Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ABDUL HARIS

NIM : G1D115061
KELAS : IV A

Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Jembatan Gentala Arasy Terhadap


Penggunaan Jamban Sehat
Kebiasaan masyarakat terhadap perilaku buang air besar sembarangan atau
tidak menggunakan jamban sehat yang dapat menyebabkan kuman penyebar penyakit
menyebar merupakan salah satu masalah kesehatan. Hal ini dipengaruhi oleh banyak
faktor, antara lain tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat, sosial budaya,
status ekonomi, ketersediaan air bersih dan sarana yang kurang memadai.
Status ekonomi berkontribusi terhadap rendahnya cakupan dan akses terhadap
jamban terutama jamban sehat. Kemampuan ekonomi masyarakat terutama
masyarakat miskin sangat rendah, sehingga masyarakat tidak mampu membuat
jamban, karena untuk membuat jamban membutuhkan biaya yang tidak murah. Hal
inilah yang menyebabkan jumlah penduduk dengan cakupan kepemilikan dan
pemanfaatan jamban rendah.
Dari segi pengetahuan, masih banyak masyarakat yang belum mengerti betapa
berbahayanya jika kita buang air besar sembarangan. Rendahnya pengetahuan
masyarakat akan penyakit penyakit yang dapat ditularkan melalui air sangat
berpengaruh terhadap kebiasaan buang air besar mereka. Kurangnya informasi
tentang penggunaan jamban di masyarakat membuat kebiasaan buang air besar di
sembarang tempat sulit dirubah.
Tantangan lain dalam menghadapi masalah ini adalah sosial budaya dan
perilaku masyarakat yang masih terbiasa buang air besar di sembarang tempat,
khususnya di badan air/sungai yang juga digunakan untuk mandi, mencuci, dan
kebutuhan higienis lainnya. Dilihat dari segi sosial budaya, masyarakat masih ada
yang mempunyai kebiasaan buang air besar di sungai. Hal ini akan mengakibatkan air
terkontaminasi dan menjadi sumber infeksi penyakit penyakit yang ditularkan
melalui air. Hal ini sejalan juga dengan tingkat penididikan yang rendah. Semakin
rendah tingkat pendidikan masyarakat akan semakin susah merubah kebiasaan
mereka buang air besar sembarangan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut ada beberapa alternatif kebijakan yang
bisa diterapkan antara lain dengan pemberdayaan masyarakat, Promosi Kesehatan
yang lebih intensif, meningkatkan dukungan pemerintah dan pemangku kepentingan
lainnya dalam meningkatkan perilaku higienis dan saniter serta melakukan advokasi
dan sosialisasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya secara
berjenjang.
Pemberdayaan bertujuan agar masyarakat merasa lebih terpicu untuk merubah
perilaku mereka dari Buang air besar di sembarang tempat menjadi buang air besar di
jamban. Karena prinsip pemberdayaan adalah dari, oleh dan untuk masyarakat.
Kegiatan pemberdayaan yang saat ini sedang gencar dilakukan adalah Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat ( STBM ). Upaya promosi kesehatan juga merupakan alternative
kebijakan yang bisa dijalankan. Upaya upaya promosi yang bisa dilakukan antara
lain penyuluhan, kampanye Stop Buang Air Besar Sembarangan, Pemutaran film ke
desa desa terpencil yang diselingi pesan pesan kesehatan, dan sebagainya. Dengan
upaya promotif ini masyarakatt diharapkan meningkat pengetahuannya, khususnya
pengetahuan mengenai Stop BABS.
Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan cakupan kepemilikan dan akses
masyarakat terhadap jamban. Ada pula upaya tidak langsung yang dilakukan yaitu
dengan melakukan sosialisasi dan advokasi kepada para pemangku kebijakan. Hal ini
dimaksudkan agar program dan kegiatan yang sudah direncanakan mendapat
dukungan baik moral maupun material.
Dari beberapa alternatif kebijakan di atas maka dilakukan Pemberdayaan
masyarakat sebagai langkah yang tepat untuk meningkatkan cakupan dan akses
masyarakat terhadap jamban. Salah satu upaya pemberdayaan yang dilakukan adalah
dilaksanakannya Program Pengembangan lingkungan sehat. Bentuk kegiatannya
berupa penyediaan / pengawasan sarana air bersih, jamban dan sarana pembuangan
air limbah dimana kegiatan ini lebih dititikberatkan pada penyediaan jamban bagi
masyarakat miskin. Kegiatan ini menjadi salah satu kebijakan yang dianggap strategis
karena berpihak untuk masyarakat miskin. Selain bisa memberikan manfaat yang
positif bagi masyarakat, kegiatan ini mempunyai dampak pencitraan yang positif pula
bagi para pengambil kebijakan. Dengan adanya kegiatan ini masyarakat penerima
bantuan diharapkan mampu mewujudkan stimulant yang diberikan menjadi sebuah
bangunan jamban yang layak. Kebijakan ini harus terus digulirkan dan anggarannya
pun selalu diprioritaskan. Adapun paket stimulant jamban yang diberikan untuk
masyarakat miskin berisi closet, pipa, pintu dan semen. Paket yang diberikan hanya
berupa stimulant karena harapannya masyarakat bisa terpicu dengan adanya stimulant
ini dan tidak hanya menggantungkan pada pemerintah saja. Tujuannya yaitu untuk
meningkatkan cakupan dan akses masyarakat terhadap jamban sehat.

Anda mungkin juga menyukai