Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

2.1.1 Pengertian Air

Air merupakan molekul kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

hidup di bumi ini, terutama fungsinya yang sangat vital adalah untuk diminum

(Slamet,2009). Air terdiri dari atom H dan O. Sebuah molekul air terdiri dari satu

atom O yang berikatan kovalen dengan dua atom H. Molekul air yang satu dengan

molekul air lainnya bergabung dengan satu ikatan hidrogen antara atom H dengan

atom O dari molekul air yang lain. Adanya ikatan hidrogen inilah yang menyebabkan

air mempunyai sifat-sifat yang khas (Achmad, 2004).

2.1.2 Karakteristik Air

Keseluruhan jumlah dari 40 juta mil kubik air yang berada di planet bumi ini,

baik yang di dalam atau di permukaan ternyata hanya 0,5 % atau 0,2 juta mil kubik

yang secara langsung dapat dipergunakan. Sisanya, yaitu 97 % berbentuk air laut,

dan 2,5 % berbentuk salju dan es abadi yang dalam keadaan cair baru dapat

dipergunakan (Suriawiria, 2005). Berdasarkan pendapat para ahli (seperti Dugan,

1972; Hutchinson, 1975; Miller, 1992) yang dikutip oleh Effendi (2003) sifat-sifat

khas dari air adalah :

1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan yakni 0 C(32 F)-100 C, air

berwujud cair. Suhu 0 C merupakan titik beku (freezing point) dan suhu 100 C

merupakan titik didih (boiling point) air. Tanpa sifat tersebut, air yang terdapat di

dalam jaringan tubuh makhluk hidup maupun air yang terdapat di laut, sungai,

Universitas Sumatera Utara


danau, dan badan air yang lain akan berada dalam bentuk gas atau padatan,

sehingga tidak akan terdapat kehidupan di muka bumi ini, karena sekitar 60 % - 90

% bagian sel makhluk hidup adalah air.

2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai

penyimpan panas yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi

panas ataupun dingin dalam seketika. Perubahan suhu air yang lambat mencegah

terjadinya stress pada makhluk hidup karena adanya perubahan suhu yang

mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makhluk hidup. Sifat ini

juga menyebabkan air sangat baik digunakan sebagai pendingin mesin.

3. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan

(evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini memerlukan

energi panas dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, proses perubahan uap air

menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi panas yang besar. Pelepasan

energi ini merupakan salah satu penyebab mengapa kita merasa sejuk pada saat

berkeringat. Sifat ini juga merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan

terjadinya penyebaran panas secara baik di bumi.

4. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa

kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang sangat sedikit,

sedangkan air laut dapat mengandung senyawa kimia hingga 35.000 mg/liter. Sifat

ini memungkinkan unsur hara (nutrien) terlarut diangkut ke seluruh jaringan tubuh

makhluk hidup dan memungkinkan bahan-bahan toksik yang masuk ke dalam

jaringan tubuh makhluk hidup dilarutkan untuk dikeluarkan kembali. Sifat ini juga

Universitas Sumatera Utara


memungkinkan air digunakan sebagai pencuci yang baik dan pengencer bahan

pencemar (polutan) yang masuk ke badan air.

5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan memiliki

tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar-molekul cairan tersebut tinggi.

Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat membasahi

suatu bahan secara baik (higher wetting ability). Tegangan permukaan yang tinggi

juga memungkinkan terjadinya sistem kapiler, yaitu kemampuan untuk bergerak

dalam pipa kapiler (pipa dengan lubang yang kecil). Dengan adanya sistem kapiler

dan sifat sebagai pelarut yang baik, air dapat membawa nutrien dari dalam tanah

ke jaringan tumbuhan (akar, batang, dan daun). Adanya tegangan permukaan

memungkinkan beberapa organisme, misalnya jenis-jenis insekta, dapat merayap

di permukaan air.

6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku. Pada

saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki nilai densitas

(massa/volume) yang lebih rendah daripada air. Dengan demikian, es akan

mengapung di air. Sifat ini mengakibatkan danau-danau di daerah yang beriklim

dingin hanya membeku pada bagian permukaan (bagian di bawah permukaan

masih berupa cairan) sehingga kehidupan organisme akuatik tetap berlangsung.

Sifat ini juga dapat mengakibatkan pecahnya pipa air pada saat air di dalam pipa

membeku. Densitas (berat jenis) air maksimum sebesar 1 g/cm3 terjadi pada suhu

3,95 C. Pada suhu lebih besar maupun lebih kecil dari 3,95 C, densitas air lebih

kecil dari satu.

Universitas Sumatera Utara


2.1.3 Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi merupakan suatu fenomena alam. Hidrologi sendiri merupakan

suatu ilmu yang mempelajari siklus air pada semua tahapan yang dilaluinya, mulai

dari proses evaporasi, kondensasi uap air, presipitasi, penyebaran air di permukaan

bumi, penyerapan air ke dalam tanah, sampai berlangsungnya proses daur ulang.

Secara umum, pergerakan air di alam terdiri dari berbagai peristiwa, yaitu :

1. Penguapan air (evaporasi)

2. Pembentukan awan (kondensasi)

3. Peristiwa jatuhnya air ke bumi/hujan (presipitasi)

4. Aliran air pada permukaan bumi dan di dalam tanah (Chandra,2006).

2.1.4 Pembagian Air

Menurut Gabriel (2001), pembagian air berdasarkan analisis yaitu :

1. Air kotor/air tercemar

Air yang bercampur dengan satu atau berbagai campuran hasil buangan disebut air

tercemar/air kotor. Sumber air tercemar/air kotor ini dapat dibagi menjadi dua

jenis menurut lokasi pencemarannya yaitu:

a. Air tercemar di pedesaan dengan sumber pencemar adalah hasil sampah

rumah tangga, hasil kotoran hewan dan hasil industri kecil.

b. Air tercemar di perkotaan yang bersumber dari hasil sampah rumah tangga,

pusat perbelanjaan, industri kecil, industri besar, hotel, restaurant dan tempat

keramaian.

