
tidak dapat dijelaskan dengan memandang radiasi sebagai gelombang klasik.

Pada tahun 1923, Compton mempelajari hamburan radiasi tersebut di atas, dan
menerangkan sebagai berikut. Radiasi yang dikenakan pada lempeng logam berinteraksi
dengan elektron bebas dalam logam (tidak selalu menimbulkan efek fotolistrik walaupun
tenaganya cukup). Interaksi antara radiasi dengan elektron bebas dalam logam berperilaku
seperti tumbukan elastis antara dua partikel. Mekanisme hamburan radiasi (kemudian disebut
hamburan Compton atau efek Compton) tersebut di atas dapat dijelaskan dengan
memberlakukan hukum-hukum kekekalan tenaga dan momentum linear secara relativistik.

Percobaan Compton merupakan salah satu dari tiga proses yang melemahkan energi
suatu sinarionisasi. Bila suatu sinar jatuh pada permukaan suatu materi sebagian daripada
energinya akan diberikankepada materi tersebut, sedangkan sinar itu sendiri akan di sebarkan,
sehingga energy radiasi yangdipancarkan lebih kecil dari energi radiasi yang datang ( panjang
gelombang lebih panjang daripadasebelumnya ).
Hamburan Compton adalah suatu efek yang merupakan bagian interaksi sebuah
penyinaran terhadapsuatu materi. Efek Compton adalah salah satu dari tiga proses yang
melemahkan energi suatu sinar ionisasi. Bila suatu sinar jatuh pada permukaan suatu materi
sebagian daripada energinya akan diberikan kepadamateri tersebut, sedangkan sinar itu
sendiri akan di sebarkan. Proses hamburan Compton dianalisis sebagai suatu interaksi
(tumbukan dalam pengertian partikel secara klasik) antara sebuah foton dan sebuah

elektron, yang kita anggap diam. Hamburan Compton terjadi apabila foton dengan
energi hf berinteraksidengan elektron bebas atau elektron yang tidak terikat dengan kuat oleh
inti, yaitu elektron terluar dari atom.Elektron itu dilepaskan dari ikatan inti dan bergerak
dengan energi kinetik tertentu disertai foton lain denganenergi lebih rendah dibandingkan
foton datang. Foton lain ini dinamakan foton hamburan. Dalam hamburanCompton ini, energi
foton yang datang yang diserap atom diubah menjadi energi kinetik elektron dan
fotonhamburan

Konsep Foton

Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Biasanya foton


dianggap sebagai pembawa radiasi elektromagnetik, seperti cahaya, gelombang radio, dan
Sinar-X. Foton berbeda dengan partikel elementer lain seperti elektron dan quark, karena ia
tidak bermassa dan dalam ruang vakum foton selalu bergerak dengan kecepatan cahaya, c.
Foton memiliki baik sifat gelombang maupun partikel ("dualisme gelombang-partikel").
Sebagai gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh ruang dan menunjukkan
fenomena gelombang seperti pembiasan oleh lensa dan interferensi destruktif ketika
gelombang terpantulkan saling memusnahkan satu sama lain.
Selain energi partikel foton juga membawa momentum dan memiliki polarisasi. Foton
mematuhi hukum mekanika kuantum, yang berarti kerap kali besaran-besaran tersebut tidak
dapat diukur dengan cermat. Biasanya besaran-besaran tersebut didefinisikan sebagai
probabilitas mengukur polarisasi, posisi, atau momentum tertentu.

Sebagai contoh, meskipun sebuah foton dapat mengeksitasi satu molekul tertentu,
sering tidak mungkin meramalkan sebelumnya molekul yang mana yang akan tereksitasi.
Deskripsi foton sebagai pembawa radiasi elektromagnetik biasa digunakan oleh para
fisikawan. Namun dalam fisika teoretis sebuah foton dapat dianggap sebagai mediator buat
segala jenis interaksi elektromagnetik, seperti medan magnet dan gaya tolak-menolak antara
muatan sejenis.

Konsep modern foton dikembangkan secara berangsur-angsur antara 1905-1917 oleh


Albert Einstein untuk menjelaskan pengamatan eksperimental yang tidak memenuhi model
klasik untuk cahaya. Model foton khususnya memperhitungkan ketergantungan energi cahaya
terhadap frekuensi, dan menjelaskan kemampuan materi dan radiasi elektromagnetik untuk
berada dalam kesetimbangan termal. Fisikawan lain mencoba menjelaskan anomali
pengamatan ini dengan model semiklasik, yang masih menggunakan persamaan Maxwell
untuk mendeskripsikan cahaya. Namun dalam model ini objek material yang mengemisi dan
menyerap cahaya dikuantisasi. Meskipun model-model semiklasik ini ikut menyumbang
dalam pengembangan mekanika kuantum, percobaan-percobaan lebih lanjut membuktikan
hipotesis Einstein bahwa cahaya itu sendirilah yang terkuantisasi. Kuantum cahaya adalah
foton.

Konsep foton telah membawa kemajuan berarti dalam fisika teoretis dan
eksperimental, seperti laser, kondensasi Bose-Einstein, teori medan kuantum dan interpretasi
probabilistik dari mekanika kuantum. Menurut model standar fisika partikel, foton
bertanggung jawab dalam memproduksi semua medan listrik dan medan magnet dan foton
sendiri merupakan hasil persyaratan bahwa hukum-hukum fisika memiliki kesetangkupan
pada tiap titik pada ruang-waktu. Sifat-sifat intrinsik foton seperti muatan listrik, massa dan
spin ditentukan dari kesetangkupan gauge ini.

Konsep foton diterapkan dalam banyak area seperti fotokimia, mikroskopi resolusi
tinggi dan pengukuran jarak molekuler. Baru-baru ini foton dipelajari sebagai unsur komputer
kuantum dan untuk aplikasi canggih dalam komunikasi optik seperti kriptografi kuantum.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Peristiwa pelepasan elektron dari logam oleh radiasi disebut efek fotolistrik, diamati
pertama kali oleh Heinrich Hertz (1887). Elektron yang terlepas dari logam disebut foto-
elektron.

Hamburan Compton adalah suatu efek yang merupakan bagian interaksi sebuah
penyinaran terhadapsuatu materi. Efek Compton adalah salah satu dari tiga proses yang
melemahkan energi suatu sinar ionisasi. Bila suatu sinar jatuh pada permukaan suatu materi
sebagian daripada energinya akan diberikan kepadamateri tersebut, sedangkan sinar itu
sendiri akan di sebarkan.

Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Sebagai


gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh ruang dan menunjukkan fenomena
gelombang seperti pembiasan oleh lensa dan interferensi destruktif ketika gelombang
terpantulkan saling memusnahkan satu sama lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://fisikaasikdotcom.wordpress.com/2012/03/16/efek-fotolistrik
http://id.scribd.com/doc/124621696/hamburan-kompton

Anda mungkin juga menyukai