Anda di halaman 1dari 16

Hukum Kloning

http://zaifbio.wordpress.com/2009/10/29/hukum-kloning/
BAB I

PENDAHULUAN

Mampukah fikih menjawab tantangan kemajuan rekayasa genetika? Pesatnya perkembangan


teknologi rekayasa genetika haruslah terkejar oleh produk-produk fikih yang ada selama ini.
Seperti halnya masalah fikih-fikih terdahulu sebagaimana diberikan oleh para ulama seperti
soal bayi tabung dan imsemnasi buatan, maka masalah rekayasa genetika, sampai pada soal
revitalisasi DNA, pembiakan sel lewat transplantasi, bahkan menyelewengkan penciptaan
lewat pencangkokan jaringan sel yang pada saat ini mulai banyak berkembang haruslah dicari
solusinya.

Informasi terbaru, seperti dilaporkan majalah ilmiah bebahasa Inggris, Scientific American,
dalam rubric medicinenya, adalah sukses besar praktik pengobatan lewat terapi gen (Gene
Theraphy). Yaitu, sebuah pengobatan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit genetis.
Modus operandi terapi ini adalah dengan cara mencangkokkan gen-gen baru yang lebih sehat
dengan mengganti gen-gen rusak yang membawa kelainan dalam tubuh.1

Bukan Cuma itu, terapi gen juga akan dipakai untuk mengobati kelainan fisik dan perilaku.
Hidung pesek, misalnya diubah menjadi mancung. Caranya mudah, cukup dengan mengganti
gen-gen yang membawa unsur pesek dengan yang mancung.

Lalu bagaimana fikih mengantisipasi masalah ini? Bagaimanapun, tampaknya masih


diperlukan penelaahan lebih lanjut tentang masalah ini, yaitu bagaimana hokum islam tentang
zat genetic (Kloning) itu?.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kloning

Kloning menurut bahasa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu clone atau klon yang berarti
kumpulan sel turunan dari sel induk tunggal dengan reproduksi aseksual.2 Sedangkan
menurut istilah Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetic yang sama
dengan sel induknya tanpa diawali proses pembuahan sel telur atau sperma tapi diambil dari
inti sebuah sel pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan maupun manusia.3

1. Macam-macam Kloning

Dalam hal ini Kloning terdiri dari beberapa macam, antara lain:

1.

1. Kloning pada tumbuhan


Kloning pada tumbuhan yaitu mencangkok atau menstek tanaman untuk mendapatkan
tanaman yang memiliki sifat persis sama dengan induknya.4

1.

1. Kloning pada hewan

Kloning pada hewan pertama kali dicoba pada tahun 1950-an pada hewan katak, tikus, kera
dan bison juga pada domba, dan dalam kelanjutannya proses yang berhasil hanyalah
percobaan Kloning pada domba. Awal mula proses pengkloningan domba adalah dengan
mengambil inti sel dari tubuh domba, yaitu dari payudara atau ambingnya lalu sifat khusus
yang berhubungan dengan fungsi ambing ini dihilangkan, kemudian inti sel tersebut
dimasukkan kedalam lapisan sel telur domba, setelah inti selnya dibuang kemudian
ditanamkan kedalan rahim domba agar memperbanyak diri, berkembang berubah menjadi
janin dan akhirnya di hasilkan bayi domba. Pada akhirnya domba ini mempunyai kode
genetic yang sama dengan domba pertama yang menjadi sumber pengambilan sel ambing.5

1.

1. Kloning pada embrio

Kloning embrio tejadi pada sel embrio yang berasal dari rahim istri yang terbentuk dari
pertemuan antara sel sperma suaminya dengan sel telurnya lalu sel embrio itu dibagi dengan
satu teknik perbanyakan menjadi beberapa sel embrio yang berpotensi untuk membelah dan
berkembang. Kemudian sel-sel embrio itu dipisahkan agar masing-masing menjadi embrio
tersendiri yang persis sama dengan sel embrio pertama yang menjadi sumber pengambilan
sel. Selanjutnya sel-sel embrio itu dapat ditanamkan dalam rahim perempuan asing (bukan
isteri), atau dalam rahim isteri kedua dari suami bagi isteri pertama pemilik sel telur yang
telah dibuahi tadi. Yang selanjutnya akan menghasilkan lebih dari satu sel embrio yang sama
dengan embrio yang sudah ada. Lalu akan terlahir anak kembar yang terjadi melalui proses
Kloning embrio ini dengan kode genetik yang sama dengan embrio pertama yang menjadi
sumber Kloning.