Air tercemar/air kotor tersebut mengandung bahan pencemar yang dapat

menurunkan kualitas air.Jumlah bahan pencemar pada air tergantung pada tingkat

Universitas Sumatera Utara


kemajuan masyarakat. Makin modern suatu masyarakat, maka akan semakin

bervariasi bahan cemarannya. Masyarakat desa, umumnya bahan cemaran berupa

feses (kotoran manusia), urin, kotoran hewan, lumpur, pestisida, pupuk, sabun,

detergen, sedangkan masyarakat kota, umumnya bahan cemaran berupa sampah

industri (kulit, kertas, bahan farmasi, pengalengan susu, daging, dan buah-buahan,

bumbu masak, oli bekas dan lain-lain), sampah perhotelan (sisa makanan), sampah

restauran (sisa makanan), sampah dari tempat cuci mobil dan lain-lain.

2. Air bersih

Air bersih adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, namun bakteriologi

belum terpenuhi.Air bersih ini diperoleh dari sumur gali, sumur bor, air hujan, air

dari sumber mata air.

Secara umum dapat dikatakan penggunaan air bersih sebagai berikut :

a. Untuk diolah menjadi air siap minum

b. Untuk keperluan keluarga (cuci, mandi)

c. Sarana pariwisata (air terjun)

d. Pada industri (sarana pendingin)

e. Sebagai bahan pelarut (dalam bidang farmasi/kedokteran)

f. Pelarut obat-obatan dan infus(apabila air tersebut telah diolah menjadi air steril)

g. Sebagai sarana irigasi

h. Sebagai sarana peternakan

i. Sebagai sarana olahraga (kolam renang)

Universitas Sumatera Utara


3. Air siap diminum/air minum

Air siap diminum/air minum ialah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia,

bakteriologi serta level kontaminasi (LKM) (Maximum Contaminant Level).Level

kontaminasi maksimum meliputi sejumlah zat kimia, kekeruhan dan bakteri

koliform yang diperkenankan dalam batas-batas aman, lebih jelas lagi bahwa air

siap minum/air minum yang berkualitas harus memenuhi syarat.

2.1.5 Persyaratan Kualitas Air

1. Menurut Kusnaedi (2010), persyaratan fisik air yaitu:

a. Tidak berwarna

Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih, air yang berwarna berarti air

tersebut telah mengandung bahan-bahan berbahaya yang dapat mengganggu

kesehatan jika dikonsumsi. Menurut Permenkes RI No 416 tahun 1990, kadar

maksimum yang diperbolehkan untuk air bersih yaitu 50 TCU.

b. Temperaturnya normal

Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur udara (20-

26oC). Air yang sudah tercemar mempunyai temperatur di atas atau di bawah

temperatur udara. Menurut Permenkes RI No 416 tahun 1990, temperatur air

yang baik adalah suhu udara 3oC.

c. Rasanya tawar
Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit,

atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin

disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air sedangkan rasa

asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.

Universitas Sumatera Utara


d. Tidak berbau
Air yang baik adalah air yang apabila dicium tidak menimbulkan bau baik

dicium pada jarak dekat maupun jauh. Air yang berbau busuk mengandung

bahan organik yang sedang mengalami penguraian (dekomposisi) oleh

mikroorganisme air.

e. Jemih atau tidak keruh

Air yang keruh disebabkan oleh adanya koloid-koloid dari bahan tanah liat

yang terkandung di dalam air tersebut. Semakin banyak kandungan koloid

maka air tersebut akan semakin keruh. Menurut Permenkes RI Nomor 416

tahun 1990, kekeruhan yang diperbolehkan di dalam air bersih adalah 25

NTU.

f. Tidak mengandung zat padatan

Air minum yang baik tidak diperbolehkan mengandung padatan, meskipun air

tersebut jemih namun jika mengandung padatan yang terapung maka air

tersebut tidak baik digunakan sebagai air minum. Total zat padatan terlarut

(TDS) yang diperbolehkan di dalam air minum adalah 500 mg/L menurut

Permenkes RI Nomor 492 tahun 2010.

2. Persyaratan Kimia

Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia sebagai berikut :

a. pH Netral

Derajat keasaman air minum harus netral, tidak boleh bersifat asam atau basa.

Air murni mempunyai pH=7 apabila pH<7 berarti air bersifat asam sedangkan

pH>7 berarti bersifat basa.

Universitas Sumatera Utara


b. Tidak Mengandung Zat Kimia Beracun

Air yang berkualitas baik tidak mengandung bahan kimia beracun seperti

sianida, sulfida dan fenolik.

c. Tidak Mengandung Garam atau Ion-Ion Logam

Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam atau ion logam seperti Fe,

Mg, Ca, K, Hg, Zn, Mn, Cl dan Cr. Contohnya Mangan (Mn), keberadaannya

di dalam tubuh memang diperlukan namun dalam konsentrasi yang rendah.

Menurut Permenkes RI Nomor 416 tahun 1990, untuk syarat kimia air yaitu

kandungan mangan (Mn) yang masih diperbolehkan ada dalam air bersih

adalah Mn (0,5 mg/L).

d. Kesadahan Rendah

Tingginya kesadahan berhubungan dengan garam-garam yang terlarut di dalam

air terutama Ca dan Mg.

e. Tidak Mengandung Bahan Organik

Kandungan bahan organik dalam air dapat terurai menjadi zat-zat yang

berbahaya bagi kesehatan. Bahan-bahan organik itu seperti NH4, H2S, SO42-

dan NO3.

