Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

OPERASI TEKNIK KIMIA II


JENIS-JENIS PROSES DESTILASI

Disusun Oleh :
NAMA: NIM:
SARINAWATI D1121141024

DWI ASNIAWATI D1121141003

BASILIA FAKARISSA D11211410

ASLAMI KHAIRULLAH D11211410

Prodi Teknik Kimia


Fakultas Teknik
Universitas Tanjungpura Pontianak
2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Prinsip pemisahan campuran yang melewati dua fase, yakni gas
menjadi fase cair dinamakan dengan proses destilasi. Perbedaan titik
didih dan tekanan uap membuat kedua campuran ini berpisah.
Semakin tinggi tekanan uap maka titik didih cairan tersebut semakin
tinggi. Penguapan dipengaruhi oleh titik cairan tersebut. Cairan yang
memiliki titik didih teredah, maka lebih cepat untuk mendidih.
Destilasi memiliki prinsip kerja utama dimana terjadi pemanasan
dan salah satu komponen campurannya akan menguap setelah
mencapai titik didihnya, yang paling dahulu menguap merupakan
yang bersifat volatil atau mudah menguap. Uap tersebut akan masuk
ke dalam pipa pada kondensor (terjadi proses pendinginan) sehingga
terjadi tetesan yang turun ke Erlenmeyer yang disebut juga destilat.
Destilasi umumnya bisa diaplikasi bila zat yang akan dipisahkan
memiliki perbedaan yang jauh. Pengguaan batu didih adalah untuk
menghilangkan gelembung pada saat pemanasan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Destilasi
Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad
pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama
oleh tingginya permintaan akan spritus. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan
(721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang
uap anggur yang dapat terbakar, ia juga telah menemukan banyak
peralatan dan proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai
sampai saat kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas
oleh Al-Kindi (801-873).
2.2 Pemisahan campuran
Pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud, dan sifat
komponen yang tekandung didalamya. Jika komponen penyusun
campuran berwujud padat dan cair misalnya pasir dan air, dapat
dipisahkan dengan saringan. Saringan ada bermacam-macam
jenisnya, mulai yang berpori besar sampai dengan yang sangat halus.
Contohnya kertas saring dan selaput (membran) semipermeabel.
Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan dari pelarut
(larutan). Selaput semipemeabel dipakai untuk memisahkan suatu
koloid dari pelarutnya
Salah satu pemisahan campuran ialah distilasi. Distilasi merupakan
pemisahan campuran yang didasarkan oleh perbedaan titik didih.
Dalam mempelajari distilasi, kita harus lebih mengenal tentang
tekanan uap, titik didih, larutan lewat panas dan bumping dan
diagram tekanan uap campuran dua macam zat cair.
Gambar 1. Destilasi Sederhana