1.

1. Kloning pada manusia

Kloning pada manusia terdapat dua cara. Petama, Kloning manusia dapat berlangsung dengan
adanya laki-laki dan perempuan dalam prosesnya. Proses ini dilaksanakan dengan mengambil
sel dari tubuh laki-laki, lalu inti selnya diambil dan kemudian digabungkan dengan sel telur
perempuan yang telah dibuang inti selnya. Sel telur ini setelah bergabung dengan inti sel
tubuh laki-laki lalu ditransfer ke dalam rahim seorang perempuan agar dapat
memeperbanyak diri, berkembang, berubah menjadi janin, dan akhirnya dilahirkan sebagai
bayi. Bayi ini merupakan keturunan dengan kode genetik yang sama dengan laki-laki yang
menjadi sumber pengambilan sel tubuh.

Kedua, Kloning manusia dapat pula berlangsung di antara perempuan saja tanpa memerlukan
kehadiran laki-laki. Proses ini dilaksanakan dengan mengambil sel dari tubuh seorang perem-
puan, kemudian inti selnya diambil dan digabungkan dengan sel telur perempuan yang telah
dibuang inti selnya. Sel telur ini setelah bergabung dengan inti sel tubuh perempuan lalu
ditransfer ke dalam rahim perempuan agar memperbanyak diri, berkembang, berubah
menjadi janin, dan akhirnya dilahirkan sebagai bayi. Bayi yang dilahirkan merupakan
keturunan dengan kode genetik yang sama dengan perempuan yang menjadi sumber
pengambilan sel tubuh. Hal tersebut mirip dengan apa yang telah berhasil dilakukan pada
hewan domba.

Adapun pewarisan sifat yang terjadi dalam proses Kloning, sifat-sifat yang diturunkan hanya
berasal dari orang yang menjadi sumber pengambilan sel tubuh, baik laki-laki maupun
perempuan. Dan anak yang dihasilkan akan memiliki ciri yang sama dengan induknya dalam
hal penampilan fisiknya seperti tinggi dan lebar badan serta warna kulit dan juga dalam hal
potensi-potensi akal dan kejiwaan yang bersifat asli. Dengan kata lain, anak tersebut akan
mewarisi seluruh ciri-ciri yang bersifat asli dari induknya. Sedangkan ciri-ciri yang diperoleh
melalui hasil usaha, tidaklah dapat diwariskan. Jika misalnya sel diambil dari seorang ulama
yang faqih, atau mujtahid besar, atau dokter yang ahli, maka tidak berarti si anak akan
mewarisi ciri-ciri tersebut, sebab ciri-ciri ini merupakan hasil usaha, bukan sifat asli.

1. Manfaat dan Kerugian Kloning

Adapun manfaat dari Kloning diantaranya adalah:

1.

1. Kloning pada tanaman dan hewan adalah untuk memperbaiki kualitas tanaman
dan hewan, meningkatkan produktivitasnya.

2. Mencari obat alami bagi banyak penyakit manusia-terutama penyakit-penyakit


kronis-guna menggantikan obat-obatan kimiawi yang dapat menimbulkan efek
samping terhadap kesehatan manusia.6

3. Untuk memperoleh hormone pertumbuhan, insulin, interferon, vaksin, terapi


gen dan diagnosis penyakit genetic.7

Selain terdapai bnayak manfaat Kloning juga menimbulkan kerugian, antara lain:

