Anda di halaman 1dari 49

PENGARUH MERK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK SHOPIE MARTIN


DI TOKO SOPHIE MARTIN JALAN HIBRIDA RAYA
KOTA BENGKULU

Oleh

NOVA TRI WAHYUNI


NPM C1B112087

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
Skripsi oleh Nova Tri Wahyuni ini

Telah diperiksa oleh pembimbing dan disetujui untuk diuji pada ujian skripsi

Bengkulu, Juni 2016

Pembimbing,

NIP. 195203121986031001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen,

Syamsul Bachri, S.E., M.Si


NIP. 195601021986031002
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan bisnis bukanlah hal baru dalam dunia perdagangan global, terutama

dalam memperebutkan pasar potensial dan mempertahankan konsumen yang ada.

Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut perusahaan

untuk melakukan orientasi terhadap cara mereka melayani konsumennya,menangani

pesaing, dan mengeluarkan produk. Dalam hal ini perusahaan barang atau jasa yang

bersangkutan dituntut jeli untuk menangkap peluang yang ada agar dapat bertahan

seiring dengan perubahan zaman. Kecenderungan kemajuan dalam berbagai hal

berdampak pula pada perilaku dan gaya hidup manusia. Keinginan pemenuhan

kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, dan papan yang semula sederhana

berkembang lebih kompleks (Swastha, 2009).

Era globalisasi bukan hanya menjanjikan suatu peluang bisnis di Indonesia,

tetapi juga memunculkan persaingan yang kian ketat baik antara perusahaan domestic

maupun perusahaan asing. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan

semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang

memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut market share. Untuk

menunjang terwujudnya tujuan dan sasaran tersebut, perlu adanya peran pemasaran,

sebab peranan pemasaran dalam suatu perusahaan sangat berpengaruh dalam kegiatan

operasional suatu perusahaan (Tjiptono, 2008).


Menurut Hanafie (2010), pemasaran merupakan kegiatan ekonomi yang

berfungsi membawa atau menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen.

Sedangkan menurut Kotler (2009), pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan

dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa

yang bernilai dengan orang lain. Pemasaran juga dapat diartikan sebagai proses sosial

dan manajerial yang dalam hal ini individu atau kelompok mendapatkan kebutuhan dan

keinginannya dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai

satu sama lain. Pemahaman yang kurang tepat terhadap konsep pemasaran sering

dilakukan oleh masyarakat luas dengan diartikannya pemasaran terbatas hanya pada

fungsi penjualan saja. Pemasaran harus dipandang meliputi berbagai aspek keputusan

dan kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen,

serta untuk menghasilkan laba bagi produsen. Proses pemasaran yang sesungguhnya

adalah mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, mengembangkan produk barang dan jasa

untuk memenuhi kebutuhan, menetapkan program promosi dan kebijakan harga, serta

menerapkan sistem distribusi untuk menyampaikan barang dan jasa kepada pelanggan

atau konsumen.

Saat ini, kegiatan pemasaran tidak hanya dapat dianggap sebagai usaha

penjualan atas apa yang dimiliki, melainkan harus terfokus pada usaha pemilikan atas

apa yang dijual. Setiap progam pemasaran harus diawali dengan identifikasi atas

kebutuhan konsumen. Pemasaran harus berorientasi pada pelanggan, bukan produk.

Produsen yang mengabaikan perspektif ini biasanya akan menghadapi kesulitan besar.
Menyadari pentingnya peranan pemasaran dalam suatu perusahaan, salah satu

hal yang berpengaruh terhadap peningkatan perusahaan adalah perilaku konsumen.

Perilaku konsumen berkaitan secara langsung dengan kegiatan individu-individu dalam

mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses

pengambilan keputusan, persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan dalam pemasaran.

Proses pengambilan keputusan konsumen terhadap suatu barang atau jasa bergantung

dari beberapa hal yang mempengaruhinya. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi

keputusan konsumen untuk membeli suatu produk atau jasa adalah atribut produk.

Atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen

dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek,

kemasan, jaminan (garansi), pelayanan dan sebagainya. Selain pengaruh produk yang

dapat mempengaruhi keputusan pembelian, harga juga merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam membeli suatu

produk(Tjiptono, 2008).

Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari

semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari suatu

kelompok penjual dan membedakannya dari produk lain (Kotler & Amstrong, 2001).

Ketika merek Sophie Martin telah dikenal baik oleh masyarakat, tentu akan

mempermudah perusahaan untuk memperkenalkan produk-produk barunya ke pasar.

Dengan demikian hal ini akan menjadi kekuatan bagi Sophie Martin untuk

memperbesar pangsa pasar ataupun jumlah penjualan mereka. Sedangkan ditinjau dari

segi harga, pengaruhnya terhadap keputusan pembelian sangatlah penting, karena setiap

harga yang sudah ditetapkan oleh perusahaan akan mengakibatkan tingkat permintaan
suatu produk yang berbeda. Penetapan harga yang salah dapat mengakibatkan masalah

serius bagi Toko Sophie Martin sendiri. Hal ini dapat disebabkan oleh persaingan yang

ketat dengan toko-toko pakaian lainnya seperti toko pakaian di pasar-pasar tradisional.

Harga yang sensitif akan sangat berpengaruh pada permintaan konsumen. Oleh karena

itu, penetapan harga yang tepat perlu mendapat perhatian yang besar dari perusahaan

supaya dapat bersaing dengan toko pakaian lainnya.

Sehubungan dengan uraian tersebut diatas, bahwa merek dan harga adalah unsur-

unsur dari sebuah produk yang dipandang penting oleh konsumen, dan mencerminkan

pengembangan suatu produk untuk dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan

pembelian.PT Sophie Martin Indonesia merupakan perusahaan Multi Level Marketing

(MLM) yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 1994. Sudah lebih dari 30 tahun

lamanya Sophie Martin berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Fashion

pada masa ini sudah sangat jauh berbeda fungsinya dengan masa lampau, bila pada

masa lampau fashion mungkin hanya berfungsi sebagai pelindung tubuh dari terik

matahari dan cuaca, maka pada saat ini fashion juga berfungsi sebagai gaya hidup atau

biasa disebut lifestyle. Tak dapat dipungkiri, fashion telah mengakarkan pengaruhnya

dengan kuat pada kehidupan manusia modern. Oleh karena itu, PT. Sophie Martin

menerapkan strategi pemasaran untuk merebut pasar sasaran sebanyak mungkin dengan

mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan pemasarannya. Salah

satu strategi pemasaran yang tepat adalah dengan menciptakan produk yang dikenal

masyarakat luas dengan harga yang bersaing untuk dapat meningkatkan keputusan

pembelian konsumen.
Proses keputusan pembelian yang spesifik menurut Kotler dan Armstrong

(2008:179)terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca

pembelian. Seorang konsumen terlebih dahulu akan menentukan kualitas produk yang

akan dibeli, apakah telah sesuai dengan kriterianya. Dari latar belakang inilah penulis

mengambil judul penelitian tentang Pengaruh Merek dan Harga Terhadap Keputusan

Pembelian Pakaian Merk Sophie Martin di Toko Baju Sophie Martin Jalan Hibrida Raya

Kota Bengkulu.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah apakah merek dan harga berpengaruh terhadap

keputusan pembelian pakaian merk Sophie Martin di Toko Baju Sophie Martin Jalan

Hibrida Raya Kota Bengkulu.


1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh merek dan harga terhadap

keputusan pembelian pakaian Merk Sophie Martin di Toko Baju Sophie Martin Jalan

Hibrida Raya Kota Bengkulu.

1.4 Kegunaan Penelitian


1. Bagi peneliti
Diharapkan dapat memperluas pengetahuan serta menambah wawasan peneliti

mengenai Manajemen Pemasaran pada umumnya dan penerapan strategi

pemasaran pada khususnya


2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi masukan, referensi dan bahan perbandingan bagi

peneliti lain yang ingin melakukan penelitian di bidang yang sama.


3. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan referensi dalam menerapkan strategi pemasaran yang baik, karena

mengingat banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen terhadap produk.

1.5 Batasan Masalah


1. Penelitian ini yang diteliti adalah konsumen yang berkunjung ke Toko Sophie

Martin Kota Bengkulu.


2. Penelitian ini hanya berfokus pada variabel yang terkait yaitu kualitas produk

dan keputusan pembelian.


3. Penelitian ini hanya dilakukan di Toko Sophie Martin Jalan Hibrida Raya Kota

Bengkulu.
BAB II

TIINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Perilaku Keputusan Pembelian

Berbicara mengenai perilaku konsumen, pada akhirnya akan sampai kepada

bagaimana implikasi terhadap langkah-langkah strategi pemasaran yang dilakukan.

Mempelajari perilaku konsumen bertujuan untuk mengetahui dan memahami berbagai

aspek yang berada pada diri konsumen dan diperlukan suatu kerangka model yang

merupakan penyederhanaan keadaan yang sebenarnya secara jelas menerangkan arus

proses pengambilan keputusan.

Gambar 2.1
Model Perilaku Konsumen

Rangsangan Rangsangan Lainnya


Pemasaran
Ekonomi
Produk Budaya
Harga Teknologi
Saluran Pemasaran Politik

Ciri-Ciri Pembeli Proses Keputusan


Pembelian
Pengenalan masalah
Budaya Pencarian informasi
Sosial Evaluasi alternatif
Pribadi Psikologis Keputusan pembelian
Perilaku pasca
pembelian

Keputusan Pembelian

Pembelian produk
Pembelian merk
Pemilihan Saluran Pembelian
Penentuan Waktu Pembelian

Sumber : Kotler dan Keller (2009)


Model perilaku konsumen pada gambar 2.1 menunjukkan bahwa bauran

pemasaran merupakan stimuli awal yang mempengaruhi konsumen untuk melakukan

pembelian suatu produk.


Perilaku konsumen didasarkan oleh model rangsangan dari empat unsur yaitu

:
1. Produk (product), sebagai alat pertukaran dengan konsumen yang bisa dimiliki dan

dikonsumsi baik itu produk berwujud maupun produk tidak berwujud agar

kebutuhan dan keinginan konsumen dapat terpenuhi.


2. Harga (price), harga merupakan alat yang nantinya dijadikan proses pertukaran

terhadap suatu barang atau jasa konsumen.


3. Distribusi (place), hal yang sangat penting karena dengan adanya saluran distribusi

produk dari produsen akan sampai ke konsumen.


4. Promosi (promotion) yaitu pesan-pesan yang dikomunikasikan sehingga keunggulan

produk dapat sampai kepada konsumen.


Proses pengambilan keputusan ditinjau dari persepktif pengaruh perilaku

mendasarkan pada alasan bahwa keputusan pembelian lebih dipengaruhi oleh

lingkungan yang mengitarinya. Lingkungan dimana konsumen berada akan

mempengaruhi perilaku dalam keputusan pembelian.


Suatu keputusan dapat dibuat hanya jika ada beberapa alternatif yang dipilih.

Apabila alternatif pilihan tidak ada maka tindakan yang dilakukan tanpa adanya pilihan

tersebut tidak dapat dikatakan membuat keputusan.Menurut Kotler dan Armstrong

(2008:181), keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai

dari berbagai alternatif yang ada, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan

keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor yang kedua

adalah faktor situasional. Oleh karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu

menghasilkan pembelian yang aktual.


Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung

terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barangyang ditawarkan. Menurut


Setiadi, (2003:341), mendefinisikan suatu keputusan (decision)melibatkan pilihan

diantara dua atau lebih alternatif tindakan atau perilaku. Keputusan selalu mensyaratkan

pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda.


Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2006:625) adalah: "A

decision is the selection of an action from two or more alternative choice". Seseorang

melakukan pembelian berarti telah memiliki alternatif terbaik dari seluruh alternatif

yang ada dalam kenyataan, konsumen memiliki kebebasan penuh untuk melakukan

alternatif yang ada. Pemilihan berdasarkan karakteristik dalam proses pengambilan

keputusan pembelian.
Menurut Kotler (2007:204), terdapat beberapa tahap-tahap proses dalam

melakukan keputusan pembelian yaitu:


1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau

kebutuhan, dimana kebutuhan itu dapat dicetuskan oleh rangsangan internal dan

eksternal. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat

mengidentifikasikan rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan

suatu kategori produk, sehingga pemasar dapat mengembangkan strategi pemasaran

yang memicu minat konsumen.

2. Pencarian Informasi
Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak, kita dapat membaginya kedalam dua tingkat. Situasi

yang pertama adalah pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan pencarian

yang menguat. Pada tingkat selanjutnya orang mungkin akan memasuki tingkat

pencarian aktif informasi dengan cara mencari bahan bacaan, menelpon teman dan

mengunjungi toko untuk mempelajari produk yang akan dibelinya.


3. Evaluasi Alternatif
Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi

konsumen: pertama, konsumen akan berusaha untuk memenuhi suatu kebutuhan.

Kedua konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga konsumen

akan memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan

kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk

memuaskan kebutuhan itu. Atribut yang diminati akan berbeda-beda menurut produk

yang dibeli, mereka akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang

memberikan manfaat yang dicarinya.


4. Keputusan Pembelian
Dalam tahap ini diawali dengan penilaian terhadap berbagai alternatif yang

dapat dilihat dari atribut-atribut yang melekat pada produk itu. Dengan indikasi itu

maka konsumen membentuk pilihan diantara beberapa produk yang tergabung dalam

perangkat pilihan. Dalam tahap ini konsumen dapat juga membentuk suatu maksud

memilih suatu produk yang disukai.


Menurut Swastha dan Handoko (2011) berpendapat bahwa lima peran

individu dalam sebuah keputusan membeli, yaitu:


a. Pengambilan inisiatif (initiator)
Individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu atau yang

mempunyai kebutuhan atau keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk

melakukan sendiri.
b. Orang yang mempengaruhi (influencer)
Individu yang mempengaruhi keputusan untuk membeli baik secarasengaja

maupun tidak sengaja.


c. Pembuat keputusan (decider)
Individu yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan

dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan dimana membelinya.


d. Pembeli (buyer)

Individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya.


e. Pemakai (user)
Individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa yang dibeli.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan

atau ketidakpuasan tertentu. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen dengan suatu

produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen merasa puas, dia

akan menunjukkan probabilitasnya yang lebih tinggi untuk membeli produk itu.

Sedangkan konsumen yang tidak puas akan berusaha untuk mengurangi

ketidakpuasan ini dengan membuang atau mengembalikan produk tersebut.

Pengambilan keputusan konsumen biasanya berbeda-beda. Tergantung pada jenis

keputusan pembeliannya. Menurut Kotler (2007:247), ada beberapa jenis perilaku

keputusan konsumen, antara lain sebagai berikut :

1. Perilaku pembelian kompleks.

Ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan menyadari adanya perbedaan nyata

antara berbagai merek. Para konsumen sangat terlibat bila suatu produk mahal, jarang

dibeli, beresiko dan mempunyai ekspresi pribadi yang tinggi, jenis perilaku pembelian

kelompok ini akan melalui suatu proses belajar, yang pertama ditandai dengan

mengembangkan kepercayaan mengenai produk tersebut, kemudian membuat perilaku

pembelian dengan kebijaksanaan.

2. Perilaku pembelian yang mengurangi ketidaksesuaian

Kadang-kadang terlibat dalam suatu pembelian tetapi tidak melihat banyak

perbedaan dalam merek. Keterlibatan yang tinggi ini berdasarkan kenyataan bahwa

pembelian tersebut bersifat mahal, jarang dan beresiko. Dalam kasus ini pembeli

akan berkeliling untuk mempelajari apa yang akan tersedia akan membeli dengan

cukup tepat karena perbedaan merek tidak nyata. Pembeli menanggapi hanya
menurut harga yang baik atau menurut kemudahan dalam membeli. Sebagai contoh

pembelian mobil adalah keputusan mempunyai keterlibatan tinggi karena harganya

mahal dan merupakan suatu barang yang mengekspresi diri. Setelah pembelian

tersebut, konsumen itu mungkin mengalami ketidaksesuaian yang disebabkan oleh

adanya hal tertentu yang mengganggu dari mobil tersebut, sehingga konsumen

tersebut akan waspada terhadap informasi yang dapat membenarkan keputusan

tersebut.

3. Perilaku Pembelian menurut kebiasaan

Banyak produk yang dibeli dengan keterikatan konsumen yang rendah dan tidak ada

perbedaan merek yang signifikan terdapat kebiasaan bahwa konsumen mempunyai

keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan barang yang murah dan sering dibeli.

Perilaku konsumen diatas tidak melalui urutan kepercayaan perilaku normal. Para

konsumen tidak mencari secara ekstensif mencari informasi mengenai merek bukan

keyakinan merek. Para konsumen tidak membentuk pendirian yang kuat atas suatu

merek tetapi memilihnya karena merek itu terasa akrab setelah membeli, mereka

bahkan mungkin tidak mengevaluasi pilihannnya tersebut karena mereka tidak

terlibat produk tersebut.

4. Perilaku Pembelian mencari variasi

Beberapa situasi pembelian ditandai dengan keterlibatan konsumen yang rendah

tetapi perbedaan merek bersifat nyata. Di sini konsumen terlihat banyak melakukan

peralihan merek. Konsumen memiliki sedikit kepercayaan, memilih sebuah merek

tanpa terlalu banyak mengevaluasi selama mengkonsumsi dan memakai sebuah

produk.
Keputusan pembelian yang akan dilakukan oleh konsumen sangat dipengaruhi

oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis (Setiadi, 2003: 11), yang dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor penentu yang mendasari keinginan dan perilaku

seseorang. Sejak seseorang terlahir, ia sudah mempunyai seperangkat nilai, persepsi,

preferensi dan perilaku melalui suatu proses yang melibatkan keluarga dan lembaga

sosial yang ada disekitarnya. Kebudayaan biasanya terdiri dari sub budaya yang kecil

dan memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik kepada anggotanya.

Dalam hal ini status sosial seseorang juga sering mempengaruhi kebudayaannya.

Status sosial merupakan kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dari

suatu masyarakat yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai

nilai, minat dan perilaku yang sempurna.

Faktor yang mempengaruhi luas dan mendalam terhadap perilaku budaya ini

terdiri dari beberapa komponen (Rangkuti, 2006: 60):

a. Budaya adalah penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.

Jika makhluk yang paling rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri,

maka perilaku manusia sebagian besar muncul dari pembelajaran.

b. Sub budaya : Setiap budaya terdiri dari sub budaya yang lebih kecil yang

memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus angota-anggotanya.

c. Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif lebih homogen dan

bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan

hierarki

2. Faktor-Faktor Sosial
Faktor sosial terdiri atas kelompok referensi, keluarga serta peran dan status

seseorang dalam lingkungannya. Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh

kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap

dan perilaku seseorang. Keluarga dalam hal ini dapat dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu kelompok keluarga orientasi, yakni merupakan orang tua dari seseorang dan

keluarga prokreasi, yakni pasangan hidup anak-anak seorang keluarga. Kelompok

Prokreasi ini merupakan organisasi pembeli dan konsumen yang penting dalam suatu

masyarakat yang sudah diteliti secara intensif. Sedangkan status sosial merupakan

posisi seseorang dalam setiap kelompok. Perilaku seorang konsumen juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran

dan status (Rangkuti, 2006: 62).

3. Faktor Pribadi

Faktor pribadi terdiri dari umur dan tahapan dalam siklus hidup, pekerjaan,

keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri, Konsumsi seseorang

dibentuk oleh umur dan tahapan siklus hidup keluarga dan juga pekerjaan. Keadaan

ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dibelanjakan (tingkatnya,

stabilitasnya dan polanya). Tabungan dan hartanya (termasuk persentase yang mudah

dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap mengeluarkan lawan

menabung.

Gaya hidup seseorang merupakan pola hidup didunia yang diekspresikan

melalui kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup ini seringkali

mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosialnya. Sedangkan kepribadian dan konsep

diri merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang

memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.


Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yang

meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup

seseorang, kepribadian dan konsep diri (Rangkuti, 2006: 62).

4. Faktor Psikologis

Faktor psikologis ini terdiri atas motivasi, persepsi, proses belajar serta

kepercayaan dan sikap. Motivasi merupakan dorongan yang timbul dari suatu

keadaan psikologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus dan rasa tidak nyaman.

Persepsi didefenisikan sebagai proses dimana seseorang memilih,

mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran

yang berarti dari dunia. Sedangkan kepercayaan dan sikap merupakan suatu gagasan

deskriptif yang dimiliki oleh seseorang terhadap sesuatu.

Pilihan seseorang untuk membeli dipengaruhi oleh empat faktor psikologis

utama yaitu motifasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan pendirian. Persepsi

adalah proses bagaimana individu memilih, mengorganisasikan, dan

menginterpretasikan masukan serta informasi untuk menciptakan gambaran dunia

yang memiliki arti. Pengetahuan berarti bahwa pada saat seseorang bertindak,

mereka belajar. Belajar mengembangkan perubahan perilaku individu-perubahan

yang bersumber dari pengalaman. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif tentang

suatu hal yang dianut oleh seseorang (Rangkuti, 2006: 63). Peneliti meneliti tentang

keputusan pembelian konsumen, maka variabel yang mempengaruhi keputusan

adalah variabel atribut produk (product) yaitu merek, dan harga (price).

Adapun indikator dari keputusan pembelian, yaitu :


1. Kemantapan pada sebuah produk
2. Kebiasaan dalam membeli produk
3. Memberikan rekomendasi kepada orang lain
4. Melakukan pembelian ulang

2.1.2 Merek

Pada dasarnya pengertian merek adalah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain

atau kombinasi dari semua ini yang memperlihatkan identitas produk atau jasa dari satu

penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari produk pesaing

(Kotler dan Armstrong 2008). Menurut Kotler dan Keller (2008), Asosiasi Pemasaran

Amerika mendefiniskan merek (brand) sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau

rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi

barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari

barang atau jasa pesaing. Menurut Tjiptono, dkk (2008) merek merupakan logo,

instrument legal (hak kepemilikan), perusahaan, shorthand notation, risk reducer,

positioning, kepribadian, rangkaian nilai, visi, penambah nilai, identitas, citra, relasi dan

evolving entity.

Merek memegang peranan yang sangat penting dalam pemasaran. Merek

merupakan sesuatu yang dibeli oleh konsumen merupakan janji penjual untuk secara

konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri, manfaat dan jasa tertentu kepada

konsumen. Merek adalah suatu simbol rumit yang dapat menyampaikan hingga 6

(enam) tingkat pengertian (Kotler, 2005: 82), yaitu :

1. Atribut : merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Seperti sesuatu yang

mahal, dibuat dengan baik, tahan lama dan bergengsi tinggi dan lain sebagainya.
2. Manfaat : atribut-atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan

emosional.
3. Nilai : merek tersebut juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsennya. Setiap

pemasar harus mengetahui kelompok konsumen mana yang mencari nilai-nilainya.


4. Budaya : merek tersebut juga mungkin melambangkan budaya tertentu. Kualitas

merek mencerminkan budaya suatu negara.


5. Kepribadian : merek tersebut dapat mencerminkan kepribadian tertentu.
6. Pemakai : merek tersebut menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau

menggunakan produk tersebut.

Menurut Rangkuti (2008) untuk memahami proses perkembangan suatu merek

diperlukan enam tahap perkembangan yaitu :

1. Produk yang tidak memiliki merek (Unbranded Goods)

Pada tahap ini, produk dikelola sebagai komoditi sehingga merek hampir tidak

diperlukan. Kondisi ini sangat mendukung apabila permintaan (demand) lebih banyak

dibandingkan dengan dengan pasokan (supply) yang biasanya sering terjadi dalam situasi

perekonomian yang bersifat monopolistic. Contoh : beras murah, BBM, obat generik dll.

2. Merek yang dipakai sebagai referensi (Brand as Reference)

Pada tahap ini sudah terjadi persaingan sedikit-sedikit, meskipun tingkatnya belum

begitu ketat. Persaingan ini merangsang produsen untuk membuat diferensiasi produk

yang dihasilkan. Tujuannya adalah agar produk yang ia hasilkan memiliki perbedaan dari

produk perusahaan lain. Contoh : sepatu olahraga, sepatu ke kantor, buku tulis, buku

gambar dll.

3. Merek sebagai personality

Pada tahap ini, diferensiasi antar merek berdasarkan atribut fungsi menjadi semakin sulit

menjadi semakin sulit dilakukan. Karena hampir sebagian perusahaan melakukan


kegiatan yang sama. Untuk membedakan produk yang dihasilkan dari produk pesaing,

perusahaan melakukan tambahan nilai-nilai personality pada masing-masing merek.

Contoh : sabun mandi kesehatan, sabun mandi untuk bayi dll.

4. Merek sebagai simbol (icon)

Pada tahap ini, Merek menjadi milik pelanggan. Pelanggan memiliki pengetahuan yang

lebih mendalam mengenai merek yang ia gunakan. Pada umumnya merk yang masuk

pada tahap ini sudah bersifat internasional dan pelanggan yang menggunakan merk ini

dapat mengekspresikan dirinya atau dapat menunjukkan jati dirinya. Contohnya, rokok

Marlboro.

5. Merek sebagai sebuah perusahaan.

Iklan pada tahap ini memiliki identitas yang sangat kompleks dan lebih bersifat

interaktif, sehingga pelanggan dapat dengan mudah menghubungi merek. Karena merek

perusahaan tersebut merupakan wakil perusahaan sehingga merekperusahaan, semua

direksi dan karyawan memiliki persepsi yang sama tentang merek yang dimilikinya.

Komunikasi yang keluar dari perusahaan telah terintegrasi ke semua lini kegiatan

operasional, sehingga informasi mengalir secara lancar baik dari manajemen ke

pelanggan maupun sebaliknya, dari pelanggan ke manajemen. Contohnya, Microsoft

Software dimana pelanggan dapat berkomunikasi secara langsung setiap saat melalui

internet dengan perusahaan, begitu juga sebaliknya perusahaan dapat menginformasikan

produknya kepada pelanggan kapan saja.

6. Merek sebagai kebijakan moral

Saat ini hanya ada beberapa perusahaan yang telah berada pada tahap ini, yaitu

perusahaan yang telah mengoperasikan kegiatannya secara transparan baik mulai dari

bahan baku yang digunakan, proses produksi, dan operasionalnya sampai produk
maupun jasa dan pelayanan purna jualnya kepada pelanggan. Informasi disampaikan

secara transparan, jelas dan tidak ada yang ditutup-tutupi secara etika bisnis, sosial

maupun politisnya. Contohnya adalah iklan Body Shop dan Benetton.

Merek memegang peranan sangat penting, yaitu sebagai perantara yang

menjembatani harapan konsumen pada saat produsen menjanjikan suatu kelebihan dari

produknya kepada konsumen. Merek dalam dunia perdagangan sangat penting, karena

merek bermanfaat bagi pembeli, perantara, produsen maupun publik lain. Menurut Keller

dalam Tjiptono (2008) merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen.

1. Bagi produsen merek bermanfaat sebagai:

a. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk

bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akuntansi.

b. Bentuk prodeksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek bisa

mendapatkan perlindungan propekti intelektual. Nama merek bisa diproteksi melalui

merek dagang terdaftar (registered trandernarks), proses pemanufakturan bisa

dilindungi melalui hak paten, dan kemasan bisa diproteksi melalui hak cipta

(copyrights) dan desain.

c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan

mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu.

d. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para

pesaing.

e. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas

pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.

f. Sumber financial return (pengembalian modal), terutama menyangkut pendapatan

masa datang.
2. Bagi konsumen merek bermanfaat sebagai:

a. Identifikasi sumber produk

b. Penetapan tanggung jawab pada pemanufakturan atau distributor tertentu

c. Pengurang resiko

d. Penekanan biaya pencarian (search cost) internal dan eksternal

e. Janji atau ikatan khusus dengan produsen

f. Alat simbolis yang memproyeksikan citra diri

g. Signal kualitas

Merek sebagai value indicator (indikator nilai), menurut Hermawan Kartajaya (2005)

memberikan keamanan dan garansi kepada pelanggan dalam menetapkan pilihan

pembelian. Selain itu, merek juga memberikan value (nilai) keperusahaan atau produsen

sebagai berikut:

1. Premium price dan margin keuntungan yang lebih tinggi

2. Merek yang kuat akan memberikan peluang bagi produsen untuk melakukan perluasan

merek dan mengeksploitasi pasar lebih dalam

3. Merek dapat menjadi basis terbentuknya loyalitas bahkan fanatisme pelanggan

4. Merek menjadi komponen keunggulan bersaing yang sangat kuat, sulit ditiru oleh

pesaing.

Indikator merek adalah :

1. Keunggulan asosiasi merek

Adalah asosiasi merek dimana konsumenpercaya bahwa atribut dan manfaat yang

diberikan oleh merek akan dapatmemenuhi atau memuaskan kebutuhan dan keinginan

mereka sehingga merekamembentuk sikap positif terhadap merek.

2. Kekuatan asosiasi merek


Adalah kekuatan asosiasi merek tergantung pada bagaimana informasi masuk kedalam

ingatan konsumen dan bagaimana proses bertahan sebagai bagian dari citra

merek. Kekuatan asosiasi merek ini merupakan fungsi dari jumlah pengolahan informasi

yang diterima pada proses ecoding. Ketika seorang konsumen secara aktif menguraikan

arti informasi suatu produk atau jasa maka akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada

ingatan konsumen. Pentingnya asosiasi merek pada ingatan konsumen tergantung pada

bagaimana suatu merek tersebut dipertimbangkan.

3. Keunikan asosiasi merek

Adalah asosiasi terhadap suatu merek mau tidak mau harus terbagi dengan merek-merek

lain.Oleh karena itu, harus diciptakan keunggulan bersaing yang dapat dijadikan alasan

bagi konsumen untuk memilih suatu merek tertentu. Atau dengan kata lain merupakan

keunikan-keunikan yang dimiliki oleh produk/merek tersebut.

2.1.3 Harga

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa harga adalah jumlah

uang atau alat tukar lain yang senilai, yang harus dibayarkan untuk produk atau jasa

pada waktu tertentu dan di pasar tertentu.

Harga menurut Umar (2000:32) adalah sejumlah nilai yangditukarkan konsumen

dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produkatau jasa yang nilainya

ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawarmenawar, atau ditetapkan oleh

penjual untuk satu harga yang sama terhadapsemua pembeli.

Harga adalah satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan

pendapatan penjualan. Pada perusahaan-perusahaan besar, penetapan harga biasanya

ditangani oleh manajer divisi atau lini produk, akan tetapi pihak manajemen teras tetap
menentukan tujuan dan kebijakan umum mengenai harga jual, dan sering juga

menyetujui usulan harga yang diajukan oleh para manajernya (Kotler,2007 : 120).

Terdapat enam langkah pokok dalam penetapan harga jual suatu produk yang

dapat dilakukan oleh produsen (Kotler 2007 : 162), yaitu dengan :

1. Penetapan tujuan pemasaran. Seperti misalnya bertahan hidup, maksimalisasi

keuntungan jangka pendek, unggul dalam pangsa pasar, atau unggul dalam kualitas

produk.

2. Penentuan kurva permintaan yang akan memperlihatkan jumlah produk yang akan

dibeli di pasar dalam waktu tertentu, pada berbagai tingkat harga. Makin inelastis

permintaan, makin mampu perusahaan menaik-turunkan harganya.

3. Perusahaan memperkirakan perilaku biaya pada berbagai tingkat produksi dan

perilaku biaya dalam kurva pengalamannya.

4. Perusahaan menguji dan mengambil harga-harga pesaing sebagai dasar penetapan

harga jualnya sendiri.

5. Perusahaan memilih salah satu dari berbagai metode harga, yaitu :cost plus, analysis

break even dan target profit, perceived value, going rate dan sealed-bid pricing.

6. Menentukan harga akhir yang harus mencerminkan cara-cara psikologis yang paling

efektif, harus mempertimbangkan reaksi-reaksi yang mungkin timbul dari distributor,

dealer, tenaga penjualan perusahaan, pesaing, pedagang dan pemerintah.

Penetapan harga yang dilakukan oleh produsen, dalam hal ini developer

perumahan, memiliki beberapa tujuan (Peter & Olson, 2000 : 238), antara lain :

1. Meningkatkan penjualan

2. Menargetkan pangsa pasar

3. Keuntungan jangka panjang maksimum


4. Keuntungan jangka pendek maksimum

5. Pertumbuhan

6. Stabilisasi pasar

7. Menurunkan sensitivitas konsumen terhadap harga

8. Mempertahankan kepemimpinan harga

9. Menakut-nakuti pendatang baru

10. Mempercepat runtuhnya perusahaan-perusahaan marjinal

Setelah merumuskan dan menganalisa faktor-faktor penetapan harga, langkah

selanjutnya menyusun strategi harga jual. Ruang lingkup strategi harga pada umumnya

adalah (Zaharudin, 2006: 85) :

1. Harga mark-up, harga ditetapkan atas dasar harga pokok ditambah keuntungan.

2. Harga standar, harga ditetapkan atas dasar tingkat pengembalian investasi.

3. Persepsi nilai pembeli, harga ditetapkan atas dasar berbagai variabel non harga dan

lebih ditekankan atas dasar nilai manfaat bagi pembeli.

4. Harga nilai, harga ditetapkan atas dasar nilai mutu produk.

5. Sesuai harga yang berlaku, ditetapkan berdasarkan harga yang berlaku di pasar atau

para pesaing.

6. Harga penawaran tertutup, hal ini dilakukan khususnya pada penawaran tender

proyek.

Pada umumnya perusahaan tidak menetapkan harga tunggal atas suatu

produknya. Hal ini dipertimbangkan karena adanya perbedaan waktu, lokasi, jumlah

volume pemesanan dan sebagainya. Sehingga dalam menetapkan suatu harga

terdapat 3 metode penyesuaian harga, yaitu (Zaharudin, 2006: 85) :


1. Harga promosi, metode ini digunakan pada awal penjualan. Hal ini untuk

mendorong lebih banyak orang datang dan membelinya, sehingga produknya

dikenal.

2. Potongan harga (diskon), merupakan suatu kebijaksanaan perusahaan untuk

menghargai pelanggan atas volume penjualan, pembayaran tunai, pembayaran

dimuka, cuci gudang dan sebagainya.

3. Diskriminasi harga, merupakan penetapan harga jual atas perbedaan pelanggan,

lokasi, bentuk dan image produk, waktu (pagi, siang, sore dan malam).

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:278), ada empat indikator

yangmencirikan harga yaitu:

1. Keterjangkauan harga

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

3. Daya saing harga

4. Kesesuaian harga dengan manfaat.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai merek dan hargaberpengaruh terhadap keputusan pembelian

telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut

banyak memberikan masukan serta kontribusi tambahan bagi produsen untuk

melakukan pendekatan-pendekatan apa saja sehingga konsumen tertarik untuk membeli

produk tersebut. Beberapa penelitian terdahulu dapat dijelaskan berdasarkan tabel

berikut ini:

Tabel 2.3
Tabel Penelitian Terdahulu
Peneliti dan Metode
No Judul Variabel Hasil Penelitian
Tahun Analisis
1 Walukow Pengaruh Kualitas Bebas: 90 Responden Kualitas produk,
(2014) Produk, Harga, 1. Kualitas Produk harga, promosi,
Promosi dan 2. Harga Analisis lokasi secara
Lokasi Terhadap 3. Promosi Regresi Linier simultan dan parsial
Keputusan 4. Lokasi berganda memiliki pengaruh
Pembelian positif dan signifikan
Konsumen di Terikat: terhadap keputusan
Bentenan Center 5. Keputusan pembelian
Sonder Minahasa Pembelian
2 Musay Pengaruh Brand Bebas: 115 Responden Brand image yang
(2013) Image Terhadap 1. Brand Image terdiri dari citra
Keputusan Analisis perusahaan, citra
Pembelian (Survei Terikat: Regresi linier pemakai, dan citra
pada Konsumen 2. Keputusan berganda produk secara
KFC Kawi Malan) Pembelian bersama-sama
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap keputusan
pembelian

3 Sagita Pengaruh Brand Bebas: 100 responden1. Brand image


(2010) Image dan Harga 1. Brand Image berpengaruh
Terhadap 2. Harga Analisis signifikan
Keputusan regresi terhadapkeputusan
Pembelian Ulang Terikat: berganda pembelian ulang
Produk Kentucky 3. Keputusan produk Kentucky
Fried Chicken Pembelian Fried Chicken
(KFC) di Cabang (KFC)
Basko Grand Mall 2. Harga berpengaruh
oleh Mahasiswa signifikan terhadap
Universitas Negeri keputusan
Padang pembelian ulang
produk
KentuckyFried
Chicken (KFC) di
cabang Basko
Grand Mall oleh
mahasiswa
Universitas Negeri
Padang

4 Oetama Analisis Pengaruh Bebas: Sampel 100 1.Produk dan harga


(2011) Bauran Pemasaran1. Produk responden berpengaruh
terhadap 2. Harga terhadap
Keputusan 3. Promosi Analisis keputusan
Konsumen dalam 4. Saluran distribusi regresi pembelian
Pembelian Motor berganda 2.Promosi dan saluran
Honda di Sampit Terikat: distribusi tidak
5. Keputusan berpengaruh
Pembelian terhadap
keputusan
pembelian
5 Heriyanti Analisis Pengaruh Bebas : 110 responden Brand image dan
(2012) Brand Image dan 1. Brand image kualitas produk
Kualitas Produk 2. Kualitas Produk Analisis berpengaruh
terhadap regresi terhadap keputusan
Keputusan Terikat berganda pembelian konsumen
Pembelian Keputusan pada Handphone
Konsumen pada pembelian Nexian
Handphone
Nexian

Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan yang sekarang :

Penelitian ini hanya menggunakan 2 variabel independent yaitu merek (X1),

harga (X2) dan 1 variabel dependent yaitu keputusan pembelian (Y), adapun objek

dalam penelitian ini adalah konsumen yang berkunjung ke Toko Pakaian Sophie Martin

Jalan Hibrida Raya Kota Bengkulu.

2.2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Produk (merek) dan harga merupakan bagian dari strategi bauran pemasaran yang

mempunyai peran yang sangat penting yang mampu mempengaruhi keputusan

pembelian. Hal ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Oetama (2011)

yang memasukkan variabel produk, harga, dan lokasi dalam penelitian yang

dilakukannya. Dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kedua variabel tersebut

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Merujuk pada penelitian tersebut,

maka penelitian ini akan menggunakan kedua variabel strategi pemasaran tersebut

sebagai variabel bebasnya (X) dan keputusan pembelian sebagai variabel terikatnya (Y)

2.3 Kerangka Analisis

Gambar 2.1 Kerangka Analisis

Merek (X1)

Keputusan Pembelian (Y)

Harga (X2)
Sumber : Kajian Penelitian Terdahulu
Keterangan

: Pengaruh antar variabel masing-masing


X1 : Merek
X2 : Harga
Y : Keputusan Pembelian

2.4 Hipotesis
Dari penjelasan materi-materi dan hasil penelitian sebelumnya, maka peneliti

menentukan hipotesis sebagai berikut :

H1 :merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pakaian

merk Sophie Martin di Toko Baju Sophie Martin Jalan Hibrida Raya Kota Bengkulu.

H2 :harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pakaian

merk Sophie Martin di Toko Baju Sophie Martin Jalan Hibrida Raya Kota Bengkulu.

H3 :merek dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

pakaian merk Sophie Martin di Toko Baju Sophie Martin Jalan Hibrida Raya Kota

Bengkulu.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pendekatan kuantitatif. Menurut

Fauzi (2009: 19), penelitian deskriptif yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara

sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Menurut Mardalis

(2009: 26) penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan, mencatat,

menganalisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau

ada.
Sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan maka metode yang digunakan adalah

metode penelitian kuantitatif dengan jenis data kuantitatif yaitu berupa angka-angka.

Hasil penelitian kemudian diolah, di analisa melalui pendekatan regresi linier sederhana

atau statistik hasil pengelolaan disimpulkan (Achmadi, 1997: 157).

3.2 Definisi Operasional


Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang

dapat di observasi dari apa yang sedang didefinisikan atau mengubah konsep-konsep

yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang

dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain.

Maka definisi operasional dalam penelitian ini adalah :


1. Variabel Independent/Bebas :
a. Merek
Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi

dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa

penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau

jasa pesaing.
b. Harga
sejumlah nilai yangditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau

menggunakan produkatau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual

melalui tawarmenawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama

terhadapsemua pembeli.
2. Variabel Dependent/Terikat : Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh konsumen

untuk membeli produk-produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan pakaian

merek Sophie Martin.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Dalam usaha memperoleh data yang dibutuhkan, metode yang digunakan adalah :
1. Kuesioner (daftar pertanyaan)
Pengajuan kuesioner ini dilakukan dengan mengajukan daftar pertanyaan

tertulis dalam suatu daftar pertanyaan kepada responden. Kuesioner ini

menggunakan sistem tertutup, yaitu bentuk pertanyaan yang disertai alternatif

jawaban dan responden tinggal memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut,

data yang dikumpulkan meliputi :


a. Identitas responden
b. Data mengenai tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang

mempengaruhi keputusan pembelian.


Jawaban yang diberikan oleh konsumen kemudian diberi skor dengan teknik

agree-disagreescorle dengan mengembangkan pernyataan yang menghasilkan

jawaban setuju-tidak setuju dalam berbagai rentang nilai.


Urutan skala terdiri dari Angka 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat

setuju) untuk semua variabel. Kriteria jawaban yang digunakan, yakni :

Sangat tidak setuju skor = 1

Tidak setuju skor = 2

Netral skor = 3

Setuju skor = 4
Sangat setuju skor = 5

1. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data

yang diperoleh langsung dari responden melalui penyebaran angket mengenai

pengaruh merek dan harga terhadap keputusan pembelian konsumen di Toko

Sophie Martin Jalan Raya Hibrida Kota Bengkulu.


2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh informasi dan data yang diperlukan dalam penulisan

ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data Studi lapangan (Field

research). Dalam hal ini penulis menggunakan metode penyebaran angket. Angket

merupakan suatu alat pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan

yang ditujukan pada responden untuk mendapat jawaban. Menurut Arikunto

(2010: 28), angket adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan

diukur (responden). Dengan angket ini orang dapat diketahui tentang keadaan/data

diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya, dan lain-lain. Sedangkan

menurut Subana (2000: 30), angket adalah instrumen pengumpulan data yang

digunakan dalam teknik komunikasi tak langsung. Artinya responden secara tidak

langsung menjawab daftar pertanyaan tertulis yang dikirim melalui media

tertentu.
Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap

mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden

memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar

pertanyaan. Angket yang digunakan berupa angket tertutup atau angket

berstruktur. Menurut Subana (2000: 31) dalam angket berstruktur, jawaban


pertanyaan yang diajukan sudah disediakan. Responden diminta untuk memilih

salah satu jawaban yang sesuai dengan dirinya (pertanyaan bersifat tertutup).

3.4 Metode Pengumpulan Sampel


Sugiyono (2008: 107) mengatakan bahwa populasi atau universe adalah jumlah

dari keseluruhan objek (satuan-satuan/individu-individu) yang karakteristiknya hendak

diduga. Sampel adalah sebagian dari populasi (jumlahnya lebih sedikit dari pada jumlah

populasinya).
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang belanja di Toko

Sophie Martin Jalan Raya Hibrida Kota Bengkulu, dan yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah konsumen yang berbelanja di Toko Sophie Martin Jalan Raya

Hibrida Kota Bengkulu. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

accidental sampling, yaitu sampel yang ada ketika penelitian dilakukan. Penelitian ini

dilakukan di Toko Sophie Martin Jalan Raya Hibrida Kota Bengkulu, pada bulan Maret

2016.
Penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert mengharuskan responden

untuk menjawab suatu pernyataan dengan pilihan jawaban sebagai berikut :


a. Sangat Setuju (SS)
b. Setuju (S)
c. Kurang Setuju (KS)
d. Tidak Setuju (TS)
e. Sangat Tidak Setuju (STS).
Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap

(Subana, 2000: 32). Dalam penelitian ini digunakan angket tertutup dan berskala.

Jawaban telah disediakan sehingga responden tinggal mengisi dengan tanda checklist

() pada kolom yang telah disediakan. Adapun alternatif jawaban yang digunakan

sebagai berikut :

Tabel 3.2 Skala Likert dan Bobot Nilai Jawaban Responden


Kategori Jawaban Responden Nilai
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Sugiyono (2002: 88)

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian


3.5.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Menurut Arikunto (2010: 211), suatu instrumen

yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang

kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Alat analisis yang digunakan untuk

mengukur tingkat validitas data adalah dengan koefisien korelasi menggunakan

bantuan software SPSS versi 16.0. Korelasi setiap item pertanyaan dengan total

nilai setiap variabel dilakukan dengan uji korelasi pearson. Hasil uji validitas

instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1 Hasil Pengujian Validitas Instrumen

N No. Korelasi Signifikans


Variabel Ket
o Pertanyaan Pearson i Korelasi
1 Merek 1 0,554 0,011 Valid
(X1) 2 0,599 0,005 Valid
3 0,597 0,005 Valid
4 0,656 0,002 Valid
5 0,789 0,000 Valid
6 0,708 0,000 Valid
7 0,645 0,002 Valid
8 0,532 0,016 Valid
2 Harga (X2) 1 0,662 0,001 Valid
2 0,838 0,000 Valid
3 0,690 0,001 Valid
4 0,811 0,000 Valid
5 0,780 0,000 Valid
6 0,612 0,004 Valid
2 Keputusan 1 0,639 0,002 Valid
Pembelian 2 0,806 0,000 Valid
(Y) 3 0,677 0,001 Valid
4 0,520 0,019 Valid
5 0,539 0,014 Valid
6 0,562 0,010 Valid
7 0,549 0,012 Valid
8 0,720 0,000 Valid
Sumber : Data diolah, 2016

Berdasarkan tabel 3.1 di atas, pengujian validitas menunjukkan bahwa

seluruh instrumen variabel adalah valid, hal ini ditunjukkan oleh nilai korelasi

signifikansinya berada di bawah tingkat 0,05, yang berarti bahwa pertanyaan pada

variabel X1, X2 dan Y adalah valid.

3.5.2 Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui mengenai sejauh mana

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran beberapa kali terhadap

gejala yang sama tinggi rendahnya reliabilitas ditujukan oleh suatu angka

koefisien reliabilitas (Sugiyono, 2008: 83). Dalam penelitian ini teknik

pengumpulan koefisien alpha dari Cronbach uji reliabilitas di lakukan terhadap

skor jawaban atas kuisioner responden yang menggunakan program SPSS.Setelah

kuisioner disebarkan kemudian oleh para responden maka dilakukan uji validitas,

pernyataan yang tidak valid akan dihapus dan yang valid langsung dijadikan

sebagai kuisioner dalam penelitian ini.Menurut Sekaran (2009), koefisien

Cronbach;s Alpha kurang dari 0,6 mengindikasikan bahwa reliabilitas item

pertanyaan buruk, 0,7 dapat diterima dan lebih dari 0,8 adalah baik. Adapun hasil

uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen

Variabel Jumlah Item Cronbachs Ket


Pertanyaan Alpha
Merek 8 0,788

Harga 6 0,829 Reliabel

Keputusan Pembelian 8 0,781 Reliabel


Sumber : Data diolah, 2016

Berdasarkan hasil analisis data sebagaimana ditunjukkan pada tabel 3.2

dapat diketahui bahwa nilai koefisien Cronbachs Alpha variabel penelitian lebih

besar dari nilai 0,7, yang berarti bahwa seluruh instrumen penelitian mempunyai

reliabilitas yang baik.

3.6 Metode Analisis


3.6.1 Analisis Deskriptif
Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai jawaban

responden terhadap variabel-variabel penelitian yang digunakan. Analisis ini

dilakukan dengan menggunakan nilai rata-rata, untuk menggambarkan persepsi

responden atas pertanyaan item-item pertanyaan yang diajukan (Ferdina, 2006).


3.6.2 Analisis Kualitatif
Teknik analisis secara kualitatif, menggambarkan secara deskriptif tentang

kondisi atau praktek yang didapati dari hasil penelitian dan membandingkan

secara teori dan praktek yang terjadi, yang bersumber dari bukti-bukti pedoman

yang berhubungan dengan masalah yang dianalisis. Metode ini memberikan

penjelasan secara deskriptif terhadap hasil yang diperoleh dari analisis kuantitatif.

Untuk mendapatkan kecenderungan jawaban menggunakan terhadap jawaban

masing-masing variabel akan didasarkan pada nilai rata-rata skor jawaban yang

sebenarnya akan dikategorikan pada rentang skor berikut.


a. Skor minimum =1
b. Skor maksimum =5
Lebar skala = 5 1 = 0,5
5
Dengan demikian, kategori skala dapat dirumuskan sebagai berikut :

1,0 8,0 = sangat rendah

1,81-2,60 = rendah

2,61-3,40 = sedang

3,41-4,20 = tinggi

4,21-5,00 = sangat tinggi

3.6.3 Analisis Kuantitatif


Analisis kuantitatif yaitu analisis yang digunakan terhadap data yang

berwujud angka-angka dan cara pembahasannya dengan uji statistik. Analisis

kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-

variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur

statistik (Indriantoro dan Supomo, 2002).

3.6.4 Analisis Regresi Linier Berganda


Untuk mengetahui apakah merek dan harga berpengaruh terhadap

keputusan pembelian konsumen di Toko Sophie Martin Jalan Raya Hibrida Kota

Bengkulu dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana, dengan rumus

sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2+ e

Dimana :

Y = Keputusan pembelian

A = Konstanta

b1,b2 = Koefisien regresi

X1 = Merek

X2 = Harga
3.6.5 Pengujian Hipotesis
Untuk mengemukakan apakah hipotesis yang telah digunakan dapat

diterima atau ditolak dengan menggunakan :


1. Uji F
Digunakan untuk membuktikan hipotesis koefisien regresi secara keseluruhan,

dengan menggunakan signifikan 5%, = 0,05 dengan rumus:

R 2 / ( k 1)
F hitung = 1 R / ( n k )
2

Keterangan :

R = koefisien korelasi antara X dengan Y

k = jumlah variabel

n = jumlah sampel

Hasil uji F tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

a. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel

kualitas produk dapat digunakan untuk memprediksi keputusan pembelian.


b. Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel

kualitas produktidak dapat digunakan untuk memprediksi keputusan

pembelian.
2. Uji t
Digunakan untuk membuktikan hipotesis koefisien regresi secara

individu masing-masing variabel, dengan rumus :


b
t hitung = Sb

Keterangan :

b = koefisien regresi

Sb = standar error koefisien regresi


Hasil uji F tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

a. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel

kualitas produk mempengaruhi keputusan pembelian.


b. Jika t hitung <t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel

kualitas produk mempengaruhi keputusan pembelian.


3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk menjelaskan proporsi variabel terikat

yang mampu dijelaskan oleh variabel bebasnya. Nilai koefisien determinasi

adalah 0 < R2< 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam

menjalankan variabel terikat sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel terikat (Sutrisno Hadi, 1995: 36).


DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, C.N., dan Abu, 1997, Metodologi Penelitian, Jakarta, Bumi Aksara.

Arikunto, S., 2010, Proses Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Rineka Cipta.

Fauzi, M. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif (sebuah pengantar), Semarang,


Walisongo press

Fuad, 2006. Pengantar Bisnis, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Indriyo, G. 2000. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta, BPFE.

Kotler, P. dan Keller, K.L., 2007, Manajemen Pemasaran Edisi Kedua Belas, Jakarta,
PT. Indeks.

Kotler, P., 2007. Manajemen Pemasaran Jilid 1 dan 2, Jakarta, PT. Indeks Kelompok
Gramedia.

Kotler, P., dan Amstrong, G., 2008, Dasar-dasar Pemasaran Jilid 1, Jakarta,
Prenhalindo

Mardalis. 2009. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta, Bumi Aksara

Peter, J.P., dan Olson, J.C., 2000, Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran, Jakarta, Erlangga.

Rangkuti, Freddy. 2002. The Power of Brand. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Schiffman, L. dan Kanuk, L. 2006. Perilaku Konsumen, Jakarta, Indeks

Sekaran. 2009. Research Methods For Business (Metodologi Penelitian untuk Bisnis).
Jakarta: Salemba Empat

Simamora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Sofjan, A. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada

Subana, (2000), Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia

Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Bisnis, Bandung, CV. Alfabeta


Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta
Sukardi, 2009. Manajemen Distribusi : Old Distribution Chanels and Postmo
Distribution Chanels Approach Berbasis Teori dan Praktik,Yogyakarta, Graha
Ilmu

Surachman, 2008. Dasar-Dasar Manajemen Merek. Yogyakarta: Andi Yogya.

Swastha, B. & Irawan, 2001, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta, Liberty

Swastha, B. 2005. Asas-asas Marketing, Yogyakarta, Liberty

Swastha, B. dan Handoko, H. 2011. Manajemen Pemasaran-Analisis Perilaku


Konsumen. Yogyakarta, BPFE.

Tjiptono, F., 2007, Strategi Bisnis Manajemen, Yogyakarta, Andi Offset

Umar, H., 2000, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta, PT. Gramedia
Pustaka.

Zaharuddin, H., 2006, Menggali Potensi Wirausaha, Bekasi, CV. Dian Anugrah
Perkasa.
KUESIONER

A. Biodata Responden
Nama :
Umur : Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :

B. Pernyataan Merek

Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S N TS STS
1 Pakaian Sophie Martin mempunyai model dan
tipe yang variatif
2 Pakaian merek Sophie Martin mempunyai
kualitas kenyamanan yang baik
3 Pakaian Sophie Martin memberikan dan
menambah rasa percaya diri yang tinggi
4 Pakaian Sophie Martin merupakan pakaian yang
diproduksi oleh perusahaan yang memiliki
kredibilitas yang tinggi
5 Mengenal produk Sophie Martin melalui
pengenalan salah satu iklan
6 Pakaian Sophie Martin merupakan pakaian yang
memiliki merek yang terkenal
7 Pakaian Sophie Martin mempunyai banyak
pilihan warna
8 Pakaian merek Sophie Martin mempunyai
desain yang selalu mengikuti perkembangan
zaman

C. Harga
Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S N TS STS
1 Harga produk Sophie Martin tidak terlalu mahal
2 Harga yang diberikan sesuai dengan kualitas
produk
3 Harga produk Sophie Martin lebih murah
dibandingkan produk yang lain
4 Harga yang diberikan sesuai dengan manfaat
produk yang ditawarkan
5 Harga produk Sophie Martin dapat bersaing
dengan produk sejenis lainnya
6 Produk Sophie Martin memberikan potongan
harga

D. Pernyataan Keputusan Pembelian

Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S N TS STS
1 Saya memiliki kebutuhan akan fashion untuk
menunjang penampilan saya
2 Saya mencari informasi tentang beberapa merek
produk fashion
3 Mengevaluasi beberapa merek produk fashion
sebelum membeli
4 Memutuskan untuk membeli produk Sophie
Martin setelah mengevaluasi beberapa alternatif
5 Melakukan pembelian ulang terhadap produk
Sophie Martin karena telah merasa puas
6 Saya percaya dengan kualitas produk yang
ditawarkan oleh Sophie Martin
7 Saya lebih memilih berbelanja pakaian Sophie
Martin dibandingkan produk lain
8 Saya memberikan rekomendasi kepada orang
lain untuk membeli produk Sophie Martin
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Correlations

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1


X1.1 Pearson Correlation 1 ,095 ,422 ,615** ,337 ,201 ,127 ,232 ,554*
Sig. (2-tailed) ,690 ,064 ,004 ,147 ,396 ,594 ,324 ,011
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X1.2 Pearson Correlation ,095 1 ,416 ,162 ,423 ,304 ,333 ,229 ,599**
Sig. (2-tailed) ,690 ,068 ,496 ,063 ,192 ,151 ,332 ,005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X1.3 Pearson Correlation ,422 ,416 1 ,295 ,338 ,416 ,214 ,036 ,597**
Sig. (2-tailed) ,064 ,068 ,207 ,145 ,068 ,365 ,881 ,005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X1.4 Pearson Correlation ,615** ,162 ,295 1 ,464* ,321 ,305 ,321 ,656**
Sig. (2-tailed) ,004 ,496 ,207 ,039 ,167 ,191 ,168 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X1.5 Pearson Correlation ,337 ,423 ,338 ,464* 1 ,500* ,377 ,501* ,789**
Sig. (2-tailed) ,147 ,063 ,145 ,039 ,025 ,101 ,024 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X1.6 Pearson Correlation ,201 ,304 ,416 ,321 ,500* 1 ,632** ,113 ,708**
Sig. (2-tailed) ,396 ,192 ,068 ,167 ,025 ,003 ,635 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X1.7 Pearson Correlation ,127 ,333 ,214 ,305 ,377 ,632** 1 ,225 ,645**
Sig. (2-tailed) ,594 ,151 ,365 ,191 ,101 ,003 ,340 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X1.8 Pearson Correlation ,232 ,229 ,036 ,321 ,501* ,113 ,225 1 ,532*
Sig. (2-tailed) ,324 ,332 ,881 ,168 ,024 ,635 ,340 ,016
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
X1 Pearson Correlation ,554* ,599** ,597** ,656** ,789** ,708** ,645** ,532* 1
Sig. (2-tailed) ,011 ,005 ,005 ,002 ,000 ,000 ,002 ,016
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2


X2.1 Pearson Correlation 1 ,587** ,173 ,601** ,294 ,299 ,662**
Sig. (2-tailed) ,006 ,465 ,005 ,209 ,200 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20
X2.2 Pearson Correlation ,587** 1 ,805** ,544* ,500* ,268 ,838**
Sig. (2-tailed) ,006 ,000 ,013 ,025 ,253 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20
X2.3 Pearson Correlation ,173 ,805** 1 ,368 ,536* ,151 ,690**
Sig. (2-tailed) ,465 ,000 ,111 ,015 ,525 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20
X2.4 Pearson Correlation ,601** ,544* ,368 1 ,544* ,450* ,811**
Sig. (2-tailed) ,005 ,013 ,111 ,013 ,047 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20
X2.5 Pearson Correlation ,294 ,500* ,536* ,544* 1 ,536* ,780**
Sig. (2-tailed) ,209 ,025 ,015 ,013 ,015 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20
X2.6 Pearson Correlation ,299 ,268 ,151 ,450* ,536* 1 ,612**
Sig. (2-tailed) ,200 ,253 ,525 ,047 ,015 ,004
N 20 20 20 20 20 20 20
X2 Pearson Correlation ,662** ,838** ,690** ,811** ,780** ,612** 1
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,001 ,000 ,000 ,004
N 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y


Y.1 Pearson Correlation 1 ,423 ,520* ,386 ,411 ,087 ,204 ,192 ,639**
Sig. (2-tailed) ,063 ,019 ,093 ,072 ,716 ,388 ,418 ,002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y.2 Pearson Correlation ,423 1 ,655** ,456* ,383 ,393 ,408 ,376 ,806**
Sig. (2-tailed) ,063 ,002 ,043 ,096 ,086 ,074 ,102 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y.3 Pearson Correlation ,520* ,655** 1 ,326 ,101 ,333 ,151 ,362 ,677**
Sig. (2-tailed) ,019 ,002 ,161 ,670 ,151 ,525 ,117 ,001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y.4 Pearson Correlation ,386 ,456* ,326 1 -,095 ,326 ,218 ,204 ,520*
Sig. (2-tailed) ,093 ,043 ,161 ,690 ,161 ,355 ,389 ,019
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y.5 Pearson Correlation ,411 ,383 ,101 -,095 1 ,203 ,313 ,304 ,539*
Sig. (2-tailed) ,072 ,096 ,670 ,690 ,391 ,180 ,193 ,014
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y.6 Pearson Correlation ,087 ,393 ,333 ,326 ,203 1 -,050 ,579** ,562**
Sig. (2-tailed) ,716 ,086 ,151 ,161 ,391 ,833 ,007 ,010
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y.7 Pearson Correlation ,204 ,408 ,151 ,218 ,313 -,050 1 ,446* ,549*
Sig. (2-tailed) ,388 ,074 ,525 ,355 ,180 ,833 ,049 ,012
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y.8 Pearson Correlation ,192 ,376 ,362 ,204 ,304 ,579** ,446* 1 ,720**
Sig. (2-tailed) ,418 ,102 ,117 ,389 ,193 ,007 ,049 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Y Pearson Correlation ,639** ,806** ,677** ,520* ,539* ,562** ,549* ,720** 1
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,001 ,019 ,014 ,010 ,012 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 20 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,788 8

Reliability

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 20 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,829 6
Reliability

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 20 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,781 8
DATA UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Merek Harga Keputusan Pembelian


N
o 1 2 3 4 5 6 7 8 J 1 2 3 4 5 6
J
1 2 3 4 5 6 7 8
J
ml ml ml
1 4 4 4 3 4 3 3 4 29 4 3 3 3 4 4 21 4 4 4 4 4 4 3 3 30
2 3 3 3 3 4 3 4 3 26 4 5 5 5 5 4 28 3 3 3 4 3 4 5 4 29
3 3 4 4 3 3 4 4 3 28 4 4 4 4 4 4 24 4 2 3 4 3 2 4 2 24
4 4 3 3 3 2 3 4 3 25 4 4 4 3 3 3 21 3 4 4 4 4 4 4 4 31
5 5 4 5 5 5 5 4 3 36 4 4 4 4 4 3 23 5 4 5 4 5 4 4 5 36
6 4 4 4 4 4 5 5 5 35 3 4 4 3 4 4 22 3 3 3 4 4 4 4 3 28
7 4 4 4 4 4 4 4 5 33 4 4 4 5 4 4 25 4 3 3 4 3 3 3 2 25
8 4 4 4 4 4 4 5 4 33 4 4 4 3 3 3 21 3 2 4 3 2 3 2 2 21
9 4 2 3 4 2 2 3 3 23 4 3 3 4 4 4 22 4 5 4 4 4 4 4 4 33
1
0 3 3 3 3 3 3 3 3 24 4 4 4 4 3 3 22 3 4 4 4 3 4 3 2 27
1
1 3 4 3 4 4 4 5 4 31 4 4 4 3 4 4 23 3 4 4 3 4 3 4 2 27
1
2 3 4 4 3 3 2 3 4 26 4 4 4 4 4 5 25 2 2 2 3 4 4 2 3 22
1
3 3 2 4 3 3 4 4 3 26 4 4 4 4 5 4 25 3 4 3 4 4 3 4 3 28
1
4 4 2 3 4 4 3 3 5 28 4 5 5 4 5 4 27 3 4 4 4 3 4 4 5 31
1
5 4 3 4 3 3 4 4 3 28 5 5 4 5 4 5 28 4 3 3 4 4 3 3 2 26
1
6 4 4 4 3 4 3 4 4 30 3 3 3 3 3 4 19 2 2 3 3 3 4 3 4 24
1
7 3 3 3 3 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 24 2 3 3 3 3 2 4 3 23
1
8 4 3 3 3 4 4 4 4 29 3 4 5 3 4 4 23 4 4 4 4 3 4 3 3 29
1
9 4 4 3 4 4 3 4 4 30 5 5 5 5 5 5 30 4 3 3 2 5 3 4 3 27
2
0 3 4 3 3 3 4 3 3 26 3 3 4 4 4 4 22 5 4 4 4 4 4 4 5 34

Anda mungkin juga menyukai