M DENGAN
MASALAH ATRITIS REMATOID DI DESA PENDALAMAN BARU RT. 04
KECAMATAN BARAMBAI KAB. BARITO KUALA
Disusun Oleh :
RACHMAT CHAIR S.Kep
( NIM: 15149011085)
Menyetujui
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan adalah
keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi
klien dalam keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan). Keluarga
berperan dalam menentukan cara pemberian asuhan yang dibutuhkan oleh si
sakit apabila ada anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan perawatan di
Rumah Sakit atau tempat pelayanan kesehatan dapat menjadi sia-sia bila tidak
didukung atau ditindak lanjuti oleh keluarga yang merawat klien di rumah,
sehingga dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas
kehidupan keluarga sangat berhubungan.
Perubahan perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan
dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal
kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh.
Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem
muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan
timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit
reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan
muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut
akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.
Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya
dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna
mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot
dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau
menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai
sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu
sindrom dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma
reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan
ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat
terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada
tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa
kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan
sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982)
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak kanak sampai
usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan
reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993,
Soenarto dan Wardoyo, 1994)
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat
sehingga dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga, perawat
memperoleh 2 sisi penting yaitu memenuhi kebutuhan perawatan pada
individu yang menjadi anggota keluarga dan memenuhi perawatan keluarga
yang menjadi bagian dari masyarakat. Untuk itu dalam memberikan asuhan
keperawatan, perawat perlu juga memperhatikan hal-hal penting antara lain
nilai-nilai dan budaya yang dianut oleh keluarga sehingga keluarga dapat
menerima dan bekerja sama dangan petugas kesehatan dalam hal ini adalah
perawat dalam mencapai tujuan asuhan yang telah ditetapkan.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat yang diberikan di rumah atau
tempat tinggal klien bagi klien beserta keluarga sehingga klien dan keluarga
tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal-hal yang berkaitan dangan
masalah kesehatan yang dihadapinya. Perawat yang melakukan asuhan
bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan keluarga dalam
mencegah timbulnya penyakit, meningkatkan dan memelihara kesehatan,
serta mengatasi masalah kesehatan.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) di komunitas memberikan bekal bagi
mahasiswa untuk memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan bagi keluarga yang mengalami masalah kesehatan khususnya
dengan menerapkan proses keperawatan sebagai pendekatan pemecahan
masalah. Dalam hal ini mahasiswa di harapkan mampu memodifikasi suatu
rencana yang telah disusun dan disesuaikan dengan keadaan keluarga yang
sesungguhnya agar rencana tersebut benar-benar dapat di laksanakan di
keluarga.
Tn. M menderita artritis reumatoid sangat memerlukan perawatan
keluarga. Peran perawat sangat penting dalam memberikan motivasi kepada
keluarga agar mampu merawat yang sakit dalam keluarga. Oleh karena itulah
penulis sangat tertarik untuk mengangkat kasus arthritis reumatoid ini.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemandirian keluarga untuk hidup sehat dalam mengatasi masalah
keperawatan masyarakat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat
melaksanakan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat dalam hal :
a. Melakukan pengkajian keluarga.
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi.
c. Menetapkan masalah kesehatan yang dihadapi.
d. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan.
e. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KELUARGA
1. Pengartian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di
dalam peranannya masing- masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan. (Salvicion G Bailon dan Aracelis
Maglaya 1989).
2. Tipe Keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak-anak.
b. Keluarga besar (Exstended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (serial family) yaitu keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti
d. Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
f. Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
3. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut:
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
lingkungannya. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya , ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai masyarakat dari lingkungannya, disamping itu
juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual.
B. Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarganya,
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas.
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
C. Fungsi Keluarga
Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:
1. Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
2. Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau huubungan dalam keluarga dan
sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan perilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit.
Pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit, kesanggupan keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan: sejauhmana keluarga mengenal
fakta-fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan
gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga
terhadap masalah.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat :
sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang
dialami, takut akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap
negative terhadap masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas
kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan
mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi
masalah.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit: sejauhmana keluarga
mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber-
sumber yang ada dalamn keluarga (anggota keluarga yang
bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial),
mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Memelihara lingkungan rumah yang sehat: sejauhmana mengetahui
sumber-sumber keluarga yang dimiliki, keuntungan/manfaat
pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi
dan kekompakan antar anggota keluarga.
e. Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat :
apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan,
memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan,
tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan
fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga
4. Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota
keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
5. Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
meningkatkan status kesehatan keluarga.
D. Bentuk Keluarga
Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan
diambil, yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas.
1. Berdasarkan lokasi
Adat utrokal, yaitu adat yang member kebebasan kepada sepasang
suami istri untuk memilih tempat tinggal, baik itu di sekitar
kediaman kaum kerabat suami ataupun di sekitar kediaman kaum
kerabat istri.