Gambar di atas merupakan alat destilasi atau yang disebut


destilator. Yang terdiri dari thermometer, labu didih, steel head,
pemanas, kondensor, dan labu penampung destilat. Thermometer
Biasanya digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair yang
didestilasi selama proses destilasi berlangsung.
a. Berskala suhu tinggi yang diatas titik didih zat cair yang akan
didestilasi.
b. Ditempatkan pada labu destilasi atau steel head dengan ujung
atas reservoir HE sejajar dengan pipa penyalur uap ke kondensor.
Labu didih berfungsi sebagai tempat suatu campuran zat cair yang
akan didestilasi.
Steel head berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan
masuk ke alat pendingin ( kondensor ) dan biasanya labu destilasi
dengan leher yang berfungsi sebagai steel head. Kondensor memiliki
2 celah, yaitu celah masuk dan celah keluar yang berfungsi untuk
aliran uap hasil reaksi dan untuk aliran air keran. Pendingin yang
digunakan biasanya adalah air yang dialirkan dari dasar pipa,
tujuannya adalah agar bagian dari dalam pipa lebih lama mengalami
kontak dengan air sehingga pendinginan lebih sempurna dan hasil
yang diperoleh lebih sempurna. Penampung destilat bisa berupa
erlenmeyer, labu, ataupun tabung reaksi tergantung pemakaiannya.
Pemanasnya juga dapat menggunakan penangas, ataupun mantel
listrik yang biasanya sudah terpasang pada destilator.
Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan
tekanan uap senyawa dalam campuran. Tekanan uap campuran
diukur sebagai kecenderungan molekul dalam permukaan cairan
untuk berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan, tekanan uap cairan
akan naik sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
atmosfer. Pada keadaan itu cairan akan mendidih. Suhu pada saat
tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer disebut titik
didih. Cairan yang mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi pada
suhu kamar akan mempnyai titik didih lebih rendah daripada cairan
yang tekanan uapnya rendah pada suhu kamar.
Jika campuran berair didihkan, komposisi uap di atas cairan tidak
sama dengan komposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa
yang lebih volatile atau komponen dengan titik didih lebih rendah. Jika
uap di atas cairan terkumpul dan di dinginkan, uap akan terembunkan
dan komposisinya sama dengan komposisi senyawa yang terdapat
pada uap yaitu dengan senyawa yang mempunyai titik didih lebih
rendah. Jika suhu relative tetap, maka destilat yang terkumpul akan
mengandung senyawa murni dari salah satu komponen dalam
campuran.
Dalam mempelajari distilasi, kita harus lebih mengenal tentang
tekanan uap, titik didih, larutan lewat panas dan bumping dan
diagram tekanan uap campuran dua macam zat cair
1. Tekanan Uap
Tekanan Uap adalah suatu cairan yang ditambahkan oleh zat lain
maka akan berubah. Hal tersebut dijelaskan pada hukum Raoult,
yaitu:
PA=XAPoA
PA= Tekanan uap Larutan
XA= Fraksi mol pelarut
PoA= Tekanan uap pelarut
2. Titik Didih
Titik didih adalah suhu dimana uap cairan sama dengan tekanan
luar, sehingga di dalam seluruh zat cair terjadi kecenderungan untuk
berubah dari fasa cair kefasa uap. Titik didih normal ialah titik didih
zat cair yang di ukur pada tekanan udara 1 atm. Titik didih cairan
murni berbeda dengan titik didih campuran, yang oleh Raoult di
buatkan koreksi:
t = Kd . m
t = Kenaikan titik didih
Kd= Konstanta kenaikan titik didih yang bergantung pada pelarutnya
m = molalitas zat terlarut

3. Larutan Lewat Panas dan Bumping


Pada proses mendidih, mula mula akan terjadi gelembung uap
yang kecil, gelembung ini merupakan benih untuk terjadi
gelembung uap yang lebih besar.. Kemudian naik ke permukaan
cairan dan lepas keluar dari cairan sehingga terbentuk uap. Jika
proses pembentukan gelembung teratur maka akan terjadi
pendidihan yang teratur dan merata diseluruh bagian zat cair. namun
jika pembentukan benih terhambat, maka ketika zat cair
dipanaskan suhu akan meningkat dengan cepat melampaui titik
didihnya dan benih gelembung belum terjadi, suatu saat jika
terbentuk gelembung uap maka gelembung ini akan memiliki tekanan
yang sangat besar, maka dengan cepat gelembung tadi membesar,
naik ke permukaan dan pecah dengan kuat. Peristiwa ini
menyebabkan pendidihan yang tidak teratur dimana cairan ikut
memercik dengan kuat karena pecahnya gelembung tersebut.
Keadaan ini disebut Bumping
Untuk menghindari hal tersebut maka perlu ditambahkan zat anti
bumping. zat anti bumping ini ialah batu didih.
4. Diagram Tekanan Uap Campuran 2 Macam Zat Cair
Menurut hukum Raoult tekanan uap suatu senyawa sebanding
dengan jumlah mol senyawa yang terdapat dalam campuran.
misalnya saja ada senyawa A dan B
untuk tekanan parsial A :
PA=XAPoA
PA= Tekanan uap Larutan
XA= Fraksi mol pelarut
PoA= Tekanan uap pelarut
Sedangkan yang B :
PB=XBPoB
PB= Tekanan uap Larutan
XB= Fraksi mol pelarut
PoB= Tekanan uap pelarut
lalu kita akan membuat pula fraksi mol uap yang dirumuskan
XuA = Pa/(Pa+Pb)
untuk XuB sebaliknya
Persamaan persamaan tersebutlah yang digunakan untuk
membuat kurva tekanan uap campuran dua zat cair yang ideal.

