BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
2
1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan referat ini secara khusus ialah penyusun
mengerti dan memahami tentang referat yang telah dibuat mengenai anuria,
secara umum sebagai kontribusi untuk mahasiswa dan pembaca lain untuk
memahami tentang gejala anuria.
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Etiologi
a. Uropati obstruktif
Anuria merupakan suatu gejala akibat dari obstruksi saluran kemih.
Obstruksi saluran kemih bisa disebabkan oleh berbagai sebab, yakni karena
penyakit bawaan (konginetal)/ didapat (acquired), atau penyakit yang ada
didalam lumen/desakan dari lumen saluran kemih. Obstruksi saluran kemih
bagian atas mengakibatkan kerusakan saluran kemih (ureter dan ginjal) pada
4
sisi yang terkena, tetapi obstruksi bagian bawah akan berakibat pada kedua
sistem saluran kemih bagian atas (bilateral).
Tabel 2-1. Berbagai etiologi obstruksi saluran kemih
Konginetal Neoplasma Inflamasi Lain lain
Saluran Ginjal Kista Tumor Tuberkulosis Batu
kemih ginjal ginjal Infeksi Papila
b. Striktura Uretra
Striktura Uretra adalah penyempitan lumen uretra karena fibrosis pada
dindingnya. Penyempitan lumen ini disebabkan karena dindingnya
mengalami fibrosis dan pada tingkat yang lebih parah terjadi fibrosis korpus
spongiosum. Stiktura uretra disebabkan karena suatu infeksi, trauma pada
uretra, dan kelainan bawaan. Infeksi yang sering terjadi akibat infeksi
5
c. Retensi Urin
Retensi urin adalah ketidak mampuan seseorang untuk mengeluarkan
urin yang terkumpul di dalam buli buli hingga kapasitas maksimal buli
buli terlampaui, disertai rasa sakit yang hebat didaerah suprapubik dan
hasrat ingin miksi yang hebat. Proses miksi yang terjadi karena adanya
koordinasi harmonik antara otot otot detrusor buli buli sebagai
pemnampung dan pemompa urin dengan uretra yang bertindak sebagai pipa
untuk menyalurkan urin. Retensi urin hampir sama dengan anuria, terjadi
akibat adanya penyumbatan pada uretra, kontraksi buli buli yang tidak
adekuat, atau tidak adanya koordinasi antara buli buli dan uretra.
Gambaran secara klinis pasien mengeluh tertahan kencing atau kencing
keluar sedikit sedikit. Etiologi
Bisa dibagi menurut lokasi yaitu:
a) Supravesikal, berupa kerusakan pada pusat miksi di medula spinalis
S2 S4 setinggi vertebra thorakal 12 hingga vertebra lumbal 1,
kerusakan saraf simpatis dan parasimpatis baik sebagian atau
seluruhnya, misal pada operasi miles dan mesenterasi pelvis, kelainan
medula spinalis misalnya, meningokel, tabes dorsalis, atau spasmus
sfingter yang ditandai dengan rasa sakit yang hebat.
b) Vesikal, berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, atoni
pada pasien diabetes melitus atau penyakit neurologis.
c) Infravesikal berupa pembesaran prostat , kekakuan leher vesika,
striktur, batu kecil, tumor pada leher vesika, atau fimosis. (Gardjito,
1994)
6
2.3 Patofisiologi
A. Uropati obstruktif
Obstruksi saluran kemih akan menyebabkan kerusakan ginjal, baik
struktur maupun fungsinya. Kerusakan tersebut tergantung pada lama
obstruksi, derajat obstruksi, unilateral atau bilateral, atau ada infeksi yang
menyertai. Perubahan yang terjadi pada berbagai variabel pada saat
obtruksi berlangsung dibagi kedalam tiga fase kritis, yang dikenal sebagai
trifase obstruktif. Ketiga fase tersebut adalah fase I atau akut (0 90
menit), fase II atau pertengahan (2 5 jam), dan fase III atau fase lanjut
(24 jam). Gambaran klinis pada waktu ananmesis pasien mengeluh tidak
kencing atau kencing hanya sedikit, yang kadang kala didahului oleh
keluhan obstruksi yang lain, yaitu nyeri pada daerah pinggang atau kolik
dan tidak jarang diikuti dengan demam. Jika didapatkan adanya riwayat
kehilahgan cairan, karena asupan cairan yang berkurang. Perlu ditanyakan
kemungkinan penggunaan obat-obatan nefrotoksik, pemakaian bahan
kontras untuk foto radiologi, setelah menjalani radiasi didaerah perut
sebelah atas, riwayat transfusi hemolitik, atau riwayat penyakit ginjal
sebelumnya. Kesemuanya untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab
intra renal. Diperiksa keadaan hidrasi pasien dengan cara mengukur
tekanan darah, nadi, dan perfusinya. Lebih baik jika dapat dipasang
manometer tekanan vena central CVP (central venous pressure) sehingaga
dapat diketahui keadaan hidrasi pasien dengan tepat dan mudah. Tidak
jarang dijumpai pasien datang dengan tanda tanda uremia yaitu
pernapasan asidosis, demam karena urosepsis atau dehidrasi, serta tanda
tanda ileus.
