Anda di halaman 1dari 7

PELAKSANAAN SELF-CARE ASSISSTANCE DI PANTI WREDA

Azam David Saifullah*, Yuni Dwi Hastuti**

Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro


Jl. Profesor H. Soedarto, SH, Tembalang Semarang, 50275, Indonesia
azamsaifullah@gmail.com

ABSTRAK
Pelaksanaan self-care assisstance menjadi pelayanan yang merupakan inti dari pelayanan yang diberikan
panti wreda bagi lansia. Self-care assisstance adalah pendampingan maupun pemenuhan kebutuhan
keseharian bagi lansia, sayangnya pelayanan perawatan lansia ini di Indonesia belum dapat dioptimalkan
sesuai kebutuhan spesifik tiap lansia, serta belum dapat terdokumentasi dengan baik. Jumlah pemberi
pelayanan perawatan yang jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan lansia yang ada di panti wreda
merupakan salah satu penyebabnya. Kedua hal tersebut saling terkait dan menjadi faktor dalam sulitnya
proses evaluasi yang akan dilakukan terkait dengan kualitas pelayanan di panti wreda. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan self-care assistance yang dilakukan oleh pemberi
pelayanan perawatan pada lansia, self-care assistance dipandang sebagai suatu intervensi yang setiap hari
selalu dilakukan pemberi pelayanan perawatan sehingga dapat dengan mudah menjadi salah satu tolak
ukur kualitas pelayanan. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis ini akan dilakukan
dengan sampel mahasiswa keperawatan program profesi yang telah menyelesaikan praktik stase gerontik
sejumlah 9 mahasiswa. Proses analisa data dilakukan dengan menggunakan teori Krueger dan Casey.
Hasil penelitian ini mendefinisikan self-care assisstance, merumuskan tujuan pelaksanaan self-care
assisstance, merumuskan bentuk-bentuk tindakan self-care assisstance, kendala yang mungkin muncul,
serta saran penatalaksaan kendala pelaksanaan self-care assisstance. Selanjutnya diharapkan dapat
dijadikan wacana dan bahan pertimbangan dalam melaksanakan self-care assisstance pada lansia di panti
wreda.

Kata Kunci : Self-care assisstance, lansia, panti wreda

94 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 1, No. 2, November 2013; 94-100


