Rinitis difteri
Sudah jarang dijumpai
Membran keabuan melekat di konka inf. + dasar hidung, kl
diangkat terjadi perdarahan
RINITIS KRONIS
Dibagi menjadi : - Rinitis kronik non spesifik
- Rinitis kronik spesifik
Penatalaksanaan :
A. Medikal
Kesembuhan sempurna tidak dapat terjadi, tujuan th/
mempertahankan higienis hidung
1. Irigasi hidung & angkat krusta- lrt NaCl 0,9%
2. Oleskan lrt glukosa 25% dlm gliserin (cegah tumbuhnya
organisme proteolitik sbkan bau)
3. Antibiotika lokal
4. Streptomicin 1 gr/hr thd Klebsiella
5. Vitamin A, D dan zat Fe
B Operasi
Operasi Youngs hidung ditutup 6 bln
Operasi modifikasi Youngs 1 hidung
Penyempitan rongga hidung:
Injeksi submukosa
Insersi lemak/kart. di bwh mukoperiosteum
Pergeseran ke medial ddg lat. hidung
Rinitis Atrofi Sekunder
Infeksi spesifik spt. Sifilis, lupus, lepra & rinoskleroma destruksi atrofi
Radioterapi
Konkotomi yg berlebihan
RINITIS KRONIS SPESIFIK
1. Sifilis
2. Tuberculosis
3. Leprosi
4. Rhinoscleroma
5. Jamur
Ad1. Sifilis
2 tipe : didapat & kongenital
1. Didapat :
a. Primer ulcus primer di vestibulum (jarang)
b. Sekunder - = rinitis simpleks dg krusta & fissura
di vestibulum
c. Tersier ada gumma di septum saddle nose
2. Kongenital :
a. Awal 3 bln pertama, discaj purulen
b. Lanjut manifes pubertas, spt tersier + stigmata
sifilis (keruh kornea, tuli, gigi Hutchinson)
Ad 2. Tuberkulosis
Primer jarang di hidung, tp sekunder dr Paru
Lesi pd. bag ant septum & konka inf
Pertama infiltrasi nodular, kmd ulserasi dan perforasi
septum bag kartilago
Diagnosis dg biopsi dan pewarnaan khusus
Th/ obat antituberkulosis
Ad 3. Leprosi
Hidung terlibat sbg bag peny sistemik
Dimulai dr bag anterior septum & konka inf
Discaj eksesif + mukosa bengkak & merah
Lebih lanjut krusta & perdarahan
Lesi nodular septum ulserasi perforasi
Cacat terjadi : rinitis atrofi, depresi hidung, destruksi
nasal spine, dan retrusi kolumela
Diagnosis kerokan mukosa nasal & biopsi
Th/ : dapson, rifampisin dan isoniasid
Ad 4. Rinoskleroma
Klebsiella rhinoscleromatis/ Frisch bacillus
Penyakit mulai di hidung meluas ke sal nafas
3 tingkat Atrofi ganulomatosis sikatrik
Diagnosis: biopsi- sel Mikulicz & badan Russel
Terapi : streptomisin 1 gr/hr + tetrasiklin 2gr/hr
selama 4-6 minggu, k/p + steroid
Ad 5. Jamur
Rhinosporidiosis : massa polipoidal kemerahan
melekat pd septum/ ddg lat
Aspergillosis : pd orang daya tahan tubuh turun, tampak
membran abu2/ hitam, fungus ball pd rongga sinus
Mucormycosis : dpt fatal dg cepat, pd DM tdk terkontrol/
kurang daya tahan tubuh, infeksi meluas ke orbita, tulang
kribiform, mening & otak. Jamur menyerang arteri & sb kan
kerusakan endotel & trombosis. Temuan khas massa nekrotik
hitam memenuhi cavum nasi.
RINITIS ALERGI
Reaksi hipersensitif dari jaringan
mukosa hidung terhadap bahan tertentu/
alergen inhalan (aero) yang diantarai Ig E
dan berkarakteristik discaj hidung encer/meler,
sumbatan hidung, bersin serta hidung gatal
ETIOLOGI
Alergen Inhalan/ Aero alergen
Predisposisi genetik :
20 % - salah satu orangtua
47 % - kedua orangtua
Alergen bersifat:
1. Protein atau glikoprotein
2. Mudah larut
3. Mudah diabsorbsi melalui membran mukosa
PEMBAGIAN ALERGEN
1. AERO ALERGEN
- Serbuk sari (padi-padian, rumput-rumputan, jagung)
- Debu rumah
- Jamur
- Dander ( manusia, kucing, anjing, kuda, burung )
- Kecoa
- Tungau ( house dust mite Dermatophagoides sp
th 1964 * 8 kaki
* Segmentasi tubuh -
bukan insekta ( hexapoda ) tapi Arachnoidea
Makanannya kulit manusia
tp hidup : kamar tidur tempat tidur
( 25OC30OC, Kelembaban 50 80 % )
2. INGESTAN
- Susu - Ikan
- Kacang - Kacang kedelai
- Telur - Tomat
- Nenas
- Ayam
- Kopi
- Teh
- Sea food ( udang, kepiting, Kerang )
Reaksi hipersensitifitas tipe I
( Gell & Combs)
1. Tipe immediate :
reaksi sangat cepat ( beberapa menit setelah provokasi
alergen )
2. Atopi :
Dapat manifes yang berbeda :
- Reaksi alergi
- Asthma B
- Eczema
- Urtikaria
3. Anafilaksis :
Paling ekstrim : ok injeksi penicilin
PATOGENESIS
- Ig E mudah berikatan dengan reseptor pada sel
mast dan basofil
RAS Seasonal
RAP Perennial
Sedang
Berat
GEJALA
1. Bersin
2. Gatal
3. Rinore / Meler
4. Tersumbat
- Anosmia ( penciuman )
- Ageusia
- Gangguan Tuba Eustachius
- Konjunctivitis
TANDA :
- Pucat (mukosa) lividae !!
DD/ :
- Rinitis eosinofil non alergi
- R. vasomotor
- Sinusitis
TERAPI
1. Avoidance test alergi prick tes (cukit)
3. Obat-obatan
Antihistamin
I. CTM murah !! - sedasi (+), kering (+)
II. Loratadine, Cetirizin MAHAL - sedasi (), kering ()
III. Levocetirizin
Kortikosteroid
- Oral
- Topical semprot hidung ( jangka panjang )
Dekongestan
Sodium cromoglycate
4. Metode operasi
RINITIS VASOMOTOR
Mukosa hidung hiper reaktif terhadap stimuli
tertentu tanpa penyebab alergi yang dapat di
identifikasi
Patogenesis :
Mukosa hidung -p. darah >>,aktifitas berlebih para-simpatis
rangsang pembesaran & sekresi kelenjar [ saraf otonom
dikontrol hipotalamus (p. emosi)]
Mukosa hidung juga hipereaktif thd stimuli non spesifik
ETIOLOGI
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Hereditas
2. Infeksi
3. Kondisi dasar
4. Faktor emosi dan psikologis
5. Pengaruh endokrin
6. Lokus sensitif
7. Defleksi septum
8. Obat-obatan
9. Penggunaan >> aplikasi local ( Rebound Phenomenon )
FAKTOR PRESIPITASI
1. Kondisi cuaca/atmosfir
2. Alkohol, debu, minyak wangi
3. Refleks
PATOLOGI
Umumnya hiperemis dan hipertrofi
Terutama hipertrofi konka inferior
Polip tapi jarang
GEJALA KLINIS
1. Bersin
2. Rinore ( encer )
3. Obstruksi nasal
4. PND ( Post Nasal Drip )
DD/ : - R. A
- Infeksi
- Benda asing / adenoid (pada anak)
THERAPI
1. Avoidance
2. Anti histamine
3. Obat hidung/topikal steroid
4. Kauter
5. Diatermi submukosa
6. Psychological Adjustment
7. Operasi konkotomi dan vidian neuroktomi
RINITIS MEDIKAMENTOSA
Sering
disebabkan pemakaian lama dari obat tetes
dekongestan
Terapi dengan :
Stop pemakaian obat
Terapi steroid sistemik jangka pendek
Reduksi konka dg operasi kl hipertrofi konka (+)
RINITIS NON-ALERGI LAINNYA :
1. Rinitis diinduksi obat
Antihipertensi: reserpin, guanetidin, m-dopa,
propanolol blok simpatetik hidung terasa
sesak
Antikolinesterase : neostigmin obstruksi nasal
Pil kontrasepsi (estrogen) obstruksi nasal
2. Rinitis kehamilan
ok perubahan hormonal- mukosa edem blok
terapi hati-2
3. Rinitis emosional
Keadaan emosi : cemas, ketegangan, perang,
penghinaan, kebencian/dendam, kesedihan
Terapi : konseling psikologis
imipramin (antidepresan + antikolinergik)
4. Rinitis ok Hipotiroidisme
hipoaktif simpatetik sistim predominan
parasimpatetik : hidung sesak dan kedinginan
Terapi : pemberian hormon tiroid
5. Rinitis gustatory
Makanan pedas : rinore, hidung sesak, lakrimasi,
keringat dan merah wajah- respon kolinergik thd
stimuli reseptor sensori di mulut.
Terapi ipratropium bromide semprot hidung