3. Menurut Mulia (2005), persyaratan mikrobiologi yaitu :

Tidak boleh mengandung mikroorganisme yang berbahaya bagi

kesehatan.Mikroorganisme tersebut seperti bakteri total coliform. Menurut

Permenkes RI No. 416 Tahun 1990, total coliform yang diperbolehkan dalam air

perpipaan adalah 10 per 100 mL air sedangkan untuk non perpipaan adalah 50 per

100 mL air.

Universitas Sumatera Utara


4. Persyaratan Radioaktif

Air tidak boleh mengandung zat-zat radioaktif. Adanya zat radioaktif di

lingkungan tentu saja sangat membahayakan. Hal ini disebabkan zat radioaktif ini

bersifat sangat reaktif karena mengandung radiasi yang tinggi. Di dalam air, zat

radioaktif ini biasanya ada akibat bahan radioaktif dibuang langsung ke lingkungan

air. Zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar dan

kerusakan ini berupa kematian serta perubahan komposisi genetik. Perubahan

genetik dapat menimbulkan penyakit seperti kanker dan mutasi.

2.1.6 Sumber Air

Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber.

Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air

permukaan, dan air tanah.

1. Air Angkasa (Hujan)

Laut, sungai, danau, rawa-rawa, sumur dan semua yang terkena sinar matahari

biasanya akan mengalami evaporasi (penguapan). Uap inilah yang naik sampai

kesuatu titik yang suhu udaranya sama dengan uap air tersebut, kemudian terjadi

titik kondensasi dan terbentuklah awan. Pada saat itu terjadi proses presipitasi,

selanjutnya jatuh ke bumi berupa titik titik air yang disebut hujan (Gabriel,2001).

Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi.Walau pada saat

presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami

pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung di atmosfer

Universitas Sumatera Utara


itu dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya

karbon dioksida, nitrogen,dan ammonia (Chandra,2006). Maka untuk menjadikan

air hujan sebagai sumber air minum hendaklah pada waktu menampung air hujan

jangan dimulai pada saat hujan mulai turun karena masih banyak mengandung

kotoran (Sutrisno, 2002).

2. Air Permukaan

Air permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku air bersih. Air

permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai, danau telaga, waduk,

rawa, dan terjun, Sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan

bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh tanah,

sampah, maupun lainnya.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan, antara lain :

a. Mutu atau kualitas baku

b. Jumlah atau kuantitasnya

c. Kontinuitasnya

Dibandingkan dengan sumber air lain, air permukaan merupakan sumber air yang

paling tercemar akibat kegiatan manusia, fauna, flora, dan zat-zat lain.

3. Air Tanah

Air tanah (ground water) berasal dari hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang

kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami

proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut,

di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih baik

dibandingkan air permukaan. Air tanah memiliki beberapa kelebihan dibanding

Universitas Sumatera Utara


sumber air lain. Air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu

mengalami proses purifikasi atau penjernihan. Persediaan air tanah juga cukup

tersedia sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun.Sementara itu, air tanah

juga memiliki beberapa kerugian atau kelemahan dibanding sumber air lainnya.Air

tanah mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi

yang tinggi dari zat-zat mineral semacam magnesium, kalsium, dan logam berat

seperti Fe dan Mn dapat menyebabkan kesadahan air. Selain itu, untuk mengisap

dan mengalirkan air ke atas permukaan, diperlukan pompa (Chandra,2006).

2.1.7 Fungsi Air Bagi Tubuh

Sebagai zat gizi, air mempunyai fungsi penting bagi tubuh manusia ; yaitu 1)

sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh ; 2) sebagai pengatur suhu tubuh ; 3) sebagai

pelarut ; 4) sebagai pelumas dan bantalan ; 5) sebagai media transportasi ; 6) sebagai

media eliminasi toksin dan produk sisa metabolisme. Beberapa hasil penelitian

menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan air dalam tubuh dapat mencegah

timbulnya berbagai penyakit dan membuat hidup jadi lebih sehat dan nyaman.

2.1.8 Sumur

Sumur merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk yang

tinggal di daerah pedesaan maupun di perkotaan Indonesia. Ada beberapa macam

sumur, yaitu sumur pompa dalam (drilled well), sumur bor (bored well), sumur

pantek (driven well), dan sumur gali (dug well) dan sumur sanitasi.

1. Sumur pompa dalam (drilled well)

Sumur pompa dalam adalah sumur bor yang cukup dalam dengan kedalaman

hingga ratusan meter.Pengeboran dilakukan dengan mesin.Sumur ini bisa

Universitas Sumatera Utara


melayani kebutuhan air beberapa keluarga, bahkan dalam satu kompleks

perumahan tertentu.Kontaminasi air sumur berasal dari sumber pencemar di

sekitarnya dan dari permukaan tanah melalui batang pipa yang ditanam.Sebaiknya

air sumur sebelum digunakan sebagai sumber air bersih perlu diperiksa kualitasnya

di laboratorium.

2. Sumur bor (bored well)

Sumur bor adalah sumur yang dibangun dengan bantuan alat auger, metode

pengeborannya dilakukan secara manual. Setelah proses pengeboran, dinding

lubang sumur dilindungi dengan pipa besi atau PVC, sedangkan pipa pompa

dimasukkan belakangan setelah ditemukan deposit air yang cukup. Sumur ini tidak

terlalu dalam, yang biasa disebut sumur pompa dangkal.Oleh karena

kedalamannya yang tidak begitu tinggi, maka perlu juga dipertimbangkan dalam

pemilihan letak atau lokasi.