1. Kloning pada manusia akan menghilangkan nasab.

2. Kloning pada perempuan saja tidak akan mempunyai ayah.

3. Menyulitkan pelaksanaan hokum-hukum syara. Seperti, hokum pernikahan, nasab,


nafkah, waris, hubungan kemahraman, hubungan ashabah, dan lain-lain.8

1. Hukum Kloning

Menurut syara hokum Kloning pada tumbuhan dan hewan tidak apa-apa untuk dilakukan dan
termasuk aktivitas yang mubah hukumnya. Dari hal itu memanfaatkan tanaman dan hewan
dalam proses Kloning guna mencari obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit
manusia terutama yang kronis adalah kegiatan yang dibolehkan Islam, bahkan hukumnya
sunnah (mandub), sebab berobat hukumnya sunnah. Begitu pula memproduksi berbagai obat-
obatan untuk kepentingan pengobatan hukumnya juga sunnah. Imam Ahmad telah
meriwayatkan hadits dari Anas RA yang telah berkata, bahwa Rasulullah SAW berkata:
Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia menciptakan pula
obatnya. Maka berobatlah kalian !

Imam Abu Dawud dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Usamah bin Syuraik RA, yang
berkata:

Aku pernah bersama Nabi, lalu datanglah orang-orang Arab Badui. Mereka berkata,Wahai
Rasulullah, bolehkah kami berobat ?

Maka Nabi SAW menjawab :

Ya. Hai hamba-hamba Allah, berobatlah kalian, sebab sesungguhnya Allah Azza wa Jalla
tidaklah menciptakan penyakit kecuali menciptakan pula obat baginya

Oleh karena itu, dibolehkan memanfaatkan proses Kloning untuk memperbaiki kualitas
tanaman dan mempertinggi produktivitasnya atau untuk memperbaiki kualitas hewan seperti
sapi, domba, onta, kuda, dan sebagainya. Juga dibolehkan memanfaatkan proses Kloning
untuk mempertinggi produktivitas hewan-hewan tersebut dan mengembangbiakannya,
ataupun untuk mencari obat bagi berbagai penyakit manusia, terutama penyakit-penyakit
yang kronis. Demikianlah hukum syara untuk Kloning manusia, tanaman dan hewan.9

Kloning pada manusia haram menurut hukum Islam dan tidak boleh dilakukan. Dalil-dalil
keharamannya adalah sebagai berikut :

1. Anak-anak produk proses Kloning tersebut dihasilkan melalui cara yang tidak alami.
Padahal justru cara alami itulah yang telah ditetapkan oleh Allah untuk manusia dan
dijadikan-Nya sebagai sunnatullah untuk menghasilkan anak-anak dan keturunan.
Allah SWT berfirman :


dan Bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan,


dari air mani apabila dipancarkan. (QS. An Najm : 45-46)

Allah SWT berfirman :

Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu
menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya. (QS. Al
Qiyaamah : 37-38)

1. Anak-anak produk Kloning dari perempuan saja (tanpa adanya laki-laki), tidak akan
mempunyai ayah. Dan anak produk Kloning tersebut jika dihasilkan dari proses
pemindahan sel telur-yang telah digabungkan dengan inti sel tubuh-ke dalam rahim
perempuan yang bukan pemilik sel telur, tidak pula akan mempunyai ibu. Sebab
rahim perempuan yang menjadi tempat pemindahan sel telur tersebut hanya menjadi
penampung, tidak lebih. Ini merupakan tindakan menyia-nyiakan manusia, sebab
dalam kondisi ini tidak terdapat ibu dan ayah. Hal ini bertentangan dengan firman
Allah SWT :


Hai manusia, sesunguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan. (QS. Al Hujuraat : 13)

1. Kloning manusia akan menghilang nasab (garis keturunan). Padahal Islam telah
mewajibkan pemeliharaan nasab. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, yang
mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :

Siapa saja yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya, atau (seorang
budak) bertuan (loyal/taat) kepada selain tuannya, maka dia akan mendapat laknat dari
Allah, para malaikat, dan seluruh manusia. (HR. Ibnu Majah)

Berdasarkan dalil-dalil itulah proses Kloning manusia diharamkan menurut hukum Islam dan
tidak boleh dilaksanakan.10

1. Hukum Kloning menurut MUI

Musyawarah Nasional VI Majelis Ulama Indonesia yang diselenggarakan pada tangga123-27