Pendahuluan kronis, degeneratif, maupun berbagai
Populasi kelompok usia lanjut memang macam kanker semakin meningkat, juga
belum dapat dipersentase hingga saat ini, angka kematian akibat penyakit-penyakit
namun, diperkiraan proporsi kelompok usia tersebut yang meningkat. Kecacatan akibat
lanjut semakin meningkat disertai dengan penyakit degeneratif pun tidak akan
penurunan kelompok usia anak-anak dan terhindarkan, sehingga menurunkan
kelompok usia kerja. Bahkan diperkirakan produktifitas para usia lanjut.
jumlah orang dengan usia lanjut akan Penurunan produktifitas dari kelompok
melebihi jumlah anak-anak pada tahun usia lanjut ini terjadi karena terjadi
2047. Sebagai gambaran, sejak tahun 1950, penurunan fungsi, sehingga akan
populasi lansia meningkat 11% hingga menyebabkan kelompok usia lanjut
tahun 2007 sesuai hasil survei United mengalami penurunan dalam melaksanakan
Nation (Reed, Clarke, & Macfarlane, 2012). kegiatan harian seperti makan, ke kamar
Piramida penduduk Indonesia mandi, berpakaian, dan lainnya dalam
menunjukkan adanya peningkatan dari activity daily living. Lansia dirasakan
6,5% menjadi 7,8% di tahun 2010 dalam semakin mirip dengan anak-anak, dalam
jangka 10 tahun. Peningkatan tersebut ketergantungan pemenuhan kebutuhan
mengindikasikan bahwa kelompok usia dasarnya, hal inilah yang menyebabkan
lanjut semakin meningkat serta pada akhirnya lansia dikirim ke panti wreda
mengindikasikan adanya peningkatan (Reed, Clarke, & Macfarlane, 2012) (Wood
harapan hidup bagi lansia. Peningkatan & Haber, 2006).
kelompok usia lanjut dalam kategori usia Pelayanan utama di panti wreda adalah
ekstrim yaitu diatas 75 tahun juga self-care asistance, yang merupakan
meningkat dari 6,8% menjadi 10,2% di pendampingan bagi lansia. Self-care
tahun 2010. Fenomena peningkatan asistance dapat dilakukan dengan optimal
populasi usia lanjut ini tidak hanya terjadi bila jumlah dari pemberi pelayanan
di negara maju atau negara berkembang keperawatan memadai, sayangnya rasio
saja, namun dialami banyak negara-negara jumlah perawat dan lansia di panti wreda
di dunia. Faktor yang mempengaruhi sangat tidak berimbang. Hal inilah yang
peningkatan populasi ini adalah penurunan menjadikan banyaknya kerjasama dari
tingkat kesuburan dari tiap individu institusi pendidikan keperawatan dan panti
sehingga diperkirakan akan mengalami wreda untuk saling bekerjasama.
penurunan jumlah anak-anak dimasa depan Mahasiswa yang telah diberi pengetahuan
(Badan Pusat Statistik, 2011). mengenai perawatan pada lansia dapat
Peningkatan populasi usia lanjut menerapkannya ke lansia secara langsung
memberikan efek yang sangat besar bagi dengan bimbingan dan supervisi dari dosen
semua aspek kehidupan. Dari sudut terkait serta perlu dievaluasi secara
pandang ekonomi misalnya, populasi lanjut menyeluruh.
usia akan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi, investasi, konsumsi, uang Metode
pensiun, dan pajak. Sudut pandang sosial Penelitian yang telah dilakukan
memberikan gambaran bahwa peningkatan merupakan penelitian kualitatif yang
populasi ini akan mempengaruhi komposisi berfokus pada pengalaman, interpretasi,
keluarga, permintaan akan perumahan, tren serta makna hidup pemberi pelayanan
migrasi, epidemiologi dan peningkatan keperawatan pada lansia. Pendekatan yang
kebutuhan akan perawatan kesehatan. digunakan peneliti adalah pendekatan
Politik juga akan dipengaruhi dengan fenomenologis. Pendekatan fenomenologis
peningkatan populasi lanjut usia (DeLaune membantu peneliti mengerti dan memahami
& Ladner, 2010). dunia responden penelitian sehingga
Pengaruh peningkatan populasi usia peneliti mengerti apa dan bagaimana suatu
lanjut ini akan sangat tampak pada hal pengertian mengenai self-care asistance
ekonomi dan sosial, dimana seperti kita yang dikembangkan oleh responden
ketahui saat ini angka kejadian penyakit (Denzin & Lincoln, 2009). Narasumber

Pelaksanaan Self-Care Assisstance Di Panti Wreda 95


Azam David Saifullah, Yuni Dwi Hastuti
dalam penelitian ini adalah mahasiswa Haber, 2006) sebagai bentuk triangulasi.
profesi Ners yang telah menyelesaikan Triangulasi dilakukan dengan observasi
semua stase dan dipilih dengna metode pelaksanaaan self-care asistance yang telah
purposive sampling. dilakukan oleh narasumber (Rabiee,
Pengambilan data berupa focus group Fatemeh, 2004).
discussion (FGD), dilakukan pada Teknik pengolahan dan analisa data
kesembilan narasumber dengan membagi dilakukan dengan menerapkan teori
mereka ke dalam dua kelompok. FGD Krueger dan Casey. Tahap-tahap analisis
direkam secara audio dan audio-visual, data menurut Krueger dan Casey antara lain
serta catatan lapangan pada tiap FGD. familiarization, identifying a thematic
Setelah FGD dilakukan, membercheck framework, indexing, charting, dan
dilakukan kepada narasumber (Wood & interpretation (Rabiee, Fatemeh, 2004).

