Anda di halaman 1dari 2

Usulan Diagnotik Testing yang Dirasa Berlebihan

Seorang anak perempuan berusia 12 tahun datang bersama kedua orang tuanya
kesebuah rumah sakit swasta untuk memeriksakan kondisi anaknya kurang baik. Pasien ini
kemudian diperiksa oleh seorang ahli penyakit dalam. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisik didapatkan keluhan pasien sudah menderita adanya demam selama 1 minggu, disertai
timbulnya bercak kemerahan (rash) sudah 1 minggu pula., sisanya gejala berupa nyeri leher
dan pendarahan spontan yang berlangsung sekitar 1 hari. Dokter mencurigai pasien anak
tersebut kemungkinan menderita meningitis, gangguan taktus GI atau kemungkinan penyakit-
penyakit lain yang kemungkinan diderita anak tersebut. Dokter tersebut mengusulkan
beberapa pemeriksaan yang dirasakan cukup memberatkan keluarga pasien.

Dokter : Berdasarkan pemeriksaan sementara kemungkinan penyakit yang


diderita anak ibu masih sangat luas, dan saya mengusulkan beberapa
pemeriksaan untuk dilakukan. Pertama pemeriksaan darah lengkap, yah
sekitar Rp. 300.000, keudian pemeriksaan fungsi lumbal sekitar 3 jitaan
lah bu, pemeriksaan endoskopi sekitar 1 jutaan, pemeriksaan kamer
mikroskopis untuk mendeteksi pendarahan di saluran pencernaannya
yang mungkin tidak terdeteksi saat pemeriksaan endoskopi sekitar 5
jutaan, daan aspirasi sumsum tulang soalnya saya mncurigai adanya
keganasan sekitar 3 jutaan bu. Jadi setidaknya untuk memastikan
kondisi anak ibu, dimohon ibumempersiapkan jumlah uang yang tidak
sedikit.

Orang Tua Pasien : Tetapi dok, keluhan anak saya kan tidak begitu berat dan hanya baru
berlangsung seminggu terakhir ini, apakah pemeriksaan yang cukup
menghabiskan banyak uang tersebut harus dilakukan semua dok?
Kebetulan saya berasal dari keluarga yang kurang mampu, berat dok
rasanya kalau harus mengeluarkan uang sebanyak itu.

Dokter : Begini saja bu, uang kan gampang dicari. Ibu bisa pinjam tetangga,
yang penting pemeriksaannya harus dilakukan.

Orang Tua Pasien : Tetapi dok saya sungguh berat rasanya dok, saya tidak sanggup.

Dokter (dengan wajah yang mulai emosi) : Begini ya bu, saya itu sibuk. Pasien saya banyak,
kalau ibu menolak, saya tidak tanggung resiko apa yang terjadi pada
anak ibu

Orang Tua Pasien : Tapi dok.....

Belum sempat ibu tersebut menyelesaikan kalimatnya, sang dokter langsung berkata
dengan intonasi suara sangat tinggi.
Dokter : Kalau ibu mau anak ibu sembuh, ikuti anjuran saya. Kalau tidak ibu
hanya tinggal berdoa saja mengharapkan mukjizat kesembuhan datang
untuk anak ibu....

Anda mungkin juga menyukai