Rabiul Akhir 1421 H. / 25-29 Juli 2000 M. dan membahas tentang Kloning, setelah

Menimbang,

1. bahwa salah satu hasil kemajuan yang dicapai oleh iptek adalah Kloning, yaitu suatu
proses penggandaan makhluk hidup dengan cara nucleus transfer dari sel janin yang
sudah beerdiferensiasi dari sel dewasa, atau penggandaan makhluk hidup menjadi
lebih banyak, baik dengan memindahkan inti sel tubuh ke dalam indung telur pada
tahap sebelum terjadi pemisahan sel-sel bagian-bagian tubuh

2. bahwa masyarakat senantiasa mengharapkan penjelasan hukum Islam tentang


Kloning, baik Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan, hewan, dan terutama Kloning
terhadap manusia;

3. bahwa oleh karena itu, MUI dipandang perlu untuk menetapkan fatwa tentang hukum
Kloning untuk dijadikan pedoman.

Memperhatikan:

1. Kloning tidak sama dengan, dan sedikit pun tidak berarti, penciptaan, melainkan
hanya sekedar penggandaan.

2. Secara umum, Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan akan membawa


kemanfaatan dan kemaslahatan kepada umat manusia.

3. Kloning terhadap manusia dapat membawa manfaat, antara lain : rekayasa genetik
lebih efisien dan manusia tidak perlu khawatir akan kekurangan organ tubuh
pengganti (jika memerlukan) yang biasa diperoleh melalui donor, dengan Kloning ia
tidak akan lagi merasa kekurangan ginjal, hati, jantung, darah, dan sebagainya, karena
ia bisa mendapatkannya dari manusia hasil teknologi Kloning.

4. Kloning terhadap manusia juga dapat menimbulkan mafsadat (dampak negatif yang
tidak sedikit; antara lain :
1. menghilangkan nasab anak hasil Kloning yang berakibat hilangnya banyak hak anak
dan terabaikan-nya sejumlah hukum yang timbul dari nasab;

2. institusi perkawinan yang telah disyariatkan sebagai media berketurunan secara sah
menjadi tidak diperlukan lagi, karena proses reproduksi dapat dilakukan tanpa
melakukan hubungan seksual;

3. lembaga keluarga (yang dibangun melalui perkawinan) akan menjadi hancur, dan
pada gilirannya akan terjadi pula kehancuran moral (akhlak), budaya, hukum, dan
syariah Islam lainnya;

4. tidak akan ada lagi rasa saling mencintai dan saling memerlukan antara laki-laki dan
perempuan;

5. hilangnya maqashid syariah dari perkawinan, balk maqashid awwaliyah (utama)


maupun maqashid tabiah (sekunder).

1. Pendapat dan saran peserta sidang.

Mengingat

1. Firman Allah S WT : Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi semuanya (sebagai rahmat) dariNva. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berfikir (QS. al-Jatsiyah [45].- 13).

2. Firman Allah SWT : Dan Kami telah memuliakan anak-anakAdam, Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari Yang baik-baik, dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas rraakhluk vang telah
Kami ciptakan (QS. al-Isra[I7]: 70).
8. Firman Allah SWT : ..f apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah
yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nva sehingga kedua ciptaan itu serupa
menurut pandangan mereka. Katakanlah, Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan
Dialah Tuhan Yang Mahaesa lagi Mahaperkasa (QS. al-Rad [13]: 16)

3. firman Allah SWT : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakar manusia dari
saripati (berasal) dari tanah. Kemudiar Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan ; dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air man: itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpa. darah itu Kami jadikan segumpal daging, dar.
segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulan, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan dagiri 27 Kemudian Kami jadikan dia makhluk (berbentuk) lain.
Maha sucilah Allah, Pencipta Paling baik (QS. al-Muminun (23]: 12-14).

4. Kaidah Fiqhiyah : Menghindarkan kerusakan (hal-hal yang negatif) diutamakan dari


pada mendatangkan kemaslahatan
MEMUTUSKAN
Menetapkan

1. Fatwa musyawarah nasional n-i majelis ulama indonesia tentang Kloning.


2. Kloning terhadap manusia dengan cara bagaimanapuyang berakibat pada
pelipatgandaan manusia hukumnya adalah haram.

3. Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan hukumnya boleh (mubah) sepanjang


dilakukan demi kemaslahatan dan/atau untuk menghindarkakemudaratan (hal-hal
negatif).

4. Mewajibkan kepada semua pihak terkait untuk tidak melakukan atau mengizinkan
eksperimen ata-_ praktek Kloning terhadap manusia.

5. Mewajibkan kepada semua pihak, terutama para ulama, untuk senantiasa mengikuti
perkembangan teknologi Kloning, meneliti peristilahan dan permasalahatannya, serta
menyelenggarakan kajiarkaj ian ilmiah untuk menj elaskan hukumnya.

6. Mewajibkan kepada semua pihak, terutama ulama dan umara, untuk mendorong
pembentukan (pendirian) dan mendukung institusi-institusi ilmiah yang
menyelenggarakan penelitian di bidang biologi dan teknik rekayasa genetika pada
selain bidang Kloning manusia yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

7. Mewajibkan kepada semua pihak, terutama ulama dan umara, untuk segera
merumuskan kriteria dan kode etik penelitian dan eksperimen bidang biologi untuk
dijadikan pedoman bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

8. Keputusan fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap muslim yang
memerlukan dapat mengetahuinya, menghimbau semua pihak untuk menyebarluaskan
fatwa ini.11

KESIMPULAN

Kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetic yang sama dengan sel
induknya tanpa diawali proses pembuahan sel telur atau sperma tapi diambil dari inti sebuah
sel pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan maupun manusia.

Kloning terdiri dari beberapa macam, antara lain: Kloning pada tumbuhan, Kloning pada
hewan, Kloning pada embrio,dan Kloning pada manusia.

Adapun mengenai hukum Kloning dari kajian diatas dapat disimpulkan bahwa hukum
Kloning dibagi menjadi dua, yang pertama yaitu Kloning yang di perbolehkan, dan Kloning
yang tidak diperbolehkan.

Sedangkan Mengenai Kloning yang diperbolehkan adalah Kloning yang meninmbulkan


kemaslahatan bagi manusia antara lain yaitu Kloning pada tanaman dan hewan adalah untuk
memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, meningkatkan produktivitasnya, mencari obat
alami bagi banyak penyakit manusia-terutama penyakit-penyakit kronis.

Sedangkan Kloning yang tidak diperbolehkan adalah Kloning terhadap manusia yang dapat
menimbulkan mafsadat (dampak negatif yang tidak sedikit; antara lain : menghilangkan
nasab, menyulitkan pelaksanaan hokum-hukum syara.

DAFTAR PUSTAKA
Alkaf, Halid Kloning dan Bayi Tabung Masalah dan Implikasinya, PB UIN: Jakarta. 2003

Asy-Syaukani, Lutfi, Poltik, HAM, dan Isu-isu Teknologi dalam Fiqih Kontemporer, Pustaka
Hidayah: Bandung.1998

Mahfudh, Dr. Sahal, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, LTN NU dan Diantama:
Surabaya. 2004

Maruf, Farid Hukum Kloning, http:// konsultasi. WordPress.com. 2007

Zallum, Abdul Qadim terjemah Sigit Purnawan Jati, S.Si.,Hukmu Asy Syari fi Al Istinsakh,
Naqlul Adlaa, Al Ijhadl, Athfaalul Anabib, Ajhizatul Inasy Ath Thibbiyah, Al Hayah wal
Maut ( Darul Ummah: Beirut, Libanon, Cetakan. 1997)

Musyawarah Nasional VI Majelis Ulama Indonesia yang diselenggarakan pada tangga123-27


Rabiul Akhir 1421 H. / 25-29 Juli 2000

1 Lutfi Asy-Syaukani, Poltik, HAM, dan Isu-isu Teknologi dalam Fiqih Kontemporer
(Pustaka Hidayah: Bandung.1998) hal.141

2 Halid Alkaf, Kloning dan Bayi Tabung Masalah dan Implikasinya (PB UIN: Jakarta. 2003)
hal.4

3 Dr. Sahal Mahfudh, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam (LTN NU dan Diantama:
Surabaya. 2004) hal.544

