Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Intensif
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Intensif
INTENSIF / ICU
Posted on January 1, 2016 by admin
Baca & Dengarkan!
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Instalasi Rawat Intensif (IRI) / ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri
(instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang
khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-
pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang
mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan
prognosis dubia. IRI / ICU menyediakan kemampuan dan sarana,
prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital
dengan menggunakan ketrampilan staf medic, perawat dan staf lain
yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keaadaan tersebut.
Kematian pasien yang mengalami pembedahan terbanyak timbul pada
saat pasca bedah. Pada sekitar tahun 1860, Florence Nightingale
mengusulkan anestesi sampai ke masa pasca bedah. Dimulai sekitar
tahun 1942, Mayo Clinic membuat suatu ruangan khusus dimana
pasien-pasien pasca bedah dikumpulkan dan diawasi sampai sadar dan
stabil fungsi vitalnya, serta bebas dari pengaruh sisa obat anestesi.
Keberhasilan unit pulih sadar merupakan awal dipandang perlunya
untuk melanjutkan pelayanan serupa tidak pada masa pulih sadar saja,
namun juga pada masa pasca bedah.
Evolusi IRI/ICU bermula dari timbulnya wabah poliomelytis di
Scandinavia pada sekitar awal tahun 1950, dijumpai kematian yang
disebabkan kelumpuhan otot-otot pernafasan. Dokter spesialis antologi
yang dipelopori oleh Bjrn Ibsen pada waktu itu, melakukan intubasi
dan memeberikan bantuan napas secara manual mirip yang dilakukan
selama anestesi. Dengan bantuan para mahasiswa kedokteran dan
sekelompok sukarelawan mereka mempertahankan pasien poliomelytis
bulbar dan bahkan menurunkan mortalitas menjadi sebanyak 40%,
disbanding dengan cara sebelumnya yakni penggunaan iron lung yang
mortalitasnya sebesar 90%. Pada tahun 1952 Engstrom membuat
ventilasi mekanik bertekanan positif yang ternyata sangat efektif
member pernafasan jangka panjang. Sejak saat itulah Icu dengan
perawatan pernapasan mulai terbantuk dan tersebar luas.
Pada saat ini, IRI/ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca
bedah atau ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu
sendiri yaitu intensive care medicine.
Ruang lingkup pelayanan meliputi dukungan fungsi organ-organ vital
seperti pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan
lain-lainya, baik pada pasien dewasa ataupun pasien anak.
Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan mempunyai
fungsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan IRI/ICU yang
professional dan berkualitas. Dengan mengedepankan keselamatan
pasien. Pada instalasi rawat intensif (IRI/ICU), perawatan untuk pasien
dilaksanakan dengan melibatkan berbagai tenaga profesional yang
terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim.
Pengembangan tim mulitidisplin yang kuat sangat penting dalam
meningkatkan keselamatan pasien. Selain dukungan itu sarana,
prasarana serta peralatan juga diperlukan dalam rangka meningkatkan
pelayanan IRI/ICU. Oleh karena itu, mengingat diperlukanya tenaga
khusus, terbatasnya sarana dan prasarana, serta mahalnya peralatan,
maka demi efisiensi, keberadaan IRI/ICU perlu dikonsentrasikan.
2) Manajemen Unit.
KUALIFIKASI
FORMAL & JML
NAMA JABATAN INFORMAL FUNGSI SDM
D3 keperawatan
Pelatihan ICU
Ka. Perawat IRI / Pelatihan
ICU manajemen bangsal Managerial 1
Melakukan
D3 keperawatan Administrasi
( masa kerja 5 10 keperawatan
tahun ) &bertanggung
Bantuan hidup dasar jawab
dan bantuan hidup terhadap
Penanggung jawab lanjut kelancaran
shift tugas dalam shift 4
D3 keperawatan Melakukan
Bantuan hidup dasar tindakan-tindakan
dan bantuan hidup keperawatan
Perawat Pelaksana lanjut sesuai SPO 4
Standar
IRI / ICU
No Jenis Kelengkapan primer Jumlah Yg Dimiliki
1 Sederhana 2
Ventilasi mekanik
2 ada 2
Alat hisap
3 ada 2
Alat lain
PRIORITAS 4
1. Cardiac System
Acute myocard infarction with complications
Cardiogenic shock
Complex arrhythmia
Acute congestive heart failure with respiratory failure
Hypertensi emergensi
Unstable angina, dysrhytmia, hemodinamik
instability, persistent chest pain
Cardiac arrest
Cardiac tamponade or constriction with
hemodynamic instability
Dissecting aortic aneurysms
Complete heart block
2. Pulmonary System
Acute respiratory failure requ IRI / ICU ng ventilator support
Pulmonary emboli with hemodynamic instability
Patient inan intermediate care unit who are demonstrating
respiratory deterioration
Massive hemoptysis
Respiratory failure with imminent intubation
3. Neurologic Disorders
Acute stroke with altered mental status
Coma metabolic, toxic or antoxic
Intracranial hemorrhage with potential for herniation
Acute subarachnoid hemorrhage
