Anda di halaman 1dari 28

Pedoman Evaluasi Kualifikasi

Jasa Konsultansi
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR : 07/PRT/M/2011

TENTANG

STANDAR DAN PEDOMAN


PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PEKERJAAN UMUM,

Menimbang : a. bahwa pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa


konsultansi di bidang pekerjaan umum yang memenuhi tata
nilai pengadaan dan kompetitif sangat diperlukan bagi
ketersediaan infrastruktur yang berkualitas sehingga akan
berdampak pada peningkatan pelayanan publik;
b. bahwa dengan telah diterbitkannya Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, perlu pengaturan
mengenai tata cara pengadaan pekerjaan konstruksi dan
jasa konsultansi yang jelas dan komprehensif sehingga
dapat menjadi pengaturan yang efektif dalam pengadaan
barang/jasa pemerintah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan
Menteri;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun


2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi
(Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3955) sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun
2010 (Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 157);
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran
Negara RI Nomor 64 Tahun 2000, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3957) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2010 (Lembaran
Negara RI Nomor 95 Tahun 2010);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran
Negara RI Tahun 2000 Nomor 65 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3957);
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
i
5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara Republik Indonesia;
6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
7. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 53 Tahun 2010;
8. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum.
11. Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 15/M-IND/PER/2/2011 tentang Pedoman
Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG STANDAR
DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA
KONSULTANSI.

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan :
1. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran pemerintah.
2. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang
ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah
untuk menggunakan APBD.
3. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah Satuan Kerja yang
menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dari dana anggaran pemerintah.
4. Kepala Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Kasatker adalah Kuasa Pengguna
Anggaran dan/atau Barang.
5. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
6. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi yang
berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang ditetapkan oleh Menteri dan
bersifat permanen.
7. Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan
Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.
8. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh
PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.
9. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi.
10. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan
konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
11. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu
diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware).
12. Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi, mempunyai
risiko tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaan yang
bernilai diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah).

ii
13. Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan
hukum antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan Penyedia Barang/Jasa dalam
pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
14. Ahli Hukum Kontrak adalah seorang/pejabat ahli yang dapat memberikan pendapat
terhadap Kontrak untuk pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang bernilai di atas
Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dan/atau yang bersifat kompleks sebelum
di tandatangani oleh para pihak.
15. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
16. Pejabat Eselon I atau Pimpinan Unit Kerja setara Eselon I adalah Sekretaris
Jenderal/Sekretaris Menteri/Sekretaris Utama/Sekretaris Daerah, Inspektur Jenderal,
Kepala Badan, dan Direktur Jenderal/Deputi.

Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dalam penyelenggaraan jasa
konstruksi.
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan agar pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi dan
jasa konsultansi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi lebih operasional dan efektif.

Pasal 3
Ruang lingkup berlakunya Peraturan Menteri ini adalah untuk:
(1) Pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dalam penyelenggaraan jasa
konstruksi yang pembiayaannya baik sebagian atau seluruhnya bersumber dari
anggaran pembangunan pemerintah (pusat/daerah).
(2) Pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang dananya bersumber dari
pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup Pengadaan pekerjaan
konstruksi dan jasa konsultansi yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari
pinjaman atau hibah dalam negeri.

Pasal 4
Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa harus mematuhi
ketentuan sebagai berikut:
(1) Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai
sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa;
(2) Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan Dokumen
Pengadaan Barang/Jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah
terjadinya penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa;
(3) Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang berakibat
terjadinya persaingan tidak sehat;
(4) Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai
dengan kesepakatan tertulis para pihak;
(5) Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang
terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses Pengadaan
Barang/Jasa;
(6) Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara
dalam Pengadaan Barang/Jasa;
(7) Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan
untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak
langsung merugikan negara; dan
(8) Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau
menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa saja dari atau kepada
iii
siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.
(9) Proses pelaksanaan pelelangan/seleksi harus segera dimulai setelah rencana kerja dan
anggaran K/L/D/I disetujui DPR/DPRD sampai dengan penetapan pemenang,
penandatanganan kontrak dilakukan setelah Dokumen Anggaran disahkan.

Pasal 5
Untuk pekerjaan konstruksi yang bernilai diatas Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah)
dan jasa konsultansi yang bernilai diatas Rp 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah),
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) setelah
Rencana Perkiraan Biaya yang disusun mendapat persetujuan dari Pejabat Eselon I.

Pasal 6
(1) Dalam rangka menyusun Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dilakukan berdasarkan metode
pelaksanaan/kerja dan spesifikasi teknis dengan memperhatikan data harga pasar
setempat, yang diperoleh berdasarkan hasil survey menjelang dilaksanakannya
pengadaan dengan mempertimbangkan informasi yang meliputi:
a. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik
(BPS);
b. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait dan
sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan;
c. daftar biaya/tarif Barang/Jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/distributor tunggal;
d. biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan mempertimbangkan
faktor perubahan biaya;
e. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank
Indonesia;
f. hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan instansi
lain maupun pihak lain;
g. perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana (engineers
estimate);
h. norma indeks yaitu tentang nilai harga terendah dan harga tertinggi dari suatu
barang/jasa yang diterbitkan oleh instansi teknis terkait atau Pemerintah Daerah
setempat; dan/atau
i. informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Dalam melakukan evaluasi penawaran harus berpedoman pada tata cara/kriteria yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, khusus untuk harga penawaran peserta
lelang/seleksi di bawah 80% HPS wajib dilakukan evaluasi kewajaran harga dengan
meneliti dan menilai konsistensi rincian/uraian Analisa Harga Satuan Pekerjaan Utama
terhadap syarat teknis/spesifikasi sehingga tidak terjadi penyimpangan yang
mempengaruhi lingkup, kualitas, dan hasil/kinerja serta diyakini dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

Pasal 7
Kontrak untuk pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi yang bernilai di atas
Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dan/atau yang bersifat kompleks sebelum di
tandatangani oleh para pihak, terlebih dahulu harus memperoleh pendapat Ahli Hukum
Kontrak.

Pasal 8
(1) Ahli Hukum Kontrak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 yang ditunjuk untuk
memberikan pendapat hukum, harus berdasarkan persetujuan para pihak.
(2) Dalam hal tidak diperoleh Ahli Hukum Kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

iv
maka pendapat hukum dapat diperoleh dari Tim Pendapat/Opini Hukum Kontrak.

Pasal 9
(1) Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi meliputi :
a. Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi, terdiri atas :
1. Buku PK 01 A
Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi
Sistem Gugur Kontrak Harga Satuan.
2. Buku PK 01 B
Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur
Kontrak Harga Satuan.
3. Buku PK 02 A
Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi
Sistem Gugur Kontrak Lump Sum.
4. Buku PK 02 B
Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur
Kontrak Lump Sum.
5. Buku PK 03 A
Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pemilihan Langsung) Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi
Sistem Gugur Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan.
6. Buku PK 03 B
Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur
Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan.
7. Buku PK 04 A
Standar Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi
Sistem Gugur Kontrak Harga Satuan.
8. Buku PK 04 B
Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur
Kontrak Harga Satuan.
9. Buku PK 05 A
Standar Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi Metode Dua Tahap dan Evaluasi
Sistem Nilai Kontrak Lump Sum.
10. Buku PK 05 B
Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Prakualifikasi Metode Dua Tahap dan Evaluasi Sistem Nilai Kontrak
Lump Sum.
11. Buku PK 06 A
Standar Dokumen Pemilihan Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
Umum/Pelelangan Terbatas) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi
Sistem Gugur (Ambang Batas) Kontrak Harga Satuan.
v
12. Buku PK 06 B
Pedoman Tata Cara Pengadaan dan Evaluasi Penawaran Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur
(Ambang Batas) Kontrak Harga Satuan.
13. Buku PK 07 A
Standar Dokumen Kualifikasi Pekerjaan Konstruksi.
14. Buku PK 07 B
Pedoman Evaluasi Kualifikasi.
15. Buku PK 08
Pedoman Penyusunan Dokumen Pelelangan.

b. Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konsultansi, terdiri atas :


1. Buku JK 09 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi
Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas Kontrak Harga Satuan.
2. Buku JK 09 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan
Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas dengan Kontrak
Harga Satuan.
3. Buku JK 10 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi
Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas Kontrak Lump Sum.
4. Buku JK 10 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan
Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas Kontrak Lump
Sum.
5. Buku JK 11 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi
Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas dan Biaya Kontrak Harga Satuan.
6. Buku JK 11 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan
Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas dan Biaya
Kontrak Harga Satuan.
7. Buku JK 12 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi
Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas dan Biaya Kontrak Lump Sum.
8. Buku JK 12 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan
Usaha) Prakualifikasi Metode Dua Sampul dan Evaluasi Kualitas dan Biaya
Kontrak Lump Sum.
9. Buku JK 13 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi
Metode Satu Sampul dan Evaluasi Pagu Anggaran Kontrak Harga Satuan.
10. Buku JK 13 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan
Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Pagu Anggaran Kontrak
Harga Satuan.

vi
11. Buku JK 14 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi
Metode Satu Sampul dan Evaluasi Pagu Anggaran Kontrak Lump Sum.
12. Buku JK 14 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan
Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Pagu Anggaran Kontrak
Lump Sum.
13. Buku JK 15 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi
Metode Satu Sampul dan Evaluasi Biaya Terendah Kontrak Harga Satuan.
14. Buku JK 15 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan
Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Biaya Terendah Kontrak
Harga Satuan.
15. Buku JK 16 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi (Badan Usaha) Prakualifikasi
Metode Satu Sampul dan Evaluasi Biaya Terendah Kontrak Lump Sum.
16. Buku JK 16 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi (Badan
Usaha) Prakualifikasi Metode Satu Sampul dan Evaluasi Biaya Terendah Kontrak
Lump Sum.
17. Buku JK 17 A
Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Perseorangan.
18. Buku JK 17 B
Pedoman Tata Cara Seleksi dan Evaluasi Penawaran Jasa Konsultansi
Perseorangan.
19. Buku JK 18 A
Standar Dokumen Kualifikasi Jasa Konsultansi.
20. Buku JK 18 B
Pedoman Evaluasi Kualifikasi Jasa Konsultansi.
21. Buku JK 19
Pedoman Penyusunan Dokumen Seleksi.
(2) Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi di bidang pekerjaan umum
dilaksanakan sesuai dengan Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
dan Jasa Konsultansi yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri ini.
(3) Kontrak pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi dapat menggunakan:
a. kontrak Lump Sum, Harga Satuan, Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan untuk
pekerjaan tunggal atau terintegrasi.
b. kontrak Lump Sum Jasa Konsultansi didasarkan atas produk/keluaran (Output
based) yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/TOR.
Jenis pekerjaan pada kelompok ini yaitu feasibility study, design, study, evaluasi,
kajian, telaah, pedoman, petunjuk, produk hukum, sertifikasi, dan lainnya.
Kontrak Harga Satuan Jasa Konsultansi didasarkan atas input (tenaga ahli dan
biaya-biaya langsung terkait termasuk perjalanan dinas) yang harus disediakan
konsultan (Input based) untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Kerangka
Acuan Kerja/TOR. Jenis pekerjaan pada kelompok ini yaitu supervisi/pengawasan
pekerjaan fisik, monitoring dan evaluasi, manajemen kontrak, survey, dan lainnya.

vii
LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


NO : 07/PRT/M/2011

TENTANG

STANDAR DAN PEDOMAN


PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

BUKU 18 B :

Pedoman Evaluasi Kualifikasi Jasa Konsultansi


DAFTAR ISI

BAB I KETENTUAN UMUM ............................................................................................... 1


A. PENGERTIAN ISTILAH ....................................................................................... 1
B. TUJUAN ............................................................................................................. 2
C. RUANG LINGKUP .............................................................................................. 2
BAB II PENILAIAN
PENILAIAN KUALIFIKASI ......................................................................................... 3
A. UMUM............................................................................................................... 3
B. PERSIAPAN ......................................................................................................... 3
C. PELAKSANAAN .................................................................................................. 4

i
BAB I
KETENTUAN UMUM

A. PENGERTIAN ISTILAH
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:
1. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu
diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware).
2. Pejabat Pembuat Komitmen adalah Pejabat yang ditunjuk sebagai pemilik pekerjaan yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan jasa konsultansi di lingkungan Satuan
Kerja tertentu.
3. Penyedia Jasa adalah badan usaha atau orang perorangan yang kegiatan usahanya
menyediakan layanan jasa konsultansi.
4. Tenaga ahli tetap adalah tenaga ahli yang bekerja kepada badan usaha/Penyedia jasa
konsultansi secara penuh dan diangkat sebagai pegawai tetap berdasarkan keputusan
pimpinan perusahaan/Direksi serta namanya tercantum dalam daftar gaji sebagai pegawai
tetap.
5. Kelompok Kerja (Pokja) ULP adalah perangkat dari Unit Layanan Pengadaan (ULP) yang
berfungsiuntuk melaksanakan Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi.
6. Dokumen kualifikasi adalah dokumen yang disiapkan dan ditetapkan oleh Pokja ULP
sebagai pedoman dalam proses pembuatan dan penyampaian data kualifikasi oleh penyedia
jasa.
7. Lembar Data Kualifikasi (LDK)adalah
(LDK) data yang memuat ketentuan dan informasi yang
spesifik sesuai dengan kualifikasi yang diperlukanpenyedia jasa konsultansi antara lain
dalam menyiapkan, mengisi formulir isian kualifikasi, dan melengkapi pakta integritas
8. Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) adalah kerja sama usaha antar penyedia yang
masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban, dan tanggung jawab yang jelas
berdasarkan perjanjian tertulis.
9. Registrasi adalah kegiatan untuk menentukan kompetensi profesi keahlian dan
keterampilan tertentu, orang perseorangan dan badan usaha untuk menentukan ijin usaha
sesuai klasifikasi dan kualifikasi yang diwujudkan dalam sertifikat.
10. Sertifikat keterampilan/keahlian kerja adalah tanda bukti pengakuan atas kompetensi dan
kemampuan profesi keterampilan kerja dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang
jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan dan/atau keterampilan tertentu dan/atau
kefungsian dan/atau keahlian tertentu.
11. Sertifikat badan usaha adalah tanda bukti pengakuan dalam penetapan klasifikasi dan
kualifikasi atas kompetensi dan kemampuan usaha di bidang jasa konstruksi.
12. Klasifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan usaha di
bidang jasa konstruksi menurut bidang dan subbidang pekerjaan atau penggolongan profesi
keterampilan dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut
disiplin keilmuan dan/atau keterampilan tertentu atau kefungsian dan/atau keahlian
tertentu.
13. Kualifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan usaha di
bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan usaha,
atau penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang
jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan profesi dan
keahlian.
14. Penilaian kualifikasi adalah kegiatan yang dilakukan Pokja ULP untuk menilai kompetensi
dan kemampuan usaha penyedia jasa perencanaan dan pengawasan konstruksi pada saat
mengikuti seleksi.

1
B. TUJUAN
Pedoman ini disusun dengan tujuan:
1. Agar penerapan ketentuan Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 dalam pelaksanaan
pengadaan lebih operasional;
2. Sebagai pedoman Kelompok Kerja (Pokja) ULP dalam melaksanakan penilaian kualifikasi
untuk penyedia jasa konsultansi;
3. Untuk mendapatkan penyedia jasa yang diyakini mempunyai kompetensi dan kemampuan
usaha untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik;
4. Agar pelaksanaan pengadaan dilakukan secara efisien, efektif, terbuka dan bersaing,
transparan, adil, dan akuntabel.

C. RUANG LINGKUP
Pedoman Evaluasi Kualifikasi untuk pelaksanaan seleksi dan evaluasi penawaran mencakup:
1. Pengadaan Jasa Konsultansi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi yang pembiayaannya
baik sebagian atau seluruhnya bersumber dari anggaran pembangunan pemerintah
(pusat/daerah).
2. Pengadaan Jasa Konsultansi yang dananya bersumber dari pemerintah mencakup
Pengadaan Jasa Konsultansi yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari pinjaman
atau hibah dalam negeri.

2
BAB II
PENILAIAN KUALIFIKASI

A. UMUM
1. Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta
pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa.
2. Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum pemasukan
penawaran.
3. Dalam proses prakualifikasi, Pokja ULP segera membuka dan mengevaluasi Dokumen
Kualifikasi paling lama 2 (dua) hari kerja setelah diterima.
4. Dalam proses Prakualifikasi belum merupakan ajang kompetisi, maka data yang kurang
dapat dilengkapi paling lambat sebelum batas akhir pemasukan Dokumen Kualifikasi.
5. Pokja ULP menolak Dokumen Kualifikasi dan/atau tambahannya yang masuk setelah batas
akhir pemasukan Dokumen Kualifikasi.
6. Persyaratan prakualifikasi yang ditetapkan harus merupakan persyaratan minimal yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan agar terwujud persaingan yang sehat secara luas
7. Pokja ULP dilarang menambah persyaratan kualifikasi yang bertujuan diskriminatif serta
diluar yang telah ditetapkan dalam ketentuan Peraturan Presiden tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang berlaku.
8. Pokja ULP wajib menyederhanakan proses kualifikasi dengan ketentuan:
a. meminta Penyedia Barang/Jasa mengisi formulir kualifikasi; dan
b. tidak meminta seluruh dokumen yang disyaratkan kecuali pada tahap pembuktian
kualifikasi.
9. Penilaian Dokumen Kualifikasi hanya berdasarkan Formulir Isian Kualifikasi, yang terdiri
dari:
a. evaluasi Persyaratan Kualifikasi yang dilakukan dengan Sistem Gugur; dan
b. evaluasi Persyaratan Teknis Kualifikasi yang dilakukan dengan Sistem Nilai untuk
menghasilkan Calon Daftar Pendek.
10. Proses prakualifikasi menghasilkan Calon daftar pendek Penyedia Jasa Konsultansi.
11. Pokja ULP menetapkan Daftar Pendek (short list) paling kurang 5 (lima) dan paling banyak
7 (tujuh) peserta dari daftar peserta yang telah lulus pembuktian kualifikasi berdasarkan
urutan terbaik.

B. PERSIAPAN
Pokja ULP menyusun dan menetapkan dokumen kualifikasi.
1. Isi Dokumen Kualifikasi meliputi :
a. petunjuk pengisian formulir isian kualifikasi;
b. formulir isian kualifikasi;
c. instruksi kepada peserta, termasuk tata cara penyampaian Dokumen Kualifikasi;
d. lembar data kualifikasi;
e. pakta integritas; dan
f. tata cara evaluasi kualifikasi.
2. Pokja ULP memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data Formulir Isian Kualifikasi
dalam Dokumen Kualifikasi dalam hal:
a. kelengkapan Formulir Isian Kualifikasi; dan
b. pemenuhan persyaratan kualifikasi.
3. Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan, peserta diminta
untuk membubuhi materai senilai Rp.12.000,00 (dua belas ribu rupiah).

3
4. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja ULP dapat
meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh
mengubah substansi formulir isian kualifikasi.

C. PELAKSANAAN
1. Pengumuman Prakualifikasi
a. Pokja ULP dalam mengumumkan proses prakualifikasi untuk pekerjaan yang akan
dilaksanakan pemilihannya harus sesuai dengan ketentuan berkaitan dengan metode
pemilihan jasa konsultansi.
b. Pokja ULP mengumumkan Seleksi Umum Prakualifikasi melalui website K/L/D/I dan
papan pengumuman resmi untuk masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui
LPSE atau jika diperlukan melalui media cetak dan/atau elektronik paling kurang 7
(tujuh) hari kerja.
c. Pengumuman Seleksi Umum Prakualifikasi paling sedikit memuat:
1) nama dan alamat Pokja ULP yang akan mengadakan seleksi;
2) uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
3) nilai total Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
4) syarat-syarat peserta seleksi;
5) tempat, hari, tanggal, dan waktu untuk mengambil Dokumen Kualifikasi.
d. Dalam pengumuman DILARANG mencantumkan persyaratan:
1) penyedia harus berasal dari provinsi/kabupaten/kota tempat lokasi seleksi;
2) pendaftaran harus dilakukan oleh :
a) direktur utama/pimpinan perusahaan;
b) penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang yang
nama penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya;
c) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan
dengan dokumen otentik; atau
d) pejabat yang menurut perjanjian kerjasama berhak mewakili perusahaan yang
bekerja sama.
3) pendaftaran harus membawa asli dan/atau rekaman/fotocopy/legalisir Akta
Pendirian, izin usaha, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), kontrak kerja sejenis,
Sertifikat Badan Usaha (SBU), dan/atau dokumen-dokumen lain yang sejenis;
4) persyaratan lain yang sifatnya diskriminatif;
5) persyaratan di luar yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Presiden tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah kecuali diperintahkan oleh peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi.
e. Apabila dari hasil identifikasi ternyata tidak ada penyedia dalam negeri yang mampu
mengerjakan, maka pengumuman prakualifikasi Seleksi Umum dilakukan di website
komunitas internasional (seperti www.dgmarket.com, www.undp.org dan lain-lain),
serta diberitahukan kepada penyedia yang diyakini mampu mengerjakan.
f. Apabila terbukti terjadi kecurangan dalam pengumuman, maka kepada:
1) Pokja ULP dikenakan sanksi administrasi, ganti rugi dan/atau pidana sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
2) penyedia yang terlibat dimasukkan ke dalam daftar hitam dan/atau dikenakan
sanksi pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4
2. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi
a. Pengambilan Dokumen Kualifikasiuntuk prakualifikasi pada hari, tanggal, waktu dan
tempat pengambilan yang ditentukan dalam pengumuman.
b. Penyedia melakukan pendaftaran, melalui:
1) pendaftaran langsung; atau
2) pendaftaran tidak langsung, melalui:
a) faksimili;
b) e-mail ; atau
c) pos/jasa pengiriman.
c. Penyedia yang sudah mendaftar (untuk selanjutnya disebut peserta) dapat mengambil
Dokumen Kualifikasi sesuai tempat, hari, tanggal, dan waktu pengambilan yang
ditentukan dalam pengumuman.
d. Semua penyedia wajib melakukan pendaftaran sebelum mengambil Dokumen
Kualifikasi.
e. Pada tahap pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi, Pokja ULP:
1) mencatat nama pendaftar, nama dan alamat perusahaan, serta nomor telepon,
nomor faksimili dan/atau alamat e-mail pihak yang dapat dihubungi untuk
keperluan korespondensi;
2) memberikan Dokumen Kualifikasi dalam bentuk file (softcopy) dan/atau cetakan
(hardcopy); dan/atau
3) dapat mengunggah (upload) Dokumen Kualifikasi melalui website K/L/D/I masing-
masing yang dapat diunduh (download) oleh peserta.
f. Pokja ULP dilarang memungut biaya apapun kepada peserta.
g. Apabila yang mendaftar adalah orang yang ditugaskan oleh direktur utama/pimpinan
perusahaan/kepala cabang, pendaftar melampirkan surat tugas dari direktur
utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang dan kartu pengenal.
h. Seseorang dilarang mewakili lebih 1 (satu) perusahaan dalam pendaftaran dan
pengambilan Dokumen Kualifikasi.

3. Pemberian penjelasan Dokumen Kualifikasi (apabila diperlukan)


a. Untuk memperjelas Dokumen Kualifikasi, Pokja ULP dapat mengadakan pemberian
penjelasan (aanwijzing) apabila diperlukan.
b. Apabila dilakukan pemberian penjelasan (aanwijzing) Dokumen Kualifikasi maka
disusun Berita Acara Pemberian Penjelasan (aanwijzing) Dokumen Kualifikasi.
c. Adendum Dokumen Kualifikasi
1) Sebelum batas akhir waktu penyampaian Dokumen Kualifikasi oleh peserta, Pokja
ULP dapat mengubah Dokumen Kualifikasi dengan menetapkan Adendum. Setiap
Adendum yang ditetapkan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen
Kualifikasi dan disampaikan kepada semua peserta.
2) Pokja ULP dapat mengundurkan batas akhir waktu penyampaian Dokumen
Kualifikasi apabila ada Adendum Dokumen Kualifikasi.

4. Pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi


a. Peserta mengisi Formulir Isian Kualifikasi dan melengkapi Pakta Integritas dalam
Dokumen Kualifikasi.
b. Pemasukan dokumen kualifikasi untuk prakualifikasi dilakukan terpisah dengan
pemasukan dokumen penawaran.
c. Metode pemasukan dan tata cara pembukaan Dokumen Kualfikasi harus mengikuti
ketentuan yang dipersyaratkan dalam Dokumen Kualifikasi.
d. Dokumen Kualifikasi disampaikan sebanyak 3 (tiga) rangkap, terdiri dari: dokumen asli
1 (satu) rangkap dan salinannya 2 (dua) rangkap ditandai ASLI dan REKAMAN.
e. Dokumen Kualifikasi dimasukkan dalam sampul penutup dan ditulis Dokumen
Kualifikasi dan ditulis nama paket pekerjaan, nama dan alamat peserta, serta

5
disampaikan kepada Pokja ULP dengan alamat yang ditentukan dalam Dokumen
Kualifikasi.
f. Peserta menyampasiaikan langsung Dokumen Kualifikasi kepada Pokja ULP sesuai
jadwal yang ditetapkan dalam Dokumen Kualifikasi.
g. Peserta dapat menyampaikan Dokumen Kualifikasi melalui pos/jasa pengiriman dengan
ketentuan sudah diterima Pokja ULP sebelum batas akhir pemasukan Dokumen
Kualifikasi dan segala risiko keterlambatan dan kerusakan dokumen menjadi risiko
peserta.
h. Dalam hal Dokumen Kualifikasi disampaikan melalui pos/jasa pengiriman, maka
seluruh sampul penutup dimasukan ke dalam 1 (satu) sampul luar yang mencantumkan
nama paket pekerjaan dan alamat Pokja ULP.
i. Untuk Dokumen Kualifikasi yang diterima melalui pos/jasa pengiriman:
1) Pokja ULP mencatat waktu dan tanggal penerimaan Dokumen Kualifikasi pada
sampul luar; dan
2) apabila diterima terlambat, Pokja ULP membuka sampul luar Dokumen Kualifikasi
untuk mengetahui nama dan alamat peserta. Pokja ULP segera memberitahukan
kepada peserta yang bersangkutan untuk mengambil kembali seluruh Dokumen
Kualifikasi disertai dengan bukti serah terima.
j. Pokja ULP membuat daftar peserta yang memasukkan penawaran.
k. Pokja ULP membuat tanda terima Dokumen Kualifikasi.
l. Pada batas akhir pemasukan Dokumen Kualifikasi, salah satu anggota Pokja ULP
menutup pemasukan Dokumen Kualifikasi dengan mencoret tepat di bawah daftar
peserta terakhir yang memasukan Dokumen Kualifikasi, serta membubuhkan tanda
tangan.
m. Pokja ULP menolak Dokumen Kualifikasi dan/atau tambahannya yang masuk setelah
batas akhir pemasukan Dokumen Kualifikasi.
n. Tidak diperkenankan mengubah tempat dan waktu batas akhir pemasukan Dokumen
Kualifikasi kecuali keadaan kahar. Apabila terpaksa dilakukan perubahan tempat dan
waktu penutupan pemasukan Dokumen Kualifikasi maka perubahan tersebut harus
dituangkan dalam Adendum Dokumen Kualifikasi dan disampaikan kepada seluruh
peserta.
o. Pokja ULP segera membuka dan mengevaluasi Dokumen Kualifikasi paling lama 2 (dua)
hari kerja setelah diterima.

5. Penilaian Dokumen Kualifikasi


Penilaian Dokumen Kualifikasi berdasarkan Formulir Isian Kualifikasi, yang terdiri dari:
a. Evaluasi Persyaratan Kualifikasi
Evaluasi Persyaratan Kualifikasi dilakukandengan Sistem Gugur, peserta dinyatakan
memenuhi Persyaratan Kualifikasi apabila:
1) formulir isian kualifikasi ditandatangani oleh:
a) direktur utama/pimpinan perusahaan;
b) penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama
penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya
(dinyatakan dengan surat kuasa);
c) kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan
dengan dokumen otentik; atau
d) pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili perusahaan yang
bekerja sama.
2) memiliki surat izin usaha jasa konsultansi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
3) menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis bahwa badan usaha yang
bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak
bangkrut, dan tidak sedang dihentikan kegiatan usahanya;

6
4) salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha tidak masuk dalam Daftar Hitam;
5) memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir
(SPT Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada
transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling
kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun berjalan. Peserta dapat mengganti
persyaratan ini dengan menyampaikan Surat Keterangan Fiskal (SKF);
6) memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia jasa konsultansi
dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak;
7) memiliki kemampuan pada sub bidang pekerjaan yang sesuai;
8) memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;
9) menandatangani Pakta Integritas;
10) dalam hal peserta akan melakukan kemitraan :
a) wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang memuat
persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut; dan
b) penilaian kualifikasi pada huruf a) sampai dengan huruf j) dilakukan terhadap
seluruh peserta yang tergabung dalam Kerja Sama Operasi/kemitraan.
11) untuk pekerjaan kompleks dapat memiliki sertifikat manajemen mutu ISO atau
persyaratan lain seperti peralatan khusus, tenaga ahli spesialis yang diperlukan, atau
pengalaman tertentu.
Terhadap peserta yang dinyatakan memenuhi Persyaratan Kualifikasi dilanjutkan
dengan evaluasi Persyaratan Teknis Kualifikasi.

b. Evaluasi Persyaratan Teknis Kualifikasi


1) Evaluasi Persyaratan Teknis Kualifikasi dilakukan dengan Sistem Nilai, peserta
dinyatakan memenuhi Persyaratan Teknis Kualifikasi, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Kepemilikan Pengalaman perusahaan :
Dinilai berdasarkan pekerjaan yang sejenis dan kompleksitas yang setara dengan
paket yang akan dilaksanakan, yaitu jumlah paket pengalaman dan nilai kontrak
tertinggi pada paket pengalaman tersebut.
b) Kepemilikan tenaga ahli tetap :
1) dinilai berdasarkan kebutuhan tenaga ahli tetap yang dimiliki sesuai dengan
kriteria: tingkat dan jurusan pendidikan, keahlian, serta pengalaman kerja
yang dibutuhkan pada pekerjaan yang sejenis dan kompleksitas yang setara
dengan paket yang akan dilaksanakan. Apabila Tenaga ahli tetap yang
dimiliki tidak memenuhi salah satu kriteria kesesuaian tersebut diatas, maka
tidak mendapat nilai (nol) dan tidak masuk dalam calon daftar pendek
karena tidak memiliki kemampuan menyediakan personil yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan.
2) dinilai berdasarkan kemampuan manajerial yang dimiliki tenaga ahli tetap
yang bersangkutan (misal: kesesuaian posisi) sesuai dengan persyaratan
kebutuhan pada paket pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2) Apabila ada dua perusahaan atau lebih mendapat nilai yang sama, maka penentuan
peringkat berdasarkan jumlah paket yang dimiliki. Dan apabila jumlah paket yang
dimiliki tersebut mempunyai nilai yang sama, maka penentuan peringkat
berdasarkan nilai kontrak tertinggi dari pengalaman yang dimiliki perusahaan.
3) Peserta yang memenuhi Persyaratan Kualifikasi dan evaluasi Persyaratan Teknis
Kualifikasi dimasukkan dalam Calon Daftar Pendek untuk kemudian dilakukan
pembuktian kualifikasi.
4) Apabila ditemukan hal-hal yang kurang jelas dan/atau data yang kurang jelas maka
dilakukan klarifikasi secara tertulis dan ditandatangani oleh Pokja ULP dan peserta,
namun tidak boleh mengubah persyaratan kualifikasi.

7
5) Prakualifikasi belum merupakan ajang kompetisi, maka data yang kurang masih
dapat diminta untuk dilengkapi paling lambat sebelum batas akhir pemasukan
Dokumen Kualifikasi.
6) Apabila tidak ada yang lulus kualifikasi, maka seleksi dinyatakan gagal.
Contoh penilaian persyaratan teknis kualifikasi terlampir.

6. Pembuktian kualifikasi
a. Terhadap peserta yang masuk dalam Calon Daftar Pendek, dilakukan pembuktian
kualifikasi.
b. Pembuktian kualifikasi pada proses prakualifikasi dilakukan terhadap semua peserta
yang memenuhi persyaratan kualifikasi dan dilakukan setelah evaluasi kualifikasi
sebelum hasil evaluasi diumumkan.
c. Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat keaslian dokumen dan meminta
salinannya.
d. Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit dokumen, apabila
diperlukan.
e. Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data, maka peserta
digugurkan, badan usaha dan pengurus dimasukkan dalam Daftar Hitam.

7. Penetapan Daftar Pendek (short list) hasil kualifikasi


Penetapan
a. Semua peserta yang lulus pembuktian kualifikasi dimasukkan oleh Pokja ULP ke dalam
daftar peserta yang lulus kualifikasi.
b. Pokja ULP menetapkan Daftar Pendek (short list) paling kurang 5 (lima) dan paling
banyak 7 (tujuh) peserta dari daftar peserta yang telah lulus pembuktian kualifikasi
berdasarkan urutan terbaik.
c. Apabila peserta yang lulus pembuktian kualifikasi kurang dari 5 (lima), maka seleksi
dinyatakan gagal.

8. Pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi


kualifikasi
Pokja ULP memberitahukan/menyampaikan kepada seluruh peserta kualifikasi dan
mengumumkan hasil kualifikasi di website K/L/D/I dan papan pengumuman resmi untuk
masyarakat, yang memuat paling sedikit:
a. nama dan nilai paket pekerjaan;
b. nama dan alamat peserta baik yang lulus maupun tidak lulus kualifikasi beserta
alasannya; dan
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

9. Sanggahan kualifikasi
a. Peserta seleksi dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis atas penetapan hasil
kualifikasi kepada Pokja ULP dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman hasil
kualifikasi, disertai bukti terjadinya penyimpangan, dengan tembusan kepada PPK,
PA/KPA, dan APIP K/L/D/I
b. Sanggahan diajukan oleh peserta baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama
dengan peserta lain apabila terjadi penyimpangan prosedur meliputi:
1) penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur dalam Peratuan
Presiden ini dan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Kualifikasi;
2) rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan usaha yang sehat;
dan/atau
3) penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP dan/atau pejabat yang berwenang
lainnya.
c. Pokja ULP wajib memberikan jawaban tertulis atas semua sanggahan kualifikasi
selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah menerima surat sanggahan.

8
d. Apabila sanggahan terhadap butir 9.b. dinyatakan benar maka Pokja ULP menyatakan
proses kualifikasi gagal.
e. Sanggahan yang disampaikan bukan kepada Pokja ULP atau disampaikan diluar masa
sanggah, dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti.
f. Tidak ada sanggahan banding dalam proses prakualifikasi.

10. Undangan kepada peserta yang masuk Daftar Pendek (short list)
a. Pokja ULP mengundang semua peserta yang masuk dalam Daftar Pendek (short list)
untuk mengambil Dokumen Pemilihan, dengan ketentuan:
1) tidak ada sanggahan dari peserta;
2) sanggahan terbukti tidak benar; atau
3) masa sanggah berakhir.
b. Undangan mencantumkan tempat, hari, tanggal, dan waktu pengambilan Dokumen
Pemilihan.
c. Peserta yang diundang berhak mengambil Dokumen Pemilihan.

LAMPIRAN 1. CONTOH PENILAIAN PERSYARATAN


PERSYARATAN TEKNIS KUALIFIKASI

1. Penilaian Persyaratan Teknis Kualifikasi terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK):


a. Nama paket pekerjaan: Pengawasan Pembangunan Jalan Nasional Trans Kalimantan
b. HPS: Rp 3.500.000.000,- (tiga milyar lima ratus juta rupiah)
c. Kebutuhan tenaga ahli tetap *) :
1) S1, Teknik Sipil, Ahli Jalan, 10 tahun, ketua tim, 1 orang
2) S1, Teknik Sipil, Ahli Jalan, 5 tahun, site engineer, 3 orang
3) S1, Teknik Sipil, Ahli Jembatan, 5 tahun, site engineer, 2 orang
*) Kebutuhan tenaga ahli tetap yang dipersyaratan dalam persyaratan teknis kualifikasi
adalah tenaga ahli yang dominan/utama untuk melaksanakan pekerjaan misal dalam TOR
dipersyaratkan 20 (dua puluh) tenaga ahli sehingga yang dinilai dalam persyaratan teknis
kualifikasi sebanyak 3 (tiga) tenaga ahli (1 orang team leader dan 5 orang site engineer).
2. Kriteria Penilaian Persyaratan Teknis Kualifikasi:
a. Pengalaman perusahaan pada pekerjaan yang sejenis dan kompleksitas yang setara dengan
bobot 60%, yang terdiri dari:
1) jumlah paket pengalaman dengan bobot sebesar 45 %
2) nilai kontrak tertinggi pada paket pengalaman huruf 2.a.1)diatas dengan bobot sebesar
15 %
b. Kepemilikan tenaga ahli tetap, termasuk unsur komisaris/direksi yang berpengalaman pada
pekerjaan yang sejenis dan kompleksitas yang setara dengan bobot 40%, yang terdiri dari:
1) Tenaga Ahli Tetap dengan bobot 30%, terdiri dari:
a) 1 orang tenaga ahli Jalan (ketua tim), bobot penilaian sebesar 15 %
b) 3 orang tenaga ahli Jalan (site engineer), bobot penilaian sebesar 10. %
c) 2 orang tenaga ahli Jembatan (site engineer), bobot penilaian sebesar 5. %
2) Kemampuan Manajerial dengan bobot 10%, terdiri dari:
a) tenaga ahli ahli Jalan (ketua tim), bobot penilaian sebesar 5 %
b) tenaga ahli ahli Jalan (site engineer), bobot penilaian sebesar 3 %
c) tenaga ahli ahli Jembatan (site engineer), bobot penilaian sebesar 2 %

9
3. Data penilaian persyaratan teknis kualifikasi:

Pengalaman Kepemilikan tenaga ahli tetap yang berpengalaman


perusahaan pada pekerjaan sejenis (40%)
pekerjaan sejenis Kemampuan manajerial
Nama (60%) Tenaga ahli tetap (30%)
No. (10%) Keterangan
perusahaan
Jumlah Nilai
TA 1 TA 2 TA 3 TA 1 TA 2 TA 3
paket kontrak
(15%) (10%) (5%) (5%) (3%) (2%)
(45%) (15%)
Rp. 2,5
1. PT. ABC 25 paket 1 org 4 org 5 org sesuai sesuai sesuai
milyar
Rp. 1
2. PT. DEF 35 paket 2 org 3 org 5 org sesuai sesuai sesuai
milyar
Rp. 1,5 tidak
3. PT. GHI 30 paket 0 org 2 org 3 org sesuai sesuai
milyar sesuai
Rp. 3,5 tidak
4. PT. JKL 30 paket 1 org 3 org 0 org sesuai sesuai
milyar sesuai
Rp. 3
5. PT. MNO 20 paket 3 org 3 org 1 org sesuai sesuai sesuai
milyar
Rp. 2
6. PT. PQR 40 paket 2 org 3 org 4 org sesuai sesuai sesuai
milyar
Rp. 2,5 tidak
7. PT. STU 20 paket 2 org 4 org 6 org sesuai sesuai
milyar sesuai
Rp. 1 tidak tidak
8. PT. XYZ 20 paket 2 org 0 org 0 org sesuai
milyar sesuai sesuai
4. Tabel penilaian persyaratan teknis kualifikasi:
Kepemilikan tenaga ahli tetap yang berpengalaman pada
Pengalaman perusahaan pekerjaan pekerjaan sejenis (40%)
Nama sejenis (60%) Kemampuan manajerial Per
N Tenaga ahli tetap (30%) Total
perusa (10%) ing
o. Nilai
haan Jumlah kat
TA 1 TA 2 TA 3 TA 1 TA 2 TA 3
paket Nilai kontrak (15%)
(15%) (10%) (5%) (5%) (3%) (2%)
(45%)
(25/40) (Rp.2.500.000.000/ 1 org = 4 org > 3 org > Sesuai Tidak Sesuai
1. PT. ABC x 45 = Rp.3.500.000.000) x keb = keb = keb = = sesuai = 75.84 4.
28.13 15 = 10.71 15.00 10.00 5.00 5.00 = 0.00 2.00
(35/40) (Rp.1.000.000.000/ 2 org > 3 org = 4 org > Sesuai Sesuai
Sesuai
2. PT. DEF x 45 = Rp.3.500.000.000) x keb = keb = keb = = = 83.67 3.
= 3.00
39.38 15 = 4.29 15.00 10.00 5.00 5.00 2.00
2 org <
Tidak
(30/40) (Rp.1.500.000.000/ 0 org > keb = 2 org = Sesuai
sesuai Sesuai
3. PT. GHI x 45 = Rp.3.500.000.000) x keb = (2/3) x keb = = 56.85 7.
= = 3.00
33.75 15 = 6.43 0.00 10 = 5.00 2.00
0.00
6.67
Tidak
(30/40) 1 org = 3 org = 0 org > Sesuai
Rp.3.500.000.000 = Sesuai sesuai
4. PT. JKL x 45 = keb = keb = keb = = 81.75 6.
HPS = 15.00 = 3.00 =
33.75 15.00 10.00 0.00 5.00
0.00
1 org <
(20/40) (Rp.3.000.000.000/ 3 org > 3 org = keb = Sesuai Sesuai
PT. Sesuai
5. x 45 = Rp.3.500.000.000) x keb = keb = (1/2) x = = 72.61 5.
MNO = 3.00
22.50 15 = 12.86 15.00 10.00 5= 5.00 2.00
2.25
(40/40) (Rp.2.000.000.000/ 2 org > 3 org = 4 org > Sesuai Sesuai
Sesuai
6. PT. PQR x 45 = Rp.3.500.000.000) x keb = keb = keb = = = 93.75 1.
= 3.00
45 15 = 8.57 15.00 10.00 5.00 5.00 2.00
(40/40) (Rp.2.500.000.000/ 2 org > 4 org > 2 org = Sesuai Tidak Sesuai
7. PT. STU x 45 = Rp.3.500.000.000) x keb = keb = keb = = sesuai = 92.71 2.
45.00 15 = 10.71 15.00 10.00 5.00 5.00 = 0.00 2.00

10
Tidak
(20/40) (Rp.1.000.000.000/ 2 org > 0 org > 0 org > Sesuai Tidak
sesuai
8. PT. XYZ x 45 = Rp.3.500.000.000) x keb = keb = keb = = sesuai 46.79 8.
=
22.50 15 = 4.29 15.00 0.00 0.00 5.00 = 0.00
0.00

5. Hasil penilaian Persyaratan Teknis Kualifikasi:


Dari data dan tabel penilaian di atas, penyedia yang masuk Calon Daftar Pendek:

Lulus/
No. Nama Perusahaan Total Nilai Peringkat Keterangan
Tidak Lulus
1. PT. PQR 93.75 1. Lulus Masuk Daftar Pendek
2. PT. STU 92.71 2. Lulus Tidak Masuk Daftar Pendek
3. PT. DEF 83.67 3. Lulus Masuk Daftar Pendek
4. PT. ABC 75.84 4. Lulus Masuk Daftar Pendek
5. PT. MNO 72.61 5. Lulus Masuk Daftar Pendek
6. PT. JKL 81.75 6. Lulus Tidak Masuk Daftar Pendek
7. PT. GHI 71.85 7. Lulus Tidak Masuk Daftar Pendek
8. PT. XYZ 46.79 8. Tidak Lulus Tidak Masuk Daftar Pendek

Alasan penilaian persyaratan teknis kualifikasi:


a. PT. JKL, walaupun peringkat ke 6, tetapi tidak masuk dalam Calon Daftar Pendek karena
tidak memiliki kemampuan menyediakan personil yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan yaitu pemenuhan Tenaga Ahli Tetap (TA 3) tidak mendapat nilai (nol).
b. PT. GHI, walaupun peringkat ke 7, tetapi tidak masuk dalam Calon Daftar Pendek karena
tidak memiliki kemampuan menyediakan personil yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan yaitu pemenuhan Tenaga Ahli Tetap (TA 1) tidak mendapat nilai (nol).
c. PT. XYZ peringkat ke 8, tetapi tidak masuk dalam Calon Daftar Pendek karena tidak
memiliki kemampuan menyediakan personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
yaitu pemenuhan Tenaga Ahli Tetap (TA 2 dan TA 3) tidak mendapat nilai (nol).

11
LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


NO : 07/PRT/M/2011

TENTANG

STANDAR DAN PEDOMAN


PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

BUKU 18 B :

Pedoman Evaluasi Kualifikasi Jasa Konsultansi

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 31 Mei 2011

MENTERI PEKERJAAN UMUM,

ttd

DJOKO KIRMANTO

Anda mungkin juga menyukai