4 Halid Alkaf, Kloning dan Bayi Tabung Masalah dan Implikasinya .hal.4

5 Farid Maruf, Hukum Kloning (http:// konsultasi. WordPress.com. 2007)

6 Farid Maruf, Hukum Kloning (http:// konsultasi. WordPress.com. 2007)

7 Dr. Sahal Mahfudh, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam.. hal.544

8 Farid Maruf, Hukum Kloning (http:// konsultasi. WordPress.com. 2007)

9 Farid Maruf, Hukum Kloning (http:// konsultasi. WordPress.com. 2007)

10 Abdul Qadim Zallum terjemah Sigit Purnawan Jati, S.Si.,Hukmu Asy Syari fi Al
Istinsakh, Naqlul Adlaa, Al Ijhadl, Athfaalul Anabib, Ajhizatul Inasy Ath Thibbiyah, Al
Hayah wal Maut ( Darul Ummah: Beirut, Libanon, Cetakan. 1997) hal. 48

11Musyawarah Nasional VI Majelis Ulama Indonesia yang diselenggarakan pada tangga123-


27 Rabiul Akhir 1421 H. / 25-29 Juli 2000
http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1997/04/03/0058.html Kloning:
Kemajuan atau Kemunduran Peradaban?

Manfaat dan mudharat kloning ditakar dengan timbangan


agama dan ilmu.

Agamawan Tak Boleh Pasrah

Mangunwijaya , Pastor Katolik

Soal kloning pada manusia, itu masih jauh. Dan dalam hal ini
kita
tentunya merujuk kepada prinsip-prinsip moral. Teknologi
tidaklah
haram sepanjang manusiawi. Artinya, cocok dengan prinsip-
prinsip
kemanusiaan. Tapi teknologi bisa menjadi sesuatu yang haram.
Pisau
atau pistol, misalnya, sama sekali tak haram dipergunakan.
Semua itu
menjadi haram kalau tidak digunakan untuk kepentingan
kemanusiaan.
Jadi, tergantung.

Tugas agama dan agamawan memang penjaga hati nurani umat


manusia.
Bahwa perkembangan iptek melanggar hati nurani, itu soal lain.
Tak
berarti lantas para agamawan hanya pasrah. Kesannya
mungkin
reaksioner, tapi ya.. itu tadi, mungkin karena tugas mereka
memang
menjaga hati nurani umat manusia.

Akan Menimbulkan Kekacauan Ida Bagus Gunada, Sekjen


Parisada Hindu
Dharma

Dari sisi iptek, kloning mungkin merupakan penemuan yang


spektakuler.
Tetapi, dari sudut agama, manusia sudah menuju ke satu jalur
yang
semestinya tidak dilalui. Menurut ajaran Hindu, ada tiga jenis
makhluk
yang diciptakan Tuhan, yaitu tumbuhan, hewan, dan manusia,
sesuai
dengan ruang dan waktu.

Manusia merupakan yang paling sempurna, karena ia punya


kelebihan bisa
menentukan dan memilah mana yang baik dan mana yang
buruk. Tubuh
manusia, termasuk seluruh elemennya, juga mempunyai kodrat
sendiri-sendiri. Kuku di kaki, rambut di kepala, dan seterusnya,
itu
memiliki kodrat masing-masing. Semua itu berjalan menurut
hukum kodrat
atau hukum kemahakuasaan.

Lalu, dengan kloning atau rekayasa genetika, di mana tempat


makhluk
baru hasil kloning itu? Yang akan paling menentukan karakter
manusia
dalam proses pertumbuhannya itu sesungguhnya adalah saat si
ibu dan
bapak "menciptakan" anak. Bagaimana karakter keseharian ibu
dan bapak,
sifat seperti itulah yang akan membentuk pribadi si anak. Ini
adalah
faktor yang paling mendasar. Kemudian, faktor lingkungan juga
mempengaruhi karakter manusia. Bagaimana dengan kloning?
Karakter
seperti apa yang dimiliki makhluk baru hasil rekayasa manusia
itu?

Yang pasti, hal itu akan menciptakan fenomena baru dalam


hubungan
kemanusiaan. Kloning akan menimbulkan semakin banyak
kekacauan.

