Anda di halaman 1dari 8

Sosialisasikan Nuklir, Batan Gandeng Pewarta

JAKARTA - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menggandeng para jurnalis dan
fotografer untuk promosikan nukli pada masyarakat.

Adapun caranya, dengan mengadakan Lomba Jurnalistik dan Fotografi 2011. Kepala Batan
Hudi Hastowo mengatakan, Lomba ini untuk memacu kinerja wartawan tentang penggunaan
nuklir untuk memajukan bangsa dan memberikan informasi yang benar tentang dampak
postitif pemakaian energi alternatif seperti Nuklir ini.

"Untuk pertama kalinya Batan menggelar lomba ini sebagai bentuk terimakasih dan apresiasi
kami untuk para jurnalis dan fotografer tentang informasi IPTEK nuklir," ujar Hudi di Sari
Pan Pacific Hotel, Jakarta, akhir pekan kemarin.

Dia mengatakan, masih banyak masyarakat belum tahu tentang efek positif yang ditemukan
di Nuklir. "Di sektor pertanian, kami menemukan bibit padi yang tahan terhadap serangan
hama, dan pemanfaat nuklir di sektor transportasi dapat membuat kapal induk bebas bahan
bakar hingga 25 tahun," urainya.

Hudi menegaskan, saat ini nuklir juga dipakai untuk membantu kinerja kedokteran. Dia
mencontohkan Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. "Semua alat yang dipakai di rumah
sakit tersebut menggunakan teknologi nuklir dan sampai sekarang masih akan terus
digunakan disana," tegasnya.

Karenannya, dia menghimbau kepada masyarakat agar tidak terlalu risau akan adanya bahaya
nuklir yang terjadi pada waktu Bom Hiroshima-Nagasaki dan kejadian tsunami di
Fukushima. "Oleh sebab itu kami mengharapkan agar para media mensosialisasikan ke
masyarakan betapa pentingnya nuklir saat ini untuk kemajuan bangsa kita," ungkapnya.

Hudi berharap para stakeholder mampu mendukung adanya teknologi nuklir. Karena, saat ini
Energi nuklir dapat menjadi energi alternatif guna mengurangi penggunaan energi fosil yang
ada di Indonesia.
Melepas Ketergantungan PLN dengan
Energi Alternatif

DI atap rumahnya, Prof. Heru Nugroho sedang mengecek kesiapan solar cell
untuk dioperasikan sebagai penyerap energi surya.*

YOGYAKARTA, (PRLM).- Perlawanan terhadap penggunaan energi tak terbarukan sebagai


bahan energi listrik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) memerlukan strategi yang cerdas.
Sosiolog Universitas Gadjah Mada, Prof.Dr. Heru Nugroho mencontohkan model
menghadirkan energi alternative (matahari/surya dan angin) di lingkungan rumahnya.

Energi matahari dan angin merupakan energi terbarukan, tidak merusak alam. Sebaliknya
energi tak terbarukan seperti batubara yang digunakan oleh PLN sebagai sumber energi
listrik, sifatnya tidak ramah lingkungan dan merusak alam.

Ketua Program Pascasarjana Sosiologi UGM mengistilahkan inisiatifnya sebagai projek


pribadi untuk melepas ketergangungan dari energi konvensional. Strateginya sederhana,
memasang panel solar (solar cell) dan turbin di atap rumah, terdiri dari delapan panel solar
daya 100 watt (harga Rp 3,2 juta/panel solar) dan 28 panel solar daya 50 watt (Rp 1,2
juta/panel solar). Dia memasang sebuah turbin angin berdaya 1.000 watt (harga Rp 18 juta).
Fungsi turbin menciptakan energi dari angin sebagai substitusi energi listrik saat matahari
tidur pulas di musim hujan.

Jika seluruh perangkat solar cell terpasang dan berfungsi normal, alumnus Fakultaet fuer
Soziologie Universitaet Bielefeld , Universitaet Bieleveld, Jerman, 1993, rumahnya
memperoleh energi listrik rata-rata 2600 watt atau dua kali lipat listrik langganan PL:N
(1.300 watt). Dengan perangkat yang terpasang 70 persen, daya listrik yang diperoleh 2.000
watt. Listrik dari PLN, saya jadikan cadangan saja, kata dia.
Menurut dia, gerakannya jangan dilihat dari nilai kemahalan perangkat solar cell dan turbin.
Ini gerakan pribadi dengan spirit melepas dari ketergantungan energi yang merusak
lingkungan, kata dia saat ditemui di Yogyakarta, Kamis (22/9). Langkahnya dimaksudkan
juga untuk mengetuk nurani warga kelas menengah atas untuk partisipasi menggunakan
energi terbarukan demi melestarikan alam, mengingat warga kelas ini paling banyak
menghabiskan energi konvensional untuk rumah tangga maupun perusahaannya.

Dosen arsitektur Universitas Islam Indonesa (UII) Yogyakarrta Ir. Wiryono Raharjo, March,
Ph.D berpendapat kelas menengah sangat strategis memanfaatkan energi terbarukan.
Alumnus Melbourne School of Design, Melbourne University mencontohkan gerakan
tersebut dilakukan komunitas kelas menengah di Australia dan India.

Gerakan yang mirip di Yogyakarta dengan tujuan menggunakan energi alternatif telah
dicoba di kompleks perumahan Merapi View, Kaliurang, Sleman, kurang gaungnya. Langkah
Profesor Heru Nugroho sangat saya setujui dan bisa memacu kembali pemanfaatan gerakan
energi ramah lingkungan. Ini sangat penting dijadikan gerakan massal oleh kalangan kelas
menengah atas, ujar dia.

Gerakan pemanfaatan energi ramah lingkungan semacam itu, menurut dia, perlu intervensi
pemerintah lokal. Distrik-distrik India menerapkan gerakan ramah lingkungan ditopang
kebijakan pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten/kota bisa intervensi pada kebijakan
sektor perumahan. Setiap rumah kelas menengah atas diatur penempatan solar cell dan
regulasi pengadaannya secara massal supaya harga solar cell bisa murah, ujar dia.
Sumber Logam, Memenuhi Kebutuhan Barang
Logam untuk Rumah Tangga dan Kantor
Produk logam untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan perkantoran merupakan produk
yang sudah sangat umum diketahui masyarakat karena hampir setiap hari masyarakat
menggunakan peralatan tersebut. Namun tidak demikian dengan produsennya. Sebab,
belakangan ini banyak produsen barang dari logam yang terpaksa menghentikan produksinya
menyusul terjadinya lonjakan harga bahan baku logam sebagai dampak dari kenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM), sementara daya beli masyarakat terus mengalami penurunan.

Perusahaan-perusahaan tertentu saja lah yang bisa bertahan dari badai krisis ekonomi jilid
kedua ini, yaitu perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk dengan keunggulan dan
daya saing lebih baik serta mampu menyiasati berbagai kendala produksi melalui
peningkatan efisiensi. Dalam hal ini dibutuhkan kreatifitas dan inovasi yang tinggi dari para
pengelola perusahaan agar dapat keluar dari situasi yang tidak menguntungkan itu.

Salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan berbagai barang kebutuhan
rumah tangga dan perkantoran dari logam adalah Sumber Logam. Perusahaan perorangan
tersebut memproduksi berbagai peralatan kebutuhan rumah tangga dan perkantoran dari
bahan baku alumunium dan jenis logam lainnya.

Sumber Logam didirikan pada tahun 1972 dimulai dari sebuah bengkel kecil yang berlokasi
di Jakarta. Perusahaan tersebut membuat berbagai peralatan rumah tangga dan perkantoran
dari logam alumunium atas dasar pesanan dari pelanggan. Dengan kerja keras terhitung mulai
tahun 1977 perusahaan tersebut mampu memproduksi berbagai produk rumah tangga dari
logam dengan menggunakan desain yang dikembangkan sendiri seperti asbak singular, kotak
es dan lain-lain.

Pada awalnya (hingga sekitar tahun 1980) perusahaan menggunakan mesin-mesin manual
dengan tingkat efisiensi yang relatif rendah. Secara bertahap perusahaan mengganti mesin-
mesin tersebut menjadi mesin semi mekanis. Di era tahun 1990-an perusahaan kembali secara
bertahap mengganti mesin-mesin semi mekanis dengan mesin-mesin semi otomatis dan kini
dengan dukungan mesin modern dan teknologi terkini perusahaan mampu memproduksi
berbagai produk terbaiknya bagi masyarakat, pemerintah dan kalangan bisnis.