2.3 Destilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan
kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap
(volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia
yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian
didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan
termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-
masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal
distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Destilasi adalah proses memisahkan dua atau lebih komponen
cairan yang mempunyai titik didih berbeda . Cara ini didasarkan pada
perbedaan titik didih komponen-komponennya,dimana komponen
yang mempunyai titik didih lebih rendah akan terpisah lebih dahulu.
Destilasi sering digunakan dalam proses isolasi komponen,
pemekatan larutan, dan juga pemurnian komponen cair. Jika
campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih
rendah akan menguap atau terpisah lebih dahulu . Misalnya untuk
memisahkan dan memurnikan etanol dari air digunakan destilasi,
dimana etanol mempunyai titik didih 78 0C akan menguap dam
mengembun setelah mengalami pendinginan.

2.4 Pembagian destilasi


1. Pembagian Destilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua,
yaitu :
Destilasi kontinyu
Disebut distilasi kontinyu jika prosesnya berlangsung
terusmenerus. Ada aliran bahan masuk sekaligus aliran bahan keluar.
Destilasi batch
Disebut distilasi batch jika dilakukan satu kali proses, yakni
bahan dimasukkan dalam peralatan, diproses kemudian diambil
hasilnya (distilat dan residu).

2. Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu :


Destilasi atmosferi
Destilasi atmosferis merupakan proses distilasi yang mana
tekanan operasinya adalah tekanan atmosferis (1 atm) atau sedikit di
atas tekanan atmosferis. Destilasi atmosferik bertujuan untuk
memisahkan fraksi yang terkandung dari komponen yang akan
dipisahkan pada tekanan atmosfer. Dari pemanasan awal suhu tidak
boleh terlalu tinggi. Jika destilasi yang terjadi pada kondisi bertekanan
atmosfer, maka titik didih dari larutan yang akan didistilasi sama
dengan titik didih larutan tersebut di atmosfer. Contoh unit proses
yang menggunakan proses destilasi atmosferis ini adalah pada Crude
Distilling Unit (CDU).
Destilasi vakum
Destilasi vakum adalah destilasi yang tekanan operasinya 0,4
atm ( 300 mmHg absolut). Proses destillasi dengan tekanan dibawah
tekanan atmosfer. Prinsip dari destilasi vakum ini yaitu dengan cara
menurunkan tekanan diatas permukaan cairan dengan bantuan
pompa vakum, maka cairan yang didestilasi akan mudah menguap,
karena cairan ini akan mendidih dibawah titik didih normalnya. Hal ini
sangat menguntungkan untuk mendestilasi campuran yang
senyawaan penyusunnya mudah rusak atau terurai pada titik
didihnya atau untuk menguapkan campuran yang sangat pekat
karena penguapannya tidak memerlukan panas yang tinggi. Produk-
produk yang dihasilkan pada destilasi vakum antara lain :
a. Produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO )
b. Produk Light Vacum Sloop ( LVS )
c. Produk Light Vacum Gas Oil ( LVGO )
d. Produk Parafine Oil Distillate ( POD )
e. Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue.

Destilasi tekanan
Destilasi tekanan merupakan proses pemisahan komponen dari
campurannya dengan menggunakan panas/steam sebagai tenaga
pemisah, dimana tenaga yang digunakan adalah tekanan tinggi

3. Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu :


Destilasi system biner
Teori dasar destilasi biner :
1. Jika suatu campuran biner pada suasana liquid dipanaskan pada
tekanan konstant , maka pada saat tekanan uap yang dihasilkan
campuran tersebut sama dengan tekanan sistem, maka akan terjadi
kondisi didih, kondisi ini disebut titik didih (bubble point).
2. Jika campuran berada pada fasa uap didinginkan, maka pada
kondisi tekanan uap pada campuran tersebut sama dengan tekanan
sistem, maka campuran tersebut akan mengembun. Kondisi ini
disebut titik embun (dew point).
Destilasi system multi komponen
Perhitungan destilasi multi komponen lebih rumit dibandingkan
dengan perhitungan destilasi biner karena tidak adapat digunakan
secara grafis. Dasar perhitungannya adalah penyelesaian persamaan-
persamaan neraca massa, neraca energi dan kesetimbangan secara
simultan. Bila destilasi melibatkan C komponen dengan N buah tahap
kesetimbangan maka jumlah persamaan yang terlibat dalam
perhitungan adalah N C persamaan neraca massa, N C relasi
kesetimbangan dan N persamaan neraca energi. Perhitungan destilasi
multi komponen dilakukan dengan 2 tahap :
a. Perhitungan awal, dilakukan dengan metode pintas ( Shortcut
Calculation ). Perhitungan awal digunakan untuk analisis kualitatif dari
suatu kolom distilasi atau perhitungan awal rancangan dengan
tujuan :
a) Memperkirakan komposisi produk atas dan bawah
b) Tekanan system
c) Jumlah tahap kesetimbangan
d) Lokasi umpan masuk
b. Perhitungan tahap demi tahap dilakukan dengan metode eksak
yang merupakan penyelesaian banyak persamaan aljabar :
a) Metode sederhana dengan kalkulator
b) Metode MESH dengan program komputer

4. Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu :


Single-stage Destillation
Single stage distillation biasa juga disebut dengan flash
vaporization atau equilibrium distillation, dimana campuran cairan
diuapkan secara parsial. Pada keadaan setimbang, uap yang
dihasilkan bercampur dengan cairan yang tersisa, namun pada
akhirnya uap tersebut akan dipisahkan dari kolom seperti juga fase
cair yang tersisa. Destilasi jenis ini dapat dilakukan dalam kondisi
batch maupun kontinyu.

Multi stage Destillation


Multi stage distillation adalah proses penyuling air laut dengan
berkedip sebagian air menjadi uap dalam beberapa tahapan dasar
penukar panas lawan. Multi stage distillationmemproduksi sekitar
60% dari seluruh air desalinated di dunia.
2.5 Macam macam destilasi
2.5.1. Destilasi sederhana
Destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair yang
titik didih nya rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat
atau miniyak. Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair
tersebut melalui kondensor lalu hasilnya ditampung dalam suatu
wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni atau bias dikatakan
tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik
didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.
Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang
tercemar oleh zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih
cukup besar, sehingga zat pencemar/pengotor akan tertinggal
sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran
cair-cair, misalnya air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang digunakan
dalam proses destilasi ini antara lain, labu destilasi, penangas,
termometer, pendingin/kondensor leibig, konektor/klem, statif,
adaptor, penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa.
Tekanan uap suatu cairan akan meningkat seiring dengan
bertambanya temperatur, dan titik dimana tekan uap sama dengan
tekanan eksternal cairan disebut sebagai titk didih. Proses pemisahan
campuran cairan biner A dan B menggunakan distilasi dapat
dijelaskan dengan hukum Dalton dan Raoult. Menurut hukum Dalton,
tekanan gas total suatu campuran biner, atau tekanan uap suatu
cairan (P), adalah jumlah tekanan parsial dari masing-masing
komponen A dan B (PA dan PB)

P = PA + PB (1)

Hukum Raoult menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan


tertentu, tekanan parsial uap komponen A (P A) dalam campuran sama
dengan hasil kali antara tekanan uap komponen murni A (P Amurni) dan
fraksi molnya XA

PA = PAmurni . XA (2)

Sedang tekanan uap totalnya adalah

Ptot = PAmurni . XA + PBmurni . XB (3)

Dari persamaan tersebut di atas diketahui bahwa tekanan uap total


suatu campuran cairan biner tergantung pada tekanan uap komponen
murni dan fraksi molnya dalam campuran.

Hukum Dalton dan Raoult merupakan pernyataan matematis


yang dapat menggambarkan apa yang terjadi selama distilasi, yaitu
menggambarkan perubahan komposisi dan tekanan pada cairan yang
mendidih selama proses distilasi. Uap yang dihasilkan selama
mendidih akan memiliki komposisi yang berbeda dari komposisi
cairan itu sendiri. Komposisi uap komponen yang memiliki titik didih
lebih rendah akan lebih banyak (fraksi mol dan tekanan uapnya lebih
besar). Komposisi uap dan cairan terhadap suhu tersebut dapat
digambarkan dalam suatu grafik diagram fasa berikut ini.
Jika uap dipindahkan dari campuran cairan, maka pada suatu waktu
tertentu, komposisi campuran cairan akan berubah. Fraksi mol cairan
yang memiliki titik didih lebih tinggi akan meningkat di dalam
campuran. Karena komposisi campuran cairan berubah, maka titik
didih akan berubah. Biasanya yang diukur adalah suhu uap. Plot
berbagai jenis kurva pemanasan ditunjukkan pada grafik di bawah ini