Meningitis with altered mental satatus or respiratory
compromise
Central nervous system or neuromuscular disorder with
deteriorating pulmonary function
Status epilepticus
Brain dead or potentially brain dead, managed while
determining organ donation status
Vasospasm
Severe head injury
4. Drug Ingestion and drug overdose
Hemodinamically unstable drug ingestion
Drug ingestion with significantlyaltered mental status with
inadequate airway protection
Seizures following drug ingestion
5. Gastrointestinal Disorder
Life threatening gastrointestinal bleeding
Fulminant hepatic failure
Severe pancreatitis
Esophageal perforation
6. Endocrine
Diabestic ketoacidosis complicated by hemodynamic
instability, altered mental status, respiratory insufficiency, or
severe acidosis
Thyroid storm. Mix oedem with hemodynamic instability
Coma hyperosmolar state
Hypo or hypernatremia with seizure
Hypo or hyperkalemia with dysrhytmia or muscular
weakness
Hypo or hypermagnesemia with hemodynamic
compromise or dysrhytmias
Hypophosphatemia with muscular weakness
7. Surgical
Post operative patients requ IRI / ICU ng hemodynamic
monitoring/ventilator support or extensive nursing care
8. Miscellaneous
Septic shock with hemodynamic instability
Hemodinamic monitoring
Environment injuries
New/ experiment therapies with potensial complication
4.2.3. Kriteria Keluar
Prioritas pasien dipindahkan dari IRI / ICU berdasarkan pertimbangan medis
oleh kepala IRI / ICU dan tim yang merawat pasien.
Bila status fisik pasien sudah stabil dan tidak perlu monitoring
ketat lebih lama
Bila status fisik telah menurun jauh tetapi tidak ada rencana
intervensi aktif.
Pelaporan pelayanan IRI / ICU terd IRI / ICU dari jenis indikasi pasien masuk
serta jumlahnya, system skor prognosis, penggunaan alat bantu (ventilasi
mekanis, hemodialisis, dan sebagainya), lama rawat dan keluaran (hidup atau
meninggal) dari IRI / ICU.
BAB V LOGISTIK
5.1. Pengadaan Operasional
5.2. Dll .
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
6.2. Tujuan.
Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan IRI / ICU adalah :
1. Ketepatan
Target 100%. Label identitas tidak tepat apabila : Tidak
terpasang, salah pasang, salah penulisan nama, salah
penulisan gelar (Tn/Ny/An), salah jenis kelamin, salah
Target 100%. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap:
Pasien yang masuk ke rawat inap terpasang gelang identitas
2. Komunikasi SBAR
Target 100%. Konsul ke dokter via telpon menggunakan
metode SBAR
3. Medikasi
Ketepatan pemberian : Target 100%. Yang dimaksud tidak
tepat apabila : salah obat, salah dosis, salah jenis, salah rute
pemberian, salah identitas pada etiket, salah pasien.
Ketepatan Transfusi : Target 100%. Yang dimaksud tidak
tepat apabila : salah identitas pada permintaan, salah tulis jenis
produk darah, salah pasien
4. Pasien jatuh : Target 100%.Tidak ada kejadian pasien jatuh di
IRI / ICU .
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
7.2. Tujuan
1. Menganggap bahwa pasien maupun d IRI / ICU nya send IRI / ICU
dapat menularkan
2. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu
boot/alas kaki tertutup, celemek, masker dll) terutama bila
terdapat kontak dengan spesimen pasien yaitu: urin, darah,
muntah, sekret,
3. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien,
sesuai prosedur yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik,
menjahit luka, memasang infus, dll .
4. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah
menangani
5. Terdapat tempat sampah infeksius dan non
6. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu :
A. Dekontaminasi dengan larutan klorin
B. Pencucian dengan sabun
C. Pengeringan
7. Menggunakan baju kerja yang
8. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani
kasus :
A. HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi).
B. Flu burung
9. Kewaspadaan standar karyawan / petugas IRI / ICU dalam
menghadapi penderita dengan dugaan flu burung adalah :
Cuci tangan
Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir dengan menggunakan sikat selama
5 menit, yaitu dengan menyikat selruh telapak tangan maupun punggung
tangan.
Frekuensi
Pengumpulan Tiga bulan sekali
Data
Periode
Analisa Tiga bulan sekali
Penanggung
jawab
pengumpul
data Kepala Instalasi IRI / ICU
BAB IX PENUTUP
Pedoman pelayanan IRI / ICU di rumah sakit ini diharapkan dapat menjadi
panduan bagi seluruh petugas pemberi layanan yang menyelenggarakan
pelayanan pada pasien IRI / ICU . Berdasarkan klasifikasi sumber daya,sarana,
prasarana dan peralatan pelayanan IRI / ICU di rumah sakit dapat dikategorikan
sebagai IRI / ICU primer.
Oleh karena itu, rumah sakit diharapkan akan terus mengembangkan pelayanan
sesuai dengan ketentuan pedoman standar IRI / ICU sesuai dengan situasi dan
kondisi yang kondusif bagi setiap program pengembangan layanan IRI / ICU di
rumah sakit .