FISIKA BIOLOGI
2014
BIOOPTIK
Oleh
1. HAZELELFONI EFRAIM PANGI
2. NATALIA SOMBOALLO
3. NINDI NATANIA
Dosen
Drs. H. Lamri, M.Kes,
dr. Hilda
Ir. Joko Susilo, M.Si
Agus Evendi, SSi., Biomed
Hesti Prawita W, SST., M.Kes
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini :
a. Untuk mengetahui cara pendekatan gejala optik
b. Untuk mengetahui lensa dan jenis jenis kesesatan lensa
c. Mengenal alat-alat Optik pada manusia
d. Membahas tentang penyimpangan penglihatan dan teknik koreksi
e. Mengetahui Teori tanggap warna
f. Mengetahui sumber dan sifat cahaya
g. Membahas hubungan gelombang cahaya dengan gelombang Elektromagnetik
h. Serta Mengaplikasikan Sinar dalam Bidang Kedokteran
2
1.3 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara pendekatan mengenai gejala optik ?
b. Apa itu lensa?
c. Apa saja jenis-jenis kesesatan lensa?
d. Apa saja alat-alat optic pada manusia?
e. Bagaimana penyimpangan penglihatan dan teknik koreksi?
f. Bagaimana teori tanggap warna?
g. Apa saja sumber dan sifat cahaya?
h. Bagaimana hubungan cahaya dengan gelombang elektromagnetilk?
i. Aplikasi sinar dalam bidang kedokteran?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2 Lensa
Lensa adalah sebuah alat untuk mengumpulkan atau menyebarkan cahaya, biasanya
terbentuk dari sepotong gelas yang dibentuk (Giancoli, 2001). Pada proses terbentuknya
bayangan pada lensa, ada kalanya cahaya yang datang setelah dibiaskan oleh lensa, tidak
berpotongan pada satu titik. Akibatnya, bayangan yang dibentuk tidak hanya sebuah. Hal ini
dikarenakan jarak titik api lensa tergantung pada index bias lensa, sedang index bias tersebut
berbeda-beda untuk panjang gelombang yang berbeda. Sehingga jika sinar tidak
monokhromatik (polikhromatik), lensa akan membentuk sejumlah bayangan yang berbeda-
beda posisinya dan juga ukurannya, meskipun sinarnya itu paraxial. Sinar paraxial adalah
sinar datang yang membentuk sudut terkecil dengan sumbu utama.Adanya kenyataan bahwa
bayangan yang dibentuk tidak sesuai dengan perkiraan yang didasarkan pada persamaan
Gauss inilah yang disebut Aberasi.
Jenis-jenis Lensa
a. Lensa cembung (konveks)
Lensa cembung memiliki permukaan lebih tebal pada bagian tengahnya daripada bagian
tepinya. Lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya sehingga disebut lensa konvergen.
Lensa cembung terdiri atas 3 macam bentuk, yaitu lensa bikonveks, lensa plankonveks, dan
lensa konkaf konveks.
b. Lensa cekung (konkaf)
Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian tepinya.
Lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya sehingga disebut juga lensa divergen. Lensa
cekung terdiri atas 3 jenis, yaitu bikonkaf, lensa plankonkaf, dan lensa.
5
2.3 Jenis-jenis Kesesatan Lensa
Pengertian Aberasi
Aberasi disebut juga kesesatan atau kecacatan lensa.Aberasi adalah kelainan bentuk
bayangan yang dihasilkan oleh lensa atau cermin. Suatu kesalahan dalam system optis
sehingga bayangan yang terjadi tidak sama dengan bendanya. Pada lensa atau cermin,
kadang-kadang terbentuk bayangan yang tidak dikehendaki.Misalnya timbulnya jumbai-
jumbai berwarna di sekitar bayangan.Hal ini terjadi jika semua sinar dari sebuah objek titik
tidak difokuskan pada sebuah titik bayangan tunggal,sehingga muncul bayangan yang tidak
hanya satu atau munculnya bayangan buram yang dihasilkan inilah yang disebut aberasi
(Tippler, 2001).
Aberasi optik adalah degradasi kinerja suatu sistem optik dari standar pendekatan
paraksialoptika geometris.Degradasi yang terjadi dapat disebabkan sifat-sifat optik dari
cahaya maupun dari sifat-sifat optik sistem kanta sebagai medium terakhir yang dilalui sinar
sebelum mencapai mata pengamatnya.
Jenis-jenis aberasi:
1. Aberasi Sferis
Adalah gejala kesalahan terbentuknya bayangan yang diakibatkan pengaruh kelengkungan
lensa atau cermin. Aberasi semacam ini akan menghasilkan bayangan yang tidak memenuhi
hukum-hukum pemantulan atau pembiasan.
Pembentukan bayangan pada lensa tipis sejauh ini adalah pembentukan bayangan oleh
sinar-sinar paraksial atau sinar-sinar yang dekat dengan sumbu utama lensa sehingga
bayangan yang terbentuk terkesan sangat jelas dan tajam.Pada kenyataannya, bayangan yang
dibentuk oleh lensa tidak selalu tajam, bahkan bisa saja terlihat kabur (buram).Cacat
bayangan seperti ini disebabkan oleh berkas sinar yang jauh dari sumbu utama tidak dibiaskan
sebagaimana yang diharapkan.Berkas sinar sejajar yang jauh dari sumbu utama dibiaskan
lensa tidak tepat di fokus utama, tetapi cenderung untuk mendekati pusat optik (Gambar).
Semakin jauh dari sumbu utama, berkas sinar sejajar ini akan semakin mendekati pusat optik
lensa. Cacat inilah yang disebut aberasi sferis. Aberasi ini dapat dihilangkan dengan
mempergunakan diafragma yang diletakkan di depan lensa atau dengan lensa gabungan
aplanatis yang terdiri dari dua lensa yang jenis kacanya berlainan
Ada dua jenis aberasi Sferis :
6
a. Aberasi Sferis Aksial
Aberasi sferis aksial menimbulkan ketidakpastian letak bayangan sepanjang arah sumbu
optik.
b. Aberasi Sferis lateral
Aberasi lateral menyebabkan kekaburan bayangan titik sumber sinar berupa bundaran
kekaburan pada arah tegak lurus sumbu optic.
c. Koma
Pada dasarnya, koma sama dengan aberasi sferik yakni sebagai akibat dari kegagalan
lensa dalam membentuk gambar dari sinar pusat dan sinar-sinar yang melalui daerah yang
lebih ke pinggir lensa pada satu titik. Hanya saja, pada koma sebuah titik benda akan
terbentuk bayangan seperti bintang berekor, gejala koma ini tidak dapat diperbaiki dengan
diafragma.
d. Astigmatisme
Sementara Astigmatisma itu sama dengan koma dalam hal bahwa koma itu
terbentuk akibat penyebaran gambar dari suatu titik pada suatu bidang yang tegak lurus pada
sumbu lensa sedangkan asigmatisma terbentuk sebagai penyebaran gambar dalam suatu arah
sepanjang sumbu lensa. Dalam ketiga hal tersebut, gambarnya akan menjadi kabur. Adapun
distorsi timbul akibat dari pembesaran yang berbeda dalam arah yang menjauhi sumbu lensa;
sehingga suatu benda yang tadinya berbentuk garis lurus akan berubah bentuknya menjadi
melengkung.
2. Aberasi Kromatik
Adalah Pembiasan cahaya yang berbeda panjang gelombang pada titik fokus yang
berbeda.Prinsip dasar terjadinya aberasi kromatis oleh karena fokus lensa berbeda-beda untuk
tiap-tiap warna. Akibatnya bayangan yang terbentuk akan tampak berbagai jarak dari lensa.
Aberasi kromatik timbul akibat perbedaan indeks bias lensa untuk panjang gelombang cahaya
yang berbeda; cahaya yang terdiri dari berbagai panjang gelombang akan mengalami distorsi
atau penguraian warna bila melalui lensa tersebut, dan fokus pun akan berbeda-beda menurut
warna dan panjang gelombang tersebut sehingga terbentuklah gambar sesuai dengan masing-
masing panjang gelombang itu.
Ada dua macam aberasi kromatik :
7
Perubahan aberasi dalam ukuran bayangan. Untuk menghilangkan terjadinya aberasi
kromatis dipakai lensa flinta dan kaca krown; lensa kembar ini disebut
Achromatic double lens.
3. Aberasi Monokromatik
Aberasi monokromatik sering juga disebut aberasi tingkat ketiga adalah aberasi yang
terjadi walaupun sistem optik mempunyai lensa dengan bidang speris yang telah sempurna
dan tidak terjadi dispersi cahaya.
Muka gelombang sinar yang datar, setelah melewati kantaakan berinterferensi dengan
muka gelombang sinar di sekitarnya dan menjadi muka gelombang aberasi yang berbentuk
speris.
Abersi monokromarik terbagi menjadi dua :
a. Aberasi defocus
Adalah aberasi yang disebabkan karena titik api (en:focal point, foci) tidak terletak pada
titik fokus paraksial sperisnya, disebut juga titik santir Gauss (en:Gaussian image point).
Defokus, disebut juga wavefront aberration, dimodelkan dengan kesalahan longitudinal
gelombang cahaya yang terjadi karena pergeseran titik api ideal pada bidang fokal menuju
titik api pengamatan pada sumbu optis, berikut beserta sperisnya (en:radius of curvature)
masing-masing yang bersinggungan pada pusat optis kanta. Sinar yang tidak terfokus pada
titik api ideal akan merambat menuju bidang fokal secara transversal dan membentuk
lingkaran gamang yang kita kenal dengan istilah blur.
Aberasi defokus dapat dikurangi dengan membuat sinar insiden terkolimasi (en:collimated
light) dan jarak hiperfokal. Cahaya kurang terkolimasi pada nilai bukaan kecil memperbesar
interferensi longitudinal gelombang cahaya yang membias menuju ke titik api, interferensi
tersebut akan menimbulkan gelombang cahaya resultan yang dapat jatuh di luar titik api.
b. Aberasi kurva medan
Adalah sebuah aberasi pada sistem optik yang mempunyai bidang fokal menyerupai
lingkaran/kurva.Bayangan yang dibentuk oleh lensa pada layer letaknya tidak dalam satu
bidang datar melainkan pada bidang lengkung. Peristiwa ini disebut lengkungan medan atau
lengkungan bidang bayangan.
Penerapan Aberasi
Contoh Sifat Aberasi dalam kehidupan sehari-hari
8
1. Visus Mata
Visus adalah kemampuan seseorang untuk dapat melihat suatau objek dengan jelas tanpa
akomodasi. Dengan kata lain visus adalah suatu bilangan yang menunjukkan ketajaman
penglihatan.
Misal :
Visus A : 6/40
Artinya : si A dapat mengenal huruf tersebut pada jarak 6 m sedangkan orang
normal dapat mengenal huruf tersebut pada jarak 40 m.
Untuk menghasilkan detail penglihatan, sistem optik mata harus memproyeksikan
gambaran yang fokus pada fovea, sebuah daerah di dalam makula yang memiliki densitas
tertinggi akan fotoreseptor konus/kerucut sehingga memiliki resolusi tertinggi dan
penglihatan warna terbaik. Ketajaman dan penglihatan warna sekalipun dilakukan oleh sel
yang sama, memiliki fungsi fisiologis yang berbeda dan tidak tumpang tindih kecuali
dalam hal posisi. Ketajaman dan penglihatan warna dipengaruhi secara bebas oleh masing-
masing unsur.
A. Pengertian
Alat optik merupakan alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya.Alat optik
membuat hidup manusia lebih mudah dan berarti.Anda dapat menikmati keindahan alam
semesta, mengabadikan saat-saat terindah pada lembaran foto, atau bahkan bisa membuat
sehelai rambut di kepala menjadi terlihat sebesar lengan.
B. Macam-Macam Alat Optik
1. Mata
Setiap manusia memiliki alat optik tercanggih yang pernah ada, yaitu mata.Mata
merupakan bagian dari pancaindra yang berfungsi untuk melihat.Mata membantu kita
menikmati keindahan alam, melihat teman-teman, mengamati benda-benda di sekeliling,
9
dan masih banyak lagi yang dapat kita nikmati melalui mata.Coba bayangkan bila manusia
tidak mempunyai mata atau mata kita buta, tentu dunia ini terlihat gelap gulita.
Bagian-Bagian Mata
Apabila diamati, ternyata mata terdiri atas beberapa bagian yang masing-masing
mempunyai fungsi berbeda-beda tetapi saling mendukung. Bagian-bagian mata yang
penting tersebut, antara lain, kornea, pupil, iris, aquaeus humour, otot akomodasi, lensa
mata, retina, vitreous humour, bintik kuning, bintik buta, dan saraf mata.
a. Kornea. Kornea merupakan bagian luar mata yang tipis, lunak, dan transparan.Kornea
berfungsi menerima dan meneruskan cahaya yang masuk pada mata, serta melindungi
bagian mata yang sensitif di bawahnya.
b. Pupil. Pupil merupakan celah sempit berbentuk lingkaran dan berfungsi agar cahaya
dapat masuk ke dalam mata.
c. Iris. Iris adalah selaput berwarna hitam, biru, atau coklat yang berfungsi untuk
mengatur besar kecilnya pupil.Warna inilah yang Anda lihat sebagai warna mata
seseorang.
d. Aquaeus Humour. Aquaeus humour merupakan cairan di depan lensa mata untuk
membiaskan cahaya ke dalam mata.
e. Otot Akomodasi. Otot akomodasi adalah otot yang menempel pada lensa mata dan
berfungsi untuk mengatur tebal dan tipisnya lensa mata.
f. Lensa Mata. Lensa mata berbentuk cembung, berserat, elastis, dan bening.Lensa ini
berfungsi untuk membiaskan cahaya dari benda supaya terbentuk bayangan pada
retina.
10
g. Retina. Retina adalah bagian belakang mata yang berfungsi sebagai tempat
terbentuknya bayangan.
h. Vitreous Humour. Vitreous humour adalah cairan di dalam bola mata yang berfungsi
untuk meneruskan cahaya dari lensa ke retina.
i. Bintik Kuning. Bintik kuning adalah bagian dari retina yang berfungsi sebagai tempat
terbentuknya bayangan yang jelas.
j. Bintik Buta. Bintik buta adalah bagian dari retina yang apabila bayangan jatuh pada
bagian ini, maka bayangan tampak tidak jelas atau kabur.
k. Saraf Mata. Saraf mata befungsi untuk meneruskan rangsangan bayangan dari retina
menuju ke otak.
Proses terlihatnya benda oleh mata yaitu benda yang berada di depan mata memantulkan
cahaya. Cahaya tersebut masuk ke mata melalui pupil yang kemudian akan dibiaskan oleh
lensa mata sehingga terbentuk bayangan pada retina. Oleh saraf, bayangan tadi diteruskan ke
pusat saraf sehingga Anda terkesan melihat benda.
Pembentukan Bayangan
11
Lensa mata dapat mencembung atau pun memipih secara otomatis karena adanya otot
akomodasi (otot siliar).Untuk melihat benda yang letaknya dekat, otot siliar menegang
sehingga lensa mata mencembung dan sebaliknya untuk melihat benda yang letaknya jauh,
otot siliar mengendur (rileks), sehingga lensa mata memipih.
Agar benda/objek dapat terlihat jelas, objek harus terletak pada daerah penglihatan mata,
yaitu antara titik dekat dan titik jauh mata. Titik dekat (punctum proximum = pp) adalah
titik terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata ( 25 cm). Pada titik dekat ini
lensa mata akan mencembung maksimal. Titik jauh (punctum remotum = pr) adalah titik
terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata, jaraknya tak terhingga. Pada titik
jauh ini, lensa mata akan memipih maksimal.
b. Cacat Mata
Tidak semua mata manusia dapat membentuk bayangan tepat pada retina, ada mata yang
mengalami anomali. Hal ini dapat terjadi karena daya akomodasi mata sudah berkurang
sehingga titik jauh atau titik dekat mata sudah bergeser.Keadaan mata yang demikian
disebut cacat mata.
Cacat mata yang diderita seseorang dapat disebabkan oleh kerja mata (kebiasaan mata) yang
berlebihan atau cacat sejak lahir.
1) Miopi (Rabun Jauh)
Miopi adalah kondisi mata yang tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang
letaknya jauh. Penderita miopi titik jauhnya lebih dekat daripada tak terhingga (titik jauh <
~) dan titik dekatnya kurang dari 25 cm. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat
dipipihkan sebagaimana mestinya sehingga bayangan dari benda yang letaknya jauh akan
jatuh di depan retina. Untuk dapat melihat benda-benda yang letaknya jauh agar nampak
jelas, penderita miopi ditolong dengan kaca mata berlensa cekung (negatif).Miopi dapat
terjadi karena mata terlalu sering/terbiasa melihat benda yang dekat. Cacat mata ini sering
dialami tukang jam, tukang las, operator komputer, dan sebagainya.
12
2) Hipermetropi (Rabun Dekat)
Hipermetropi adalah cacat mata dimana mata tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda
yang letaknya dekat. Titik dekatnya lebih jauh daripada titik dekat mata normal (titik dekat
> 25 cm).
Penderita hipermetropi hanya dapat melihat dengan jelas benda-benda yang letaknya
jauh sehingga cacat mata ini sering disebut mata terang jauh. Hipermetropi disebabkan
lensa mata terlalu pipih dan sulit dicembungkan sehingga bila melihat benda-benda yang
letaknya dekat, bayangannya jatuh di belakang retina.Supaya dapat melihat benda-benda
yang letaknya dekat dengan jelas, penderita hipermetropi ditolong dengan kaca mata
berlensa cembung (positif).
Hipermetropi dapat terjadi karena mata terlalu sering/terbiasa melihat benda-benda yang
jauh.Cacat mata ini sering dialami oleh orang-orang yang bekerja sebagai sopir, nahkoda,
pilot, masinis, dan sebagainya.
4) Astigmatisma
Astigmatisma adalah cacat mata dimana kelengkungan selaput bening atau lensa mata tidak
merata sehingga berkas sinar yang mengenai mata tidak dapat terpusat dengan
sempurna.Cacat mata astigmatisma tidak dapat membedakan garis-garis tegak dengan garis-
garis mendatar secara bersama-sama.Cacat mata ini dapat ditolong dengan kaca mata
berlensa silinder.
C. Tipuan Mata
Selain memiliki banyak keunggulan, mata manusia juga memiliki beberapa
keterbatasan. Oleh karena itu, dalam pengamatan dan pengukuran, mata tidak selalu
13
memberikan hal-hal yang benar. Perhatikan gambar berikut!
2. LUP
Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri atas sebuah lensa cembung.Lup
digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar nampak lebih besar dan jelas. Ada 2 cara
dalam menggunakan lup, yaitu dengan mata berakomodasi dan dengan mata tak
berakomodasi.
Pada saat mata belum menggunakan lup, benda tampak jelas bila diletakkan pada titik
dekat pengamat (s = sn) sehingga mata melihat benda dengan sudut pandang . Pada
Gambar (b), seorang pengamat menggunakan lup dimana benda diletakkan antara titik O
dan F (di ruang I) dan diperoleh bayangan yang terletak pada titik dekat mata pengamat (s' =
sn). Karena sudut pandang mata menjadi lebih besar, yaitu , maka mata pengamat
berakomodasi maksimum.
3. KAMERA
Kamera adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan bayangan fotografi pada film
negatif.Pernahkah Anda menggunakan kamera?Biasanya Anda menggunakan kamera untuk
mengabadikan kejadian-kejadian penting.
a. Lensa cembung, berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk sehingga terbentuk
bayangan yang nyata, terbalik, dan diperkecil.
b. Diafragma, adalah lubang kecil yang dapat diatur lebarnya dan berfungsi untuk
mengatur banyaknya cahaya yang masuk melalui lensa.
c. Apertur, berfungsi untuk mengatur besar-kecilnya diafragma.
d. Pelat film, berfungsi sebagai tempat bayangan dan menghasilkan gambar negatif, yaitu
gambar yang berwarna tidak sama dengan aslinya, tembus cahaya.
Dalam kamera terdapat lensa cembung yang berfungsi sebagai pembentuk bayangan.
Jika sebuah benda diletakkan di ruang tiga sebuah lensa cembung akan terbentuk bayangan
nyata, terbalik, dan diperkecil. Antara kamera dan mata manusia terdapat persamaannya,
yaitu benda yang diambil oleh kamera dan benda yang dilihat mata manusia berada di ruang
15
tiga dan lensa kamera atau lensa mata.Sehingga terbentuk bayangan yang sifatnya nyata,
terbalik, dan diperkecil.
Pada kamera bayangan ini diusahakan jatuh tepat di plat film yang mempunyai sifat
sangat peka terhadap cahaya. Jika plat film yang peka cahaya ini dikenai cahaya maka plat
film mengalami perubahan kimia sesuai dengan cahaya dan benda di depan kamera. Plat ini
masih peka cahaya, agar plat film ini menjadi tidak peka terhadap cahaya dalam studio perlu
dicuci atau dimasukkan ke dalam larutan kimia tertentu. Setelah plat film dicuci atau
dimasukkan ke dalam larutan kimia tadi, plat film menjadi tidak pekat terhadap cahaya dan
terlihat gambar pada plat film yang disebut gambar negatif (negatif film). Untuk
memperoleh gambar yang sesuai dengan gambar semula yang diambil di depan kamera,
film negatif ini kemudian dicetak pada kertas film (biasanya kertas film warnanya putih).
Gambar pada kertas film merupakan gambar dan benda yang diambil di depan kamera
tersebut dan disebut gambar positif. Gambar positif sangat tergantung pada proses
pembentukan bayangan pada plat film ini, jika bayangan terjadi pada plat film ini kabur atau
kurang jelas menyebabkan hasil cetakannya nanti juga kabur atau tidak jelas. Untuk
memperoleh hasil pemotretan yang bagus, lensa dapat Anda geser maju mundur sampai
terbentuk bayangan paling jelas dengan jarak yang tepat, kemudian Anda tekan tombol
shutter.
Pelat film menggunakan pelat seluloid yang dilapisi dengan gelatin dan perak
bromida untuk menghasilkan negatifnya.Setelah dicuci, negatif tersebut dipakai untuk
menghasilkan gambar positif (gambar asli) pada kertas foto.Kertas foto merupakan kertas
yang ditutup dengan lapisan tipis kolodium yang dicampuri dengan perak klorida.Gambar
yang ditimbulkan pada bidang transparan disebut gambar diapositif.
4. MIKROSKOP
Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar tampak
jelas dan besar.Mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung.Lensa yang dekat dengan
benda yang diamati (objek) disebut lensa objektif dan lensa yang dekat dengan pengamat
disebut lensa okuler.Mikroskop yang memiliki dua lensa disebut mikroskop cahaya lensa
ganda.
Karena mikroskop terdiri atas dua lensa positif, maka lensa objektifnya dibuat lebih
kuat daripada lensa okuler (fokus lensa objektif lebih pendek daripada fokus lensa
16
okuler).Hal ini dimaksudkan agar benda yang diamati kelihatan sangat besar dan mikroskop
dapat dibuat lebih praktis (lebih pendek).
Benda yang akan amati diletakkan pada sebuah kaca preparat di depan lensa objektif
dan berada di ruang II lensa objektif ( fobj< s < 2 fobj ). Hal ini menyebabkan bayangan yang
terbentuk bersifat nyata, terbalik dan diperbesar.Bayangan yang dibentuk lensa objektif
merupakan benda bagi lensa okuler.
Untuk memperoleh bayangan yang jelas, Anda dapat menggeser lensa okuler dengan
memutar tombol pengatur.Supaya bayangan terlihat terang, di bawah objek diletakkan
sebuah cermin cekung yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya dan diarahkan pada
objek. Ada dua cara dalam menggunakan mikroskop, yaitu dengan mata berakomodasi
maksimum dan dengan mata tak berakomodasi.
17
5. TEROPONG
Teropong atau teleskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang
jauh agar tampak lebih jelas dan dekat. Ditinjau dari objeknya, teropong dibedakan menjadi
dua, yaitu teropong bintang dan teropong medan.
a. Teropong Bintang
Teropong bintang adalah teropong yang digunakan untuk melihat atau mengamati
benda-benda langit, seperti bintang, planet, dan satelit. Nama lain teropong bintang adalah
teropong astronomi. Ditinjau dari jalannya sinar, teropong bintang dibedakan menjadi dua,
yaitu teropong bias dan teropong pantul.
1) Teropong Bias
Teropong bias terdiri atas dua lensa cembung, yaitu sebagai lensa objektif dan okuler.
Sinar yang masuk ke dalam teropong dibiaskan oleh lensa.Oleh karena itu, teropong ini
disebut teropong bias.
Benda yang diamati terletak di titik jauh tak hingga, sehingga bayangan yang dibentuk
oleh lensa objektif tepat berada pada titik fokusnya.Bayangan yang dibentuk lensa objektif
merupakan benda bagi lensa okuler.Lensa okuler berfungsi sebagai lup.
Lensa objektif mempunyai fokus lebih panjang daripada lensa okuler (lensa okuler
lebih kuat daripada lensa objektif).Hal ini dimaksudkan agar diperoleh bayangan yang jelas
dan besar.Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif selalu bersifat nyata, terbalik, dan
diperkecil.Bayangan yang dibentuk lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan diperkecil
terhadap benda yang diamati.Seperti pada mikroskop, teropong bintang juga dapat
digunakan dengan mata berakomodasi maksimum dan dengan mata tak berakomodasi.
18
2) Teropong Pantul
Karena jalannya sinar di dalam teropong dengan cara memantul maka teropong ini
dinamakan teropong pantul. Pada teropong pantul, cahaya yang datang dikumpulkan oleh
sebuah cermin melengkung yang besar.Cahaya tersebut kemudian dipantulkan ke mata
pengamat oleh satu atau lebih cermin yang lebih kecil.
Lensa okuler berfungsi sebagai lup. Karena lensa pembalik hanya untuk
membalikkan bayangan, maka bayangan yang dibentuk lensa objektif harus terletak pada
titik pusat kelengkungan lensa pembalik.Lensa okuler juga dibuat lebih kuat daripada lensa
objektif. Teropong bumi atau medan sebenarnya sama dengan teropong bintang yang
dilengkapi dengan lensa pembalik.
Sifat bayangan yang dibentuk teropong medan adalah maya, tegak, dan diperbesar.
Ada teropong bumi yang hanya menggunakan dua lensa (teropong panggung), yaitu
lensa cembung sebagai lensa objektif dan lensa cekung sebagai lensa okuler.Lensa cekung
di sini berfungsi sebagai pembalik bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif dan sekaligus
sebagai lup.
19
Sifat bayangan yang dibentuk maya, tegak, dan diperbesar daripada bayangan yang
dibentuk lensa objektif.Teropong ini sering disebut teropong panggung atau teropong
Belanda atau teropong Galileo.
Teropong bumi dan teropong panggung memang tidak bisa dibuat praktis. Untuk itu,
dibuat teropong lain yang fungsinya sama tetapi sangat praktis, yaitu teropong prisma.
Disebut teropong prisma karena pada teropong ini digunakan dua prisma yang didekatkan
bersilangan antara lensa objektif dan lensa okuler sehingga bayangan akhir yang dibentuk
bersifat maya, tegak, dan diperbesar.
Teropong Prisma
6. PERISKOP
Periskop adalah teropong pada kapal selam yang digunakan untuk mengamati benda-
benda di permukaan laut. Periskop terdiri atas 2 lensa cembung dan 2 prisma siku-siku sama
kaki.
Jalannya sinar pada periskop adalah sebagai berikut:
Sinar sejajar dari benda yang jauh menuju ke lensa obyektif.
Prisma P1 memantulkan sinar dari lensa objektif menuju ke prisma P2.
Oleh prisma P2 sinar tersebut dipantulkan lagi dan bersilangan di depan lensa okuler tepat
di titik fokus lensa okuler.
20
Jalannya Sinar pada Periskop
7. PROYEKTOR SLIDE
8. OPTALMOSKUP
Alat ini dipakai untuk memeriksa retina mata.pada gambar melukiskan bagian-bagian
penting dari optalmoskup. berkas cahaya yang datang dari sumber cahaya S yang terletak
pada fokus lensa L1 dibiaskan sejajar ke cermin C. dari cermin C sinar dpantulkan ke amta.
21
selanjutnya dokter dapat mengamati retina melalui lubang ditengah-tengah cermin C dan
lensa L2 bertindak sebagai lup.
Sketsa Optamolkus
22
2) Hipermetropia (penglihatan jauh ) bola mata agak gepeng kaca positif
23
Hipermetropia, sering dikaitkan dengan presbyopia yang umumnya dialami oleh
seseorang yang telah berusia sekitar 40 tahun, karena di antara keduanya mempunyai
kemiripan gejala/ keluhan, dan kebanyakan pemakai lensa koreksi hipermetropia juga
sekaligus telah mengalami presbyopia. Namun, sebenarnya hipermetropia juga dapat terjadi
pada usia muda, bahkan anak - anak kebanyakan lahir dalam keadaan hipermetropia
(umumnya sembuh pada usia sekitar 12 tahun). Hanya saja, pada usia muda kemampuan
akomodasi mata masih sangat baik untuk secara otomatis mengkoreksi keadaan
hipermetropia tersebut.
3) Astigmatisma
Astigmatisma bola mata spt telur sehingga lensa dan kornea menjadi memanjang ke salah
satu arah kaca silindris
Ketajaman penglihatan
24
Diukur dengan membaca snelen cart
V= visus
d= jarak yang dilihat penderita
D = jarak yang dilihat mata normal
Misal 20/40 (1ft = 40,40cm)
Cahaya
Kone terdapat di fovea sentralis sensitif terhadap warna kuning, hijau
Rod biru dan hijau
Kone danRod sama sensitif terhadap warna merah
25
opthalmoscop
Lensometer tonometri
Salah satu kemampuan mata adalah tanggap warna, namun mekanisme tanggap
warna tersebut belum diketahui secara jelas. Dengan menggunakan pengamatan Skotopik
pada intensitas cahaya yang lemah, tidak ada respon terhadap warna tetapi dengan
menggunakan pengamatan Fotopik dapat melihat warna namun tidak bisa membedakan
warna pada objek yang letaknya jauh dari pusat medan penglihatan.
26
milimikron. Ini berarti kone hijau dapat mendeteksi warna biru, hijau, kuning, orange dan
merah.
Kone merah
Dapat mendeteksi seluruh gelombang cahaya tetapi respon terhadap cahaya orange
kemerahan sangat kuat daripada warna-warna lainnya.
Sifat-sifat Cahaya
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Cahaya berasal dari suatu benda yang
dapat memancarkan cahaya. Benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut sumber cahaya.
Sumber cahaya Terbesar di bumi ini adalah matahari. Cahaya matahari memberikan sumber
energi bagi seluruh alam. Contoh sumber cahaya yang lainnya adalah bintang, lampu dan
kilat.
Agar pemahaman kita lebih dalam tentang cahaya. Uraian berikut akan menjelaskan
sifat-sifat cahaya.
1. CAHAYA MERAMBAT LURUS
27
Pada kegiatan ini, yang kamu dapat membuktikan bahwa cahaya merambat lurus. Pada
saat salah satu karton digeser maka nyala lilin tidak dapat terlihat olehmu. Nyala lilin terlihat
ketika ketiga karton tersebut diletakkan sejajar.
Gelas berisi air jernih, kaca, dan plastik, jika dikenai cahaya, hampir semua sinar
cahaya akan diteruskan. Benda-benda yang dapat di tembus cahaya disebut benda bening.
Buku tebal, karton, batu, dan kayu jika dikenai cahaya, hampir semua sinar cahaya tidak
dapat diteruskan. Benda-benda yang tidak dapat ditembus cahaya disebut benda gelap. Kain
dapat ditembus cahaya, tetapi tidak semua cahaya diteruskan. Cahaya hanya diteruskan
sampai ke bagian belakang benda. Benda semacam ini disebut benda keruh.
Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur (pemantulan difus) dan
pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi apabila cahaya mengenai permukaan yang kasar
28
atau tidak rata. Pada pemantulan ini, sinar pantul arahnya tidak beraturan. Sementara itu,
pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata, licin, dan mengilap.
29
Berdasarkan hasil kegiatan yang kamu lakukan diperoleh bahwa sifat bayangan yang
dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda. Jika letak benda dekat dengan
cermin cekung maka akan terbentuk bayangan yang memiliki sifat semu, lebih besar, dan
tegak. Ketika benda dijauhkan dari cermin cekung maka akan diperoleh bayangan yang
bersifat nyata dan terbalik.
Dasar kolam yang airnya jernih terlihat lebih dangkal dari sebenarnya. Peristiwa ini
merupakan salah satu bentuk pembiasan cahaya yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila cahaya merambat melalui dua medium yang berbeda kerapatannya maka cahaya akan
mengalami pembelokan atau pembiasan. Udara memiliki kerapatan yang lebih kecil daripada
air. Bila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat maka cahaya
akan dibiaskan mendekati garis normal. Akan tetapi apabila cahaya merambat dari zat yang
lebih rapat ke zat yang kurang rapat maka cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Garis normal merupakan garis yang tegak lurus pada bidang batas kedua permukaan.
30
5. CAHAYA DAPAT DIURAIKAN
Pada saat kamu melakukan kegiatan tersebut, kamu akan melihat warna-warna yang
indah pada kertas karton. Warna-warna tersebut dihasilkan dari penguraian warna putih.
Cahaya putih akan mengalami pembiasan dan terurai menjadi berbagai macam warna, yaitu
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Warna-warna yang membentuk cahaya
tersebut disebut spektrum cahaya.
31
2.8 Hubungan Gelombang Cahaya dengan Gelombang Elektromagnetik
Gelombang Cahaya
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dalam berbagai panjang
gelombang dan frekuensi.Cahaya yang terdiri dari berbagai panjang gelombang dan frekuensi
tersebut dinamakan cahaya polikromatik, salah satu contohnya adalah cahaya
matahari.Sedangkan cahaya yang hanya terdiri dari satu panjang gelombang dan frekuensi
dinamakan cahaya monokromatik, contoh cahaya monokromatik adalah laser.
Teori gelombang elektromagnetik diajukan oleh seorang ahli fisika Inggris, James Clerk
Maxwell (1831 -1879).Hipotesis Maxwell yang melahirkan/memunculkan gagasan baru
tentang gelombang elektromagnetik.Keberhasilan Maxwell dalam menentukan teori
gelombang elektromagnetik membuka cakrawala baru di dunia komunikasi.
Gejala-gejala kelistrikan dan kemagnetan erat hubungannya satu sama lain. Hal ini nampak
pada gejala-gejala sebagai berikut.
1. Hipotesis Maxwell
a. Muatan medan listrik dapat menghasilkan medan listrik di sekitarnya, yang besarnya
diperlihatkan oleh hukum Coulomb
b. Arus listrik atau muatan yang mengalir dapat menghasilkan medan magnet di
sekitarnya yang besar dan arahnya ditunjukan oleh hukum Bio-Savart atau hukum
Ampere
c. Perubahan medan magnetik dapat menimbulkan GGL induksi yang dapat
menghasilkan medan listrik dengan aturan yang diberikan oleh hukum Induksi
Faraday.
Pada ketiga teori ini terdapat hubungan antara listrik dengan medan magnet. Muatan
listrik yang diam menghasilkan medan magnet. Muatan listrik yang bergerak dapat
menghasilkan medan magnetik. Perubahan medan magnetik akan menghasilkan medan listrik.
Menurut Maxwell kecepatan merambat gelombang elektromagnetik bergantung dari
listrik kemagnetan dan kelistrikan medium atau tidak bergantung dari amplitudo getaran
medannya.
32
Maxwell berhasil menunjukan bahwa cahaya tampak merupakan bagian dari spektrum
gelombang elektromagnetik dan juga berhasil memprediksi kelajuan cahaya denga
menggunakan persamaan sebagai berikut :
Teori gelombang elektromagnetik Maxwell didukung oleh Heinrich Hertz
yang berhasil membangkitkan dan mendeteksi adanya gelombang elektromagnetik dari
sebuah percobaan dengan menggunakan listrik.
1. Gelombang radio
Suatu rangkaian elektronika yang biasanya disebut dengan osilator dapat membangkitkan
gelombang radio yang dapat dipancarkan dan diterima dengan menggunakan alat yang disebut
antena. Gelombang radio dapat dibedakan berdasarkan rentang frekuensi dan panjang
gelombang.
Pada sistem ini gelombang suara dipancarkan oleh gelombang radio, dengan
gelombang radio mengalami perubahan amplitudo sesuai dengan amplitude suara,
gelombang AM mempunyai frekuensi antara 104 Hz sampai 109 Hz.
2) Dapat menjaga seluruh tempat di permukaan bumi, hal ini disebabkan energi
gelombang yang dipancarakan tidak mampu menembus lapisan ionosfer dan
dipantulkan kembali ke perukaan bumi.
Kelemahannya : tidak dapat menjangkau tempat yang jauh, karena tidak dapat
dipantulkan ionosfer bumi.
34
2. Gelombang televisi
4. Sinar inframerah
Sinar inframerah dibangkitkan oleh electron dalam molekul yang digetarkan, misalnya
jika benda dipanaskan.Rentang panjang gelombang antara 7,8x10-4m - 103m.Frekuensi
anatara 3 x 10-11m -4 x 1-43Hz. Dengan energi yang tinggi mampu menembus kabut dan
awan tebal sehingga dapat digunakan untuk membuat foto jarak jauh. Dalam bidang
kedokteran digunakan untuk penyianaran pada proses penyembuhan penyakit encok, dan
cacar.
5. Cahaya tampak
Cahaya tampak yang mempunyai frekuensi 1015Hz dibamgkitkan oleh molekul dan
atom-atom karena electron-elektron luasnya mengalami perpindahan energi. Cahaya
tampak berfungsi sebagai alat bantu untuk penglihatan mata. Cahaya tampak terdiri dari
warna, jingga, kuning, hijau, biru dan ungu.
6. Sinar Ultraviolet
Cahaya ultraviolet yang mempunyai frekuensi 1015 Hz sampai 1016 Hz memiliki panjang
gelombang 6 x 10-8m sampai 3,6x10-7m.Matahari merupakan sumber dari gelombang
ultraviolet.
7. Sinar-X
Sinar X memiliki panjang gelombang antara 10-18 m sampai 10-8 m. sinar X memiliki
daya tembus yang kuat karena memiliki energy yang besar. Sinar X dapat diperoleh dengan
cara menmbak inti atom. Sinar X digunakan sebagai lat diagnosa kesehatan, misalnya untuk
Rontgen, sinar X juga digunakan untuk menganalisis struktur atom dan Kristal.Sinar X
memiliki frekuensi 1016 Hz sampai 1020Hz.
Kelemahannya : pemeriksaan anggota tubuh dengan sinar tidak boleh terlalu lama,
karena membahayakan.
8. Sinar Gamma
Kelemahannya ; jika diserap pada jaringan hidup sinar gamma akan menyebabkan
efek yang serius seperti mandul dan kanker.
Sinar X atau X-ray adalah salah satu alat yang dapat memancarkan sinar elektromagnet.
Sinar-X ini mempunyai bentuk yang serupa dengan sinar cahaya biasa, inframerah dan
gelombang radio.
Yang membedakan sinar x dengan cahaya biasa adalah dari segi panjang
gelombangnya.Sinar-X mempunyai gelombang yang pendek berukuran 10-7 hingga 10-9.
36
Dalam bidang kesehatan
a. Ilmu kedokteran : sinar x dapat digunakan untuk melihat kondisi tulang, gigi serta organ
tubuh yang lain tanpa melakukun pembedahan langsung pada tubuh pasien. Biasanya,
masyarakat awam menyebutnya dengan sebutan FOTO RONTGEN.
b. Sinar-X digunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai radiograf. Sinar-X
boleh menembusi badan manusia tetapi diserap oleh bahagian yang lebih tumpat seperti
tulang. Gambar foto sinar-X digunakan untuk mengesan kecacatan tulang, mengesan
tulang yang patah dan menyiasat keadaan organ-organ dalam badan.
c. Sinar-X digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanker. Hal ini dikenal sebagai
radioterapi.
d. Dalam bidang Perindustrian, memeriksa retakan dalam struktur plastik dan getah.
Sinar-X digunakan untuk menyelidik struktur hablur dan jarak pemisahan antara atom-atom
dalam suatu bahan hablur.
37
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan kata biooptik, tersusun atas kata bio
dan optik. Bio berkaitan dengan makhluk hidup/ zat hidup atau bagian tertentu dari
makhluk hidup, sedangkan optik dikenal sebagai bagian ilmu fisika yang berkaitan
dengan cahaya atau berkas sinar. secara spesifik ada klasifikasi Optik geometri dan
optika fisis. Fokus utama di biooptik adalah terkait dengan indera penglihatan manusia,
yaitu mata. Mata menjadi alat optik yang paling penting pada manusia atau makhluk
hidup. Struktur dari mata itu sendiri atau bisa di sebut dengan anatomi mata meliputi
sklera, konjungtiva, kornea, pupil, iris, lensa, retina, saraf optikus.
3.2 Saran
Makalah ini semoga berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa namun
manusia tidaklah ada yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan
guna memperbaiki makalah ini.
38
DAFTAR PUSTAKA
http://codenurman.blogspot.com/2012/12/askep-miopi.html
http://esa166.blog.esaunggul.ac.id/2013/01/05/bio-optik/
http://id.wikipedia.org/wiki/Optika_geometris
http://fisikanyaman2.wordpress.com/2011/02/01/hukum-i-dan-ii-snellius/
http://koffieenco.blogspot.com/2013/03/bagian-bagian-mata-dan-fungsinya.html
Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Widodo, Tri dan Suparmo. 2009. Panduan Pembelajaran Fisika untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
39