Untuk memperoleh distilasi sederhana yang efektif diperlukan suatu


kurva seperti lurva C. Kita akan mengamati suhu uap yang konstan,
sangat dekat dengan titik didih cairan yang memiliki titik didih lebih
rendah. Jika suhu uap mulai naik dengan cepat, maka kita dapat
menghentikan pengumpulan distilat. Pada prakteknya, kebanyakan
campuran sukar untuk dimurnikan melalui satu distilasi sederhana.
Gambar 2. Distilasi sederhana

2.5.2. Destilasi bertingkat (fraksionasi)


Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke dalam
bagian-bagian dengan titik didih makin lama makin tinggi yang
selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini dimaksudkan untuk destilasi
ulang. Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa
cair dimana zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik
didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan titik didih senyawa
yang akan dimurnikan. Dengan perkataan lain, destilasi ini bertujuan
untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang
komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih relatif kecil.
Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran aseton-metanol,
karbon tetra klorida-toluen, dll. Pada proses destilasi bertingkat
digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada labu destilasi. Tujuan
dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap campuran
senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak begitu berbeda.
Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi
menyebabkan uap yang titik didihnya sama akan sama-sama
menguap atau senyawa yang titik didihnya rendah akan naik terus
hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat, sedangkan
senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga
titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke
dalam labu destilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus
akan mencapai harga titik didihnya. Senyawa tersebut akan
menguap, mengembun dan turun/menetes sebagai destilat.
Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang
berdekatan. Pada dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya
saja memiliki kondensor yang lebih banya sehingga mampu
memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang
bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih
murni, kerena melewati kondensor yang banyak.
Distilasi sederhana yang dilakukan hanya sekali biasanya tidak akan
dapat memisahkan dua cairan secara sempurna. Cairan yang berasal
dari uap terkondensasi (distilat) akan mengandung komponen dengan
titik didih lebih rendah dengan proporsi yang lebih besar, akan tetapi
masih mengandung komponen yang memiliki titik didih lebih tinggi di
dalamnya.

Jika distilat ini kita distilasi sekali lagi, maka komponen dengan
titik didih rendah akan makin banyak pada distilatnya. Demikian
seterusmnya, hingga kita bisa mendapatkan distilat yang hampir
100% mengandung komponen dengan titik didih lebih rendah.
Diagram fasa berikut ini menyatakan perubahan komposisi dari
multipel distilasi ini
Melakukan multipel distilasi memerlukan banyak waktu dan kita
akan kehilangan banyak sampel karena cairan yang tertinggal di
dalam labu. Untuk itu kita dapat menggunakan alat yang disebut
dengan kolom fraksi yang berfungsi untuk meningkatkan efek
multipel distilasi ini. Prosesnya disebut sebagai distilasi fraksi. Fungsi
kolom fraksi ditunjukkan pada diagram di bawah ini,

Saat uap mencapai kolom, uap tersebut akan mengalami


kondensasi dan membentuk cairan. Cairan tersebut memiliki
komposisi sama dengan uap darimana dia berasal dan diperkaya
dengan cairan dengan titik didih rendah. Cairan terkondensasi
tersebut akan ditahan pada kolom dan menetes secara pelahan-
lahan.

Uap campuran akan terus terbentuk dan bergerak ke arah


bagian atas kolom. Ketika uap tersebut bertemu dengan tetesan
cairan, maka uap akan terkondensasi dan mentransfer energi
panasnya pada cairan. Energi panas ini dapat menyebabkan tetesan
cairan mendidih, membentuk uap baru. Uap yang baru terbentuk ini
akan makin banyak pada cairan bertitik didih rendah dibanding uap
pada bagian awal. Uap baru ini akan bergerak ke atas dan
berkondensasi lagi. Proses ini berulang sehingga uap/cairan mengalir
pada kolom fraksi. Uap cairan yang keluar pada bagian atas kolom
sebagain besar mengandung cairan dengan titik didih rendah,
kadang-kadang sampai 100%, tergantung panjang kolom. Uap ini
berkondensasi dan ditampung.

Gambar 3. Distilasi fraksi

2.5.3. Destilasi azeotrop


Distilasi Azeotrop digunakan dalam memisahkan campuran
azeotrop (campuran campuran dua atau lebih komponen yang sulit di
pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang
dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan
tekanan tinggi. Azeotrop merupakan campuran 2 atau lebih
komponen pada komposisi tertentu dimana komposisi tersebut tidak
bisa berubah hanya melalui distilasi biasa. Ketika campuran azeotrop
dididihkan, fasa uap yang dihasilkan memiliki komposisi yang sama
dengan fasa cairnya. Campuran azeotrop ini sering disebut juga
constant boiling mixture karena komposisinya yang senantiasa tetap
jika campuran tersebut dididihkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
ilustrasi berikut :
Titik A pada pada kurva merupakan boiling point campuran pada
kondisi sebelum mencapai azeotrop. Campuran kemudian dididihkan
dan uapnya dipisahkan dari sistem kesetimbangan uap cair (titik B).
Uap ini kemudian didinginkan dan terkondensasi (titik C). Kondensat
kemudian dididihkan, didinginkan, dan seterusnya hingga mencapai
titik azeotrop. Pada titik azeotrop, proses tidak dapat diteruskan
karena komposisi campuran akan selalu tetap. Pada gambar di atas,
titik azeotrop digambarkan sebagai pertemuan antara kurva
saturated vapor dan saturated liquid. (ditandai dengan garis vertikal
putus-putus Etanol dan air membentuk azeotrop pada komposisi
95.6%-massa etanol pada keadaan standar.

2.5.4. Destilasi vakum(destilasi tekanan rendah)


Destilasi ini digunakan untu zat yang tak tahan suhu tinggi atau
bias rusak pada pemansan yang tinggi. Sehingga dengan menurunan
tekanan maka titik didih juga akan menurun, maka destilasi yang
tadinya harus dilakukan pada suhu tinggi tetap dapat dilakukan pada
suhu rendah dengan menurunkan tekanan.

Gambar 4. Destilasi Vakum


2.5.5. Destilasi uap
Untuk memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air, dan
titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut
mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau
mengalami reaksi pengubahan (rearranagement), maka zat cair
tersebut tidak dapat dimurnikan secara destilasi sederhana atau
destilasi bertingkat, melainkan harus didestilasi dengan destilasi uap.
Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk
destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air,
dengan cara mengalirkan uap air ke dalam campuran sehingga
bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada temperatur
yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung. Untuk
destilasi uap, labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan
dihubungkan dengan labu pembangkit uap (lihat gambar alat destilasi
uap).
Uap air yang dialirkan ke dalam labu yang berisi senyawa yang
akan dimurnikan, dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa
tersebut, karena titik didih suatu campuran lebih rendah dari pada
titik didih komponen-komponennya.

Gambar.5 Destilasi Uap

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad
pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama
oleh tingginya permintaan akan spritus. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan
(721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang
uap anggur yang dapat terbakar, ia juga telah menemukan banyak
peralatan dan proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai
sampai saat kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas
oleh Al-Kindi (801-873).
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan
kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap
(volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan
sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan
menguap lebih dulu. Dimana zat yang mempunyai titik didih lebih
rendah akan menguap lebih dulu,kemudian uap tadi akan mengalami
proses pendinginan pada kondensor. Didalam kondensor akan terjadi
proses perubahan fasa, uap akan berubah menjadi fasa cair yang
akan mengalir keluar sebagai distilat.
Pada dasarnya hampir semua campuran dapat dipisahkan. Metode
pemisahan campuran yang dapat dijadikan dasar pemisahan
campuran bergantung pada sifat fisika dari partikel-partikel penyusun
campuran tersebut. Sifat fisika yang dapat dijadikan dasar pemisahan
campuran adalah ukuran partikel, titik didih partikel, dan kelarutan.

Anda mungkin juga menyukai