3. Sumur pantek (driven well)

Sumur ini dibuat dengan menggunakan metode memantekkan atau

memancangkan pipa besi yang ujungnya dibuntu dan diruncingkan (dengan

memipihkan) dan di belakang bagian ini diberi banyak lubang untuk masuknya air

tanah.Sumur jenis ini dibangun secara manual dan termasuk sumur pompa dangkal

seperti sumur bor.

4. Sumur gali (dug well)

Sumur gali dibuat dengan menggali tanah sampai kedalaman tertentu, umumnya

tidak terlalu dalam sehingga hanya mencapai air tanah di lapisan atas.Oleh

karenanya air yang diperoleh sering susut pada musim kemarau, sehingga secara

Universitas Sumatera Utara


kuantitatif sulit untuk menjamin kontinyuitasnya.Untuk menghindari kontaminasi

dari permukaan maka dibuat pengaman yang disebut bibir sumur yang kedap air

setinggi 2-3 feet di atas permukaan lantai sumur. Sampai kedalaman 10 feet dari

permukaan tanah, dinding sumur dibuat kedap air, yang berperan sebagai penahan

agar air permukaan yang mungkin meresap ke dalam sumur telah melewati lapisan

tanah sedalam 10 feet, sehingga mikroba yang mungkin ada di dalamnya telah

tersaring dengan baik. Kontaminasi akan jauh dapat ditekan lagi dari sumber

pencemar seperti debu, serangga, binatang kecil, burung, air hujan, dan

kontaminasi karena pengambilan air dengan timba, yaitu dengan melindungi

sumur dengan menutupnya dengan concrete dan melengkapinya dengan pompa

untuk pengambilan airnya (Sarudji,2010).

5. Sumur sanitasi

Sumur sanitasi adalah jenis sumur yang telah memenuhi persyaratan sanitasi dan

terlindung dari kontaminasi air kotor.Untuk membuat sumur sanitasi, persyaratan

berikut ini harus dipenuhi.

a. Lokasi

Langkah pertama adalah menentukan tempat yang tepat untuk membangun

sumur. Sumur harus berjarak minimal 15 meter dan terletak lebih tinggi dari

sumber pencemaran seperti kakus, kandang ternak, tempat sampah, dan

sebagainya.

b. Dinding sumur

Dinding sumur harus dilapisi dengan batu yang di semen.Pelapisan dinding

tersebut paling tidak sedalam 6 meter dari permukaan tanah.

Universitas Sumatera Utara


c. Dinding parapet

Dinding parapet merupakan dinding yang membatasi mulut sumur dan harus

dibuat setinggi 70-75 cm dari permukaan tanah.Dinding ini merupakan satu

kesatuan dengan dinding sumur.

d. Lantai kaki lima

Lantai kaki lima harus terbuat dari semen dan lebarnya lebih kurang 1 meter ke

seluruh jurusan melingkari sumur dengan kemiringan sekitar 10 derajat ke arah

tempat pembuangan air (drainase).

e. Drainase

Drainase atau saluran pembuangan air harus dibuat menyambung dengan parit

agar tidak terjadi genangan air di sekitar sumur.

f. Tutup sumur

Sumur sebaiknya ditutup dengan penutup terbuat dari batu terutama pada sumur

umum.Tutup semacam itu dapat mencegah kontaminasi langsung pada sumur.

g. Pompa tangan/listrik

Sumur harus dilengkapi dengan pompa tangan/listrik.Pemakaian timba dapat

memperbesar kemungkinan terjadinya kontaminasi.

h. Tanggung jawab pemakai

Sumur umum harus dijaga kebersihannya bersama-sama oleh masyarakat

karena kontaminasi dapat terjadi setiap saat.

Universitas Sumatera Utara


i. Kualitas

Kualitas air perlu dijaga terus melalui pelaksanaan pemeriksaan fisik, kimia,

maupun pemeriksaan bakteriologis secara teratur, terutama pada saat terjadinya

wabah muntaber atau penyakit saluran pencernaan lainnya (Chandra, 2006).

2.2 Mangan

2.2.1 Karakteristik Mangan

Mangan adalah kation logam yang memiliki karakteristik kimia serupa dengan

besi (Effendi,2003). Mangan, Mn (nomor atom = 25, massa atom relatif = 54,938)

merupakan unsur logam yang termasuk periode empat dan golongan VII B pada tabel

periodik. Mangan merupakan logam berwarna putih keabuan, keras, mudah retak

serta mudah teroksidasi. Sebagian besar Mn memiliki bilangan valensi +2, +3, +4,

+6, dan +7(Widowati, 2008).

Berdasarkan pengelompokan logam yang membagi logam menjadi kelompok

logam berat dan logam ringan, maka mangan merupakan salah satu logam berat

karena memiliki berat jenis 7,4 g/cm3 (logam berat adalah golongan logam yang

memiliki berat jenis lebih besar dari 5 g/cm3). Golongan logam berat tidak dapat

terdegradasi atau hancur, menyebabkan logam berat tetap persisten ada di lingkungan

(Slamet, 2009).

Mangan terdapat dalam jumlah yang melimpah pada batuan dan tanah, terutama

bentuk mangan oksida dan hidroksida dalam persenyawaannya dengan kation logam

lain (Montgomery,1985). Mangan diperlukan berbagai enzim seluler pada tubuh

manusia dan hewan seperti manganese superoxide dismutase dan pyruvate

Universitas Sumatera Utara


carboxylase, serta mengaktifasi enzim lainnya yaitu: kinase, decarboxylase,

transferase, dan hydrolase (WHO, 2002).

