Anda di halaman 1dari 44

BIO OPTIK

2.1 OPTIK GEOMETRI DAN OPTIK FISIKA

A.Optik Geometri

Berpangkal pada perjalanan cahaya dalam medium secara garis lurus,


berkas-berkas cahaya di sebut garis cahaya.

B. Optik Fisika

Gejala cahaya seperti dispersi, interferensi dan polarisasi tidak dapat di


jelaskan melalui metode optik geometri. Gejala-gejala ini hanya dapat
dijelaskan dengan menghitung ciri-ciri fisik dari cahaya tersebut. Berikut
teori- teori dari beberapa tokoh :

1. Teori korpuskuler di pelopori oleh Sir Isaac Newton (1642-1727),


cahaya itu menggambarkan peristiwa cahaya sebagai sebuah aliran
dari butir-butir kecil.

2. Teori kwantum yang dipelopori Plank (1858-1947), cahaya itu terdiri


atas kwanta atau foton-foton, tampaknya agak mirip dengan teori
Newton yang lama itu.

3. Teori Max Plank dapat menjelaskan mengapa benda itu panas


apabila terkena sinar.

4. Thomas Young (1773-1829) dan August Fresnel (1788-1827), dapat


menjelaskan bahwa cahaya dapat melentur berinterferensi.

5. James Clark Mexwell (1831-1879) berkebangsaan Skotlandia, dari


hasil percobaannya dapat menjelaskan bahwa cepat rambat cahaya (3
X 10 m/detik) sehingga berkesimpulan bahwa cahaya adalah
gelombang elektromagnetik.

6. Huygens ( 1690) menganggap cahaya itu sebagai gejala gelombang


dari sebuah sumber cahaya menjalarkan getaran-getaran ke semua
jurusan. Setiap titik dari ruangan yang bergetar olehnya dapat
dianggap sebagai sebuah pusat gelombang baru. Inilah prinsip dari
Huygens yang belum bisa menjelaskan perjalanan cahaya dari satu
medium ke medium lainnya.

7. Einstein (1879-1955) dimana logam di sinari dengan cahaya akan


memancarkan electron (gejala foto listrik). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa cahaya memiliki sifat fartikel dan gelombang magnetic.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cahaya mempunyai sifat materi
(partikel) dan sifat gelombang.

2.2 LENSA

Berdasarkan bentuk permukaan lensa maka lensa dapat dibagi menjadi dua :

1. Lensa yang mempunyai permukaan sferis


Lensa dengan permukaan sferis ada dua macam yaitu :
Lensa konvergen (konveks)
Yaitu sinar sejajar yang menembus lensa akan berkumpul
menjadi bayangan nyata, juga di sebut lensa positif atau lensa
cembung.
Lensa Divergen (konkaf)
Yaitu sinar yang sejajar yang menembus lensa akan menyebar ,
lensa ini disebut lensa negatif atau lensa cekung.
Lensa yang mempunyai permukaan silindris disebut lensa
silindris. Lensa ini mempunyai fokus yang positif dan ada pula
mempunyai fokus negatif.
2. Lensa yang mempunyai permukaan silindris.
Lensa ini mempunyai fokus yang positif dan ada pula mempunyai
fokus negatif.
2

2.3 KESESATAN LENSA

a. Aberasi sferis ( disebabkan oleh kecembungan lensa).

Sinar-sinar paraksial (pinggir lensa ) membentuk bayangan. Aberasi ini


dapat dihilangkan dengan mempergunakan diafragma yang diletakkan di
depan lensa atau dengan lensa gabungan aplanatis yang terdiri dari dua
lensa yang jenis kacanya berlainan.

b. Aberasi Koma

Aberasi ini terjadi akibat tidak sanggupnya lensa membentuk


bayangan dari sinar di tengah-tengah dan sinar tepi. Berbeda dengan
aberasi sferis pada aberasi koma sebuah titik benda akan terbentuk
bayangan seperti bintang berekor, gejala koma ini tidak dapat diperbaiki
dengan diafragma.

c. Astigmatisma

Merupakan suatu sesatan lensa yang disebabkan oleh titik benda


membentuk sudut besar dengan sumbu sehingga bayangan yang terbentuk
ada dua yaitu primer dan sekunder. Apabila sudut antara sumbu dengan titik
benda relatif kecil maka kemungkinan besar akan berbentuk koma.

d. Kelengkungan medan

Bayangan yang dibentuk oleh lensa pada layer letaknya tidak dalam
satu bidang datar melainkan pada bidang lengkung. Peristiwa ini disebut
lengkungan medan atau lengkungan bidang bayangan.
e. Distorsi

Distorsi atau gejala terbentuknya bayangan palsu. Terjadinya


bayangan palsu ini oleh karena di depan atau di belakang lensa diletakkan
diafragma atau cela. Benda berbentuk kisi akan tampak bayangan berbentuk
tong atau berbentuk bantal. Gejala distorsi ini dapat dihilangkan dengan
memasang sebuah cela di antara dua buah lensa.

f. Aberasi kromatis

Prinsip dasar terjadinya aberasi kromatis oleh karena focus lensa


berbeda-beda untuk tiap-tiap warna. Akibatnya bayangan yang terbentuk
akan tampak berbagai jarak dari lensa.
Ada dua macam aberasi kromatis yaitu :
Aberasi kromatis aksial/longitudinal : perubahan jarak bayangan sesuai
dengan indeks bias.
Aberasi kromatis lateral : perubahan aberasi dalam ukuran bayangan.
Untuk menghilangkan terjadinya aberasi kromatis dipakai lensa flinta dan
kaca krown; lensa kembar ini disebut Achromatic double lens.

2.4 AlAT OPTIK MATA

1.Retina

Retina adalah selapis tipis sel yang terletak pada bagian belakang bola
mata vertebrata dan cephalopoda. Retina merupakan bagian mata yang
mengubah cahaya menjadi sinyal syaraf.Retina memiliki sel fotoreseptor
("rods" dan "cones") yang menerima cahaya. Sinyal yang dihasilkan
kemudian mengalami proses rumit yang dilakukan oleh neuron retina yang
lain, dan diubah menjadi potensial aksi pada sel ganglion retina. Retina tidak
hanya mendeteksi cahaya, melainkan juga memainkan peran penting dalam
persepsi visual. Pada tahap embrio, retina dan syaraf optik berkembang
sebagai bagian dari perkembangan luar otak.

Dua tipe fotoreseptor retina :

1.Kone (kerucut)

Tiap mata mempunyai lebih kuranng 65 juta kone yang berfungsi


untuk melihat siang hari disebut fotopik.Melalui kone kita langsung dapat
mengenal berbagai macam warna tetapi kone sessitive pada warna
kuning,hijau.Kone terdapat di fovea sentralis.

2.Rod (batang)

Dipergunakan pada waktu malam disebut skotopik.Dan merupakan


ketajaman penglihatan dan dipergunakan untuk melihat kesamping.Setiap
mata ada 120 juta batang.Distribusi pada retina tidak merata.

2.Fovea sentralis : Daerah cekung yang berukuran 0,25 mm di tengah-


tengahnya terdapat macula lutea (bintik kuning).

3.Kornea dan Lensa

Kornea merupakan lapisan mata paling depan dan berfungsi


memfokuskan benda dengan cara refraksi, tebalnya 0,5 mm sedangkan
lensa terdiri dari kristal mempunyai dua permukaan dengan jari-jari
kelengkungan 7,8 m fungsinya adalah memfokuskan objek pada berbagai
jarak.

4.Pupil
Di tengah-tengah iris terdapat pupil yang fungsinya mengatur cahaya
yang masuk. Apabila cahaya terang pupil menguncup demikian sebaliknya.

Ada tiga komponen pada penginderaan penglihatan :

1.Mata memfokuskan bayangan pada retina.

2.System syaraf mata yang memberi informasi ke otak

3. Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa


penglihatan tersebut.

Fungsi Mata :

a. Mata bisa mengamati objek dengan sudut yang sangat besar

b. Tiap mata mempunyai kelopak mata dan ada cairan lubrikasi

c. Dalam satu detik dapat memfokuskan objek berjarak 20 cm

d. Mata sangat efektif pada intensitas cahaya 10 : 1

e. Diafragma mata di atur secara otomatis oleh iris

f. Kornea terdiri dari sel-sel hidup namun tidak mendapat vaskularisasi

g. Tekanan bola mata diatur secara otomatis sehingga mencapai 20


mmHg

h. Tiap mata dilindungi oleh tulang

i. Bayangan yang terbentuk oleh mata akan diteruskan ke otak

j. Bola mata dilengkapi dengan otot-otot mata yang mengatur gerakan


bola mata (m=muskulus = otot).

-M. rektus medialis = menarik bola mata ke dalam


-M. rektus lateralis = menarik bola mata ke samping
- M. rektus superior = menarik bola mata ke atas
- M. rektus inferior = menarik bola mata ke bawah

- M. obligus inferior = memutar ke samping atas


- M. obligus superior = memutar ke samping dalam.

2.5 DAYA AKOMONDASI

Dalam hal memfokuskan objek pada retina, lensa mata memegang


peranan penting. Kornea mempunyai fungsi memfokuskan objek secara
tetap demikian pula bola mata (diameter bola mata 20 23 mm).
kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek di sebut daya akomodasi.
Selama mata melihat jauh, tidak terjadi akomodasi. Makin dekat benda yang
dilihat semakin kuat mata / lensa berakomodasi. Daya akomodasi ini
tergantung kepada umur. Usia makin tua daya akomodasi semakin menurun.
Hal ini disebabkan kekenyalan lensa/elastisitas lensa semakin berkurang.