_______________________________________________________________
__

Harus Dicegah dari Awal

KH Ali Yafie , Ketua Majelis Ulama Indonesia

Kita melihat reaksi atas ramalan keberhasilan kloning dalam


pembiakan
manusia itu merata di seluruh dunia. Jadi, tak berlebihan kalau
dikatakan itu ancaman bagi umat manusia. Karena memang
manusia tidak
bisa dipersamakan dengan tumbuh-tumbuhan dan binatang.
Kalau mau
disamakan, itu artinya derajat manusia diturunkan. Itu
kemerosotan
nilai kemanusiaan. Jadi, pengkloningan manusia itu haram.

Ada dua ayat Al-Qur'an yang memberikan isyarat. Yaitu,


manusia adalah
makhluk yang diberikan kehormatan tersendiri, untuk menjadi
khalifah.
Dalam surah al-Isra ayat 70 dijelaskan: walaqad karamna bani
adam .
Artinya, Allah memberikan kehormatan kepada manusia. Nilai
kemanusiaan
itu harus dipelihara, sejalan dengan surah at-Thien: laqad
khalaqnal
insaana fi ahsani taqwiem . Kemudian digambarkan nilai
kemanusiaan itu
bila terkena degradasi: summa radadnahu asfala safilin . Nah,
kalau
kloning itu mau dicoba untuk membiakkan manusia, itu
bertentangan
dengan ayat tersebut.

Lembaga keluarga pun akan hancur. Akan terjadi pula


kerancuan moral,
budaya, dan hukum. Jadi, terlalu rumit masalahnya kalau
kloning
manusia dibolehkan. Maka harus dicegah dari awal.

_______________________________________________________________
__

Bentuk Kesombongan Manusia

J. Hardiwiratno MSF , Sekretaris Eksekutif Komisi Keluarga KWI

Menurut Gereja sekarang, Kitab Suci bukan buku ilmiah, tapi


merupakan
ungkapan iman umat terhadap Allah. Kitab Suci bukan
disabdakan
langsung oleh Allah, tapi dikarang manusia dalam suatu proses
sejarah
yang cukup panjang, namun diilhami oleh Allah sendiri. Maka,
kalau ada
hal-hal yang berbeda dengan Kitab Suci, biasanya datang dari
ilmu
pengetahuan, itu belum tentu salah.
Tapi Gereja akan selalu berjuang kalau iptek dipakai untuk
menginjak-injak, apalagi menghancurkan martabat dan hidup
pribadi
manusia. Kita wajib memberikan pertimbangan-pertimbangan
moral dan
iman atas segala sesuatu yang terjadi dalam masyarakat. Kita
punya hak
untuk itu.

Dalam arti tertentu, dalam rekayasa genetika seolah-olah


manusia
menjadi penguasa manusia lain. Manusia dengan kuasa
teknologi yang
dimiliki bertindak seperti Tuhan. Bisa menentukan eksistensi
manusia,
hidup atau mati, berada atau tidak sesuai dengan kemauannya
sendiri.
Jika nafsu manusia seperti itu tak terkontrol, bukankah juga
merupakan
suatu bentuk kesombongan manusia di hadapan Tuhan?

Tentang pendapat Paus mengenai isu kloning, saya melihatnya


sebagai
pendapat pribadinya. Ajaran Katolik tentang kloning belum ada.
Hanya
sedikit disinggung dalam sebuah dokumen Donum Vitae , yang
intinya
melarang kloning karena berlawanan dengan hukum moral, dan
melawan
martabat prokreasi manusia maupun persatuan suami-istri.

_______________________________________________________________
__

Isyarat Kemunduran Peradaban

Rusdy Rukmarata , Biksu Budha


Banyak pihak memandang bioteknologi kloning ini sebagai
kemajuan
peradaban manusia. Tapi, menurut saya, malah sebaliknya.
Kloning akan
membawa manusia pada kemunduran peradaban. Dari sudut
ajaran Budha,
pada dasarnya masing-masing manusia pasti punya keunggulan
tersendiri.
Seorang buta sekalipun, akan mempunyai pendengaran yang
baik sekali.
Jika lewat kloning manusia ingin "mencipta" manusia unggul,
dilihat
dari sudut kemanusiaan, maka hasilnya, saya yakin, justru
semakin
rendah.