2.2.2 Penggunaan Mangan

Logam Mangan dimanfaatkan dalam bidang metalurgi, antara lain untuk

produksi besi baja dan untuk industri logam yang memerlukan sekitar 85-90% dari

keseluruhan kebutuhan Mangan. Mangan juga digunakan untuk formula stainless

steel dan alloy.Mangan sangat penting dalam industri logam, sebagai bahan

deoksidasi dan desulfurisasi. Mangan ditambahkan pada gasolin guna mengurangi

engine knocking. Mangan dan senyawa mangan digunakan dalam pembuatan

electrical coilkorek api, kaca, cat rambut, pupuk, penyambungan logam, dan food

additive. Mangan oksida dan mangan dioksida sebagai bahandry cell baterai,

sebagai katalisator, dekolorisasi kaca (membuang warna hijau), serta mangan dosis

besar untuk membuat warna violet pada kaca. Mangan dioksida adalah pigmen warna

coklat yang bisa digunakan untuk :

1. Membuat cat yang bisa memberikan efek warna ungu pada kaca

2. Untuk pabrik penghasil oksigen dan klorin serta untuk mengeringkan cat warna

hitam

3. Bahan pengering, sebagai katalisator reaksi oksidasi minyak cat dan minyak

varnishes. Mangan oksida dan mangan karbonat digunakan sebagai bahan pupuk

dan keramik. Kalium permanganat sebagai Condys crystals banyak digunakan

sebagai reagen kimia dan sebagai obat, khususnya untuk obat ikan, industri kimia,

industri bleaching, dan obat sebagai desinfektan (Widowati, 2008).

Universitas Sumatera Utara


2.2.3 Mangan dalam Air

Menurut Barceloux yang dikutip oleh Noviandi (2010), mangan secara alami

terdapat pada air permukaan dan air tanah serta dalam tanah yang kemudian tererosi

masuk ke air.Namun, aktivitas manusia juga turut menyebabkan kontaminasi mangan

ke dalam air. Konsentrasi ambien mangan di air laut dilaporkan berkisar dari 0,4 10

g/L. Pada air tawar konsentrasi mangan mencapai 1 120 g/L.

Menurut Sarudji (2010), Mangan merupakan golongan toksik metal. Toksisitas

mangan relatif sudah tampak pada konsentrasi rendah. Dengan demikian tingkat

kandungan mangan yang diizinkan dalam air yang digunakan untuk keperluan

domestik sangat rendah, yaitu dibawah 0,05 mg/L. Dalam kondisi aerob mangan

dalam perairan terdapat dalam bentuk MnO2 dan pada dasar perairan tereduksi

menjadi Mn2+ atau dalam air yang kekurangan oksigen (DO rendah). Oleh karena itu,

pemakaian air yang berasal dari suatu sumber air, sering ditemukan mangan dalam

konsentrasi tinggi (Achmad ,2004).

Menurut Sharma yang dikutip oleh Supirin (2002) mangan dapat diterima pada

konsentrasi 0,1ppm.Mangan yang berlebihan pada konsentrasi 0,5ppm dapat

menyebabkan rasa tidak sedap serta korosif terhadap logam. Menurut Sutrisno

(2004), endapan MnO2 akan memberikan noda-noda pada bahan atau benda-benda

yang berwarna putih. Adanya unsur ini dapat menimbulkan bau dan rasa pada

minuman. Di samping itu, konsentrasi 0,05 mg/L unsur ini merupakan akhir batas

dari usaha penghilangan dari kebanyakan air yang dapat dicapai. Unsur ini bersifat

toksis pada alat pernapasan.

Universitas Sumatera Utara


Konsentrasi Mn yang lebih besar dari 0,5 mg/L, dapat menyebabkan rasa yang

aneh pada minuman dan meninggalkan warna coklat-coklatan pada pakaian cucian,

dan dapat juga menyebabkan kerusakan pada hati. Menurut Slamet (2007), mangan

(Mn) dalam air minum bersifat neurotoksik. Gejala yang timbul berupa gejala

susunan syaraf : insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga

ekspresi muka menjadi beku dan muka tampak seperti topeng/mask. Konsentrasi

standar maksimum yang ditetapkan Men.Kes.R.I untuk Mn pada air bersih adalah

sebesar 0,5 mg/L dimana 0,5 mg/L adalah merupakan batas konsentrasi maksimal

yang diperbolehkan.

2.3 Karbon Aktif

Arang adalah padatan berpori yang terdiri dari karbon yang berbentuk amorf

(Silalahi,1996). Arang aktif adalah sejenis adsorben (penyerap) yang berwarna hitam

dan berbentuk granula, bulat, pelet atau bubuk. Sumber arang aktif antara lain kayu

lunak, sekam, tongkol jagung, tempurung kelapa, sabut kelapa, ampas penggilingan

tebu, ampas pembuatan kertas, serbuk gergaji, kayu keras dan batubara (Sembiring,

2003). Arang aktif dipakai dalam proses pemurnian udara, gas, larutan, penyerap

rasa dan bau dari air, menghilangkan senyawa-senyawa organik dalam air. Hanya

dengan 1 g arang aktif akan didapatkan suatu material yang memiliki luas permukaan

sekitar 500 m2. Dengan luas permukaan yang sangat besar, arang aktif memiliki

kemampuan menyerap zat-zat yang terkandung dalam air dan sangat efektif dalam

menyerap zat terlarut dalam air baik organik maupun anorganik (Kusnaedi,2010).

Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat

menjadi lebih tinggi jika terhadap arang dilakukan aktivasi dengan bahan-bahan

Universitas Sumatera Utara


kimia atau dengan pemanasan pada suhu tinggi sehingga akan mengalami perubahan

sifat-sifat fisik dan kimia. Beberapa keuntungan arang aktif dibandingkan dengan

adsorben adsorben lain yaitu:

a. Penyerapan yang dilakukan untuk proses pemisahan dan pemurnian umumnya

tanpa terlebih dahulu melakukan penghilangan kelembapan.

b. Karena luasnya untuk mencapai permukaan bagian dalam dapat menyerap dengan

banyak molekul non polar.

c. Panas adsorpsi atau kekuatan ikatan, pada arang aktif lebih rendah dibandingkan

penyerap yang lain karena kekuatan Vander Waals merupakan kekuatan utama

dalam adsorpsi sehingga pelepasan molekulmolekul yang terserap relatif lebih

mudah (Ralph, 2003).

Menurut Silalahi (1996), Proses pembuatan arang dibagi atas 4 (empat) tahapan

sebagai berikut :

1. Pada permulaan pemanasan, air menguap, kemudian selulosa terurai pada suhu

antara 200-260 oC.

2. Pada suhu 260-310 oC selulosa terurai secara intensif, pada tingkatan ini banyak

dihasilkan cairan piroligneous, gas, dan ter.

3. Pada suhu 310-500 oC lignin terurai dan ter yang dibentuk lebih banyak, sedangkan

cairan piroligneous dan gas menurun.


o
4. Pada suhu lebih besar dari 500 C, diperoleh gas hidrogen yang sukar

dikondensasikan dan tahapan ini merupakan proses pemurnian arang.

Universitas Sumatera Utara


Arang dapat dibedakan menurut penggunaannya dan jenisnya, sebagai berikut :

1. Arang keras (hard charcoal), banyak digunakan sebagai reduktan pengolahan biji

logam, metalurgi, arang aktif, serbuk hitam dan karbon disulfida.

2. Arang sedang (moderate charcoal) digunakan sebagai bahan bakar dan untuk obat-

obatan kimia seperti karbon disulfida, natrium sianida dan lain sebagainya.

3. Arang lunak (soft charcoal), merupakan bahan baku untuk pembuatan arang aktif

dan briket arang.

Sifat arang aktif yang paling penting adalah daya serap. Dalam hal ini, ada

beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu :

1. Sifat Adsorben

Arang aktif yang merupakan adsorben adalah suatu padatan berpori, yang sebagian

besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing-masing berkaitan secara

kovalen.Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non polar. Selain

komposisi dan polaritas, struktur pori juga merupakan faktor yang penting

diperhatikan. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, semakin kecil

pori-pori arang aktif mengakibatkan semakin luas besar. Dengan demikian

kecepatan adsorbsi bertambah.Untuk meningkatkan kecepatan adsorbsi, dianjurkan

agar menggunakan arang aktif yang telah dihaluskan.Jumlah atau dosis arang aktif

yang digunakan juga harus diperhatikan.

2. Sifat Serapan

Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif, tetapi kemampuannya

untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing-masing senyawa. Adsorbsi akan

bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari

Universitas Sumatera Utara


struktur yang sama, seperti deret homolog. Adsorbsi juga dipengaruhi oleh gugus

fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari senyawa serapan.

3. Temperatur

Dalam pemakaian arang aktif dianjurkan untuk mengamati temperatur pada saat

berlangsungnya proses. Faktor yang mempengaruhi temperatur proses adsorbsi

adalah viskositas dan stabilitas termal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak

mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna

maupun dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya.Untuk

senyawa volatile, adsorbsi dilakukan pada temperatur kamar atau bila

memungkinkan pada temperatur yang lebih rendah.

4. pH (Derajat Keasaman)

Untuk asam-asam organik, adsorbsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu

dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam

mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya bila pH

asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorbsi akan

berkurang sebagai akibat terbentuknya garam.

5. Waktu Kontak

Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk

mencapai kesetimbangan.Pengadukan juga mempengaruhi waktu

singgung.Pengadukan dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pada partikel

arang aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan.Untuk larutan yang

mempunyai viskositas tinggi, dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama.

Semakin lama waktu kontak dapat memungkinkan proses difusi dan penempelan

Universitas Sumatera Utara


molekul adsorbat berlangsung lebih baik. Konsentrasi zat-zat organik dan logam

dalam air akan turun apabila kontaknya cukup. Waktu kontak biasanya sekitar 10-

15 menit (Sembiring, 2003).

2.3.1 Sekam Padi

Sekam padi adalah bagian terluar dari butir padi yang merupakan hasil samping

saat proses penggilingan padi dilakukan. Sekitar 20% dari bobot padi adalah sekam

padi dan kurang lebih 15% dari komposisi sekam padi adalah abu sekam yang

selaludihasilkan setiap kali sekam dibakar (Hara, 1986). Sekam padi merupakan

lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua bentuk daun yaitu sekam

kelopak dan sekam mahkota, dimana pada proses penggilingan padi, sekam akan

terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Dari

penggilingan padi akan menghasilkan sekitar 25% sekam, 8% dedak, 2% bekatul dan

65% beras. Sekam tersusun dari jaringan serat-serat selulosa yang mengandung

banyak silika dalam bentuk serabut-serabut yang sangat keras. Pada keadaan

normal, sekam berperan penting melindungi biji beras dari kerusakan yang

disebabkan oleh serangan jamur secara tidak langsung, melindungi biji dan juga

menjadi penghalang terhadap penyusupan jamur. Selain itu sekam juga dapat

mencegah reaksi ketengikan karena dapat melindungi lapisan tipis yang kaya minyak

terhadap kerusakan mekanis selama pemanenan, penggilingan dan pengangkutan (

Haryadi, 2006 )