Saat ini berbagai produk Sumber Logam telah dipasarkan di seluruh pelosok Indonesia, baik
di kawasan barat maupun kawasan timur Indonesia. Dengan dukungan para agen dan
distributor yang cukup loyal hingga saat ini, Sumber Logam terus berkembang sehingga kini
tidak hanya memasok produknya ke pasar domestik tetapi juga ke pasar mancanegara.

Sumber Logam kini memproduksi berbagai produk dari logam seperti peralatan dapur (ketel,
panci, ceret, mangkuk, nampan/baki, kompor gas, kompor minyak tanah, oven, peralatan
untuk membuat kue dan lain-lain), peralatan rumah tangga (asbak, gantungan pakaian, tempat
sampah dan lain-lain) peralatan pertanian (mangkuk sadap getah karet) dan kompor briket
batubara untuk kebutuhan industri.

Produk-produk tersebut dijual dengan menggunakan merek dagang yang dikembangkan


Sumber Logam sendiri, yaitu Onta Sakti (Camel Brand) dan Arcadia. Merek Onta Sakti
digunakan untuk produk-produk yang dibuat dari logam ulumunium, sedangkan merek
Arcadia digunakan untuk produk-produk yang terbuat dari baja stainless dan produk yang
desainnya dirancang dengan baik dan khusus oleh Sumber Logam.

Belakangan ini Sumber Logam juga turut berpartisipasi dalam program pemerintah mengenai
konversi energi dari minyak tanah ke gas (LNG dan LPG). Sumber Logam juga terlibat
secara intensif dalam penggunaan energi alternatif batubara dengan mengembangkan
pemanfaatan briket batubara untuk industri kecil menengah.

Berbagai kampanye penggunaan LPG dan LNG telah dilakukan Sumber Logam di sejumlah
kota di tanah air seperti di Banjarmasin, Pontianak, Jakarta, Bekasi dan Bogor. Sementara
untuk mendorong penggunaan briket batubara, Sumber Logam juga telah mengembangkan
kompor briket batubara yang efisien dan handal untuk digunakan kalangan industri kecil
menengah. Perusahaan kini bekerja sama dengan PT Bukit Asam, sebuah perusahaan
pertambangan batubara milik negara, untuk memasok briket batubara siap pakai kepada
masyarakat.

Trio Alamsyah, Product Manager Sumber Logam mengatakan selama ini Sumber Logam
menggunakan bahan baku logam yang berasal dari dalam negeri sendiri, kecuali untuk bahan
pewarna (cat) sampai kini masih harus diimpor dari luar negeri.

Berbagai produk kebutuhan rumah tangga yang diproduksi di pabrik Sumber Logam yang
berlokasi di Cengkareng, Tangerang, Banten itu sebagian besar dipasarkan di dalam negeri
sendiri ke seluruh pelosok tanah air. Sebagian kecil lainnya diekspor ke sejumlah negara
tetangga. Kadang-kadang ada juga pihak ketiga atau perusahaan distributor di dalam negeri
yang melakukan ekspor produk kebutuhan rumah tangga buatan Sumber Logam.

Dengan jumlah karyawan 35 orang, Sumber Logam kini mampu memproduksi lebih dari 80
jenis produk logam kebutuhan rumah tangga dengan konsumsi bahan baku logam rata-rata 6
ton per bulan. Lonjakan harga bahan baku logam akhir-akhir ini memang menjadi kendala
tersendiri di tengah-tengah merosotnya daya beli masyarakat. Kondisi tersebut sempat
menurunkan omset penjualan perusahaan hingga 30%. Namun sedikit tertolong oleh naiknya
penjualan kompor batubara menyusul kenaikan harga minyak tanah.
Kini mulai banyak kalangan UKM yang beralih ke kompor briket batubara karena
penggunaan briket batubara jauh lebih hemat dan efisien ketimbang minyak tanah, demikian
Alam.

Informasi Mengenai Energi


Alternatif dan Penggunaannya

Nama : Elma Junida Amaliah


Kelas : IV A

SDN UJUNGBERUNG 4

Anda mungkin juga menyukai