Anda di halaman 1dari 3

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA

PERMULAAN MELALUI MODEL MAKE A


MATCH PADA SISWA KELAS II

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan aneka ragam suku

bangsa,budaya,adat istiadat dan bahasa yang berbeda-beda. kunci utama untuk menyatukan

perbedaan itu adalah bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan.Salah satu fungsi bahasa

indonesia dalam bidang pendidikan adalah sebagai bahasa ilmu dan bahasa pengantar dalam

pelaksanaan pendidikan.oleh karena itu, pembinaan bahasa indonesia perlu di kembangkan agar

mutu pendidikan dapat di tingkatkan.

Undang-undang sistem pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa :

Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan


mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa
terhadap Tuhan Yang maha Esa dan budi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (UU sisdiknas:
2003)

Hal ini senada dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem

Pendidikan nasional pada pasal ( 1 ) menjelaskan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Mengacu pada tujuan pendidkan nasional di atas, mengisyaratkan bahwa tenaga

kependidikan dalam hal ini guru profesional adalah seorang guru yang memiliki tugas dan

tanggung jawab untuk mendidik, mengajar dan membimbing peserta didik sebagai bagian dari

pelaksanaan pembelajaran di kelas, sehingga peserta didik mampu mengembangkan potensi bagi

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Ada empat kompetensi utama yang harus di kuasai guru dalam mengembangkan

kinerjanya yaitu: kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional

(Abimanyu,2008:5). Guru harus mampu menjalankan keempat kompetensi tersebut agar

pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan lebih bermakna.

Proses belajar mengajar dapat tercapai dengan baik jika seorang guru dapat menerapkan

konsep-konsep materi pelajaran dengan berbagai strategi agar peserta didik tidak menjadi jenuh

dalam menerima dan mengikuti pelajaran. Salah satunya dengan memilih pendekatan

pembelajaran yang sesuai materi. pembelajaran bahasa Indonesia di arahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk membaca yang baik dan benar.

Keterampilan membaca untuk memahami bentuk-bentuk tertulis merupakan hal yang

mendasar dan sangat di perlukan siswa dalam kegiatan belajarnya. Kemampuan ini tidak hanya

untuk mempelajari mata pelajaran yang bersifat eksak,mata pelajaran non eksak pun sangat

memerlukannya. Mata pelajaran non eksak pada umumnya disajikan secara ekspositoris dan

panjang-panjang. Bila siswa tidak mampu memhaminya secara baik, maka materi yang di sajikan

terasa berat dan efek lebih jauh, muncul perasaan bosan untuk mempelajari materi-materi

pelajaran (Tarigan, 1986:35).


Dalam kondisi sekarang ini, sering ditemukan siswa sekolah dasar dalam hal membaca di

kelas hasilnya masih kurang terbukti dengan kemampuan membaca siswa nilainya rendah di

bawah rata-rata ketuntasan belajar, bahkan banyak anak yang tidak banyak membaca.

Berdasarkan penelitian guru tentang membaca permulaan pada siswa kelas II SD Negeri

46 Jombe mengatakan bahwa anak sering mengalami kesusahan dalam membaca, banyak siswa

yang kurang lancar, tidak fasih serta memperoleh nilai rendah dalam hal membaca. Membaca

permulaan akan menjadikan anak mampu membaca dengan lancar dan mampu berfikir dan

mengoreksi sesuatu serta mampu mendeskripsikan sesuatu.

Hal tersebut di atas di alami juga oleh siwa kelas II SD Negeri 46 Jombe. berdasarkan

pengalaman yang kami temukan bahwa banyak siswa yang kurang lancar dalam membaca,

sehingga memperoleh nilai rendah di bawah hasil ketuntasan belajar. Pada hasil ulangan

semester ganjil tahun 2010/2011 yang di laksanakan pada bulan Desember 2010 siswa yang

mendapat nilai 80 sebanyak 7 orang, nilai 70 sebanyak 5 orang, nilai 60 sebanyak 5 orang, nilai

50 sebanyak 4 orang, nilai 40 sebanyak 3 orang, nilai 30 sebanyak 6 orang.sehingga nilai rata-

rata kelas untuk membaca hanya sebesar 57 sementara kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang

di harapkan harus mencapai nilai 65.oleh sebab itu

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin meneliti lebih jauh dengan

menggunakan model pembelajaran make a match agar supaya siswa aktif dalam pembelajaran

dan tidak pernah merasa bosan dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu penulis ingin meneliti

tentang Peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui model make a match pada siswa

kelas II SD Negeri 46 Jombe kecamatan Turatea kabupaten jeneponto.

Anda mungkin juga menyukai