Palpasi bimanual dan perkusi didaerah pinggang bertujuan untuk
mengetahui adanya nyeri atau massa pada pinggang akibat hidro atau
pionefrosis. Pada colok dubur atau colok vagina mungkin teraba adanya
karsioma buli buli, karsioma prostat, atau karsioma serviks stadium
lanjut yang membantu kedua muara ureter. Pemeriksaan laboratorium
sedimen urin menunjukan leukosituria atau hematuria. Pemeriksaan darah
rutin diketemukan leukositosis, terdapat gangguan faal ginjal, tanda
8
hal ini harus secepatnya ditentukan letak kelainan anatomik pada saluran
kemih yang mendasari timbulnya urosepsis dan segera dilakukan terapi
berupa drainase dan pemberian antibiotika. (Basuki, 2011)
B. Batu uretra
Gejala dan tanda akibat batu uretra keluhan yang disampaikan pasien
adalah miksi tiba tiba berhenti hingga terjadi retensi urin atau anuria,
yang didahului dengan nyeri pinggang. Jika batu berasal dari ureter yang
turun ke buli buli kemudian ke uretra, biasanya pasien mengeluh nyeri
pinggang sebelum mengeluh kesulitan miksi. Batu yang berada di uretra
anterior sering kali dapat di raba oleh pasien berupa benjolan keras di
uretra pars bulbosa maupun pendularis, atau kadang kadang tampak di
meatus uretra eksterna. Nyeri dirasakan pada glan penis atau pada tempat
batu berada. Batu yang berada di uretra posterior, nyeri dirasakan di
perineum atau rektum. (Basuki, 2011)
2.5 Penatalaksanaan
a) Uropati obstruktif
Jika tidak segera diatasi, uropati obstruktif akan menimbulkan penyulit
berupa uremia, infeksi, dan terjadi SIRS yang berakhir dengan kematian.
Oleh karena itu sambil memperbaiki keadaan pasien, secepatnya dilakukan
diversi/pengeluaran urine. Pengeluaran urin dapat dilakukan dengan
pemasangan kateter nefrostomi atau bila mungkin pemasangan kateter
double (DJ kateter).
b) Retensi urin
Jika pasien datang karena retensi urin atau anuria, secepatnya dilakukan
sistostomi suprapubik untuk mengeluarkan urin. Jika dijumpai abses
dilakukan insisi dan pemberian antibiotika.
10
c. Batu uretra
Penatalaksanaan pada batu uretra, tindakan untuk mengeluarkan batu
tergantung pada posisi, ukuran dan bentuk batu. Seringkali batu yang
ukurannya tidak terlalu besar dapat keluar spontan asalkan tidak ada
kelainan atau penyempitan pada uretra. Batu pada meatus uretra eksternum
atau fossa navikularis dapat diambil dengan forsep setelah terlebih dahulu
dilakukan pelebaran meatus uretra (meatotomi), sedangkan batu kecil di
uretra anterior dapat di coba di keluarkan dengan melakukan lubrikasi
terlebih dahulu dengan memasukan campuran jelly lidokain 2% intrauretra
dengan harapan batu dapat keluar spontan. Batu yang cukup besar dan
berada di uretra posterior, didorong terlebih dahulu hingga masuk ke buli
buli dan selanjutnya baru dilakuikan litotripsi. Untuk batu yang besar dan
menempel pada uretra sehingga sulit berpindah tempat meskipun telah
dicoba untuk didorong ke arah proksimal (dilubrikasi), perlu dilakukan
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anuria merupakan suatu gejala akibat dari obstruksi saluran kemih dan
sumbatan saluran kemih. Obstruksi saluran kemih bisa disebabkan oleh
berbagai sebab, yakni karena penyakit bawaan (konginetal)/ didapat
(acquired), atau penyakit yang ada didalam lumen/desakan dari lumen
saluran kemih. Obstruksi saluran kemih bagian atas mengakibatkan
kerusakan saluran kemih (ureter dan ginjal) pada sisi yang terkena, tetapi
obstruksi bagian bawah akan berakibat pada kedua sistem saluran kemih
bagian atas (bilateral). Penyebab lainnya, akibat penyempitan lumen yang
disebabkan oleh dinding yang mengalami fibrosis dan pada tingkat yang
12
lebih parah terjadi fibrosis korpus spongiosum pada pasien sttiktura uretra
disebabkan karena suatu infeksi, trauma pada uretra, dan kelainan bawaan.
Gambaran klinis pada pasien yang mengalami anuria, adanya keluhan tiba
tiba miksi berhenti bahkan sangat susah miksi dan nyeri pada pinggang
sebelum miksi, kebanyakan keluhan tersebut berasal dari batu ureter. Untuk
penatalaksanaan pada kasus anuria tergantung pada penyakit yang
menyebabkanya, pada obstruksi salurah kemih terlebih dahulu dengan cara
diversi/pengeluaran urine. Pengeluaran urin dapat dilakukan dengan
pemasangan kateter nefrostomi atau bila mungkin pemasangan kateter
double (DJ kateter). Kemudian pada batu uretra penatalaksanaan pada batu
uretra, tindakan untuk mengeluarkan batu tergantung pada posisi, ukuran
dan bentuk batu.
3.2 Saran
Jagalah gaya hidup dan terapkanlah pola hidup yang sehat guna
menimimalisir timbulya penyakit pada ginjal misalnya olahraga teratur dan
biasakan mengkonsumsi air putih 2 liter/hari. Karena ginjal merupakan organ
yang sangat penting yang mempunyai fungsi luar biasa.
13
DAFTAR PUSTAKA