Menurut Sutanto ( 2002) yang dikutip Sitanggang (2010) Sekam padi

menduduki 7% dari produksi total padi yang biasanya hanya ditimbun dekat

penggilingan padi sebagai limbah sehingga mencemari lingkungan, kadang-kadang

Universitas Sumatera Utara


juga dibakar. Sekam padi juga dapat digunakan sebagai pupuk, bahan tambahan

untuk media tumbuh tanaman sayuran secara hidroponik. Penumpukan sekam padi di

tanah dapat membantu mempercepat proses dalam peningkatan hasil tanaman. Hasil

analisis sekam padi adalah sebagai berikut:

a) Kandungan air 9,02 %

b) Protein kasar 3,27 %

c) Lemak 1,18 %

d) Karbohidrat 33,71 %

e) Serat kasar 35,68 %

f) Abu 17,71 %

Pemanfaatan sekam padi secara tidak langsung dapat memperbaiki sifat fisik

tanah karena dapat mempengaruhi sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Pengaruh

utama terhadap struktur tanah yaitu berhubungan dengan pemadatan, aerasi dan

perkembangan akar. Apabila persentasi kandungan sekam padi berkurang/menurun

maka konsekuensinya terjadi penurunan aerasi yang akan menghambat

perkembangan akar, menurunkan kemampuan akar untuk menyerap dan menghambat

aktivitas mikroorganisme.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.1 Komposisi Kulit Padi
Komposisi Kulit Padi
Air, % 7,6 10,2
Protein Kasar, % 1,9 3,7
Lemak Kasar, % 0,3 0,8
Serat Kasar, % 35,0 46,0
Karbohidrat, % 26,5 29,8
Abu, % 13,2 21,0
Silika, % 18,0 22,3
Kalsium, mg/g 0,6 1,3
Fosfor, mg/g 0,3 0,7
Serat murni pencuci, % 66,0 74,0
Serat asam pencuci, % 58,0 62,0
Lignin, % 9,0 20,0
Selulosa, % 28,0 36,0
Pentosa, % 21,0 22,0
Hemiselulosa, % 12,0
Nutrisi yang dapat dicerna, % 9,4
Sumber : Luh (1991)

2.3.2 Pemanfaatan Sekam Padi di Bidang Industri

a. Sumber Silika

Sekitar 20% silika dalam sekam padi merupakan suatu sumber silika yang cukup

tinggi, silika dari sekam merupakan saingan dari sumber silika lain seperti pasir,

bentonit dan tanah diatom tetapi biasanya silika dari sekam padi mempunyai

keuntungan karena jumlah elemen lain (pengotor) yang tidak diinginkan adalah

sangat sedikit dibandingkan jumlah silikanya. Silika diperoleh dari pembakaran

sekam untuk menghasilkan abu atau secara ekstraksi sebagai natrium silikat

dengan larutan alkali.

Universitas Sumatera Utara


b. Pemurnian Air

Pemanfaatan sekam untuk menjernihkan air. Pemanfaatan sekam padi untuk

menjernihkan air yaitu melalui proses filtrasi/penyaringan partikel, koagulasi dan

adsorpsi. Akan tetapi karbon yang terkandung didalam sekam padi berfungsi

sebagai koagulan pembantu dengan menyerap atau menurunkan logam logam

pada air yang tercemar.

c. Bahan Bakar

Pembakaran merupakan satu metode yang umum dan sering digunakan dalam

proses akhir pengolahan sekam padi. Sekam padi yang dibakar secara langsung

untuk meneruskan aliran uapnya atau digunakan didalam generator untuk

menghasilkan tenaga penguat dengan minyak ter yang memiliki nilai bahan bakar.

d. Bahan Bangunan

Manfaat sekam padi sebagai bahan bangunan berhubungan dengan pengerasan

balok, batu bata, ubin, batu tulis dan sifat lunak (Luh,1991).

2.4 Teknologi Penurunan Kandungan Mangan (Mn) dalam Air

Menurut Kusnaedi (2010), beberapa cara yang dapat dilakukan untuk

menurunkan kadar mangan (Mn) dalam air adalah:

1. Oksidasi

Cara oksidasi ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu

a. Oksidasi dengan udara (aerasi)

Mn dapat dihilangkan dari dalam air dengan melakukan oksidasi yaitu Mn menjadi

Mn2O3 yang tidak larut dalam air, kemudian diikuti dengan pengendapan dan

Universitas Sumatera Utara


penyaringan. Proses oksidasi dilakukan dengan menggunakan udara biasa disebut

aerasi yaitu dengan cara memasukkan udara dalam air.

b. Oksidasi dengan khlorine (khlorinasi)

Khlorine, Cl2 dan ion hipoklorit (OCl-) adalah bahan oksidator vang kuat, sehingga

meskipun pada pH rendah dan oksigen terlarut sedikit dapat mengoksidasi dengan

cepat.Untuk melakukan khlorinasi, khlorin dilarutkan dalam air kemudian

dimasukkan ke dalam air yang jumlahnya diatur rnelalui orifice flowmeter atau

dosimeter yang disebut khlorinator. Pemakaian kaporit atau kalsium hipokhlorit

untuk mengoksidasi atau menghilangkan mangan relatif sangat mudah karena

kaporit berupa serbuk atau tablet yang mudah larut dalam air.

c. Oksidasi dengan kalium permanganat

Dalam proses oksidasi Mn dengan kalium permanganat, kebutuhan akan kalium

permanganat cukup sedikit. Selanjutnya dalam proses akan terbentuk mangan

dioksida yang berlebihan. Mangan dioksida ini berfungsi sebagai oksidator yang

dapat mengoksidasi Mn dalam air tersebut.

