Anda di halaman 1dari 3

HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

Hipertensi didiagnosa apabila tekanan darah pada waktu ostirahat 140/90 mmHg atau lebih
besar. Tekanan darah biasanya menurun pada trimester ke II kehamilan dan tekanan diastolik
pada primigravida dengan kehamilan normotensi kadang-kadang naik 15 mmHg. Oedem telah
ditinggalkan sebagai criteria diagnosis karena hal tersebut juga banyak terjadi pada wanita hamil
dengan normotensi. Oedem dianggap patologis bila menyeluruh dan meliputi tangan, muka dan
tungkai. Sebagai catatan, oedem tidak selalu terdapat pada pasien preeklamsia maupun eklamsia
(Brooks, 2005).

Hipertensi dalam kehamilan memiliki terminologi tersendiri. Berdasarkan Report on


National High Blood Pressure Education Working Group on High Blood Pressure in Precnancy
(AJOG Vol 183:S1,Juli 2000) hipertensi dalam kehamilan meliputi:

1. Hipertensi Gestasional
Didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg untuk pertama kalinya padakehamilan,
tidak disertai dengan proteinuria dan tekanan darah kembali normal < 12 minggu pasca
persalinan (Davis et al, 2007).
Kriteria diagnosis pada hipertensi gestasional yaitu :
TD 140/90 mmHg yang timbul pertama kali dalam kehamilan
Tidak ada proteinuria
TD kembali normal < 12 minggu pasca persalinan
Diagnosis akhir baru bisa ditegakkan pasca persalinan
Mungkin ada gejala preeklamsia lain yang timbul, misalnya nyeri epigastrium atau
trombositopenia (Cunningham, 2005).
2. Preeklamsia
Preeklamsia adalah sindrom yang memiliki manifestasi klinis seperti new-onset
hypertention pada saat kehamilan (setelah usia kehamilan 20 minggu, tetapi biasanya
mendekati hari perkiraan lahir), berhubungan dengan proteinuria +1 dipstick atau 300 mg
dalam 24 jam urin tampung (Levine et al, 2004).
Kriteria diagnosis pada preeklamsia terdiri dari :
TD 140/90 mmHg pada kehamilan > 20 minggu
Proteinuria 300 mg/24 jam atau +1 dipstick (Cunningham, 2005).
3. Eklamsia
Eklamsia merupakan serangan konvulsi pada wanita dengan preeklamsia yang tidak
dapat dihubungkan dengan sebab lainnya. Konvulsi terjadi secara general dan dapat terlihat
sebelum, selama atau setelah melahirkan. Pada studi terdahulu, sekitar 10% wanita
eklamsia, terutama nulipara, serangan tidak muncul hingga 48 jam setelah postpartum.
Setelah perawatan prenatal bertambah baik, banyak kasus antepartum dan intrapartum
sekarang dapat dicegah, dan studi yang lebih baru melaporkan bahwa seperempat serangan
eklamsia terjadi diluar 48 jam postpartum (Cunningham, 2005).
Kriteria diagnosis pada eklamsia terdiri dari :
TD 160/110 mmHg
Proteinuria 2,0 g/24 jam atau +2 dipstick
Kreatinin serum >1,2 mg/dL kecuali sebelumnya diketahui sudah meningkat
Trombosit <100.000/mm3
Hemolisis mikroangiopati (peningkatan LDH)
Peningkatan ALT atau AST
Nyeri kepala persisten atau gangguan penglihatan atau cerebral lain
Nyeri epigastrium persisten (Cunningham, 2005).
4. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia
Timbulnya proteinuria 300 mg/24 jam pada wanita hamil yang sudah mengalami
hipertensi sebelumnya. Proteinuria hanya timbul setelah kehamilan 20 minggu.
Kriteria diagnosis pada superimposed preeklamsia adalah :
Proteinuria 300 mg/24 jam pada wanita dengan hipertensi yang belum ada sebelum
kehamilan 20 minggu
Peningkatan tiba-tiba proteinuria atau tekanan darah atau jumlah trombosit
<100.000 / mm3 pada wanita dengan hipertensi atau proteinuria sebelum kehamilan
20 minggu (Brooks, 2005).
5. Hipertensi kronik (preexisting hypertention)
Didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, sebelum kehamilan atau sebelum
kehamilan 20 minggu dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan. Wanita
usia subur dengan hipertensi essential stage I yang tidak memiliki kerusakan organ target
dan dalam kondisi kesehatan yang baik memiliki prognosis baik dalam kehamilan.
Walaupun terdapat peningkatan risiko terjadinya superimposed preeklamsia, akan tetapi
secara fisiologis akan terjadi penurunan tekanan darah selama kehamilan dan penurunan
kebutuhan terhadap agen antihipertensi. Capaian tatalaksana adalah mempertahankan
tekanan darah pada level yang memiliki risiko gangguan kardiovaskular dan
serebrovaskular pada ibu yang minimal (A balos et al, 2007).
Diagnosis hipertensi kronis yang mendasari apabila :
Hipertensi (140/90 mmHg) terbukti mendahului kehamilan
Hipertensi (140/90 mmHg) diketahui sebelum 20 minggu, kecuali bila ada penyakit
trofoblastik
Hipertensi berlangsung lama setelah persalinan (Cunningham, 2005).
DAFTAR PUSTAKA
A balos E, Duley L, Steyn D, dan Henderson-Smart D. 200. Antihypertensive drug therapy for
mild to moderate hypertention during pregnancy. http:
//hyper.ahajournals.org/content/51/4/960. (18 Agustus 2016)
AJOG. 2000. Working group on high blood pressure in keywords: eclampsia, hypertention,
preeclampsia, treatment. American Journal of Obstetrics and Gynecology. 183(1)
Brooks M. 2005. Pregnancy and preeclampsia. http: //www.wmwdicine.com (18 Agustus 2016)
Cunningham FG. 2005. Obstetrics William Edisi 21. Jakarta: EGC.
Levine RJ, Maynard SE, Qian C, Lim KH, England LJ, Yu KF, Schisterman EF, Thadhani R,
Sachs BP, Epstain FH, Sibai BM, Sukhatme VP, dan Karumanchi SA. 2004. Circulating
angiogenic factors and the risk of preeclampsia. N Engl J Med. 350.
Natinal Hearth, Lung, and Blood Institute, Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Pressure. 2004. The Seven Report of the Joint National Committee. NIH
publication.

Anda mungkin juga menyukai