Jarak terdekat dari benda agar masih dapat dilihat dengan jelas
dikatakan benda terletak pada titik dekat punktum proksimum. Jarak
punktum proksimum terhadap mata dinyatakan P (dalam meter) maka
disebut Ap (akisal proksimum),pada saat ini mata berakomodasi sekuat-
kuatnya (mata berakomodasi maksimum). Jarak terjauh bagi benda agar
masih dapat dilihat dengan jelas dikatakan benda terletak pada titik
jauh/punktum remotum. Jarak punktum remotum terhadap mata dinyatakan
r (dalam meter) maka disebut Ar (Aksial Proksimum); pada saat ini mata
tidak berakomodasi/lepas akomodasi.
Selisih A dengan Ar disebut lebar akomodasi, dapat dinyatakan :
A = lebar akomodasi yaitu perbedaan antara akomodasi maksimal dengan
lepas akomodasi maksimal.
Secara empiris A = 0,0028 (80 th L) dioptri
L = umur dalam tahun
Bertambah jauhnya titik dekat akibat umur disebut mata presbiop. Presbyop
ini bukan merupakan cacat penglihatan. Ada satu dari sekian jumlah orang
tidak mempunyai lensa mata . Mata demikian disebut mata afasia.

2.6 TANGGAP WARNA


Salah satu kemampuan mata adalah tanggap warna, namun mekanisme
tanggap warna tersebut belum diketahui secara jelas.

a. Teori tanggap warna

Kone berbeda dengan rod dalam beberapa hal yaitu kone memberi
jawaban yang selektif terhadap warna, kurang sensitive terhadap cahaya
dan mempunyai hubungan dengan otak dalam kaitan ketajaman penglihatan
dibandingkan dengan rod. Ahli faal Lamonov, Young Helmholpz berpendapat
ada 3 tipe kone yang tanggap terhadap tiga warna poko yaitu biru, hijau dan
merah.

1.Kone biru

Mempunyai kemampuan tanggap gelombang frekwensi cahaya antara


400 dan 500 milimikron. Berarti konne biru dapat menerima cahaya , ungu,
biru dan hijau.
2.Kone hijau
Berkemampuan menerima gelombang cahaya dengan frekwensi
antara 450 dan 675 milimikron. Ini berarti kone hijau dapat mendeteksi
warna biru, hijau, kuning, orange dan merah.
3. Kone merah

Dapat mendeteksi seluruh panjang gelombang cahaya tetapi respon


terhadap cahaya orange kemerahan sangat kuat daripada warna-warna
lainnya.
Ketiga warna pokok disebut trikhromatik. Teori yang diajukan oleh Lamonov,
Young Helmholpz mengenai trikhromatik sukar untuk dimengerti bagaimana
kone dapat mendeteksi warna menengah (warna intermediate) dari tiga
warna pokok. Oleh sebab itu timbul teori tiga tipe dikromat yaitu suatu
warna menengah terpraoduksi oleh karena dua tipe kone yang terangsang.
Sebagai contoh, kone hijau dan merah terangsang bersamaan tetapi kone
hijau terangsang lebih kuat daripada kone merah maka warna yang
terproduksi adalah kuning kehijauan.

Apabila kone hijau dank one biru terangsang, warna yang ditampilkan
sebagai warna biru hijau. Jika intensitas rangsangan terhadap kone hijau
lebih besar daripada kone biru, warna yang ditampilkan lebih hijau dan biru.
Pada suatu percobaan dimana mata disinari dengan spectrum cahaya
kemudian dibuat kurva respon dari pigmen peka cahaya akan tampak tiga
warna pigmen peka cahaya yang serupa dengan kurva sensitive untuk ketiga
tipe kone.

2.7 PENYESUAIAN TERHADAP TERANG DAN GELAP

Dari ruangan gelap masuk ke dalam ruangan terang kurang mengalami


kesulitan dalam penglihatan. Tetapi apabila dari ruangan terang masuk ke
dalam ruangan gelap akan tampak kesulitan dalam penglihatan dan
diperlukan waktu tertentu agar memperoleh penyesuaian. Pendapat ini telah
lama diketahui orang.
Apabila kepekaan retina cukup besar, seluruh objek/benda akan
merangsang rod secara maksimum sehingga setiap benda bahkan yang
gelap pun akan terlihat terang putih. Tetapi apabila kepekaan retina sangat
lemah, ketika masuk ke dalam ruangan gelap tidak ada bayangan yang
benderang yang merangsang rod dengan akibat tidak ada suatu objekpun
yang terlihat. Perubahan sensitifitas retina secara automatis ini dikenal
sebagai fenomena penyesuaian terang dan gelap.
a. Mekanisme penyesuaian terang (cahaya)

Pada kerucut dan batang terjadi perubahan di bawah pengaruh energi


sinar yang disebut foto kimia. Di bawah pengaruh foto kimia ini rhodopsin
akan pecah, masuk ke dalam retine dan skotopsine. Retine akan tereduksi
menjadi vitamin A di bawah pengaruh enzyme alcohol dehydrogenase dan
koenzym DPN H + H (=DNA) dan terjadi proses timbal balik (visa versa)
Rushton (1955) telah membuktikan adanya rhodopsin dalam retina mata
manusia, ternyata konsentrasi rhodopsin sesuai dengan distribusi rod.
Penyinaran dengan energi cahaya yang besar dan dilakukan secara terus
menerus konsentrasi rhodopsin di dalam rod akan sangat menurun sehingga
kepekaan retina terhadap cahaya akan menurun.

b.Mekanisme penyesuaian gelap

Seseorang masuk ke dalam ruangan gelap yang tadinya beradadi


ruangan terang, jumlah rhodopsin di dalam rod sangat sedikit sebagai akibat
orang tersebut tidak dapat melihat apa-apa di dalam ruangan gelap. Selama
berada di ruangan gelap, pembentukan rhodopsin di dalam rod sangatlah
perlahan-lahan, konsentrasi rhodopsin akan mencapai kadar yang cukup
dalam beberapa menit berikutnya sehingga akhirnya rod akan terangsang
oleh cahaya dalam waktu singkat.
Selama penyesuaian gelap kepekaan retina akan meningkat mencapai nilai
1.000 hanya dalam waktu beberapa menit saja, kepekaan retina mencapai
nilai 100.000 waktu yang diperlukan 1 jam.
Sedangkan kepekaan retina akan menurun dari nilai 100.000 apabila
seseorang dari ruangan gelap ke ruangan terang. Proses penurunanan
kepekaan retina hanya diperlukan waktu 1 sampai 10 menit.
Penyesuaian gelap ini ternyata kone lebih cepat daripada rod. Dalam waktu
kira-kira 5 menit fovea sentralis telah mencapai tingkat kepekaan. Kemudian
dilanjutkan penyesuaian gelap oleh rod sekitar 30 60 menit, rata-rata
terjadi pada 15 menit pertama. Sebelum masuk ke kamar gelap (misalnya
ruang Rontgen) biasanya dianjurkan memakai kacamata merah atau salah
satu mata dipejamkan dalam beberapa saat ( 15 menit).

2.8 KELAINAN PADA MATA

1.Buta Warna

Jika seseorang tidak mempunyai kone merah ia masih dapat melihat


warna hijau, kuning, orange dan warna merah dengan menggunakan kone
hijau tetapi tidak dapat membedakan secra tepat antara masing-masing
warna tersebut oleh karena tidak mempunyai kone merah untuk kontras /
membandingkan dengan kone hijau. Demikian pula jika seseorang
kekurangan kone hijau, ia masih dapat melihata seluruh warna tetapi tidak
dapat membedakan antara warna hijau, kuning, orange dan merah. Hal ini
disebabkan kone hijau yang sedikit itdak mampu mengkontraskan dengan
kone merah.

10

Jadi tidak adanya kone merah atau hijau akan timbul kesukaran atau
ketidakmampuan untuk membedakan warna antara keadaan ini di sebut
buta warna merah hijau kasus yang jarang sekali, tetapi bisa terjadi
seseorang kekurangan kone biru, maka orang tersebut sukar membedakan
warna ungu, biru dan hijau. Tipe buta warna ini disebut kelemahan biru
( blue weakness). Pada suatu penelitian diperoleh 8% laki-laki buta warna,
sedangkan 0,5 % terdapat pada wanita dan dikatakan buta warna ini
diturunkan oleh wanita. Adapula orang buta terhadap warna merah disebut
protanopia, buta terhadap warna hijau disebut deuteranopia dan buta
terhadap warna biru disebut tritanopia
Klarifikasi Buta Warna :

Trikromasi :mata mengalami perubahan peningkatan sensitive warna


dari satu atau lebih sel kerucut dan batang.Jenis buta warna inilah
yang sering dialami oleh orang-orang

Protanomali,seorang buta warna lemah dengan mengenal


merah.

Deuteromali,warna hijau sulit dikenali.

Trinomali ,warna biru sulit dikenali.

Dikromasi :Keadaan ketika dari satu atau tiga sel kerucut tidak ada.

Protanopia,sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat


kecerahan atau perpaduaannya kurang

Denteranopia,retina tidak memiliki sel kerucut yang peka


terhadap warna hijau

Tritanopia,sel kerucut warna biru tidak ditemukan

Monokromasi:hanya dapat membedakan antara warna hitam dan


warna putih.