2. Pertukaran Ion

Penurunan mangan dengan cara pertukaran ion yaitu dengan cara mengalirkan air

baku yang mengandung Mn melalui suatu media pertukaran ion sehingga Mn akan

bereaksi dengan media penukar ionnya. Sebagai media penukar ion vang sering

dipakai zeolit alami yang merupakan senyawa hydrous silikat aluminium dengan

kalsium dan natrium.Selain bahan penukar ion alami ada juga penukar ion tiruan

(resin sintetis) yang mempunyai sifat-sifat yang lebih khusus. Ditinjau dari siklus

penukar ionnya, ada dua tipe yaitu: penukar ion dengan siklus Na yang

Universitas Sumatera Utara


regenerasinya dengan memakai larutan NaCl, dan penukar ion dengan siklus H

yang regenerasinya dengan menggunakan larutan HCl.

3. Filtrasi Kontak

Ada dua cara yang banyak dipakai, yaitu:

a. Filtrasi dengan media filter yang mengandung MnO2

Air baku yang mergandung Mn dialirkan ke suatu filter yang medianya

mengandung MnO2.nH2O. Selama mengalir melalui media tersebut Mn yang

terdapat dalam air baku akan teroksidasi menjadi bentuk Mn2O3 oksigen terlarut

dalam air, dengan oksigen sebagai oksidator.

b. Dengan mangan zeolit

Air baku yang mengandung Mn dialirkan melalui suatu filter bed yang media

filternya terdiri dari mangan-zeolit (K2Z.MnO.Mn2O7). Mangan zeolit berfungsi

sebagai katalis dan pada waktu yang bersamaan mangan yang ada dalam air

teroksidasi menjadi bentuk mangandioksida yang tak larut dalam air.

4. Soda Lime

Proses ini merupakan gabungan antara proses pemberian zat alkali untuk

menaikkan pH dengan proses aerasi. Dengan menaikkan pH air baku sampai harga

tertentu maka reaksi oksidasi mangan dengan cara aerasi dapat berjalan lebih

cepat. Zat alkali yang sering dipakai yaitu (CaO) atau larutan kapur [Ca(OH)2] dan

soda api [Na(OH)] atau campuran antara keduanya. Cara penambahan zat alkali

yakni sebelum proses aerasi. Untuk oksidasi mangan efektif pada pH >10. Oleh

Universitas Sumatera Utara


karena pH air baku menjadi tinggi, maka setelah Mn nya dipisahkan, air olahan

harus dinetralkan kembali.

5. Bakteri

Pada saringan pasir lambat, pada saat operasi dengan kecepatan 10-30 meter/hari,

setelah operasi berjalan 7-10 hari, maka pada permukaan atau dalam media

filternya akan tumbuh dan berkembang biak bakteri yang dapat mengoksidasi

mangan yang ada dalam air. Bakteri mendapatkan energi aktivasi yang dihasilkan

oleh reaksi oksida mangan, untuk proses perkembangbiakannya. Dengan

didapatkannya energi tersebut maka jumlah sel bakteri juga akan bertambah dan

bertambah pula kemampuan mengoksidasi sedangkan mangan yang telah

teroksidasi akan tersaring/tertinggal dalam filter. Yang termasuk dalam grup

Bakteri ini yang banyak dijumpai yaitu: Crenothrix yang dapat menghilangkan

mangan.

6. Koagulasi dengan Penambahan Koagulan

Mangan banyak terdapat dalam air tanah dan umumnya berada dalam bentuk

senyawa valensi 2 atau dalam bentuk ion Mn2+. Lain halnya jika mangan tersebut

berada dalam air dalam bentuk senyawa organik dan koloid, misalnya bersenyawa

dengan zat warna organik atau asam humus (humic acid), maka keadaan yang

demikian susah dihilangkan baik dengan cara aerasi, penambahan khlorine

maupun dengan penambahan kalium pelmanganat. Untuk menghilangkan zat

mangan seperti pada kasus tersebut, perlu dilakukan koagulasi dengan

membubuhkan bahan koagulan, misalnya aluminium sulfat, Al2(SO4).nH2O dalam

air yang mengandung koloid. Dengan pembubuhan koagulan tersebut, koloid

Universitas Sumatera Utara


dalam air menjadi bergabung dan membentuk gumpalan (flock-) kemudian

mengendap.Setelah koloid senyawa mangan mengendap, kemudian air disaring

dengan saringan pasir cepat atau saringan pasir lambat.

2.5 Kerangka Konsep

Penambahan Karbon
Aktif per 100mL air
sumur gali dengan
kadar :
- 1 gr
- 2 gr
- 3 gr
- 0 gr (kontrol)

Kadar Mangan (Mn) Kadar Mangan (Mn)


dalam Air Sumur dalam Air Sumur
Gali sebelum Gali setelah
perlakuan perlakuan

Sesuai Baku Tidak Sesuai


Mutu Baku Mutu
(Permenkes (Permenkes
RI No. 416 RI No. 416
tahun 1990) tahun 1990)

Universitas Sumatera Utara


2.6 Hipotesis Penelitian

Ho : Tidak ada perbedaan kadar M angan (Mn) pada air sumur gali sebelum dan

sesudah penambahan berbagai kadar karbon aktif sekam padi.

Ha : Ada perbedaan kadar Mangan (Mn) pada air sumur gali sebelum dan sesudah

penambahan berbagai kadar karbon sekam padi.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai