NAMA : ANTON KRISWANTONI bagaimana seseorang itu mengasah berlian
NPM : 713.5.1.0657 dalam dirinya itu. Itulah yang paling
D menentukan kualitas berlian dalam diri seseorang. Aksa Mahmud dapat secara ia seorang pengusaha mumpuni mengasah berlian dalam dirinya pejuang yang kemudian bertekad mengabdi sebagai sehingga menghasilkan kilauan cemerlang, politisi negarawan. Setelah baik dalam perjuangannnya yang keras berjuang dengan kerja keras sebagai pe membangun imperium bisnis bisnis maupun dalam tekad pengabdiannya Bosowa Group, H.M Aksa sebagai politisi negarawan. Mahmud, bertekad mengabdikan diri sebagai negarawan, baik dalam posisi Hampir seperampat abad, Aksa politisi sebagai Anggota DPD (Dewan berjuang mendirikan dan membesarkan Perwakilan Daerah) dari Sulawesi Selatan Bosowa Group, serta mempersiapkan maupun pejabat lembaga tinggi Negara generasi kedua mengambil-alih estafet sebagai wakil Ketua MPR (Majelis kepemimpinan untuk pengembangan Permusyawaratan Rakyat) periode 2004- Bosowa memasuki kejayaan sebagai 2009, serta dalam posisi pelayan sosial perusahaan multinasional ke depan. sebagai filantropi melalui beberapa yayasan yang didirikannya. Sebagai pengusaha, Aksa menyebutnya sebagai era perjuangan. Semangat juang dan tekad Pebisnis pejuang! Dia adalah pengusaha pengabdian, pendiri Grup Bosowa yang yang bertanggung jawab sebagai warga dirilis Forbes Asia (September 2006) negara yang baik. Pengusaha yang tidak sebagai urutan 28 dari 40 orang Indonesia mau merugikan Negara. Sebagai contoh, terkaya, dan urutan 6 pribumi terkaya, ketika krisis ekonomi melanda negeri ini dengan kekayaan $195 juta, itu pantas 1997-2000, banyak konglomerat yang diapresiasi dan dianalogikan laksana proses melepas perusahaannya masuk BPPN pengasahan berlian yang kuat dan indah. untuk menghindari kewajiban, tapi Aksa Semangat dan kisah suksesnya tidak melakukannya. Dia menyelesaikan sebagai semua kewajibannya, walaupun kondisi pengusaha diraih dengan doa, kejujuran, sangat sulit. bekerja keras, belajar terus menerus, Bahkan setelah melewati dan berani mengambil risiko dan bertanggung mengatasi kondisi sulit itu, dia mampu jawab, yang merupakan filosofi hidupnya. mengembangkan sayap Bosowa Group, Ulet dan piawai, laksana mengasah batu selain sukses membangun pabrik semen, intan berlian yang amat keras sehingga juga mengambil-alih pengelolaan jalan tol memancarkan kilauan yang amat indah. Bintaro, membangun pembangkit tenaga Keberaniannya sebagai pebisnis pejuang listrik di Cirebon dan lain-lain. Sekarang, terbentuk laksana letusan gunung merapi setelah melepas kepemimpinan yang memuntahkan dan menyisakan batu- perusahaannya kepada putera-puterinya batu berlian dari kedalaman perut bumi. yang juga telah dipersiapkannya, dia pun Pernyataan atau analogi ini, seakan terlalu memanfaatkan sisa hidupnya untuk berlebihan. Namun, setuju atau tidak, jika sepenuhnya mengabdi kepada masyarakat, disimak, pernyataan itu cukup komunikatif bangsa dan negaranya dalam posisi untuk menganalogikan kisah perjalanan sebagai hidup putera bangsa kelahiran Barru, politisi dan pejabat negarawan. Sulawesi Selatan, 16 Juli 1945, ini. Sejak kecil hingga berusia 60 tahun, Walau tidak sempurna, perjalanan dia sudah berjuang dan berhasil hidup membangun Bosowa Group, kini dia Aksa Mahmud, dapat dianalogikan laksana bertekad untuk mengabdi. "Jadi dalam sisa proses pengasahan (cutting) berlian. hidup, saya lebih berpikir bagaimana Dengan asumsi, bahwa semua manusia banyak berbuat kepada negeri ini, kepada adalah laksana berlian. Setidaknya, berlian bangsa ini, kepada umat ini. Saya lebih dalam dirinya sendiri. Masalahnya adalah banyak mengharap bahwa mudah- mudahan sisa umur ini bisa lebih banyak kalau juga tidak mau kerja keras jangan bekerja untuk bangsa dan negara ini dan masuk dan tidak punya keberanian juga agama sehingga manfaatnya bisa jangan masuk. Kenapa? Bisnis itu bagaikan dirasakan lagi kepada generasi perang yang tiada habis-habisnya. selanjutnya," ujar Anggota Dewan Wali Amanat Universitas Gajah Mada, Melalui kiprah bisnisnya yang telah Yogyakarta ini. Aksa merasa lepas, plong, digeluti lebih seperempat abad, ayah lima karena di dunia usaha sudah bisa orang anak ini telah menggoreskan tinta mengantarkan perusahaan yang emas dalam pembangunan Kawasan Timur didirikannya untuk diserahkan kepada Indonesia. Citranya sebagai konglomerat generasi kedua. Kepada generasi kedua, juga relatif bersih. Namanya bersih dari Aksa berpesan: Buktikan bahwa anekdot berbagai kasus kredit macet, penggelapan Tiongkok itu tidak benar. Bahwa pendirinya pajak, perusakan lingkungan hidup dan berdarah, berkeringat dan bersusah payah kasus miring lainnya yang selama ini membesarkan usaha, generasi kedua banyak ditudingkan kepada sejumlah menikmati, lalu generasi ketiga konglomerat Indonesia. menghancurkan. Tapi cobalah sebagai anak Perjalanan hidup pendiri Bosowa bangsa membuktikan bahwa pendirinya Grup ini benar-benar sarat dengan hal-hal berkeringat, bersusah payah membangun, yang patut diteladani oleh orang-orang second generation membesarkan dan yang mau belajar dari pengalaman generasi ketiga membuat kejayaan. berharga orang lain. Dia terkenal sebagai Kepada putera-puterinya, Aksa selalu pekerja keras dan pantang menyerah. mengingatkan filosofi hidup yang Laksana diamond (berlian) yang "mustahil dianutnya, yakni bekerja keras, belajar untuk dijinakkan". Sebagai pengusaha, terus menerus dan berdoa. Filosofi ini kejeliannya mengendus dan memanfaatkan selalu ditanamkan dan dilakoni dalam peluang bisnis pantas dikagumi. Dengan setiap detik dan gerak kehidupannya. hanya diawali modal sebesar Rp 5 juta, dia Itulah kunci utama keberhasilannya kini tercatat menjadi salah satu pengusaha mengasah berlian (talenta) dalam dirinya pribumi yang amat disegani. sehingga mencapai sukses, baik dalam Bahkan menurut Majalah Forbes Asia, membangun usaha, membina keluarga dan yang dirilis September 2006, Aksa berguna bagi agama, masyarakat, bangsa menembus ranking 28 orang terkaya di dan negara. Indonesia, berada beberapa tingkat di atas Dia sangat mengandalkan bekal yang kekayaan kakak iparnya M diterima dari orang tuanya waktu kecil, Jusuf Kalla yang berada di urutan 36 dari bahwa segala sesuatu yang ingin kita capai 40 orang terkaya Indonesia. adalah kehendak Tuhan, kehendak Allah. Politisi Menipu, Dosa!Kemudian Aksa Kita hanya boleh bercita-cita, boleh berniat, masuk di dunia politik. Dalam dunia politik, boleh bekerja keras tapi pada akhirnya dia menghadapi suatu kondisi yang sangat keputusan di tangan Allah. Oleh karena itu, berbeda. Dalam dunia bisnis dia selalu dia menyimpulkan, kita bekerja keras, kita menanamkan disiplin dan kejujuran. "Kalau belajar terus menerus, kita berdoa supaya kita bicara kejujuran pasti sangat lahir keputusannya dari Tuhan. Karena kita menghindari kebohongan kan?" ujar hanya sampai pada tingkat berdoa, mantan Anggota MPR RI Fraksi Utusan keputusan ada di tangan Tuhan, bukan ada Daerah dari di tangan kita. Sulawesi Selatan (1999-2004) itu. Atas bekal itu, dia selalu menekankan Sementara berada dalam wilayah politik, bahwa di dalam dunia bisnis itu harus bahwa berbohong itu tampaknya berusaha menjadi seorang pebisnis yang legitimate, sangat lazim. "Tampaknya kalau baik? Pertama, landasannya adalah kita berada di politik, seolah tidak menjadi kejujuran, kedua kerja keras, dan ketiga politisi yang cerdas kalau tidak tahu punya keberanian dan percaya diri. Jadi berbohong," ujar suami dari Hj Ramlah kalau tidak jujur jangan masuk dunia bisnis, Aksa dan ipar dari Wakil Presiden Jusuf Kalla itu. Jadi ada tiga kehidupan yang ternyata setelah dilakukan berbagai usaha berbeda, kehidupan pebisnis atau untuk mencapainya, belum juga terwujud, pengusaha dan kehidupan politisi serta itu bukan menipu. "Tapi kalau kita bicara kehidupan sebagai pejabat negara. lantas tidak ada usaha, itu menipu Seorang politisi dianggap cerdas apabila namanya," kata Aksa Mahmud. ada kemampuan 'berbohong' dan tebar pesona, ada kemampuan membangun citra "Kalau kita berusaha tapi tidak yang pada dasarnya adalah juga bertujuan tercapai, di situ seolah ada kebohongan, yang baik. Oleh karena itu, seolah-olah tapi tidak ada niat menipu. Tapi kalau kita kebohongan adalah modal dasar seorang bicara tapi tidak berbuat untuk mencapai, politisi. Sedangkan kejujuran adalah modal itu memang niatnya sudah menipu, itulah dasar seorang pebisnis. haram. Itulah menurut saya tidak benar," Aksa Mahmud menjelaskan. Itulah Dalam dunia yang berbeda itu, Aksa barangkali yang dimaksud berbohong di dengan cerdas dan bijak beradaptasi untuk politik boleh, tidak haram, tapi menipunya bisa berperan secara optimal. Beradaptasi haram. Artinya, katanya, kita berbicara dari satu alam yang sangat mengharamkan harapan dan ada usaha untuk berbohong, masuk dalam wilayah mencapainya tapi kemudian tidak tercapai, kehidupan politisi yang justru seolah memang terjadi kebohongan. Tapi, menurut menolerir. Dalam dunia bisnis, bohong itu Aksa, itu tidak dosa karena ada usaha. dianggap dosa. Sedangkan dalam dunia "Tapi kalau memang berjanji lantas tidak politisi 'bohong' itu tidak dosa. Oleh karena ada usaha, kemudian tidak tercapai, itu itu, Aksa mengatakan, akan menjadi menipu namanya. Dosa itu!" tegas Aksa, seorang politisi yang akan mengikuti segala dalam menentukan sikap di dunia politik. peralatan-peralatan politisi. "Kalau harus 'bohong' saya harus 'bohong', tapi saya Negarawan, Intinya Kejujuran tidak akan menipu," ujarnya. Kemudian posisinya berbeda lagi setelah menjabat Wakil Ketua MPR, sebagai pejabat Sejak kecil hingga berusia 60 tahun, negara di lembaga tinggi negara. dia sudah berjuang dan berhasil Lengkaplah dia berjuang dan mengabdi membangun Bosowa Group, kini dia dalam tiga dimensi kehidupan. Kehidupan bertekad untuk mengabdi. "Jadi dalam sisa pertama sebagai pengusaha, kehidupan hidup, saya lebih berpikir bagaimana kedua sebagai politisi, dan kehidupan banyak berbuat kepada negeri ini, kepada ketiga sebagai pejabat negara. Kalau tadi bangsa ini, kepada umat ini. antara pengusaha dengan politisi seolah Kalau 'bohong' dinyatakan oleh saling bertentangan. Tapi sebagai pejabat politisi tidak dosa, tapi menurutnya, negara, kedua-duanya harus kombinasi. menipu itu dosa besar. Jadi, 'berbohong' "Jika di politisi bohong itu seolah tidak yang tidak dosa dengan menghindari dosa, kalau di pejabat negara semuanya itu menipu. Muncullah politisi yang bisa tidak boleh," tegasnya. Sebagai pejabat berbohong tapi tidak menipu, supaya tidak negara, semata-mata intinya harus berbuat dosa. Itulah yang muncul dalam kejujuran. pikirannya ketika kembali memasuki dunia Jadi dia berkesimpulan, antara dunia politik. Sehingga dalam perjalanan ke usaha, dunia politisi dan pejabat negara, depan, dalam dunia politik, dia bertekad akan melahirkan landasan utamanya tidak akan menipu konstituen. Bagi dia, adalah kejujuran. Kenapa? Bahwa bangsa tegas, dalam politik, menipu adalah dosa. ini harus diurus dengan landasan kejujuran supaya masyarakat ini bisa percaya kepada Aksa memberi contoh tentang pemimpinnya. Karena tidak ada pemimpin kebohongan yang tidak menipu. Kalau yang sukses tanpa mendapat dukungan berbicara harapan-harapan atau janji-janji, kepercayaan dari yang dipimpin. dengan kesadaran sesungguhnya itu tidak bisa tercapai adalah menipu dan dosa. Itu Oleh karena itu, dia berprinsip bahwa janji yang menipu! Tapi kalau berbicara posisinya sebagai pejabat negara harus harapan dan janji yang memang berada dalam landasan kejujuran. sesungguhnya diniatkan untuk dicapai, tapi Kejujuran itu artinya, tidak boleh perjuangannya mencapai kekuasaan, baik mengkhianati komitmen-komitmen sebagai melalui partai politik atau tidak, namun pejabat negara. Oleh karena itu, kalau sesudah menjabat kita harus menjadi pejabat negara, jangan mencari menempatkan diri sebagai negarawan. kekayaan tapi mencari keharuman nama. Cara berpikirnya sudah lebih luas, tanpa Karena memang negarawan, ya begitu. interes pribadi. Sebab jika masih ada kaitan Menurutnya, tidak ada negarawan yang kepentingan bisnisnya atau kepentingan kaya, tapi negarawan itu punya keharuman politiknya, posisi kenegarawanannya akan nama dan selalu dikenang. Lebih mahal terganggu. nilainya kenegarawanan itu daripada kekayaan. Kenikmatan yang tinggi menjadi Oleh karena itu, menurut Aksa pejabat negara adalah keharuman nama. Mahmud, tidak sedikit orang menduduki jabatan kenegaraan tapi tidak Kalau politisi berjuang untuk merebut menghasilkan keharuman nama malah kekuasaan. Pengusaha berjuang menghasilkan kesan yang tidak bagus mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam pengabdiannya. negarawan bagaimana berbuat untuk mendapatkan keharuman nama. Tentu, Nah, tinggal kita pilih, mau menjadi menurut Aksa, keharuman nama hanya teladan kepada generasi pengganti kita, bisa dicapai kalau dilandasi pengabdian mari berbuat yang sebaik-baiknya. Kalau yang tulus dan jujur. Apa yang kita buat mau dicaci-maki oleh generasi pengganti untuk kepentingan orang banyak. Apa yang kita, bikinlah dosa selama kekuasaan itu kita lakukan untuk kepentingan yang lebih ada ditangan. Maka, itu yang saya katakan luas. Apa yang kita perbuat pada dasarnya bagaimana kita berbuat sebaik-baiknya untuk kepentingan bangsa. Itulah landasan sesuai amanat rakyat, amanat bangsa ini, untuk menjadi negarawan. perintah UU. Semua yang dipercayakan mengurus negeri ini berbuat sebaik- Memang, pejabat negara itu pada baiknya untuk kepentingan yang lebih dasarnya juga diperoleh melalui besar.