Adat verilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang
suami istri diharuskan menetap di sekitar pusat kediaman kaum
kerabat suami.
Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang
suami istri harus tinggal di sekitar kediaman kaum kerabat istri.
Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami
istri dapat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami pada
masa tertentu, dan di sekitar pusat kediaman kaum kerabat istri
pada masa tertentu pola (bergantian).
Adat nonlocal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami
istri dapat menempati tempat yang baru, dalam arti kata tidak
berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri.
Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami
istri untuk menetap di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki
ibu (avunculus) dari pihak suami.
Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri
masing-masing hidup terpisah dan masing-masing dari mereka
juag tinggal di sekitar pusat kaum kerabatnya sendiri.
2. Berdasarkan pola otoritas
Patriarkal, yaitu otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki
(laki-laki tertua, umumnya ayah).
Matriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh
perempuan (perempuan tertua, umumnya ibu).
Equalitarium, yakni suami dan istri berbagi otoritas secara
seimbang.
E. Subsistem sosial
Terdapat tiga jenis subsistem dalam keluarga, yakni subsistem suami-istri,
subsistem orang tua-anak, dan subsistem sibling (kakak-adik). Subsistem
suami-istri terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan yang hidup
bersama dengan tujuan eksplisit membangun keluarga. Pasangan ini
menyediakan dukungan mutual satu dengan yang lain dan membangun
sebuah ikatan yang melindungi subsistem tersebut dari yang ditimbulkan
oleh kepentingan maupun kebutuhan dari subsistem-subsistem lain.
Subsistem orang tua-anak terbentuk sejak kelahiran seorang anak dalam
keluarga, subsistem ini meliputi transfer nilai dan pengetahuan dan
pengenalan akan tanggung jawab terkait dengan relasi orang tua dan anak.
F. Deskripsi Penyakit
organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan
penyambung difus yang diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui sebab-
sebabnya.
Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini
berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga
kondisi parah. Ada yang sudah tidak bisa jalan, sendi-sendi tangannya cacat,
atau depresi berat. Padahal jika pasien ditangani secara dini maka setidaknya
kecacatan itu dapat dihindari lewat metode pengobatan, operasi, dan terapi
fisik. dengan penanganan yang tepat, penderita rematik dapat menjalani hidup
Faktor (RF). Namun tes antibodi ini juga digunakan untuk mendiagnosis
penyakit autoimun lainnya, seperti infeksi kronik. Penanda yang lebih spesifik
untuk penyakit ini dilakukan lewat tes anti CPP atau Anti-cylic citrullinated
antibody. Tes ini relatif batu dan merupakan penanda yang dapat mendeteksi
munculnya rematik secara lebih dini. Karena hasil tes ini bisa memprediksi
munculnya rematik lima tahun kedepan. Deteksi dini sangat penting bagi
1. Kekakuan pada dan seputar sendi yang berlangsung sekitar 3 0-60 menit di
pagi hari.
sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi
pergelangan tangan.
(Corwin, 2001)
Gambar 1.1
Gambar Sendi lutut normal dan reumatoid artritis
Gambar 1.2
Gambar sendi lutut Normal Gambar sendi lutut Rheumatoid arthritis
dan fosfat. Rongga medula tulang adalah tempat utama yang memproduksi sel
2001)
11. Etiologi
adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikroplasma dan virus (Lemone &
Burke, 2001).
d. Metabolik
12. Patofisiologi
mempunyai kisaran gerak yang sama pada sendi-sendi yang dapat digerakkan.
ujung tulang pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin serta ulet
untu gerakan. Membran sinovial melapisi dinding dalam kapsula fibrosa dan
memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas dalam arah yang tepat.
keaneka ragaman mulai dari kelainan yang terbatas pada satu sendi hingga
inflamasi dan degenerasi dalam derajat tertentu yang biasa terjadi sekaligus.
pelepasan proteoglikan tulang rawan yang bebas dari karilago artikuler yang
(Brunner&Suddarth, 2002).
13. Manifestasi klinik
Pathways
Menginfeksi sendi
Rheumatoid Arthritis
Nyeri Peradangan
5 ketidak mampuan
keluarga
BAB III
PENGKAJIAN KELUARGA
I. Identitas Keluarga.
A. Kepala Keluarga.
1. Nama : Tn. M
2. Umur : 40 thn
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Petani
5. Agama : Islam
6. Suku : Banjar
7. Alamat : Desa Pendalaman Baru RT.04
B. Klien
1. Nama : Tn. M
2. Umur : 40 thn
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Petani
5. Agama : Islam
6. Suku : Banjar
7. Alamat : Desa Pendalaman Baru RT 04
D. Tipe Keluarga
Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
E. Genogram.
Keterangan :
: laki laki : Klien sakit
: perempuan X : Meninggal
: hubungan : Cerai
.. : serumah
C. Sosial.
Keluarga Tn. M aktif dalam mengikuti kegiatan masyarakat,
seperti Gotong Royong hubungan keluarga dengan masyarakat
sekitar berjalan dengan baik.
