Anda di halaman 1dari 3

Untuk mengetahui instalasi seperti apa yang kami butuhkan, maka yang perlu kami

lakukan adalah melakukan observasi terhadap air limbah di Kantin Sehat SMAN 3
Bandung.
Air limbah di Kantin Sehat SMAN 3 Bandung berupa air yang digunakan
untuk mencuci alat dan sisa makanan, maka dari itu :
1. Mengandung zat kimia (sabun cuci) yang terlarut.
2. Mengandung zat-zat seperti sisa makanan, minyak, saus, yang terlarut.
Kandungan air limbah tersebut, terutama sabun, dapat memicu pertumbuhan
gulma jika dibuang ke selokan dan menyebabkan air di selokan tidak dapat
mengalir dan terjadilah banjir.
Karena itu, sebagai sekolah berbasis riset, SMAN 3 Bandung patut
menjalankan riset untuk membuat sebuah IPAL, sehingga limbah dari Kantin Sehat
dapat diolah dan SMAN 3 Bandung berkontribusi dalam usaha menjaga
lingkungan kota Bandung.

III. Riset

Di atas adalah sebuah desain pengolahan air limbah dari mencuci piring
karyahttp://www.iptek.net.id/ind/warintek/5e3.html
Menurut kami desain ini sesuai untuk Kantin Sehat SMAN 3 Bandung
karena Kantin Sehat pun menggunakan wastafel dalam mencuci alat makan, sesuai
dengan desain diatas.
Saringan dapat memisahkan partikel-partikel padat sehingga tidak
menyumbat saluran air. Selain itu desain ini dapat membuat air limbah cucian tidak
berbau busuk.
Dari desain ini kami ingin menyambungkan air limbah yang telah keluar
kepada sebuah sistem koagulasi-flokuasi-sedimentasi-filtrasi.

Di atas adalah desain sistem koagulasi-flokulasi-sedimentasi-filtrasi yang


bersumber dari http://bennysyah.edublogs.org/2007/04/09/cara-kerja-
pengendapan-partikel-tersuspensi/ . Sistem ini banyak digunakan dalam
pengolahan air limbah.
Tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Air limbah yang telah diolah di wastafel kemudian disalurkan melalui selokan
khusus menuju sistem ini, tepatnya ke bak koagulasi/flokuasi.
2. Pada bak koagulasi/flokuasi, air limbah yang telah terkumpul diberi zat
koagulan (contoh : tawas) sehingga bakteri, minyak, bahan kimia, sisa makanan,
dll. dapat terikat dan tersuspensi.
3. Disaat yang bersamaan pada bak terjadi udakan cepat (flokuasi) yang
mengakibatkan tawas homogen di air dan partikel tersuspensi dapat membentuk
gumpalan yang besar.
4. Setelah tercipta gumpalan besar maka udakan diperlambat agar gumpalan tidak
pecah kembali, kemudian air dan gumpalan dialirkan ke bak sedimentasi.
5. Di bak sedimentasi gumpalan-gumpalan partikel tersuspensi akan mengendap
dengan sendirinya di dasar bak, sehingga air bebas dari partikel-partikel tersebut.
6. Air kemudian melalui tahap akhir dari proses pengolahan yaitu filtrasi, untuk
memastikan tidak ada partikel berbahaya/mengganggu yang tersisa, dilakukan
penyaringan (filtrasi) menggunakan batu bara, pasir, dan kerikil, sehingga
dihasilkan air hasil olahan yang bersih.
Keuntungan dari sistem yang kami tawarkan adalah air hasil olahan sistem
ini dapat digunakan kembali. Apabila telah diberi disinfektan, maka kami
perkirakan air hasil olahan dapat digunakan untuk mencuci alat makan di Kantin
Sehat SMAN 3 Bandung kembali. Hal ini sangat menguntungkan karena tidak
hanya kami berhasil mengurangi polusi limbah di selokan, tetapi kami bisa saja
berhasil melakukan langkah penghematan air bersih melalui daur ulang air.

Anda mungkin juga menyukai