Hasil
Self-care assistance pada Kelompok Usia Lanjut di Panti Wreda

Kebutuhan self-care Hasil pelaksanaan


assistance pada lansia self-care assistance
pendampingan Peningkatan
Activities of Daily Pelaksanaan self-care kemandirian lansia;
Living (ADL); assistance pada lansia terpenuhinya
bantuan pemenuhan kebutuhan aktifitas
ADL; monitor sehari-hari lansia;
pemenuhan ADL. faktor risiko jatuh
dapat dicegah.

Tujuan self-care Bentuk tindakan self- Kendala-kendala self- Usaha mengatasi


assistance care assistance care assistance kendala
Memenuhi kebutuhan Monitor Lansia; Internal perawat Peningkatan
lansia; memandirikan edukasi pada lansia; (kemampuan teknik kapasitas perawat;
lansia; mencegah Pendampingan komunikasi,bahas, pengembangan
faktor risiko kegiatan sehari-hari budaya); eksternal sarana-prasarana
lansia; bantuan untuk (penurunan fungsi Panti Wreda.
kegiatan sehari-hari; indera pada lansia,
intervensi hambatan mobilitas
pendukung. fisik lansia, karakter
lansia).
Bagan 1.1 Big Picture pelaksanaan self-care assistance pada lansia di panti wreda

Diskusi pemenuhan ADL ini sesuai dengan proses


Lansia yang berada di panti wreda keperawatan berupa pengkajian. Tindakan
sangat bervariasi keadaanya, dari data hasil monitoring ini dapat dimasukkan dalam
observasi yang telah dilakukan, terdapat tindakan pengkajian, pun tindakan
lansia yang memerlukan total care. Meski intervensi keperawatan, atau kedua-duanya.
demikian, kebutuhan self-care assistance Hal tersebut dapat terjadi apabila pada saat
lansia di panti wreda secara umum berupa monitoring dilakukan (sebagai bentuk
kebutuhan untuk didampingi pelaksanaan intervensi), ditemukan masalah lain,
ADL-nya, bantuan pemenuhan ADL, dan sehingga dapat turut mengkaji hal lain yang
monitor pemenuhan ADL. Monitor digunakan untuk analisa data pada masalah

96 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 1, No. 2, November 2013; 94-100


keperawatan yang lain (Barbara, Erb, kemandirian lansia, juga dengan
Berman, & Snyder, 2004). memberikan tugas bagi lansia.
Pendampingan self-care assistance Tujuan pelaksanaan self-care assisstance
ditujukan pada lansia yang dapat adalah
melakukan ADL sebagian. Lansia yang 1. Memenuhi kebutuhan kegiatan sehari-
berada di panti wreda memiliki kemampuan hari lansia
dalam melakukan sebagian besar komponen 2. Memandirikan lansia dalam memenuhi
dalam ADL, dari hasil observasi dan kebutuhan sehari-hari
wawancara pada petugas panti, sekitar 80% 3. Mencegah faktor risiko pada lansia
lansia memiliki indeks KATZ sedang
hingga tinggi. Sehingga tindakan yang Penelitian ini menhasilkan rumusan
dilakukan perawat adalah mendampingi tujuan pelaksanaan self-care assistance
kegiatan sehari-hari lansia yang belum yang dapat digunakan dalam mengevaluasi
dapat optimal dilakukan oleh lansia pelaksanaan self-care yagn dilakukan.
tersebut. Sedangkan Bantuan pemenuhan Kriteria hasil pelaksanaan tiga tujuan
kegiatan sehari-hari dilakukan pada lansia pelaksanaan self-care assistance tersebut
yang memang tidak dapat memnuhi dapat dirinci sebagai berikut:
sebagian atau seluruh kegiatan sehari- 1. Memenuhi kebutuhan kegiatan sehari-
harinya. Seperti tertuang dalam Nursing hari lansia: lansia makan teratur dan
Intervention Classification, tindakan self- sesuai porsi; klien mampu meningkatkan
care assistance dilakukan tidak hanya sosialisasi; lingkungan lansia bersih;
monitoring, namun juga mendampingi dan toiletting dapat dilakukan.
membantu secara langsung untuk 2. Memandirikan lansia dalam memenuhi
memenuhi kebutuhan kegiatan sehari-hari kebutuhan sehari-hari: pemenuhan
lansia (Bulechek, Butcher, & Dochterman, makan mandiri; mandi sendiri;
2008). berpindah secara mandiri; toiletting
Self-care assistance adalah intervensi mandiri.
keperawatan yang dilakukan dengan 3. Mencegah faktor risiko pada lansia:
membantu memenuhi aktivitas sehari-hari, Lansia berpindah dengan aman;
mendampingi pelaksanaan aktivitas sehari- lingkungan aman; penggunaan alat
hari, dan memotivasi pelaksanaannya bantu berjalan dengan benar;
secara mandiri. Kurang dan lebih dari
definisi dari self-care assistance yang kami Bentuk-bentuk tindakan dalam
dapatkan dalam penelitian ini nampaknya pelaksanaan self-care assistance pada lansia
sejalan dengan definisi secara teori, yaitu di panti wreda sesuai dengan penelitian ini
rangkaian tindakan yang dilakukan dengan dirumuskan sebagai berikut:
cara mendampingi orang lain untuk 1. Monitor lansia,
melakukan aktivitas harian (Bulechek, Monitor dilakukan dengan
Butcher, & Dochterman, 2008) . memonitor kemampuan self-care lansia,
Penelitian ini menunjukkan bahwa dapat dilakukan dengan pengkajian
pelaksanaan self-care assistance merupakan melalui wawancara, maupun observasi
intervensi keperawatan, padahal meliputi kemampuan lansia melakukan
pelaksanaan dari self-care assistance tidak pembersihan ruang, berpindah,
hanya dilakukan oleh perawat. Hal ini tentu menyiapkan makan dan makan, juga
agak membingungkan, namun hal tersebut termasuk komunikasi; memonitor
tidak lagi membingungkan bilamana kebutuhan perawatan lansia terkait
pelaksanaan self-care assistance dengan personal hygiene, hal ini
didelegasikan kepada pemberi perawatan dilakukan oleh panti wreda dengan
lansia. Patut diketahui, rasio perbandingan menyediakan peralatan mandi seperti
lansia dan pemberi perawatan di panti sabun, shampo, sikat gigi dan pasta gigi,
wreda Harapan Ibu adalah 3:40 sehingga selain itu juga menyediakan peralatan
pihak panti melakukan modifikasi kebersihan dalam panti berupa sapu, alat
sedemikian rupa dengan meningkatkan pel, dan lain sebagainya; termasuk

Pelaksanaan Self-Care Assisstance Di Panti Wreda 97


Azam David Saifullah, Yuni Dwi Hastuti
dalam monitoring adalah melakukan cek (Forciea, Schwab, Raziano, & Moury,
ulang riwayat klien terkait dengan 2004).
penyakit yang pernah diderita, juga 3. Motivasi lansia
disertai dengan pemeriksaan fisik dan Motivasi pada lansia meliputi
penunjang yang diperlukan secara motivasi untuk meningkatkan
berkala. kemandirian lansia dalam melakukan
Bentuk kegiatan dalam monitor self-care assistance. Tindakan motivasi
lansia tersebut sesuai dengna teori, yang dilakukan narasumber antara lain
bahwa monitor kemampuan self-care mendorong penggunaan kruk, tongkat,
dilakukan dengan pengkajian dan walker; motivasi lansia untuk dapat
kemampuan self-care klien yang melakukan toiletting secara mandiri;
meliputi kemampuan klien dalam motivasi lansia untuk makan secara
melakukan perawatan pembersihan mandiri, motovasi penyiapan makan
rumah, berbelanja dan bertransportasi, tidak dilakukan karena persiapan makan
laundry, menyiapkan makan dan makan, dilakukan oleh petugas panti; motivasi
dan komunikasi; Memonitor kebutuhan untuk selalu meningkatkan komunikasi
pasien mengenai peralatan untuk dengan lansia dalam satu kamar.
personal hygiene, berpakaian, Tindakan tindakan dalam
berdandan, toileting, dan makan secara memotivasi pelaksanaan self-care secara
mandiri (Bulechek, Butcher, & mandiri, tersebut sesuai dengan teori
Dochterman, 2008) yaitu motivasi pelaksanaan self-care
2. Edukasi lansia, sesuai dengan kemampuan klien.
Edukasi yang dimaksud dalam hasil Pelaksanaan self-care pada lansia
penelitian ini adalah pemberian mungkin akan berbeda setiap harinya,
informasi terkait dengan lansia. sehingga selain perlu dimonitor
Informasi atau pendidikan yang peningkatan dan penurunan kemampuan
dimaksud adalah pendidikan kesehatan self-care lansia, juga dengan
mengenai cara berjalan yang benar, memberikan motivasi untuk
penggunaan alat bantu jalan, serta meningkatkan, maupun
penggunaan herbal bagi lansia. mempertahankan self-care yang sudah
Pendidikan kesehatan yang diberikan ke atau masih dapat dilakukan oleh lansia
lansia ini meliputi pendidikan kesehatan (Bulechek, Butcher, & Dochterman,
yang terkait dengan pemenuhan self- 2008) (Forciea, Schwab, Raziano, &
care assistance yang dilakukan pada Moury, 2004)
lansia di panti wreda. Pelaksanaan 4. Pendampingan lansia
pendidikan kesehatan dapat disampaikan Pendampingan yang dilakukan pada
secara individual, maupun dalam lansia dilakukan dengan mendampingi
kelompok. klien dalam melaksanakan self-care.
Patut diperhatikan bila memberikan Pendampingan yang dimaksud adalah
pendidikan kesehatan dalam kelompok, melakukan supervisi pada saat lansia
perlu mengidentifikasi terlebih dahulu melakukan self-care. Pendampingan
pengetahuan spesifik yang perlu yang dilakukan oleh perawat antara lain
ditingkatkan, serta menyesuaikan cara menemani berjalan, menuntun lansia
penyampaian dengan kemampuan saat berjalan, menemani makan,
kelompok lansia yang menjadi sasaran. mengantarkan mandi, menawarkan
Mengajarkan keluarga atau pemberi bantuan, dan menemani lansia pada saat
pelayanan bagi klien dalam diperlukan untuk pelaksanaan self-care.
pendampingan self-care klien. Mendampingi klien dalam
Pengajaran pada pemberi perawatan di memenuhi kebutuhannya; melakukan
panti dapat berupa pendidikan kesehatan pelaksanaan self-care ke klien.
mengenai self-care pada lansia serta Pendampingan dapat dilakukan dengan
bagaimana pelaksanaannya di panti beberapa cara, berupa supervisi,
observasi, atau benar-benar membantu

98 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 1, No. 2, November 2013; 94-100


lansia dalam melakukkan pemenuhan Kedua hal tersebut memiliki efek yang
kebutuhan perawatan dirinya. besar dalam pelaksanaan self-care
Pendampingan ini disesuaikan dengan assistance. Pelaksanaan self-care assistance
kebutuhan klien, dan sebaiknya akan terganggu atau terjadi perbedaan
mengarah pada kemandirian lansia. persepsi sehingga mengganggu pelaksanaan
(Bulechek, Butcher, & Dochterman, intervensi. Perbedaan bahasa dan budaya
2008) hendaknya dapat diminimalisir untuk
5. Bantuan ke lansia mengurangi mispersepsi. Penurunan
Pelaksanaan self-care assistance mispersepsi dapat dilakukan dengan
tidak hanya mendampingi atau melakukan pengenalan berbagai budaya dan
meotivasi, namun juga membantu bahasa oleh perawat sebelum berinteraksi,
pelaksanaan self-care dari lansia dapat pula dengan melakukan wawancara
tersebut. Pelaksanaan bantuan untuk pada petugas lain yang sebelumnya
self-care ini berupa membantu ADL; bertanggung jawab pada pasien. Kendala
menyiapkan sarana-prasarana personal berupa cara komunikasi dapat diatasi
hygiene; mengkoordinasikan dengan dengan cara meningkatkan strategi
petugas lain untuk kebersihan komunikasi, sehingga bukan tidak mungkin
lingkungan. bahwa perawat pun dituntut melakukan
Terdapat model perawatan berupa update strategi komunikasi dengan lansia.
penugasan individu, penugasan individu Kendala eksternal berasal dari lansia
ini berfokus pada pelaksanaan tugas yaitu pendengaran lansia berkurang;
dasar seperti personal hygiene, dan penglihatan berkurang; adanya gangguan
dilakukan secara rutin. Lansia mobilitas fisik; karakteristik sifat lansia.
disarankan untuk melakukan tugas yang Beberapa kendala tersebut tidak dapat
berfokus pada individu masing-masing, diubah, namun dapat dimaksimalkan
sehingga tetap mempertahankan fungsi fungsinya untuk mendukung pelaksanaan
tubuhnya. (Reed, Clarke, & Macfarlane, self-care, misalnya untuk gangguan
2012) penglihatan, panti dapat menyediakan
6. Intervensi pendukung penerangan yang cukup bagi lansia, selain
Intervensi pendukung untuk lansia itu untuk mengoptimalkan gerak sendi
terkait dengan self-care yang sudah dapat dilakukan tindakan latihan ROM
dilakukan oleh lansia dapat pula maupun senam kaki atau senam lain yang
dilakukan. Beberapa tindakan dalam sesuai, pun juga untuk gangguan yang lain.
intervensi pendukung, antara lain Strategi untuk mengatasi kendala
memberikan latihan gerak sendi; dalam pelaksanaan self-care assistance
mengajarkan relaksasi otot progresif; dirumuskan menjadi dua. Pertama,
mengajarkan latihan nafas dalam; peningkatan kapasitas perawat yang dapat
senam; masase. Tindakan berupa dilakukan dengan berbagai hal yaitu dengan
intervensi pendukung dapat dilakukan peningkatan strategi komunikasi, membaca
sebagai integrasi dengan intervensi self- buku yang terkait, dan mengikuti seminar
care assistance ataupun terpisah. dan pelatihan terkait. Kedua,
Intervensi pendukung seperti yang sudah pengembangan sarana-prasarana yang dapat
diutarakan tidak tercantum dalam dilakukan untuk mengatasi kendala yang
Nursing Intervention Classification, mungkin dialami adalah dengan pengadaan
sehingga dapat dimasukkan dalam alat yang dibutuhkan, pengadaan obat yang
intervensi lain yang sesuai. dibutuhkan, penyediaan bahan habis pakai,
pengadaan penunjang self-care pada lansia.
Kendala pelaksanaan self-ccare Model ini lebih difokuskan pada
assistance yang mungkin akan dialami individu dibandingkan dengan hasil yang
dalam pelaksanaannya berasal dari internal dicapai. Lansia diharapkan menunjukkan
maupun eksternal perawat. Kendala internal peningkatan yang signifikan terkait dengan
perawat yaitu adanya perbedaan bahasa dan self-care-nya.
budaya, serta kemampuan komunikasi.

Pelaksanaan Self-Care Assisstance Di Panti Wreda 99


Azam David Saifullah, Yuni Dwi Hastuti
Pelayanan di panti wreda bukan merupakan Nursing (7th ed., Vol. 1). Upper
pilihan pertama dalam pelayanan pada Saddle River, New Jersey, United
kelompok lanjut usia. Pelayanan di panti States of America: Pearson Prentice
wreda merupakan upaya terakhir dari Hall.
pemerintah bilamana upaya lainnya tidak Bulechek, G. M., Butcher, H. K., &
dapat dilakukan oleh pemerintah. Pelayanan Dochterman, J. M. (2008). Nursing
di panti meliputi: pemberdayaan, kemitraan, Interventions Classifications (NIC).
partisipasi, desentralisasi, dan peningkatan Missouri: Mosby.
jaringan kerja dan kemitraan, pembangunan DeLaune, C. S., & Ladner, K. P. (2010).
dan pengembangan partisipasi dan advokasi Fundamentals of Nursing: Standards
bagi lansia. Pelayanan berupa pemenuhan & Practise (fourth edition ed.). New
kebutuhan fisik, mental, sosial dan York: Delmar.
perlindungan hukum merupakan prioritas Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (2009).
dalam pelayanan di panti (Direktur Jenderal Handbook of Qualitative Research. (S.
Pelayanann dan Rehabilitasi Sosial, 2003) Z. Qudsy, Penyunt., Dariyatno, B. S.
Fata, Abi, & J. Rinaldi, Penerj.)
Kesimpulan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
1. Self-care assistance adalah intervensi Direktur Jenderal Pelayanann dan
keperawatan yang dilakukan dengan Rehabilitasi Sosial. (2003). Kebijakan
melakukan tindakan-tindakan berupa dan Program Pelayanan Sosial Lanjut
monitoring, pendampingan, dan Usia di Indonesia. Jakarta:
motivasi dengan tujuan agar lansia dapat Departemen Sosial RI.
melakukan kegiatan sehari-hari. Forciea, M. A., Schwab, E. P., Raziano, D.
2. Tujuan dari self-care assistance pada B., & Moury, R. L. (2004). Geriatric
lansia di panti wreda adalah memenuhi Secrets 3rd Edition. Pennsylvania:
kebutuhan lansia; memandirikan lansia; Hanley & Belfus.
mencegah faktor risiko. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online.
3. Bentuk-bentuk pelaksanaan self-care (t.thn.). Dipetik April 17, 2013, dari
assistance pada lansia di panti wreda kamusbahasaindonesia.org:
adalah monitor Lansia; edukasi pada kamusbahasaindonesia.org/panti%20w
lansia; Pendampingan kegiatan sehari- reda
hari lansia; bantuan untuk kegiatan Rabiee, Fatemeh. (2004). Focus-Group
sehari-hari; intervensi pendukung. Interview and Data Analysis. Dipetik
4. Kendala-kendala yang dapat dialami 05 27, 2011, dari Cambidge Journal
dalam pelaksanaan self-care assistance web site:
pada lansia di panti wreda adalah http://journals.cambridge.org/downloa
internal perawat (kemampuan teknik d.php?file=/PNS/PNS63_04/S0029665
komunikasi,bahas, budaya); eksternal 104000874a.pdf&code=e0718315a6b2
(penurunan fungsi indera pada lansia, 24d05d1724b76fbc7feb
hambatan mobilitas fisik lansia, karakter Reed, J., Clarke, C. L., & Macfarlane, A.
lansia). (2012). Nursing Older Adults. New
5. Saran pelaksanaan self-care assistance York: Open University Press.
pada lansia di panti wreda adalah WHO. (2003). Definition of an older or
peningkatan kapasitas perawat; elderly person. Dipetik 7 7, 2013, dari
pengembangan sarana-prasarana Panti WHO International website:
Wreda. http://www.who.int/healthinfo/survey/
ageingdefnolder/en/
Daftar Pustaka Wood, G. L., & Haber, J. (2006). Nursing
Badan Pusat Statistik. (2011). Umur dan Research : Methods and Critical
Jenis Kelamin (Hasil Sensus Penduduk Appraisal for Evidence-Based Practise
2010). Jakarta: Badan Pusat Statistik. (6th ed.). St. Louis, Missouri: Mosby
Barbara, K., Erb, G., Berman, A., & Elseiver.
Snyder, S. J. (2004). Fundamental of

100 Jurnal Keperawatan Komunitas . Volume 1, No. 2, November 2013; 94-100

Anda mungkin juga menyukai