Fenomena yang paling mengerikan dari kloning manusia


adalah
terciptanya iklim yang sangat membedakan manusia. Akan ada
manusia
yang sengaja dibikin menjadi unggul, sedangkan yang alamiah
dianggap
tidak unggul. Kemunduran peradaban semakin nyata ketika
sesama manusia
tidak lagi bisa saling menghargai.

Teknologi kloning, dengan sendirinya, adalah mencipta manusia


yang tak
mampu bijaksana dalam bertindak maupun berpikir. Dari sana
jangan
harap lahir manusia bijaksana. Karena belajar bijaksana berarti
memikirkan serta menyayangi orang lain. Bagaimana ia tahu
apa itu
sayang kalau ia saja dilahirkan tanpa itu?

Jangan pernah berpikir bahwa hasil kloning itu adalah spesies


unggul.
Penelitian jangan membohongi diri maupun khalayak dengan
mengatakan
makhluk hasil kloning itu pasti jenis yang unggul.

Kata kloning, dari kata Inggris clone, pertama kali diusulkan oleh Herbert Webber pada tahun
1903 untuk mengistilahkan sekelompok makhluk hidup yang dilahirkan tanpa proses seksual
dari satu induk. Secara alami kloning hanya terjadi pada tanaman : menanam pohon dengan
stek.

Sejarah tentang hewan kloning telah muncul sejak tahun 1900, tetapi hewan kloning baru
dapat dihasilkan lewat penelitian Dr. Ian Willmut seorang ilmuwan skotlandia pada tahun
1997, dan untuk pertama kali membuktikan bahwa kloning dapat dilakukan pada hewan
mamalia dewasa. Hewan kloning tersebut dihasilkan dari inti sel epitel ambing domba
dewasa yang dikultur dalam suatu medium, kemudian ditransfer ke dalam ovum domba yang
kromosomnya telah dikeluarkan, yang akhirnya menghasilkan anak domba kloning yang
diberi nama Dolly.

Kloning domba Dolly merupakan peristiwa penting dalam sejarah kloning. Dolly
direproduksi tanpa bantuan domba jantan, melainkan diciptakan dari sebuah sel kelenjar susu
yang di ambil dari seekor domba betina. Dalam proses ini Dr. Ian Willmut menggunkan sel
kelenjar susu domba finndorset sebagai donor inti sel dan sel telur domba blackface sebagi
resepien. Sel telur domba blackface dihilangkan intinya dengan cara mengisap nukleusnya
keluar dari selnya menggunakan pipet mikro. Kemudian, sel kelenjar susu domba finndorset
difusikan (digabungkan) dengan sel telur domba blackface yang tanpa nukleus. Proses
penggabungan ini dibantu oleh kejutan/sengatan listrik, sehingga terbentuk fusi antara sel
telur domba blackface tanpa nucleus dengan sel kelenjar susu dompa finndorsat. Hasil fusi ini
kemudian berkembang menjadi embrio dalam tabung percobaan dan kemudian dipindahkan
ke rahim domba blackface. Kemudian embrio berkembang dan lahir dengan ciri-ciri sama
dengan domba finndorset.

Kloning domba Dolly termasuk teknologi transfer inti sel reproduktif kloning. Pada tipe
reproduktif, DNA yang berasal dari sel telur hewan dihilangkan dan diganti dengan DNA
yang berasal dari sel somatic (kulit, rambut, dan lain-lain) hewan dewasa yang lain.

Jadi, domba hasil kloning merupakan domba hasil perkembagbiakan secara vegetative
(aseksual) karena sel telur tidak dibuahi oleh sperma.

Prinsip dari teknik yang diaplikasikan untuk menciptakan Dolly, sebenarnya sangatlah
sederhana dan sudah ada sejak tahun 1975. Seorang ilmuwan bernama Gurdon mengambil
nukleus atau inti sel dari sel telur katak dan menggantinya dengan nukleus dari sel usus,
hasilnya: kecebong-kecebong kecil yang mati sebelum tumbuh jadi katak dewasa.
Kloning akan berhasil apabila nukleus ditransplantasikan ke dalam sel yang akan
menghasilkan embrio (sel telur) termasuk sel germa. Sel germa adalah sel yang
menumbuhkan telur dari sperma.

Anda mungkin juga menyukai