Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn.

M DENGAN
MASALAH ATRITIS REMATOID DI DESA PENDALAMAN BARU RT. 04
KECAMATAN BARAMBAI KAB. BARITO KUALA

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Keperawatan Komunitas Keluarga dan Gerontik
Pada Praktek Kesehatan Masyarakat Desa
( PKMD )

Disusun Oleh :
RACHMAT CHAIR S.Kep
( NIM: 15149011085)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAM DAN ILMU KESEHATAN
PROFESI NERS A
2016
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Laporan : Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. M Dengan Masalah


Atritis Rematoid Di Desa Pendalaman Baru RT. 04
Kecamatan Barambai Kabupaten Barito kuala
Nama Mahasiswa : Rachmat Chair, S.Kep
NIM : 15149011085
Institusi : Universitas Muhammadiyah Banjarmasin
Fakultas : Ilmu Keperawatan Dan Ilmu Kesehatan

Banjarmasin, Oktober 2016


Mahasiswa

Rachmat Chair S.Kep

Menyetujui

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik Pembimbing Akademik

Hasbi Assarari, AMK Evy Noorhasanah,Ns.,M.Imun Era Widiastuti, S.Kep.,Ns


BAB I
PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan adalah
keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi
klien dalam keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan). Keluarga
berperan dalam menentukan cara pemberian asuhan yang dibutuhkan oleh si
sakit apabila ada anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan perawatan di
Rumah Sakit atau tempat pelayanan kesehatan dapat menjadi sia-sia bila tidak
didukung atau ditindak lanjuti oleh keluarga yang merawat klien di rumah,
sehingga dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas
kehidupan keluarga sangat berhubungan.
Perubahan perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan
dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal
kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh.
Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem
muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan
timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit
reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan
muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut
akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.
Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya
dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna
mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot
dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau
menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai
sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu
sindrom dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma
reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan
ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat
terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada
tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa
kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan
sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982)
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak kanak sampai
usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan
reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993,
Soenarto dan Wardoyo, 1994)
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat
sehingga dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga, perawat
memperoleh 2 sisi penting yaitu memenuhi kebutuhan perawatan pada
individu yang menjadi anggota keluarga dan memenuhi perawatan keluarga
yang menjadi bagian dari masyarakat. Untuk itu dalam memberikan asuhan
keperawatan, perawat perlu juga memperhatikan hal-hal penting antara lain
nilai-nilai dan budaya yang dianut oleh keluarga sehingga keluarga dapat
menerima dan bekerja sama dangan petugas kesehatan dalam hal ini adalah
perawat dalam mencapai tujuan asuhan yang telah ditetapkan.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat yang diberikan di rumah atau
tempat tinggal klien bagi klien beserta keluarga sehingga klien dan keluarga
tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal-hal yang berkaitan dangan
masalah kesehatan yang dihadapinya. Perawat yang melakukan asuhan
bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan keluarga dalam
mencegah timbulnya penyakit, meningkatkan dan memelihara kesehatan,
serta mengatasi masalah kesehatan.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) di komunitas memberikan bekal bagi
mahasiswa untuk memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan bagi keluarga yang mengalami masalah kesehatan khususnya
dengan menerapkan proses keperawatan sebagai pendekatan pemecahan
masalah. Dalam hal ini mahasiswa di harapkan mampu memodifikasi suatu
rencana yang telah disusun dan disesuaikan dengan keadaan keluarga yang
sesungguhnya agar rencana tersebut benar-benar dapat di laksanakan di
keluarga.
Tn. M menderita artritis reumatoid sangat memerlukan perawatan
keluarga. Peran perawat sangat penting dalam memberikan motivasi kepada
keluarga agar mampu merawat yang sakit dalam keluarga. Oleh karena itulah
penulis sangat tertarik untuk mengangkat kasus arthritis reumatoid ini.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemandirian keluarga untuk hidup sehat dalam mengatasi masalah
keperawatan masyarakat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat
melaksanakan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat dalam hal :
a. Melakukan pengkajian keluarga.
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi.
c. Menetapkan masalah kesehatan yang dihadapi.
d. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan.
e. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KELUARGA
1. Pengartian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di
dalam peranannya masing- masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan. (Salvicion G Bailon dan Aracelis
Maglaya 1989).
2. Tipe Keluarga
a. Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak-anak.
b. Keluarga besar (Exstended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (serial family) yaitu keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti
d. Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
f. Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

3. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut:
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
lingkungannya. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya , ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai masyarakat dari lingkungannya, disamping itu
juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual.

B. Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarganya,
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas.
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

C. Fungsi Keluarga
Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:
1. Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
2. Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau huubungan dalam keluarga dan
sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan perilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit.
Pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit, kesanggupan keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan: sejauhmana keluarga mengenal
fakta-fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan
gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga
terhadap masalah.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat :
sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang
dialami, takut akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap
negative terhadap masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas
kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan
mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi
masalah.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit: sejauhmana keluarga
mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber-
sumber yang ada dalamn keluarga (anggota keluarga yang
bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial),
mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Memelihara lingkungan rumah yang sehat: sejauhmana mengetahui
sumber-sumber keluarga yang dimiliki, keuntungan/manfaat
pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi
dan kekompakan antar anggota keluarga.
e. Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat :
apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan,
memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan,
tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan
fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga
4. Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota
keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
5. Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
meningkatkan status kesehatan keluarga.
D. Bentuk Keluarga
Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan
diambil, yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas.

1. Berdasarkan lokasi
Adat utrokal, yaitu adat yang member kebebasan kepada sepasang
suami istri untuk memilih tempat tinggal, baik itu di sekitar
kediaman kaum kerabat suami ataupun di sekitar kediaman kaum
kerabat istri.
Adat verilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang
suami istri diharuskan menetap di sekitar pusat kediaman kaum
kerabat suami.
Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang
suami istri harus tinggal di sekitar kediaman kaum kerabat istri.
Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami
istri dapat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami pada
masa tertentu, dan di sekitar pusat kediaman kaum kerabat istri
pada masa tertentu pola (bergantian).
Adat nonlocal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami
istri dapat menempati tempat yang baru, dalam arti kata tidak
berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri.
Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami
istri untuk menetap di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki
ibu (avunculus) dari pihak suami.
Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri
masing-masing hidup terpisah dan masing-masing dari mereka
juag tinggal di sekitar pusat kaum kerabatnya sendiri.
2. Berdasarkan pola otoritas
Patriarkal, yaitu otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki
(laki-laki tertua, umumnya ayah).
Matriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh
perempuan (perempuan tertua, umumnya ibu).
Equalitarium, yakni suami dan istri berbagi otoritas secara
seimbang.

E. Subsistem sosial
Terdapat tiga jenis subsistem dalam keluarga, yakni subsistem suami-istri,
subsistem orang tua-anak, dan subsistem sibling (kakak-adik). Subsistem
suami-istri terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan yang hidup
bersama dengan tujuan eksplisit membangun keluarga. Pasangan ini
menyediakan dukungan mutual satu dengan yang lain dan membangun
sebuah ikatan yang melindungi subsistem tersebut dari yang ditimbulkan
oleh kepentingan maupun kebutuhan dari subsistem-subsistem lain.
Subsistem orang tua-anak terbentuk sejak kelahiran seorang anak dalam
keluarga, subsistem ini meliputi transfer nilai dan pengetahuan dan
pengenalan akan tanggung jawab terkait dengan relasi orang tua dan anak.

F. Deskripsi Penyakit

. Pengertian Artritis Reumatoid

Arthritis rheumatoid adalah sebuah penyakit kronis, sistemik, inflamasi yang


menyebabkan kerusakan sendi dan perubahan bentuk dan
mengakibatkan kelumpuhan (Lueckenotte, 2000).

Arthritis rheumatoid adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai system

organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan

penyambung difus yang diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui sebab-

sebabnya.

Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan

manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.

Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini
berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga

menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah (Corwin, 2001)


9. tanda dan gej ala rematik

Penderita penyakit rematik kebanyakan datang ke dokter sudah dalam

kondisi parah. Ada yang sudah tidak bisa jalan, sendi-sendi tangannya cacat,

atau depresi berat. Padahal jika pasien ditangani secara dini maka setidaknya

kecacatan itu dapat dihindari lewat metode pengobatan, operasi, dan terapi

fisik. dengan penanganan yang tepat, penderita rematik dapat menjalani hidup

seperti orang sehat pada umumnya.

Deteksi penyakit Rematik pada awalnya dilakukan dengan tes Rheumatoid

Faktor (RF). Namun tes antibodi ini juga digunakan untuk mendiagnosis

penyakit autoimun lainnya, seperti infeksi kronik. Penanda yang lebih spesifik

untuk penyakit ini dilakukan lewat tes anti CPP atau Anti-cylic citrullinated

antibody. Tes ini relatif batu dan merupakan penanda yang dapat mendeteksi

munculnya rematik secara lebih dini. Karena hasil tes ini bisa memprediksi

munculnya rematik lima tahun kedepan. Deteksi dini sangat penting bagi

diagnosis rematik. Pasalnya dengan penanganan dini pula maka berbagai

kerusakan sendi dapat dicegah.

Adapun Gej ala Rematik antara lain:

1. Kekakuan pada dan seputar sendi yang berlangsung sekitar 3 0-60 menit di
pagi hari.

2. Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan.

3. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan.


4. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada

sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi

pergelangan tangan.

(Corwin, 2001)

10. Anatomi dan Fisiologi

Gambar 1.1
Gambar Sendi lutut normal dan reumatoid artritis

Gambar 1.2
Gambar sendi lutut Normal Gambar sendi lutut Rheumatoid arthritis

Sistem muskulo skeletal bekerja membuat gerakan dan tindakan yang


harmoni sehingga manusia menjadi seorang yang bebas dan mandiri. Sistem
muskuloskeletal terdiri dari kerangka, sendi, otot, ligamentum dan bursa.
Kerangka membentuk dan menopang tubuh, melindungi organ penting dan

berperan sebagai penyimpanan mineral tertenatu seperti kalsium, magnesium,

dan fosfat. Rongga medula tulang adalah tempat utama yang memproduksi sel

darah. Otot memberikan kekuatan untuk menggerakkan tubuh, menutup

lobang luar dari sistem gastrointestinal dan saluran kencing serta

meningkaykan produksi panas untuk menjaga kontrol temperatur (Charlene J,

2001)

11. Etiologi

Penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui secara

pasti. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan,

hormonal dan faktor sistem reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar

adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikroplasma dan virus (Lemone &

Burke, 2001).

Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab artritis


reumatoid, yaitu:

a. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.


b. Endokrin
c. Autoimmun

d. Metabolik

e. Faktor genetik serta pemicu lingkungan

Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor


autoimun dan infeksi.
Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II, faktor infeksi mungkin
disebabkan karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang
menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.

12. Patofisiologi

Pemahaman mengenai anatomi normal dan fisiologis persendian

diartrodial atau sinovial merupakan kunci untuk memahami patofisiologi

penyakit rheumatik. Fungsi persendian sinovial adalah gerakan. Setiap sendi

sinovial memiliki kisaran gerak tertentu kendati masing-masing orang tidak

mempunyai kisaran gerak yang sama pada sendi-sendi yang dapat digerakkan.

Pada sendi sinovial yang normal. Kartilago artikuler membungkus

ujung tulang pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin serta ulet

untu gerakan. Membran sinovial melapisi dinding dalam kapsula fibrosa dan

mensekresikan cairan kedalam ruang antara-tulang. Cairan sinovial ini

berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorber) dan pelumas yang

memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas dalam arah yang tepat.

Sendi merupakan bagian tubuh yang sering terkena inflamasi dan

degenerasi yang terlihat pada penyakit rheumatik. Meskipun memiliki

keaneka ragaman mulai dari kelainan yang terbatas pada satu sendi hingga

kelainan multi sistem yang sistemik, semua penyakit reumatik meliputi

inflamasi dan degenerasi dalam derajat tertentu yang biasa terjadi sekaligus.

Inflamasi akan terlihat pada persendian sebagai sinovitis. Pada penyakit


reumatik inflamatori, inflamasi merupakan proses primer dan degenerasi yang
merupakan proses sekunder yang timbul akibat pembentukan pannus
(proliferasi jaringan sinovial). Inflamasi merupakan akibat dari respon imun.

Sebaliknya pada penyakit reumatik degeneratif dapat terjadi proses

inflamasi yang sekunder. Sinovitis ini biasanya lebih ringan serta

menggambarkan suatu proses reaktif, dan lebih besar kemungkinannya untuk

terlihat pada penyakit yang lanjut. Sinovitis dapat berhubungan dengan

pelepasan proteoglikan tulang rawan yang bebas dari karilago artikuler yang

mengalami degenerasi kendati faktor-faktor imunologi dapat pula terlibat

(Brunner&Suddarth, 2002).
13. Manifestasi klinik

Rasa nyeri merupakan gej ala penyakit reumatik

yang paling sering menyebabkan seseorang mencari

pertolongan medis gej ala yang sering lainnya mencakup

pembengkakan sendi. Gerakan yang terbatas, kekakuan, kelemahan,

dan perasaan mudah lelah. (Brunner&Suddarth, 2002).


14. Penatalaksanaan

Sendi yang meradang di istirahatkan selama eksaserbasi,

periode-periode istirahat setiap hari, kompres panas dan dingin

Pathways

Bakteri Mikroplasma Virus

Menginfeksi sendi

Merusak lapisan sendi yaitu membrane synovium

Rheumatoid Arthritis

Nyeri Peradangan

Gangguan rasa Resiko


nyaman nyeri injuri

5 ketidak mampuan
keluarga

1. Mengenal masalah nyeri


peradangan
2. Mengambil keputusan yang
tepat
3. Merawat anggota keluarga
dengan nyeri peradangan
4. Memodifikasi lingkungan
5. Memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada

bergantian, aspirin, obat anti-inflamasi nonsteroid lainnya, atau


steroid sistemik, pembedahan untuk mengeluarkan membran

sinovium atau untuk memperbaiki deformitas (Corwin, 2001).

BAB III
PENGKAJIAN KELUARGA

I. Identitas Keluarga.
A. Kepala Keluarga.
1. Nama : Tn. M
2. Umur : 40 thn
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Petani
5. Agama : Islam
6. Suku : Banjar
7. Alamat : Desa Pendalaman Baru RT.04
B. Klien
1. Nama : Tn. M
2. Umur : 40 thn
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : Petani
5. Agama : Islam
6. Suku : Banjar
7. Alamat : Desa Pendalaman Baru RT 04

C. Daftar Anggota Keluarga.

No Nama Umur L/P Agama pendidika Pekerjaan Hub.keluarga


. n
1 Tn. M 40 thn L Islam SD SD Suami (kepala
keluarga)

D. Tipe Keluarga
Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.

E. Genogram.

Keterangan :
: laki laki : Klien sakit
: perempuan X : Meninggal
: hubungan : Cerai
.. : serumah

F. Data Kesehatan Keluarga.


Penyakit Yang
No Nama Kesehatan Sekarang Pernah Diderita
1 Tn. M Klien mengatakan yeri pada Atritis Rematrik
sendi dan kakinya nyerinya
hilang timbul pada saat klien
beraktivitas

II. Sifat Keluarga


A. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan di ambil oleh klien di karenakan klien
tinggal sendiri

B. Sosial Ekonomi Keluarga.


Pendapatan keluarga dalam satu bulan tidak menentu, klien
hanya mengerjakan ladang milik orang lain, pendapatan klien
Rp. 500.000- Rp. 1.000.000, penghasilan tersebut digunakan
untuk kebutuhan sehari-hari saja dan sekolah anak.

C. Sosial.
Keluarga Tn. M aktif dalam mengikuti kegiatan masyarakat,
seperti Gotong Royong hubungan keluarga dengan masyarakat
sekitar berjalan dengan baik.

D. Suku
klien bersuku banjar

E. Agama
Agama klien Islam

III. Pola Kebiasaan Keluarga.


A. Pola Makan Keluarga.
Frekuensi makan 3x sehari, dengan makanan pokok nasi, klien
memiliki kebiasaan mengkonsumsi mie, dan klien jarang
mengkonsumsi sayuran dalam makanan sehari-hari.

B. Pola Istirahat Keluarga.


Lamanya tidur malam dalam sehari yaitu 5 jam mulai dari jam
24.00 05.00 WITA

C. Pola Rekreasi dan Hiburan.


Yang dilakukan klien dalam waktu senggang adalah berkumpul
dan nonton TV bersama warga lain di pos ronda.

D. Pola Komunikasi Keluarga.


Klien setiap pagi menjenguk ibu klien, klien sengaja tinggal
berpisah dengan ibunya karena takut bertengkar dengan ibunya
karena ibunya pemarah.

IV. Lingkungan.
A. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)
Status dalam kepemilikan rumah adalah numpang, bentuk
bangunan rumahnya adalah kayu, dimana komposisi ruangan
terdiri dari ruang tamu, satu buah kamar tidur, lantai terbuat dari
papan, kebersihan rumah kurang bersih

B. Ventilasi dan penerangan


penerangan rumah dari lampu teplok, jendela tidak dibuka pada
siang hari

C. Persediaan air bersih


Sumber air minum berasal dari PDAM yang di beli dari tukang
jual air dan sumber air untuk mandi dan mencuci berasal dari air
sungai. kebiasaan pengelolaan air minum tidak dimasak, dan bila
mau air panas baru di masak.

D. Pembuangan sampah
Kebiasaan keluarga ini membuang sampah dengan cara
dikumpulkan untuk kemudian dibakar.

E. Pembuangan air limbah


Pembuangan air limbah rumah tangga di belakang rumah

F. Jamban / WC (tipe, jarak dari sumber air)


WC terpisah dari rumah, jenis wc jamban cemplung

G. Denah rumah

H. Lingkungan sekitar rumah


Keluarga Tn.M tidak mempunyai kandang ternak dan hewan
peliharaan, pekarangan rumah pun dimanfaatkan

I. Sarana komunikasi dan transportasi


Klien memiliki satu handphone dan sarana transportasi klien
adalah sepeda

J. Fasilitas hiburan (TV, radio, dll.)


Klien tidak memiliki fasilitas hiburan, klien bila mau nonton tv
ke pos ronda.

K. Fasilitas pelayanan kesehatan


Klien tidak pernah berobat ke puskesmas klien hany minum obat
warung atau jamu bila tidak enak badan., jarak fasilitas
kesehatan dengan rumah tempat tinggal keluarga sekitar + 0,5
km, dan ke puskesmas + 1 km

V. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

a). Tn.M tidak pernah masuk rumah sakit klien hanya sakit

batuk filek dan nyeri sendi.

VI. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


A. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Pada saat ini keluarga Tn. M sedang berada pada tahap
perkembangan Keluarga duda/janda (single family) yaitu
keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

B. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
Menyesuaikan diri tehadap kehilangnya pasangan
Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi

C. Tahap Perkembangan Keluarga inti


Tn.M tidak mempunyai riwayat penyakit yang serius, selama ini
penyakit yang diderita adalah atritis rematik yang dirasakan
sejak lama dan sering merasa nyeri di kaki dan biasanya hanya
mengalami batuk, pilek.

D. Tahap Perkembangan Keluarga sebelumnya


Dari hasil pengkajian didapatkan data bahwa Tn. M memiliki
riwayat penyakit atritis rematik (rematik), dan keluarganya tidak
pernah mempunyai riwayat penyakit menular atau penyakit
kronis yang berat.

A. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Tn.M cukup rukun dan perhatian dalam membina hubungan
dengan ibunya klien tampak harmonis, saling
memperhatikan dengan yang lain serta saling menghargai
satu dengan yang lain, apabila ada anggota keluarga lain
yang membutuhkan maka anggota keluarga akan membantu
sesuai dengan kemampuan.

2. Fungsi Sosialisasi
Hubungan antar anggota keluarga baik, di dalam keluarga
ini tampak kepedulian anggota keluarga dengan saling
tolong menolong dalam melaksanakan tugas di dalam
keluarga ini. Keluarga ini juga membina hubungan yang
baik dengan tetangga sekitar rumahnya terbukti dengan
seringnya tetangga main ke rumahnya untuk berbincang
bincang dengan anggota keluarga keluarga juga cukup aktif
bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan yang ada dalam
masyarakat.

3. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn.M tidak memiliki anak

4. Fungsi Ekonomi
Tn. M hanya bekerja sebagai petani yang mengerjakan
lahan milik orang lain hasil panen di bagi dengan pemilik
lahan beras yang di dapat sebagian di jual dan sebagian
untuk dimakan.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga tidak mampu mengenali masalah kesehatan
tentang penyakit atritis rematik hal ini ditunjukkan dengan
keluarga kurang menyadari dampak masalah kesehatan
akibat penyakit atritis rematik. Sehingga klien sering
mengkonsumsi obat di warung. Kemampuan keluarga
dalam mengambil keputusan juga terbatas karena keluarga
tidak mengetahui secara luas tentang masalah yang terjadi
pada penyakit atritis rematik. Keluarga kurang menyadari
kesadaran tentang terciptanya lingkungan yang sehat, hal ini
di buktikan dengan aktivitas keluarga yang kurang
membersihkan halaman depan rumah, daun daun kering
berserakan, pembakaran sampah di halaman rumah, wc
keluarga jamban cemplung. Selama ini keluarga jarang
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, karena keluarga
lebih cenderung membeli obat bebas di toko dan
mengkonsumsi obat herbal.

B. Pemeriksaan Fisik
a. Tn.M
1. Pemeriksaan fisik :
Keadaan Tn.M Nampak keletihan, Penampilan
terlihat kurang rapi, kebersihan diri kurang baik.
Tanda tanda vital:
Tekanan darah : 120/80 mmHg.
Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 84 x/menit
TB : 145 cm
BB : 49 Kg.

2. Pemeriksaan fisik khusus :


a. Kepala dan Leher
Pada pemeriksaan kepala tidak ditemukan kelainan,
bentuk kepala normal. Pada leher tidak nampak
adanya peningkatan tekanan vena jugularis dan arteri
carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar
tiroid.
b. Mata
Konjungtiva tidak terlihat anemis, kelopak mata
tidak terdapat edema.
c. Telinga
Pendengaran normal
d. Hidung
Tidak ada kelainan yang ditemukan pada hidung
e. Mulut
Tidak ada kelainan yang ditemukan pada mulut
f. Dada
Pergerakan dada terlihat simetris, suara jantung S1
dan S2 tunggal, suara mur mur () , ronchi (),
wheezing (), nafas cuping hidung ().
g. Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya
pembesaran hepar, tidak kembung, pergerakan
peristaltik usus baik.
h. Ekstremitas atas dan bawah
Pada ektrimitas atas dan bawah tidak terdapat udema,
tidak terjadi kelumpuhan, dari ke-4 ektrimitas
mampu menggerakan persendian, mampu
mengangkat dan melipat persendian secara
sempurna.

C. Harapan Keluarga
Tn.M berharap agar kakinya tidak sakit lagi. Sehingga dapat
melakukan aktivitas sehari hari dengan nyaman.
Analisa Data

Masalah Masalah
No Data
Kesehatan Keperawatan
1 Ds : Klien mengatakan nyeri pada sendi dan Penyakit Ketidak
kakinya nyerinya hilang timbul pada saat klien atritis mampuan
beraktivitas rematik pada keluarga merawat
Klien mengatakan lebih cenderung membeli Tn.F anggota keluarga
obat bebas di toko dan mengkonsumsi obat nya yang sakit
herbal B.D kurang
pengetahuan
Do : klien tampak mengelus elus bagian kaki yang tentang penyakit
biasa sakit dan faktor-faktor
Klien tampak membeli obat dari warung untuk penyebab
menurangi nyerinya penyakit tersebut
2 Keadaan rumah tampak kurang bersih Hambatan Hambatan
Jendela tidak buka pada siang hari, hanya satu pemeliharaan pemeliharaan
yang dibuka yaitu dikamar rumah rumah B.D
Pembuangan air limbah rumah tangga ketidakadekuatan
disembarang tempat sistem pendukung
Pembakaran sampah dekat dengan rumah
(didepan rumah)
WC keluarga yaitu cemplung terbuka
Penapisan Masalah

diagnosa kriteria Skor pembenaran total


sifat masalah (resiko) Bila penyakit ini di biarkan akan
2/3 beresiko untuk kesehatan akan
datang
Ketidak mampuan keluarga kemungkinan masalah Kurangnya sesadaran klien
merawat anggota keluarga dapat di ubah (sebagian) 1 dalam berobat mengakibatkan
nya yang sakit B.D kurang masalah hanya diubah sebagian
pengetahuan tentang potensi masalah dapat di Kurangnya pengetahuan klien
penyakit dan faktor-faktor ubah (cukup) 2/3 mengenai penyakit yang di
penyebab penyakit tersebut deritanya
menonjolnya masalah Klien merasa hal ini tidak
(tidak segera) mengancam kesehatannya
2 3/6
sifat masalah (potensial)
1/3 Lingkungan di sekitar rumah
klien tampak kotor
kemungkinan masalah Keterbatasan ekonomi keluarga
Hambatan pemeliharaan dapat di ubah (sebagian) 1 menyebabkan klien sulit
rumah B.D memodifikasi lingkungan
ketidakadekuatan sistem potensi masalah dapat di Kurangnya kesadaran klien
pendukung ubah (rendah) 1/3 dalam memelihara
lingkungannya
menonjolnya masalah
(tidak dirasakan) 0 Klien tidak merasa terganggu
dengan lingkungannya 1 2/3
Prioritas Masalah
Berdasarkan scoring di atas, maka prioritas diagnosa keparawan komunitas di desa
pendalaman baru adalah sebagai berikut,

no Diagnosa keperawatan jumlah


1 Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga
nya yang sakit B.D kurang pengetahuan tentang penyakit
dan faktor-faktor penyebab penyakit tersebut 2 3/6
2 Hambatan pemeliharaan rumah B.D ketidakadekuatan
sistem pendukung
1 2/3
Rencana Intervensi Keperawatan Keluarga

Masalah Sasaran Tu- Sasaran Tu- Evaluasi


No Masalah Kesehatan Intervensi
Keperawatan Pan Pen Kriteria Standar
1 Resiko penyakit Ke tidak mampuan Setelah 2x Setelah 2x Respon Keluarga Kaji
atritis rematik keluarga merawat kunjungan instruksi verbal dapat pengetah
kambuh kembali anggota keluarga yang rumah, keluarga keluarga dapat mengerti uan
pada Tn.M sakit atritis rematik dapat merawat menyebutkan apa itu keluarga
B.D kurang anggota tentang : penyakit tentang
pengetahuan tentang keluarga yang Pengertian atritis penyakit
penyakit dan faktor sakit penyakit rematic atritis
penyebabnya atritis Keluarga rematic
rematic, dapat Jelaskan
faktor-faktor menyebut apa itu
yang kan penyakit
menyebab faktor- atritis
kannya faktor rematic
Akibat / yang kepada
komplikasi menyeba keluarga
nya bkan dengan
Cara timbulnya meng

penanganan penyakit gunakan

penyakit atritis bahasa

atritis rematic yang

remaik Keluarga mudah


dapat dipahami
menyebut Jelaskan
kan cara faktor-
penanga faktor
nan penyebab
penyakit penyakit
atritis atritis
rematic rematic
serta
komplika
sinya
Anjurkan
klien
untuk
melakuka
n senam
rematik
Anjurkan
kepada
klien
untuk
memeriks
akan
penyakitn
ya ke
fasilitas
kesehatan
2 Hambatan Hambatan Setelah 2x Setelah 2x Respon Keluarga Kaji
pemeliharaan rumah pemeliharaan rumah kunjungan intervensi verbal mengerti pengetah
B.D ketidakadekuatan rumah, keluarga keluarga dapat akibat uan
sistem pendukung dapat menyebutkan pemeihar keluarga
memelihara tentang : aan tentang
kesehatan Pengertian rumah pemelihar
lingkungan sanitasi yang aan
lingkungan buruk rumah
Akibat Keluarga Berikan
sanitasi dapat keluarga
lingkungan menyebut pengetah
yang jelek kan uan
Cara akibat tentang
pemeliharaa dari cara
n sanitasi memeliha
lingkungan yang ra rumah
buruk yang
Keluarga sehat
mengerti Berikan
cara keluarga
memeliha pengetah
ra uan
kesehatan tentang
lingkunga akibat
n yang dari
baik pemelihar
aan
rumah
yang
jelek
Menyedia
kan
tempat
penampu
ngan
sampah
sementara
Menganju
rkan klien
membuka
jendelany
a
Menganju
rkan klien
membuat
tempat
penampu
ngan
sampah di
muka
rumah
Implementasi Dan Evaluasi

Diagnosa
No Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan

1 15 Sep Ketidak Mengkaji


2014 mampuan pengetahuan Jam 16.30
Jam 16.30 keluarga tentang penyakit S :
merawat hipertensi Keluarga Ny. F
anggota Menjelaskan apa mengatakan
keluarga yang itu penyakit bahwa mereka
sakit hipertensi hipertensi kepada telah mengetahui
B.D kurang keluarga dengan tentang penyakit
pengetahuan menggunakan hipertensi
tentang penyakit bahasa yang O :
dan faktor mudah dimengerti Keluarga dapat
penyebabnya Menjelaskan menyebutkan
faktor-faktor faktor-faktor
penyebab penyakit penyebab
hipertensi serta penyakit dan
komplikasinya penanganan
penyakit
hipertensi
A :
Masalah teratasi
P :
Intervensi
dihentikan

Anda mungkin juga menyukai