Disusun Oleh :
Pembimbing :
Abstrak
Pengantar
Kanker payudara menjadi keganasan yang paling banyak dan
penyebab utama kematian oleh sebab kanker di antara perempuan
Singapura untuk periode 2003-2007. Tingkat kejadian berdasarkan usia
telah meningkat hampir 3 kali lipat dari 20,0 (1968-1972) menjadi 60,9
per 100.000 per tahun (2003-07) (Singapore National Registry of Disease
Office, 2011). Peningkatan kejadian kanker payudara bersamaan dengan
hasil positif dari Proyek Utama Skrining Payudara di Singapura (Ng et al,
1998;.. Tan et al, 1999; Wee, 2002, Wang, 2003) yang menjadikan
peluncuran BreastScreen Singapore (BSS). Ini adalah program skrining
payudara dengan mammography yang disubsidi pemerintah yang dimulai
pada bulan Januari 2002 (Jara-Lazaro et al., 2010). BSS menargetkan
perempuan kelompok usia 50-69 tahun yang didorong untuk diskrining
dua tahun sekali (Wang, 2003). Sebelum peluncuran BSS, ada banyak
pendidikan publik di berbagai media untuk meningkatkan kesadaran
tentang kanker payudara dan skrining kanker payudara. Setelah
peluncuran, kampanye nasional tahunan yang dilakukan secara rutin
diselenggarakan untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya skrining.
Studi ekstensif (Tabar et al, 1985;. Feig, 1988; Fletcher et al, 1993;.
McCann et al, 1997;. The Swedish Organised Service Screening Evaluation
Group, 2006) pada populasi Barat telah menunjukkan bahwa skrining
mamografi mengurangi angka kematian akibat kanker payudara baik di
dalam maupun di luar lingkungan kontrol. Namun ada beberapa studi
(Leung et al, 2007; Chuwa et al, 2009) mengevaluasi dampak dari skrining
pada wanita Asia. Studi ini umumnya melaporkan skrining yang terkait
dengan tumor lebih menguntungkan pada presentasi tetapi tidak
mengukur dampak dengan menyesuaikan faktor-faktor yang
mempengaruhi keadaan penyakit, seperti ras, usia, dan paritas. Penelitian
ini adalah yang pertama melihat dampak skrining setelah lebih dari tujuh
tahun sejak peluncuran BSS dari gambaran sebuah rumah sakit daerah
yang melayani bagian timur Singapura.
Secara khusus, kita berusaha untuk memahami perbedaan
gambaran dan hasil dari suatu stadium penyakit (yaitu kematian akibat
kanker spesifik dan kekambuhan) antara pasien kanker payudara yang
terdeteksi oleh skrining dan mereka dengan gejala saat melihat faktor-
faktor lain yang mempengaruhi pada penyakit menjadi pertimbangan
juga. Kami juga berusaha untuk mengidentifikasi profil demografi
perempuan di mana kanker kurang terdeteksi dengan tujuan memfasilitasi
dan mempromosikan skrining menjadi lebih terarah.
Hasil
Karakteristik subyek
Sebanyak 761 pasien dilibatkan dalam analisis. Mayoritas pasien
(71,0%) orang Cina. Proporsi ras Melayu dan ras lain sedikit lebih tinggi
pada populasi umum, tapi secara keseluruhan populasi penelitian kami
masih dapat dianggap sebanding dan mewakili populasi umum (Gambar
1) (Departemen Statistik Singapura, 2010). Median usia adalah 53 tahun,
dan 64% dari semua pasien adalah antara 40-65 tahun, yang juga
merupakan usia kelompok sasaran dari BSS. Hanya 82 (10,8%) dari semua
pasien yang menderita kanker dideteksi melalui skrining, sedangkan 679
(89,2%) dengan gejala.
Waktu follow up median diantara semua pasien adalah 30 bulan
(kisaran : 0-84 bulan). Tingkat penyembuhan 5 tahunan pada keseluruhan
kelompok ini adalah 87,5% (95% CI: 83,8% -91,2%). Sebanyak 73 pasien
mengalami kekambuhan, di antaranya 23 (30,1%) hanya memiliki
kekambuhan lokal, 39 (50,7%) dengan kekambuhan jauh dan 11 (15,1%)
pasien memiliki keduanya. Tingkat penyembuhan total 5 tahunan adalah
77,3% (95% CI: 71,2% -83,4%).