11

2.Miopia

Mata ametropia yang mempunyai P dan r terlalu kecil di sebut mata


myopia. Mata myopia ini bentuk mata terlalu lonjong maka benda berjauhan
tak terhingga akan tergambar tajam di depan retina. Mata seperti ini dapat
melihat tajam benda pada titik dekat tanpa akomodasi. Dengan akomodasi
kuat akan terlihat benda yang lebih dekat lagi.
3.Presbiopia

Pada mata presbiopia tidak ada masalah untuk melihat jauh. Yang
menjadi masalah adalah melihat dekat, untuk itu penderita dianjurkan
memakai kacamata positif.

4.Hipermetropia

Mata ametropia yang mempunyai P dan r terlalu besar dikatakan


hipermetropia. Kalau diperhatikan bola mata hipermetropia maka akan
terlihat bola mata yang agak gepeng dari normal. Mata yang demikian itu
tanpa akomodasi bayangan tak terhingga akan terletak di belakang retina,
tetapi kadang kala dengan akomodasi akan terlihat benda-benda yang jauh
tak terhingga secara tajam bahkan dapat melihat benda-benda berada dekat
di depan mata.
Baik myopia maupun hipermetropia kelainannya terletak pada poros yang di
sebut ametropia poros.

Selain myopia dan hipermetropia, ada salah satu kelainan pada lensa
mata yaitu astigmatisma. Astigmatisma terjadi apabila salah satu komponen
system lensa menjadi bentuk telur daripada sferis. Tambahan pula kornea
atau lensa kristaline menjadi memanjang ke salah satu arah. Dengan
demikian radius kurvatura menjadi lebih besar pada arah memanjang.
Sebagai konsekwensi berkas cahaya yang masuk lewat kurvatura yang
panjang akan difokuskan dibelakang retina sedangkan berkas cahaya yang
masuk lewat kurvatura yang pendek difokuskan di depan retina. Dengan
perkataan lain mata tersebut mempunyai pandangan jauh terhadap
beberapa berkas cahaya dan berpandangan dekat terhadap sisa cahaya.
Dengan demikian mata seseorang yang menderita astigmatisma tidak dapat
memfokuskan setiap objek dengan jelas.

12

5.Astigmatisma
Penderita yang mengalami mata astigmatisma akan terganggu
penglihatannya tidak dalam segala arah, sehingga penderita ini dianjurkan
memakai kacamata silindris atau kaca mata toroidal. Penderita astigmatisma
dengan satu mata akan melihat garis dalam satu arah lebih jelas daripada
kea rah yang berlawanan.

6.Campuran

Ada penderita yang matanya sekaligus mangalami presbipoi dan


myopia, maka mempunyai punktum proksimum yang letaknya terlalu jauh
dan punktum remotum terlalu kecil, penderita demikian memakai kacamata
rangkap yaitu kacamata bifocal (negatif diatas, positif di bawah).Ada
penderita yang hanya menderita presbiopia, myopia atau hipermetropia
tanpa astigmatisma hanya memakai kacamata berlensa sferis.

2.9 PERALATAN DAN PEMERIKSAAN MATA

1.Opthalmaskop

Alat ini mula-mula dipakai oleh Helmholtz (1851). Prinsip pemeriksaan


dengan opthalmoskop untuk mengetahui keadaan fundus okuli. Ada dua
prinsip kerja opthalmoskop:
a.Pencerminan mata secara langsung

Fundus okuli penderita disinari dengan lampu, apabila mata penderita


emetropia dan tidak melakukan akomodasi maka sebagian cahaya akan
dipantulkan dan keluar dari lensa mata penderita dalam keadaan sejajar dan
terkumpul menjadi gambar tajam pada selaput jaringan mata pemeriksa
(dokter) yang juga tidak terakomodasi. Pada jaringan mata dokter terbentuk
gambar terbalik dan sama besar dengan fundus penderita.
b.Pencerminan mata secara tak langsung

Cahaya melalui lensa condenser diproyeksi ke dalam mata penderita


dengan bantuan cermin datar kemudian melalui retina mata penderita
dipantulkan keluar dan difokuskan pada mata sipemeriksa (dokter). Dengan
mempergunakan opthalmoskop dapat mengamati permasalahan mata yang
berkaitan dengan tumor otak.
13

2.Retinoskop

Alat ini dipakai untuk menentukan reset lensa demi koreksi mata
penderita tanpa aktivitas penderita, meskipun demikian mata penderita
perlu terbuka dan dalam posisi nyaman bagi si pemeriksa. Cahaya lampu
diproyeksi ke dalam mata penderita dimana mata penderita tanpa
akomodasi. Cahaya tersebut kemudian dipantulkan dari retina dan berfungsi
sebagai sumber cahaya bagi sipemeriksa.

Fungsi retinoskop dianggap normal, apabila suatu objek (cahaya)


berada di titik jauh mata akan difokuskan pada retina. Cahaya yang
dipantulkan retina akan menghasilkan bayanagan focus pada titik jauh pula.
Oleh karena itu pada waktu pemeriksa mengamati mata penderita melalui
retionoskop ,lensa posistif atau negatif diletakkan di depan mata penderita
sesuai dengan keperluan agar bayangan (cahaya) yang dibentuk oleg retina
penderita difokuskan pada mata pemeriksa. Lensa posistif atau negatif yang
dipakai itu perlu ditambah atau dikurangi agar pengfokusan bayangan dari
retina penderita terhadap pemeriksa tepat adanya. Suatu contoh, jarak
pemeriksa 67 cm lensa yang diperlukan 1, 5 D.

3.Keratometer

Alat ini untuk mengukur kelengkungan kornea. Pengukuran ini diperuntukkan


pemakaian lensa kontak; lensa kontak ini dipakai langsung yaitu dengan cara
menempel pada kornea yang mengalami gangguan kelengkungan. Ada dua
lensa kontak yaitu :
a. Hard contact lens
Dibuat dari plastic yang keras, tebal 1 mm dengan diameter 1 cm. sangat
efektif bila dilepaskan dan mudah terlepas oleh air mata tetapi dapat
mengoreksi astigmatisma.
b. Soft contact lens
Adalah kebalikan dari hard contact lens. Sangat nyaman tetapi tidak dapat
mengoreksi astigmatisma.
14

Dasar kerja keratometer :


Benda dengan ukuran tertentu diletakkan didepan cermin cembung
dengan jarak diketahui
akan membentuk bayangan di belakang cermin cembung berjarak r.
dengan demikian dapat ditentukan permukaan cermin cembung.
Berlandaskan kerja cermin cembung maka dibuat keratometer. Pada
keratometer ,kornea bertindak sebagai cermin cembung, sumber cahaya
sebagai objek. Pemeriksa mengatur focus agar memperoleh jarak dari
kornea.
Pemeriksa menentukan ukuran bayangan yang direfleksi dengan
mengatur sudut prisma agar menghasilkan dua bayangan. Posisi prisma
setelah diatur akan dikaliberasi dengan daya focus kornea ( dalam dioptri).
Nilai rata-rata 44 dioptri dengan rata-rata radius kelengkungan kornea 7,7
mm. penderita dengan astigmastisma , biasanya dalam pengukuran
bayangan dibuat arah vertical dan horizontal.

4.Tonometer

Pada tahun 1900, Schiotz (Jerman) memperkenalkan alat untuk


mengukur tekanan intraocular yang dikenal dengan nama Tono meter dari
Schiotz.
Tehnik dasar :
Penderita ditelentangkan dengan mata menatap ke atas, kemudian kornea
mata dibius. Tengah-tengah alat ( Plug) diletakkan di atas kornea
menyebabkan suatu tekanan ringan terhadap kornea. Plug dari tonometer
berhubungan dengan skala sehingga dapat terbaca nilai skala tersebut.
Tonometer dilengkapi dengan alat pemberat 5 5, 7 5 1 0, 0 dan 15,0 gram.
Apabila pada pengukur tekanan intraocular dimana menggunakan alat
pemberat 5, 5 gmaka berat total tonometer =
= Berat plug + alat pemberat
= 11 gram + 5,5 gram
= 16,5 gram.
16,5 gram ini menunjukkan tekanan intraokuler sebesar 17 mm Hg.

15

Pemeriksaan tekanan di dalam bola mata (intraokuli) untuk


mengetahui apakah penderita menderita glaucoma atau tidak. Pada
penderita glaucoma tekanan intraokuli mencapai 80 mmHg. Dalam keadaan
normal tekanan intraokuli berkisar antara 20 25 mmHg dengan rata-rata
produksi dan pengeluaran cairan humor aqueous 5 ml/hari.
Tahun 1950 Tonometer Schiotz dimadifikasi dengan kemudahan dalam
pembacaan secara elektronik dan dapat direkam di sebut tonograf.
Goldmann (1955) mengembangkan tonometer yang disebut tono meter
Goldmann Aplanation ; pengukuran dengan memakai alat ini penderita
dalam posisi duduk

5.Pupilometer dari Eindhoven

Diameter pupil dapat diukur dengan menggunakan pupilometer dari


eindhoven. Yaitu lempengan kertas terdiri dari sejumlah lubang kecil dengan
jarak tertentu. Apabila melihat melalui lubang-lubang ini dengan latar
belakang dan tanpa akomodasi maka diperoleh perjalanan sinar sebagai
berikut : Lingkaran yang terproyeksi pada jaringan retina saling menyentuh
berarti garis 1 dan 2 adalah sejajar. Garis 1 dan 2 inilah garis terluar yang
masih dapat masuk melalui pupil, sehingga deperoleh jarak d, jarak ini
adalah diameter pupil. Pada penentuan besar pupil, jarak antara lubang dan
mata tidak menjadi masalah.

6.Lensometer

Suatu alat yang dipakai untuk emngukur kekuatan lensa baik dipakai si
penderita atau sekedar untuk mengetahui dioptri lensa tersebut. Prinsip
dasar yaitu dengan menentukan focus lensa positif, dapat dengan cara :
-Memfokuskan bayangan dari suatu objek tak terhingga misalnya (matahari).
-Memfokuskan bayangan dari suatu objek yang telah diketahui jaraknya.
Tehnik di atas ini tidak dapat diterapkan pada lensa negatif namun dapat
dilakukan sedikit modifikasi yaitu : mengkombinasikan lensa negatif dengan
lensa positif kuat yang telah ditentukan dioptrinya, dengan demikian dapat
ditulis rumus sebagai berikut :
Dengan memakai lensometer, benda penyinaran digerakkan sehingga
diperoleh bayangan tajam melalui pengamatan lensa.

16

INSTRUMENTASI MEDIS

1. Ruang lingkup Instrumentasi medis

Sebelum dibahas lebih lanjut tentang instumentasi medis dan hal yang berkaitan
dengannya, alangkah baiknya jika sebelumnya kita tahu sedikit definisi dan makna
dari instrumentasi medis itu sendiri. Dari bahan yang kami cari, instrumentasi
medis merupakan pengetahuan yang mendalami prinsip kerja berbagai alat yang
dipergunakan dalam dunia medis dan bertujuan membantu petugas medis dalam
pelayanan kesehatan. Instrumentasi medis ini merupakan gabungan dari beberapa
ilmu, antara lain: Fisika, Biologi, Kedokteran, Engineering, dan Komputer.

Disiplin ilmu instrumentasi medis

Pengetahuan tentang instrumentasi medis ini biasanya digunakan dan dipelajari


oleh petugas medis / dokter untuk banyak hal, misalnya untuk :
1. Deteksi penyakit sedini mungkin
2. Diagnose dapat lebih dipercepat dan lebih akurat
3. Diagnose invasive dapat dihindarkan atau diperkecil
4. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dll
Konsep dasar dari instrumentasi medis biasanya menggunakan sumber sinyal yang
akan diberikan pada objek yang akan diukur. Kemudian ada sensor dan detektor
yang mendeteksi adanya perubahan (yang akan diukur). Bisa berupa tekanan
darah, bentuk/gambar dari organ dalam tubuh, dll. Kemudian ada juga sistem
perekam & display untuk menampilkan hasil yang diukur.

Konsep dasar instrumentasi medis

Contoh alat instrumen yang banyak digunakan dalam dunia medis antara lain :

1. Sinar-X

2. CT Scan

3. MRI (Magnetic Resonance Imaging)

4. Kedokteran Nuklir SPECT (Single Photon Emission CT)

5. Kedokteran Nuklir PET (Positron Emission Tomography)

6. Ultrasound

7. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)

8. Elektromedikal yaitu EKG, Ventilator, dan Pesawat Anesthesia

9. Fisioterapi yaitu Electrotherapy, Ultrasound theraphy, dan Diathermy

10.Mammography

11.Linear Accelarator, dll.

B. Sinar X
Sinar X pertama kalinya ditemukan oleh fisikawan jerman yang bernama Wilhelm
Roentgen Pada tahun 1895. Penemuan Sinar X diinspirasi dari hasil percobaan mengamati gerak
elektron dari katoda ke anoda di dalam tabung kaca hampa udara yaitu diantaranya tabung
katoda (J.J Thompson) dan foto listrik (Heinrich Hertz). Peristiwa terjadinya sinar-X diawali dari
percobaan Heinrich Hertz pada tahun 1887 dengan menggunakan tabung hampa udara yang
berisi katoda dan anoda yang dihubungkan dengan sumber listrik E.

1. Pengertian mengenai Sinar X

Sinar X merupakan pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang


sangat pendek yaitu hanya 1/10.000 panjang gelombang visible light dan besar energinya yang
berkisar 100 eV- 100 ekV. Panjang gelombang sinar X jika dinyatakan dalam satuan angstrom
adalah 10^9 cm atau 0.1 Ao yang mana besar 1 angstrom(Ao)= 10^(-10 m)= 1/10.000.000.000
m). Sangat pendeknya panjang gelombang sinar X, memungkinkan sinar X dapat menembus
bendabenda /bagian tubuh yang dilaluinya.

Sinar X dapat dihasilkan oleh pembangkit sinar-X yaitu berupa tabung hampa udara yang
di dalamnya terdapat filamen yang juga sebagai katoda dan terdapat komponen anoda. Jika
filamen dipanaskan maka akan keluar elektron dan apabila antara katoda dan anoda diberi beda
potensial yang tinggi, maka elektronelektron bermuatan negatif akan bergerak dipercepat
menuju anoda yang bermuatan positif. Saat elektron-elektron bertumbukan secara tidak lenting
dengan anoda, maka konsekwensinya adalah terjadi pancaran radiasi sinar-X yang melalui 2
proses yaitu interaksi collisional atau interaksi radiasi. Untuk memproduksi sinar X digunakan
pesawat sinar X yang dalam mengahasilkan pencitraannya dibutuhkan instrumentasi-
instrumentasi baku, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Tabung sinar-X

Tabung sinar-X berisi filamen yang terbuat dari tungsten, sedangkan anoda terbuat dari
logam Cu, Fe atau Ni.

2. Trafo Tegangan Tinggi

Trafo tegangan tinggi berperan sebagai penyuplai listrik tegangan tinggi yang berfungsi
untuk mempercepat elektron di dalam tabung. Trafo tegangan melipatkan tegangan dari sumber
bertegangan rendah 30 kV sampai ke tegangan tinggi 100 kV. Pada trafo tegangan tinggi diberi
minyak sebagai media pendingin.

3. Instrumentasi kontrol

Sistem kontrol berfungsi mengatur parameter pada pengoperasian pesawat sinar-X. Instrumentasi
kontrol terbagi menjadi 5 modul yaitu :

a. catu daya AC dari sumber PLN

b. modul pengatur tegangan (kV)

c. modul pengatur arus (mA)

d. Power supplay (Catu daya DC )

e. modul pengatur waktu pencitraan (S)

f. modul Kendali sistem

2. Pemanfaatan sinar X

Dalam kehidupan sehari-hari, pemanfaatan Sinar-X umumnya digunakan untuk


mendiagnosis gambar medikal dan Kristalografi sinar-X pada bidang medis. Sinar X lebih
familiar dengan sebutan sinar rontgen. Akan tetapi perlu diwaspadai pula bahwasanya selain
bermanfaat, sinar X juga dapat menimbulkan bahaya secara biologik dari radiasi ion sinar X.

C. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Magnetic Resonance Imaging atau disingkat MRI adalah alat medis yang tidak
menggunakan radiasi ionisasi (sinar X). seperti namanya, MRI memanfaatkan
medan magnet penuh (besar dan kuat), gelombang radio dan menggunakan sebuah
komputer untuk menghasilkan gambar organ-organ, jaringan lunak, tulang dan
hampir semua struktur internal tubuh lainnya secara terperinci. Gambar-gambar
tersebut akan terlihat di monitor komputer, ditranmisikan secara elektronik dan
kemudian di copy ke dalam CD.
Semakin berkembang pesat teknologi, MRI sekarang dapat menghasilkan kualitas
gambar yang sangat tinggi.

Gambar dibawah adalah mesin MRI


Berikut adalah hasil pencitraan atau gambar dari monitor komputer

MRI memiliki 3 tipe, antara lain Closed MRI, Open MRI dan Standing MRI. namun
yang sering digunakan adalah Closed MRI dan Open MRI.

1. Closed MRI adalah mesin MRI tradisional atau jenis mesin yang paling tua.
Prosedurnya: pasien berbaring diatas meja, dan pasien yang berada diatas meja
diluncurkan kedalam tabung besar. Prosedur biasanya berlangsung sekitar 30-45
menit sementara pasien tetap pada posisinya.
Gambar mesin Closed MRI

2. Open MRI dibuat dalam bentuk konfigurasi "C". Pasien diluncurkan kedalam,
keluar, kesamping, namun tidak sepenuhnya pasien masuk atau tertutup dalam
mesin.
Gambar Open MRI

Perbedaan utama antara Open MRI dengan Closed MRI adalah dalam ukurannya dan
berapa banyak mesin terdapat di sekitar pasien. Mesin Closed MRI memiliki suatu
tabung kecil dan lebih sempit sehingga memberikan gambar yang terbaik. Mesin
MRI terbuka terbuka pada tiga sisi, sehingga lebih nyaman bagi pasien, begitu pula
pada pasien yang berbadan besar dan pasien penderita sesak nafas. Namun
gambar yang dihasilkan tidak sebagus Closed MRI karena magnet tidak berada atau
berkeliling pada seluruh tubuh.

Just Info

Sampai sekarang telah di percaya bahwa penyakit Alzheimer dan bentuk lain dari
demensia (pikun) dapat didiagnosis hanya jika gejala muncul dan hampir selalu
terlihat ketika pasien berada pada umur 70 atau 80-an. Sekarang penelitian terbaru
menunjukkan bahwa beberapa lesi (area jaringan tidak normal pada tubuh) di otak
merupakan karakteristik penyakit Alzheimer dan dapat terdeteksi dalam otak orang
sehat di usia 40-an. Seiring dengan ini uji skill mental yang sederhana mungkin
mampu mendeteksi masalah bertahun-tahun lebih cepat dari yang diperkirakan
sebelumnya. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti Australia dan Inggris dan
melibatkan kelompok 431 orang-orang Canberra yang sehat berusia 44-48 tahun.
Para peneliti menemukan bahwa mereka yang kurang baik pada tes kognitif khusus
lebih mungkin untuk memiliki lesi pada materi putih di otak. Lesi dapat dideteksi
dengan menggunakan pemindaian magnetic resonance imaging atau MRI scan dan
muncul sebagai titik-titik yang kecil sekali. Pasien ini tidak memiliki gejala apapun.
Menurut Daud Bunce, seorang peneliti di Pusat Penelitian Kesehatan Mental di
Universitas Nasional Australia, masih belum jelas jika ada dari mereka dengan lesi
akan terus mengembangkan demensia. Tetapi lesi ini mirip dengan yang ditemukan
pada pasien yang meninggal dengan penyakit Alzheimer. Beliau berkata, "Ini salah
satu penelitian pertama untuk menunjukkan bahwa lesi materi-putih yang ada
dalam suatu kelompok muda . Kedua, kami telah mampu memprediksi lesi ini
melalui cukup sederhana-untuk-mengelola tugas kognitif." Profesor Bunce juga
bekerja di Pusat Kognisi dan Neuroimaging di London's Brunel University.
BIOLISTRIK

Biolistrik merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial


listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan
lapisan tipis muatan negatif pada permukaan dalam bidang batas/membran
Transmisi Sinyal Biolistrik.

Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolis trik sangat


penting. sel syaraf dengan ekor panjangnya yang disebut sebagai axon atau serat
syaraf membawa isyarat biolistrik atau pulsa syaraf menjauhi sel menuju otot,
kelenjar atau neuron lain .Dendrit berfungsi mentransmisikan isyarat dari sensor ke
neuron.Stimulus untuk mentriger neuron dapat berupa tekanan, perubahan
temperatur, dan isyarat listrik dari neuron lain.

Aktifitas biolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti
gelombang pada permukaan air.Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan
dengan memasang beberapa elektroda pada permukaan kulit.Hasil rekaman isyarat
listrik dari jantung (electrocardiogram-ECG) digunakan untuk diagnosa
kesehatan.Gelombang P: hasil depolarisasi dan kontraksiatria.

PQRS:hasil depolaarisasi dan kontraksiventricles.Gelombang T: hasil


repolarisasi ventricle untuk persiapan kontraksi berikutnya. Seperti halnya pada
ECG, aktivitas otak dapat dimonitor dengan memasang beberapa elektroda pada
posisi tertentu.Isyarat listrik yang dihasilkan dapat untuk mendiagnosa gejala
epilepsi, tumor, gegar otak dan kelainan otak lainnya.

2.1 BIOLISTRIK

Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup. Biolistrik


merupakan energy yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP
(Adenosine Tri Posphate) dimanaATP ini di hasilkan oleh mitkondria melalui proses
respirasi sel.

Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan


potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar
dan lapisan tipis muatannegatif pada permukaan dalam bidang batas/membran.

Listrik statis dan listrik dinamis


- listrik statis adalah muatan -muatan listriknya berada dalam keadaan diam
atau tidak bergerak, listrik statis seperti muatan-muatan electron dan
proton, elekteron bermuatan(-) dan proton bermuatan (+)

-Listrik dinamis adalah muatan-muatan listrik yang bergerak, seperti arus


listrik melalui penghantar dari pontensial tinggi ke potensial rendah.

Besaran listrik adalah suatu tegangan, kuat arus, dan hambatan, yang dapat
di ukur yang dapat dinyatakan dalam bentuk satuan/angka.
Seperti Amperemeter (untuk mengukur kuatarus listri), Voltmeter (untuk
mengukur tegangan listrik), dan Jembatan Wheatstone
(untuk mengukur hambatan secara tidak langsung).
Voltase/tegangan listrik, adalah banyak sedikitnya arus listrik yang mengalir
dalam satua nwaktu.
Hambatan listrik adalah banyak sedikitnya kuat arus listrik yang mengalir
melalui suatu penghantar pada medan listrik.
Daya listrik adalah energi listrik yang dilepaskan muatan listrik tiap satuan
waktu.

2.2 PERUMUSAN HUKUM DASAR KELISTRIKAN

Beberapa hukum fisika yang mendasari biolistrik:


Hukum Coulomb
apabila terdapat dua buah titik muatan maka akan timbul gaya
elektrostatik di antara keduanya, yang besarnya sebanding dengan perkalian
nilai kedua muatan dan berbandingterbalik dengan kuadrat jarak
antar keduanya.
Hukum Ohm

Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus


yangmelewati, berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor.

Hukum Joule

Arus listrik yang melewati konduktor dengan perbedaan tegangan (V) dalam
waktutertentu akan menimbulkan panas.

2.3 KELISTRIKAN PADA TUBUH MANUSIA

Sistem syaraf dan neuron 1.

System syaraf pusat terdiri dari otak, medulla spinalis dan syaraf perifer. Syaraf
perifer ini adalah serat saraf yang mengirim informasi sensorik ke otak atau medulla
spinalis disebut syaraf afferent sedangkan serat syaraf yang mengantarkan dari
otak atau medulla spinalis keotak serta kelenjar disebut syaraf eferen.

System syaraf otonom

Serat syaraf ini mengatur organ dalam tubuh. Misalnya jantung, usus dan
kelenjar-kelenjar. Otak berhubungan dengan kelenjar medulla spinalis, keduanya
diliputi olehcairan serebrospinalis dan dilindungi oleh tulang otak serta tulang
vertebra (columnavertebralis). Suatu sel syaraf mempunya fungsi menarima
dan menghantar aliran listrik.

Konsentrasi ion di dalam dan diluar sel Merupakan suatu model potensial
istirahat pada waktu = 0 dimana ion akan melakukandifusi dari konsentrasi tinggi
kekonsentari yang lebih rendah sehingga pada saattertentunakn terjadi membera
dipole/memberan dua kutup dimana larutan dengankonsentrasi yang tadinya
rendah akan kelebihan ion positif, kebalikan dengan konsentrasitinggi akan beruba
menjadi kekurangan ion sehingga menjadi lebi nagatif.memberan permiabel
terhadap ion K, natrium dan kalium sedangkan terhadap protein besar ( A-) sangat
tidak permeable.

Kelistrikan syaraf Kecepatan aliran listrik pada serat syaraf yang berdiameter
yang sama dan panjang yangsama sangat tergantung kepada lapisan mialin ini.
Akson tnpa myelin (diameter 1mm)mempunyai kecepatan 20 -50 m/dtk. Syarat
syaraf bermielin pada diameter 100 m/dtk.Pada serat saraf bermeilen aliran sinyal
dapat meloncat dari suatu simpul kesuatu simpul yang lain.

Perambatan potensial aksiPotensial aksi biasa terjadi apabila suatu daerah


membran syaraf atau otot mendapatrangsangan mencapai nilai ambang. Potensial
aksi itu sendiri mempunyai kemampuanuntuk merangsang daerah sekitar sel
membran untuk mencapai nilai ambang dengandemikian dapat terjadi perambatan
potensial aksi ke segala sel membran. Keadaan inidisebut perambatan potensial
aksi atau gelombag polarisasi.

Kelistrikan pada sinapsis dan neuromyal junction

Hubungan antara dua buah syaraf disebut sinapsis, berakhirnya syaraf pada sel
otot atau hubungan syaraf otot disebut neuromyal junction, baik sinapsis maaupun
neuromial junction mempunya kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi
dengan cara loncat dari satu sel kesel berikutnya. Oleh karena pada waktu terjadi
depolarisasi, zat kimia yang ada pada otot akan bergetar/berdenyut menyebabkan
kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi depolarisasi sel otot hal mana otot
akan menglami relaksasi.

Sel membran otot jantung (miokardium) sangat berbeda dengan syaraf dan otot
bergaris.Pada syaraf maupun otot bergaris dalam keadaan potensial memberan
akan istirahatdilakukan ransangan maka ion-ion Na+ akan masuk kedalam sel dan
setelah mancapainilai ambang akan timbul depolarisasi. Sedangkan pada sel otot
jantung, ion Na+ mudah bocor sehingga segera setelah terjadi repolarisasi komplit.
Ion Na+ perlahan-lahan akanmasuk kembali kedalam sel dengan akibat terjadi
gejala depolarisasi secara sepontansempai mencapai nilai ambang dan terjadi
potensial aksi tanpa memerlukan rangsangandari luar.

2.4 ARUS LISTRIK

Arus listrik adalah aliran partikel- partikel bermuatan positif melalui


suatu penghantar dari potensial tinggi ke potensial rendah. Beda potensial dapat
dihasilkan oleh sel baterai atau geneator, yang mengakibatkan arus listrik mengalir
dalam rangkaian.Arus Listrik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Arus Listrik Searah

Arus searah adalah arus listrik yang menuju ke satu arah atau satu kutub. Arus
searah selalu tetap dan konstan sepanjang waktu dalam pengalirannya.

2. Arus Listrik Bolak-Balik

Arus bolak balik adalah arus listrik yang menuju ke dua/berbagai arah yang
terjadisecara berulang-ulang. Lampu-lampu kota yang dilihat dari kamera yang
bergerak. Listrik arus bolak-balik menyebabkan lampu berkelip-kelip yang membuat
garis terlihat menjadi bintik-bintik.

Arus bolak-balik (AC/alternating current) adalah arus listrik dimana besarnya dan
arahnya arus berubah-ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus searah
dimana arah arus yang mengalir tidak berubah-ubah dengan waktu. Bentuk
gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida,
karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien. Namun dalam
aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat digunakan,
misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk gelombang segi
empat (square wave).
Secara umum, listrik bolak-balik berarti penyaluran listrik dari sumbernya
(misalnya PLN) ke kantor-kantor atau rumah-rumah penduduk. Namun ada pula
contoh lain seperti sinyal-sinyal radio atau audio yang disalurkan melalui kabel,
yang juga merupakan listrik arus bolak-balik. Di dalam aplikasi-aplikasi ini, tujuan
utama yang paling penting adalah pengambilan informasi yang termodulasi atau
terkode di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut.

Arus bolak-balik dan gaya gerak listrik biasanya dinyatakan dengan harga rata-
rata dan efektif. Harga rata-rata dari tegangan dan arus bolak-balik dapat
ditentukan dengan mengambil setengah periode dari gelombang sinusoidal ().
Sedangkan harga efektif dari arus dan tegangan bolak-balik didefinisikan sebagai
nilai sedemikian rupa sehingga menghasilkan energi kalor rata-rata yang sama
pada arus searah yang melewati hambatan R. Harga efektif merupakan harga yang
terbaca pada alat ukur voltmeter maupun amperemeter AC (multimeter).

Alat pengukur arus dan tegangan bolak-balik, yang dapat mengukur serta
mempelajari beda potensial dapat menggunakan multimeter maupun osiloskop
(CRO Cathode Ray Oscilloscope). Perbedaan yang diberikan oleh kedua alat ukur
ini terletak pada hasilnya. Multimeter menghasilkan alat (meteran) yang dapat
menunjukkan penyimpangan pada skala sesuai dengan besarnya arus dan
tegangan. Adapun osiloskop menghasilkan bintik pada layar flouresensi berupa
grafik sinusoidal yang diakibatkan dari tembakan sinar katode yang mengenai
belakang layar secara berulang-ulang sehingga menghasilkan jejak yang nampak
pada bagian depan layar.

Listrik untuk keperluan rumah tangga dan industri dihasilkan dari stasiun
pembangkit listrik oleh generator-generator besar yang menghasilkan listrik bolak-
balik pada frekuensi 50 herz dan 60 herz. Arus bolak-balik tak seperti arus searah,
dapat secara mudah diubah untuk menghasilkan beda potensial yang lebih besar
atau kecil dengan menggunakan transformator (step up step down). Ini berarti
bahwa tegangan tinggi dapat digunakan untuk transmisi, yang dapat mengurangi
kehilangan daya dalam kabel transmisi. Pasokan listrik ke rumah-rumah terdiri dari
dua kabel dari substasiun (gardu listrik) untuk mengalirkan arus listrik bolak-balik
dan ada kabel kabel tambahan (arde) yang dihubungkan ke bumi sebagai tindakan
pengamanan.

2.5 RANGKAIAN SERI RLC


Rangkaian seri RLC banyak digunakan pada osilator untuk membangkitkan
getaran gelombang elektromagnetik. Pada rangkaian ini akan terjadi peristiwa
resonansi, yaitu peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena getaran benda lain.
Resonansi pada rangkaian seri RLC terjadi saat harga VL = VC atau XL = XC. Di
bawah ini adalah video tentang percobaan rangkaian RLC yang ditunjukkan melalui
tampilan grafik pada osiloskop.

2.6 KEGUNAAN LISTRIK SECARA MEDIS

1) Magnetokardiografi (MKG) yaitu penderita ditempatkan dalam ruangan


octagonal yang terdiri dari lima lapisan pelindung magnet, untuk
merekam/memberi informasi terhadap jantung dan isyarat magnet jantung
pada penderita.
2) Magneto ensopalogram (MEG) yaitu pencatatan medan magnet di sekeliling
otok dengan mempergunakan arus searah sehingga medan magnet otak
berkisar 1 X 10 -13 T.

Ada 6 Tujuan untuk mengetahui isyarat magnet pada otak.

1. Arus Listrik Banyaknya muatan yang mengalir dalam sebuah penghantar


tiap satuan waktu.
2. Tegangan Listrik Beda potensial antara ujung-ujung penghantar.
3. Hukum Ohm Hubungan arus dan tegangan dalam sebuah penghantar
dinyatakan dalam persamaan.
4. Daya Listrik : Suatu hambatan listrik diberi beda potensial V sehingga
padanya mengalir arus listrik sebesar I.
5. Rangkaian Resistor : Seri dan Paralel
6. Hukum Kirchof

Kirchof Current Law (KCL) Dalam suatu percabangan, jumlah arus yang
masuk = jumlah arus yang keluar

Kirchof Voltage Law (KVL) Dalam suatu rangkaian tertutup (loop) jumlah
seluruh beda potensial = 0

2.7 SYOK LISTRIK

Syok listrik/kejutan listrik adalah suatu nyeri pada syaraf sensoris yang
diakibatkan aliran listrik yang mengalir secara tiba -tiba melalui tubuh, dan
merupakan kejadian yang timbul secara kebetulan pada organ tubuh
tertentu.Dalam bidang kedokteran ada 2 macam syok listrik:
Syok dengan tujuan tertentu, dilakukan atas dasar indikasi medis.Dalam
bidang psiaktri dikenal dengan nama Electric Convultion Teraphy2).
Syok tanpa tujuan tertentu, timbul syok ini diakibatkan dari suatu
kecelakaan.Dikenal dengan Earth Syok.

Berdasarkan besar kecilnya tegangan Earth Syok dapat di bagi menjadi 2 :

Low tension shock ( syok tegangan rendah) dan


High tension shock (syok tegangan tinggi)

BIOTERMOFISIKA

1.1 Fisika teoretis dan eksperimental

Budaya penelitian fisika berbeda dengan ilmu lainnya karena adanya


pemisahan teori dan eksperimen. Sejak abad kedua puluh, kebanyakan fisikawan perseorangan
mengkhususkan diri meneliti dalam fisika teoretis atau fisika eksperimental saja, dan pada abad
kedua puluh, sedikit saja yang berhasil dalam kedua bidang tersebut. Sebaliknya, hampir semua
teoris dalam biologi dan kimia juga merupakan eksperimentalis yang sukses.

Gampangnya, teoris berusaha mengembangkan teori yang dapat menjelaskan hasil


eksperimen yang telah dicoba dan dapat memperkirakan hasil eksperimen yang akan datang.
Sementara itu, eksperimentalis menyusun dan melaksanakan eksperimen untuk menguji
perkiraan teoretis. Meskipun teori dan eksperimen dikembangkan secara terpisah, mereka saling
bergantung. Kemajuan dalam fisika biasanya muncul ketika eksperimentalis membuat penemuan
yang tak dapat dijelaskan dari teori yang ada, sehingga mengharuskan dirumuskannya teori-teori
baru. Tanpa eksperimen, penelitian teoretis sering berjalan ke arah yang salah; salah satu
contohnya adalah teori-M, teori populer dalam fisika energi-tinggi, karena eksperimen untuk
mengujinya belum pernah disusun.

1.1.1 Teori fisika utama

Meskipun fisika membahas beraneka ragam sistem, ada beberapa teori yang digunakan
secara keseluruhan dalam fisika, bukan di satu bidang saja. Setiap teori ini diyakini benar
adanya, dalam wilayah kesahihan tertentu. Contohnya, teori mekanika klasik dapat menjelaskan
pergerakan benda dengan tepat, asalkan benda ini lebih besar daripada atom dan bergerak dengan
kecepatan jauh lebih lambat daripada kecepatan cahaya.

Teori-teori ini masih terus diteliti; contohnya, aspek mengagumkan dari mekanika klasik
yang dikenal sebagai teori chaos ditemukan pada abad kedua puluh, tiga abad setelah
dirumuskan oleh Isaac Newton. Namun, hanya sedikit fisikawan yang menganggap teori-teori
dasar ini menyimpang.

Teori Subtopik utama Konsep

Hukum gerak
Newton, Mekanika
Dimensi, Ruang, Waktu, Gerak, Panjang, Kecepatan, M
Lagrangian, Mekanika
Mekanika assa, Momentum, Gaya, Energi, Momentum
Hamiltonian,Teori
klasik sudut, Torsi, Hukum kekekalan, Oscilator
chaos, Dinamika
harmonis, Gelombang, Usaha, Daya
fluida, Mekanika
kontinuum

Elektrostatik, Listrik, Ma Muatan listrik, Arus, Medan listrik, Medan


Elektroma
gnetisitas, Persamaan magnet, Medan elektromagnetik, Radiasi
gnetik
Maxwell elektromagnetis,Monopol magnetik

Termodina Mesin panas, Teori kinetis Konstanta Boltzmann, Entropi, Energi


mika dan
Mekanika
bebas, Panas, Fungsi partisi, Suhu
statistik

Path integral
Hamiltonian, Partikel identik Konstanta
Mekanika formulation, Persamaan
Planck, Pengikatan kuantum, Oscilator harmonik
kuantum Schrdinger, Teori medan
kuantum,Fungsi gelombang, Energi titik-nol
kuantum

Teori Relativitas Prinsip ekuivalensi, Empat-momentum, Kerangka


relativitas khusus, Relativitas umum referensi, Waktu-ruang, Kecepatan cahaya

1.1.2 Bidang utama dalam fisika

Riset dalam fisika dibagi beberapa bidang yang mempelajari aspek yang berbeda dari
dunia materi. Fisika benda kondensi, diperkirakan sebagai bidang fisika terbesar, mempelajari
properti benda besar, seperti benda padat dan cairan yang kita temui setiap hari, yang berasal dari
properti dan interaksi mutual dari atom.

Bidang Fisika atomik, molekul, dan optik berhadapan dengan individual atom dan
molekul, dan cara mereka menyerap dan mengeluarkan cahaya. Bidang Fisika partikel, juga
dikenal sebagai "Fisika energi-tinggi", mempelajari properti partikel super kecil yang jauh lebih
kecil dari atom, termasuk partikel dasar yang membentuk benda lainnya.

Terakhir, bidang Astrofisika menerapkan hukum fisika untuk menjelaskan


fenomena astronomi, berkisar dari matahari dan objek lainnya dalam tata surya ke jagad raya
secara keseluruhan.

Bidang Sub-bidang Teori utama Konsep

Astrofisika Kosmologi, Ilmu Big Lubang hitam, Latar belakang radiasi


Bang, Inflasi
kosmik, Relati
planet, Fisika vitas kosmik, Galaksi, Gravitasi, Radiasi
plasma umum, Huku Gravitasi, Planet, Tata surya, Bintang
m gravitasi
universal

Fisika Fisika
Difraksi, Radiasi
atomik,mol atom, Fisika Optik
elektromagnetik, Laser, Polarisasi, Garis
ekul, dan molekul, optik,Ph quantum
spectral
optik otonik

Gaya
Model
Fisika Fundamental (gravitasi, elektromagnetik, lemah
Fisika standar, Teori
akselerator, Fisika , kuat), Partikel
partikel penyatuan
nuklir elemen, Antimatter, Putar,Pengereman simetri
besar,teori-M
spontan, Teori keseluruhan Energi vakum

Teori
Fisika benda BCS, Gelomb
Fase (gas, cair, padat, Kondensat Bose-
Fisika padat, Fisika ang
Einstein, superkonduktor, superfluid), Konduks
benda material,Fisika Bloch, Gas
i listrik,Magnetism, Pengorganisasian
kondensi polimer, Material Fermi,Cairan
sendiri, Putar, Pengereman simetri spontan
butiran Fermi, Teori
banyak-tubuh

1.1.3 Bidang yang berhubungan

Ada banyak area riset yang mencampur fisika dengan bidang lainnya. Contohnya,
bidang biofisika yang mengkhususkan ke peranan prinsip fisika dalam sistem biologi, dan
bidang kimia kuantum yang mempelajari bagaimana teori kuantum mekanik memberi
peningkatan terhadap sifat kimia dari atom dan molekul. Beberapa didata di bawah:
1.1.4 Sejarahnya

Sejak zaman purbakala, orang telah mencoba untuk mengerti sifat dari benda: mengapa
objek yang tidak ditopang jatuh ke tanah, mengapa material yang berbeda memiliki properti yang
berbeda, dan seterusnya. Lainnya adalah sifat dari jagad raya, seperti bentuk Bumi dan sifat dari
objek celestial seperti Matahari dan Bulan.

Beberapa teori diusulkan dan banyak yang salah. Teori tersebut banyak tergantung dari
istilah filosofi, dan tidak pernah dipastikan oleh eksperimen sistematik seperti yang populer
sekarang ini. Ada pengecualian dan anakronisme: contohnya,
pemikir Yunani Archimedes menurunkan banyak deskripsi kuantitatif yang benar
dari mekanik dan hidrostatik.

Pada awal abad 17, Galileo membuka penggunaan eksperimen untuk memastikan
kebenaran teori fisika, yang merupakan kunci dari metode sains. Galileo memformulasikan dan
berhasil mengetes beberapa hasil dari dinamika mekanik, terutama Hukum Inert.

Pada 1687, Isaac Newton menerbitkan Philosophi Naturalis Principia


Mathematica ("prinsip matematika dari filsafat alam", dikenal sebagai Principia), memberikan
penjelasan yang jelas dan teori fisika yang sukses.

Hukum gerak Newton, yang merupakan sumber mekanika klasik; dan Hukum Gravitasi
Newton, yang menjelaskan gaya dasar gravitasi. Kedua teori ini cocok dalam
eksperimen. Principia juga memuat beberapa teori dinamika fluida.

Mekanika klasik dikembangkan besar-besaran oleh Joseph-Louis de Lagrange, William


Rowan Hamilton, dan lainnya, yang menciptakan formula, prinsip, dan hasil baru. Hukum
Gravitasi memulai bidang astrofisika, yang menggambarkan fenomena astronomi menggunakan
teori fisika.

Dari sejak abad 18 dan seterusnya, termodinamika dikembangkan oleh Robert


Boyle, Thomas Young, dan banyak lainnya. Pada 1733, Daniel Bernoulli menggunakan argumen
statistika dalam mekanika klasik untuk menurunkan hasil termodinamika, memulai
bidang mekanika statistik.

Pada 1798, Benjamin Thompson mempertunjukkan konversi kerja mekanika ke dalam


panas, dan pada 1847 James Joule menyatakan hukum konservasi energi, dalam bentuk panasa
juga dalam energi mekanika.
Sifat listrik dan magnetisme dipelajari oleh Michael Faraday, George Simon Ohm, dan
lainnya. Pada 1855, James Clerk Maxwell menyatukan kedua fenomena menjadi satu
teori elektromagnetisme, dijelaskan oleh persamaan Maxwell. Perkiraan dari teori ini
adalah cahaya adalah gelombang elektromagnetik.

1.2.1. Kalor dan Perubahan Wujud

Kalor adalah energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang
suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Suhu adalah ukuran rata -rata energi
kinetik partikel dalam suatu benda. Kalor yang diberikan dalam sebuah benda dapat digunakan
untuk 2 cara, yaitu untuk merubah wujud benda atau untuk menaikkan suhu benda itu. Besar
kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk menaikkan suhu tergantung
pada :

massa benda
kalor jenis benda
perbedaan suhu kedua benda

Secara matematis persamaan dapat ditulis dengan :

Q = m.c.t.

Sedangkan bila kalor yang diberikan digunakan untuk merubah wujud zat/benda,
maka kalor yang diberikan tergantung pada massa benda saja, sesuai dengan per samaan :

Q = m. L.

Setiap benda pada umumnya mempunyai 3 bentuk/fase, yaitu padat, cair dan gas. Perubahan
wujud yang terjadi pada ketiga bentuk benda itu adalah : membeku, melebur, mencair,
mengembun, menyublim, deposisi dan menguap.

Beberapa zat tidak selalu memuai ketika dipanaskan, contohnya air pada suhu 0C
4C. Pada suhu tersebut air akan menyusut ketika dipanaskan dan mencapai volume minimum
pada suhu 4C. Sehingga pada suhu tersebut es mencapai massa jenis maksimum.

Di atas 4C, air akan memuai lagi bila dipanaskan. Peristiwa sifat pemauaian air yang tidak
teratur ini disebut dengan peristiwa anomali air. Zat lain yang mempunyai sifat seperti ini
adalah parafin dan bismuth. Padat Gas Cair mengembun dan menguap.
1.2.2. Pemuaian

Jika sebuah benda dipanaskan /diberikan kalor, maka partikel partikel dalam benda itu
akan bergetar lebih kuat sehingga saling menjauh. Sehingga ukuran benda akan menjadi lebih
besar. Kita katakan bahwa benda itu memuai. Pemuaian dapat terjadi baik pada benda padat, cair
maupun gas.

Pemuaian Panjang

Pada pemuaian panjang dianggap bahwa benda mempunyai luas penampang yang kecil,
sehingga ketika dipanaskan hanya memuai pada arah panjangnya saja. Besarnya pertambahan
panjang sebuah benda yang dipanaskan adalah berbanding lurus dengan :

panjang mula-mula benda


kenaikan suhu

Secara matematis dituliskan :

L = L. t

Sedangkan panjang benda setelah dipanaskan adalah :

Lt = Lo + L

Pemuaian Luas

Pada pemuaian luas, pemuaian terjadi pada arah melebar pada sisi panjang dan lebar benda.
Analog dengan pemuaian panjang, pada pemuaian luas berlaku persamaan :

A = Ao. . t dimana berlaku hubungan : = 2

At = Ao + A

Pemuaian Volume

Pemuaian volume biasanya terjadi pada zat cair dan gas. Pemuaian ini terjadi pada arah
memanjang, melebar dan meninggi. Analog dengan pemuaian panjang, persamaan pada
pemuaian volume adalah :
V = Vo. . t dimana berlaku hubungan : = 3

Vt = Vo + V

1.2.3. Perpindahan Kalor

Perpindahan kalor dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :

konduksi,
konveksi
radiasi

1. Konduksi

Konduksi adalah proses perpindahan kalor yang terjadi tanpa disertai dengan
perpindahan, partikel-partikel dalam zat itu, contoh : zat padat (logam) yang dipanaskan.

Berdasarkan kemampuan kemudahannya menghantarkan kalor, zat dapat dibagi menjadi :


konduktor yang mudah dalam menghantarkan kalor dan isolator yang lebih sulit dalam
menghantarkan kalor. Contoh konduktor adalah aluminium, logam besi, dsb, sedangkan contoh
isolator adalah plastik, kayu, kain, dll.

Besar kalor yang mengalir per satuan waktu pada proses konduksi ini tergantung pada :

Berbanding lurus deng an luas penampang batang


Berbanding lurus dengan selisih suhu kedua ujung batang, dan
Berbanding terbalik dengan panjang batang

2. Konveksi

Konveksi adalah proses perpindahan kalor yang terjadi yang disertai dengan perpindahan
pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2 jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa.

Pada konveksi alamiah pergerakan fluida terjadi karena perbedaan massa jenis,
sedangkan pada konveksi paksa terjadinya pergerakan fluida karena ada paksaan dari luar.
Contoh konveksi alamiah : nyala lilin akan menimbulkan konveksi udara disekitarnya, air
yang dipanaskan dalam panci, terjadinya angin laut dan angin darat, dsb.

Contoh konveksi paksa : sistim pendingin mobil, pengering rambut, kipas angin, dsb.
panas dingin Besar laju kalor ketika sebuah benda panas memindahkan kalor ke fluida di
sekitarnya adalah berbanding lurus dengan luas permukaan benda yang bersentuhan dengan
fluida dan perbedaan suhu antara benda dengan fluida.

3. Radiasi

Radiasi adalah perpindahan kalor dala m bentuk gelombang elektromagnetik, contoh :


cahaya matahari, gelombang radio, gelombang TV, dsb.

Berdasarkan hasil eksperimen besarnya laju kalor radiasi tergantung pada : luas
permukaan benda dan suhu mutlak benda seperti dinyatakan dalam hukum Stefan- Boltzman
berikut ini : Energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda hitam dalam bentuk
radiasi kalor tiap satuan waktu sebanding dengan luas permukaan benda (A) dan
sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan benda itu.

Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan
sebuah proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet. Mars, Venus, dan benda langit
beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi artikel
ini hanya membahas pengaruh di Bumi.

Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca
alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat
aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua; yang
pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.

Penyebab. Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida
(CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO 2 ini disebabkan oleh
kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya
yang melampaui kemampuan tumbuhan -tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di
atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bu mi 5% dipantulkan kembali oleh
permukaan bumi.

Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan
dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh
awan dan gas CO 2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan
normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara
siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda. Selain gas CO 2, yang dapat menimbulkan
efek rumah kaca adalah su lfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida
(NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH 4) dan khloro fluoro karbon
(CFC).

Gas -gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca. Gas
Kontribusi Sumber emisi global % CO2 45-50% Batu bara 29 Minyak Bumi 29 Gas alam 11
Penggundulan hutan 20 lainnya 10 CH4 10-20%.

Dampak pemanasan global

Menurut perkiraan, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata 1-5C. Bila
kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan
peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5C sekitar tahun 2030 .

Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak
gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan
mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat. Bumi secara konstan menerima
energi, kebanyakan dari sinar matahari tetapi sebagian juga diperoleh dari bumi itu sendiri, yakni
melalui energi yang dibebaskan dari proses radioaktif (Holum, 1998:237). Sinar tampak dan
sinar ultraviolet yang dipancarkan dari matahari. Radiasi sinar tersebut sebagian dipantulkan oleh
atmosfer dan sebagian sampai di permukaan bumi.

Di permukaan bumi sebagian radiasi sinar tersebut ada yang dipantulkan dan ada yang
diserap oleh permukaan bumi dan menghangatkannya. Akibat meningkatnya suhu permukaan
bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat
mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi
kemampuannya untuk menyerap karbon di oksida di atmosfer.

Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung -gunung es di daerah kutub yang


dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan
meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut
yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

Azas Black

Teori kalorik menyatakan bahwa setiap benda mengandung sejenis zat alir (kalorik)
yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Teori ini diperkena lkan oleh Antoine Lavoiser. Teori
ini juga menyatakan bahwa benda yang suhunya tinggi mengandung lebih banyak kalor dari
pada benda yang suhunya rendah. Ketika kedua benda disentuhkan, benda yang suhunya tinggi
akan kehilangan sebagian kalor yang diberikan kepada benda bersuhu rendah. Akhirnya para
ilmuwan mengetahui bahwa kalor sebenarnya merupakan ssalah satu bentuk energi.

Karena merupakan energi maka berlaku prinsip kekekalan energi yaitu bahwa semua
bentuk energi adalah ekivalen (setara) dan ketika sej umlah energi hilang, proses selalu disertai
dengan munculnya sejumlah energi yang sama dalam bentuk lainnya.

Kekekalan energi pada pertukaran kalor pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan
Inggris Joseph Black dengan pernyataan : kalor yang dilepaskan o leh air panas (Qlepas) sama
dengan kalor yang diterima air dingin (Q terima). Secara matematis pernyataan tersebut dapat
ditulis dengan : Qlepas = Qterima.

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat.
Kalorimeter yang paling banyak digunakan adalah kalorimeter aluminium. Alat ini dirancang
sehingga pertukaran kalor tidak terjadi diluar bejana. Untuk mengurangi radiasi kalor dan
kehilangan kalor karena penyerapan dinding bejana, maka kedua dinding bejana bagian dalam
dan luar dibuat mengkilap.

Cincin serat fiber yang memisahkan kedua bejana Suhu (C) tutup kayu adalah
penghantar panas yang jelak. Ruang antara kedua dinding bejana berisi udara yang berfungsi
sebagai isolator kalor sebab udara adalah penghantar kalor yang jelek.

Sebuah bahan contoh panas yang kalor jenisnya diketahui dicelupkan ke dalam air dingin
yang terdapat dalam bejana bagian dalam. Kalor jenis zat dapat dihitung dengan mengukur
massa air dingin, massa bahan contoh, massa kalorimeter (bejana dalam) dan mengukur suhu air
dan bahan contoh sebelum dan sesuah pencampuran.

PERBEDAAN SUHU DAN KALOR

Kalor merupakan suatu bentuk energi yang besarannya dapat diukur menggunakan suatu
pengukur suhu. Terdapat 4 jenis satuan suhu yang dipakai di seluruh dunia, Celcius, Reamur,
Farenheit, dan Kelvin. Satuan Internasional untuk satuan suhu adalah Kelvin.

Suhu sendiri merupakan suatu pengukuran yang digunakan untuk menunjukan seberapa
banyak energi panas yang ada pada suatu tempat. Ingat !! yang diukur adalah seberapa panas
tempat tersebut bukannya seberapa dingin. Panas dapat diukur tetapi dingin tidak dapat diukur !!

Sebagaimana halnya Energi pada umumnya, maka energi kalor atau energi panas dapat
berubah bentuk dari satu bentuk ke bentuk lain. Contohnya terjadi pada pembangkit listrik tenaga
panas bumi, yang mengubah energi panas menjadi energi listrik.

Dengan energi kalor kita bahkan dapat mengubah wujud suatu zat. Seperti contohnya,
lilin yang dipanasi lama kelamaan akan meleleh, hal ini berarti panas mengubah wujud lilin yang
tadinya padat menjadi cair. Contoh lain terjadi ketika kita merebus air, jika air kita panaskan
secara terus menerus maka lama kelamaan air akan menguap menjadi uap air, hal ini mengubah
bentuk air yang berbentuk cairan menjadi uap air yang berbentuk gas.

Q = M. C. T ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase kenaikan suhu )

ket :
M = Massa ( Kg )
C = Kalor Jenis ( J/KgC )
T = Perubahan Suhu ( C )

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat
sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah
kalorimeter.

Q = M. L ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase perubahan wujud )

ket :
M = Massa ( Kg )
L = Kalor Laten ( J/Kg )

Kalor Laten adalah kalor yang digunakan untuk mengubah wujud suatu zat. Kalor laten
ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor
lebur (J/kg)

contoh soal :

Tentukan energi kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan es yang memiliki massa 2 Kg dan
bersuhu -20oCelcius hingga menjadi air yang bersuhu 70o Celcius ( Kalor jenis air =
4.200 Joule/kgC, Kalor lebur es = 334.000 J/kg, Kalor jenis es= 2.090 Joule/kgC )

Pembahasan :
Kita mengetahui bahwa ada tiga fase yang terjadi :
1. Fase perubahan suhu es dari -20o C menjadi es bersuhu 0o C.
2. Fase perubahan wujud es menjadi air pada suhu 0o C.
3. Fase perubahan suhu air dari 0o C menjadi es bersuhu 70o C.

Maka kita harus menghitung satu per satu energi kalor dari setiap fase.
Fase 1 :
Q1 = M. C. T
Q1 = 2 x 2.090 x 20 << menggunakan kalor jenis es bukan kalor jenis air

Q1 = 83.600 Joule
Fase 2 :
Q2 = M. L
Q2 = 2 x 334.000
Q2 = 668.000 Joule

Fase 3 :
Q3 = M. C. T
Q3 = 2 x 4.200 x 70 << baru menggunakan kalor jenis air
Q3 = 588.000 Joule

Maka kita jumlahkan hasil dari ketiga fase tersebut dan didapatkan hasil akhir senilai :
83.600 + 668.000 + 588.000 = 1.339.600 Joule

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa yang namanya Kalor itu adalah berupa suatu
energi. Dimana berdasar hukum kekekalan energi, energi dapat berpindah dari suatu tempat ke
tempat lain dan dapat pula berubah bentuk, dari bentuk energi satu ke energi lain Sekarang kita
bahas tentang energi kalor atau energi panas. Perpindahan Kalor adalah suatu proses perpindahan
energi panas pada suatu zat atau dari satu zat ke zat lain. Kalor dapat berpindah dapat melalui
suatu zat perantara maupun tanpa zat perantara, zat perantara yang dapat menghantarkan kalor
disebut dengan konduktor, sedangkan yang tidak dapat menghantarkan panas disebut dengan
isolator.

MANFAAT KALOR DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


pada siang hari yang panas, orang lebih suka memakai baju cerah dari pada gelap. Karena
untuk mengurangi penyerapan kalor.
Cat mobil atau motor di buat mengkilap untuk mengurangi penyerapan kalor.
Mengenakan jaket tebal saat udara dingin badanmu merasa nyaman.
Termos, tujuannya untukn mencegah hilangnya kalor secara radiasi.

Anda mungkin juga menyukai