D. Suku
klien bersuku banjar
E. Agama
Agama klien Islam
IV. Lingkungan.
A. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)
Status dalam kepemilikan rumah adalah numpang, bentuk
bangunan rumahnya adalah kayu, dimana komposisi ruangan
terdiri dari ruang tamu, satu buah kamar tidur, lantai terbuat dari
papan, kebersihan rumah kurang bersih
D. Pembuangan sampah
Kebiasaan keluarga ini membuang sampah dengan cara
dikumpulkan untuk kemudian dibakar.
G. Denah rumah
a). Tn.M tidak pernah masuk rumah sakit klien hanya sakit
A. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Tn.M cukup rukun dan perhatian dalam membina hubungan
dengan ibunya klien tampak harmonis, saling
memperhatikan dengan yang lain serta saling menghargai
satu dengan yang lain, apabila ada anggota keluarga lain
yang membutuhkan maka anggota keluarga akan membantu
sesuai dengan kemampuan.
2. Fungsi Sosialisasi
Hubungan antar anggota keluarga baik, di dalam keluarga
ini tampak kepedulian anggota keluarga dengan saling
tolong menolong dalam melaksanakan tugas di dalam
keluarga ini. Keluarga ini juga membina hubungan yang
baik dengan tetangga sekitar rumahnya terbukti dengan
seringnya tetangga main ke rumahnya untuk berbincang
bincang dengan anggota keluarga keluarga juga cukup aktif
bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan yang ada dalam
masyarakat.
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn.M tidak memiliki anak
4. Fungsi Ekonomi
Tn. M hanya bekerja sebagai petani yang mengerjakan
lahan milik orang lain hasil panen di bagi dengan pemilik
lahan beras yang di dapat sebagian di jual dan sebagian
untuk dimakan.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga tidak mampu mengenali masalah kesehatan
tentang penyakit atritis rematik hal ini ditunjukkan dengan
keluarga kurang menyadari dampak masalah kesehatan
akibat penyakit atritis rematik. Sehingga klien sering
mengkonsumsi obat di warung. Kemampuan keluarga
dalam mengambil keputusan juga terbatas karena keluarga
tidak mengetahui secara luas tentang masalah yang terjadi
pada penyakit atritis rematik. Keluarga kurang menyadari
kesadaran tentang terciptanya lingkungan yang sehat, hal ini
di buktikan dengan aktivitas keluarga yang kurang
membersihkan halaman depan rumah, daun daun kering
berserakan, pembakaran sampah di halaman rumah, wc
keluarga jamban cemplung. Selama ini keluarga jarang
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, karena keluarga
lebih cenderung membeli obat bebas di toko dan
mengkonsumsi obat herbal.
B. Pemeriksaan Fisik
a. Tn.M
1. Pemeriksaan fisik :
Keadaan Tn.M Nampak keletihan, Penampilan
terlihat kurang rapi, kebersihan diri kurang baik.
Tanda tanda vital:
Tekanan darah : 120/80 mmHg.
Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 84 x/menit
TB : 145 cm
BB : 49 Kg.
C. Harapan Keluarga
Tn.M berharap agar kakinya tidak sakit lagi. Sehingga dapat
melakukan aktivitas sehari hari dengan nyaman.
Analisa Data
Masalah Masalah
No Data
Kesehatan Keperawatan
1 Ds : Klien mengatakan nyeri pada sendi dan Penyakit Ketidak
kakinya nyerinya hilang timbul pada saat klien atritis mampuan
beraktivitas rematik pada keluarga merawat
Klien mengatakan lebih cenderung membeli Tn.F anggota keluarga
obat bebas di toko dan mengkonsumsi obat nya yang sakit
herbal B.D kurang
pengetahuan
Do : klien tampak mengelus elus bagian kaki yang tentang penyakit
biasa sakit dan faktor-faktor
Klien tampak membeli obat dari warung untuk penyebab
menurangi nyerinya penyakit tersebut
2 Keadaan rumah tampak kurang bersih Hambatan Hambatan
Jendela tidak buka pada siang hari, hanya satu pemeliharaan pemeliharaan
yang dibuka yaitu dikamar rumah rumah B.D
Pembuangan air limbah rumah tangga ketidakadekuatan
disembarang tempat sistem pendukung
Pembakaran sampah dekat dengan rumah
(didepan rumah)
WC keluarga yaitu cemplung terbuka
Penapisan Masalah
Diagnosa
No Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan