Anda di halaman 1dari 4

Majalah

PEMERINTAHAN DALAM NEGERI Vol. VIII, No. 20/II/P3DI/Oktober/2016

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

URGENSI LITERASI MEDIA SOSIAL


JELANG PILKADA SERENTAK 2017
Handrini Ardiyanti*)

Abstrak
Perang di media sosial jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI 2017 mulai marak. Perang
wacana di media sosial sebenarnya bukan hal yang baru di Indonesia. Namun dikhawatirkan
banyak umpan yang dilontarkan lewat akun anonim membuat masyarakat yang tidak
memahami aturan tentang bermedia sosial yang baik dapat terjerat hukum. Karenanya,
literasi media sosial bagi masyarakat menjadi hal yang mendesak untuk segera dilakukan
jelang pilkada serentak 2017. Untuk itu Komisi I DPR RI perlu mendorong Kemenkominfo untuk
segera melakukan literasi media sosial kepada masyarakat.

Pendahuluan
Perang di media sosial jelang Pilkada Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada
DKI 2017 mulai marak. Berdasarkan data kasus dugaan penistaan agama tertentu yang
yang dimuat Tempo 5 Oktober 2016, sejak 23 melibatkan dirinya. Lebih jauh Ketua Bawaslu
September hingga 4 Oktober 2016, tercatat berpendapat kampanye melalui media sosial
243 ribu percakapan di media sosial mengenai adalah tugas berat memasuki masa kampanye
tiga pasangan bakal calon (balon) Gubernur- Pilkada 2017. Untuk itu Muhammad meminta
Wakil Gubernur DKI Jakarta. Riuhnya tim kampanye berhati-hati menggunakan
percakapan di media sosial tersebut, menurut media sosial untuk berkampanye. Lebih lanjut,
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Ketua Bawaslu mengungkapkan bahwa Bawaslu
(Bawaslu), Muhammad, membuat suasana telah bekerja sama dengan Kementerian
Pilkada Jakarta tidak kondusif. Bahkan, Kepala Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)
Divisi Humas Polri, Boy Rafli Amar, menyebut untuk memantau pelanggaran kampanye.
keriuhan percakapan mengenai balon sebagai Itu pula sebabnya, Ketua Komisi Pemilihan
hegemoni media sosial yang menurutnya sudah Umum DKI Jakarta Sumarno mewajibkan tim
sangat luar biasa. Pernyataan Kadivhumas kampanye pasangan calon untuk melaporkan
Polri tersebut disampaikan dalam siaran akun kampanye media sosial mereka,
langsung salah satu program di TV swasta sebagaimana diatur dalam Peraturan KPU
pada 27 Oktober ketika membahas permintaan (PKPU) No. 7 Tahun 2015 tentang Kampanye
keterangan penyidik terhadap Gubernur DKI Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,

*) Peneliti Madya Komunikasi pada Bidang Politik Dalam Negeri, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI.
Email: handrini@gmail.com

Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

- 17 -
Bupati dan Wakil Bupati dan/atau Walikota dapat terpancing hingga dikhawatirkan dapat
dan Wakil Walikota di mana kampanye melalui melakukan tindakan yang melawan hukum.
media sosial diatur pada pasal 41, 46, 47, dan Kondisi ini menurut penulis merupakan kondisi
48. Pada pengaturan tersebut kampanye pada yang mendorong urgensi literasi media sosial
media sosial dilakukan pasangan calon dan/ untuk segera dilaksanakan di tengah hegemoni
atau tim kampanye dapat membuat akun resmi media sosial, khususnya dalam menghadapi
di media sosial dan wajib mendaftarkan akun maraknya kampanye hitam yang dilakukan
resmi di media sosial tersebut paling lambat 1 sejumlah akun anonim jelang Pilkada serentak
(satu) hari sebelum pelaksanaan kampanye. 2017.
Perang wacana di media sosial sebenarnya
bukan hal yang baru di Indonesia. Sejak Memahami Hegemoni Media Sosial
kemunculan Obama 2008 saat berkampanye Hegemoni, sebagaimana dikemukakan
sebagai presiden Amerika Serikat pada periode Antonio Gramsci, adalah dominasi yang terjadi
pertama, telah menginisiasi digunakannya dengan kesepakatan atau consent dari mereka
media sosial sebagai salah satu media kampanye yang didominasi. Kondisi saat ini yang disebut
di dunia termasuk di Indonesia. Berdasarkan oleh Kadivhumas Polri sebagai hegemoni
data dari Kemenkominfo, pengguna internet media sosial. Menurut penulis kondisi saat ini
di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. memang menunjukkan kita telah terhegemoni
Dari angka tersebut, 95% menggunakan oleh media sosial. Sebagaimana dinyatakan
internet untuk mengakses jejaring sosial. Antonio Gramsci, hegemoni terjadi karena
Situs jejaring sosial yang paling banyak kesepakatan dan kita sepakat menerima
diakses adalah facebook dan twitter. Bahkan, hegemoni tersebut. Namun, dalam pandangan
Indonesia menempati peringkat 4 pengguna penulis berdasarkan pemahaman konsep
facebook terbesar setelah USA, Brazil, dan hegemoni Gramsci, maka hegemoni media
India. Banyaknya masyarakat Indonesia yang sosial ini sebenarnya dapat dicegah karena
menggunakan media sosial membuka peluang media sosial bukan satu-satunya media yang
kampanye efektif melalui media sosial. Selain memiliki kemampuan dalam memengaruhi
itu, karakter media sosial yang terbuka dan keputusan para pemilih dalam Pilkada.
dapat berkomunikasi langsung tanpa batasan Selain itu, hegemoni media sosial dalam
ruang dan waktu menjadi faktor daya tarik Pilkada juga terancam apabila ada peran-
tersendiri untuk melakukan kampanye politik. peran dari agensi yang mampu memunculkan
Meski di sisi lain media sosial juga memiliki kesadaran di luar kesadaran yang telah di-
dampak lain bagi aktor politik. Seperti yang setting melalui media sosial. Peran agensi
diungkapkan Guy Lachapelle (2015), dengan atau orang-orang yang memiliki kesadaran
semakin terbukanya peluang setiap warga kritis akan hegemoni media sosial inilah yang
negara untuk menelaah dan menyaksikan sepak mampu meruntuhkan hegemoni media sosial
terjang seorang politisi secara lebih transparan, dengan melakukan literasi media sosial kepada
para politisi tidak dapat lagi menutupi jati masyarakat. Dengan adanya literasi media
dirinya. Bahkan, setiap pilihan kata, ekspresi, sosial, maka masyarakat tidak sekedar dapat
atau bahasa tubuh akan terekspos dan bermedia sosial, melainkan juga memiliki
akhirnya menjadi pertimbangan publik dalam kompetensi yang cukup dalam bermedia sosial
menentukan sikap dan pilihannya. sehingga dengan sendirinya hegemoni media
Media sosial sebagai media kampanye sosial yang terjadi jelang Pilkada serentak 2017
yang efektif telah ditunjukkan oleh berbagai ini dapat diatasi.
penelitian khususnya di kota besar seperti
Jakarta. Bahkan pendiri Politica Wave, Yose Literasi Media Sosial
Rizal berpendapat media sosial berperan Literasi media sosial masih jarang
signifikan dalam kampanye pemilihan diulas. Brandtweiner dan Kerschbaum (2010)
Gubernur DKI Jakarta. Namun efektivitas menggambarkan literasi media sosial sebagai
kampanye lewat media sosial tersebut di sisi 'dasar' keterampilan yang harus dimiliki setiap
lain harus berhadapan sejumlah kelemahan penguna media sosial tidak hanya sebatas
di antaranya akun anonim yang mengundang teknis mengoperasikan Internet melainkan
riuhnya percakapan di media sosial. Tak jarang juga memiliki kompetensi yang tinggi untuk
banyak masyarakat yang tidak memahami terlibat dengan konten yang lalu lalang di
tentang aturan bermedia sosial yang baik media sosial. Kompetensi berkaitan dengan

- 18 -
isi tersebut meliputi memahami isi dan Literasi Media Sosial
mampu menganalisis dan mengevaluasi serta vs Kampanye Hitam
memiliki kemampuan untuk mengenali dan Fenomena atau rangkaian peristiwa di
menanggapi pengaruh dari isi media serta media sosial jelang Pilkada serentak 2017 sangat
mampu mengidentifikasi dan mengevalusi beragam, mulai dari kampanye hitam hingga
keadaan pada saat isi yang ada di media sosial perang antar pendukung di media sosial. Namun
itu diproduksi. yang mencemaskan adalah ketika kampanye
Sementara Hadewijch Vanwynsberghe hitam yang dilontarkan akun anonim ditanggapi
adalah salah satu pengagas tentang konsep secara tidak bijak oleh masyarakat karena kurang
media literasi sosial. Literasi media sosial pahamnya masyarakat akan aturan bermedia
merupakan permasalahan yang kompleks, sosial dengan baik. Sementara di sisi lain, Polda
namun Hadewijch Vanwynsberghe Metro Jaya telah membentuk cyber patrol yang
mengklasifikasikan literasi media sosial merupakan tim khusus patroli siber terdiri atas 20
membagi menjadi 3 dimensi yaitu: akses orang yang akan mengawasi media sosial selama
media sosial, kompetensi media sosial, 24 jam. Karena itu literasi media sosial khususnya
dan penggunaan media sosial. Secara tegas terkait dengan konten, sangat mendesak untuk
Hadewijch Vanwynsberghe menyimpulkan segera dilakukan agar masyarakat yang masih
bahwa literasi media sosial atau melek belum memiliki pemahaman yang cukup tentang
media sosial adalah tidak hanya sebatas aturan bermedia sosial yang baik, tidak terjerat
bagaimana masyarakat dapat mengakses tindakan melawan hukum.
ke aplikasi media sosial, melainkan mereka Sejumlah aturan yang wajib dipahami dalam
juga memiliki pengetahuan, keterampilan, kerangka literasi media sosial adalah berkaitan
sikap, dan self-efficacy individu untuk secara dengan teknis membedakan antara sumber berita
tepat menggunakan aplikasi media sosial dan yang dapat dipercaya dan sumber berita yang
untuk menganalisis, mengevaluasi, berbagi, tidak dapat dipercaya yang biasanya menyebarkan
dan menciptakan konten media sosial. berita bohong atau hoax serta pemahaman aturan
Konseptualisasi literasi media sosial menuntut legal formal yang berlaku di ranah media sosial
lebih banyak pemahaman tentang kompetensi Indonesia. Sejumlah aturan legal formal berkaitan
aksi dan interaksi sebagai pengguna yang lebih dengan media sosial yang wajib diperhatikan
apabila dibandingkan dengan kompetensi yang diantaranya berkaitan dengan KUHP, UU
harus kita miliki sebagai penguna media lain. Informasi Transaksi Elektronik (UU ITE), serta
Secara garis besar, literasi media Surat Edaran Kapolri Nomor 6/2015 tentang
sosial membutuhkan kompetensi objektif Hate Speech (ujaran kebencian) khususnya terkait
yang berkaitan dengan kemampuan dan dengan SARA.
pengetahuan yang berkaitan dengan konten UU ITE yang baru saja disahkan
serta kemampuan dan pengetahuan yang revisinya di DPR pada Jumat, 27 Oktober lalu
berkaitan dengan medium yang digunakan. memiliki sejumlah substansi penting yang
Sementara kompetensi yang dibutuhkan wajib dijelaskan dalam literasi media sosial,
berkaitan dengan kompetensi subjektif di antaranya: Pasal 27 ayat (3), Pasal 45 ayat
berkaitan dengan attitudes atau sikap dan self (3) yang menegaskan bahwa setiap orang yang
effifacy atau kemampuan diri untuk membuat dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
pesan agar mendapatkan umpan balik atau dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat
respons sesuai yang diharapkan. dapat diaksesnya informasi elektronik dan/
Pendek kata, konsep literasi media sosial atau dokumen elektronik yang memiliki muatan
tidak jauh berbeda dengan konsep literasi penghinaan atau pencemaran nama baik
media yang mana penguna media diharapkan dikenakan ancaman pidana penjara paling lama
melek media sosial dan memiliki kompetensi 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak
media sosial. Dalam tataran praktis, selain Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
mampu bersikap etis dalam bermedia sosial, rupiah). Serta Pasal 28 ayat (2) dan Pasal 45A
penguna media sosial harus memahami bahwa ayat (2) yang menyatakan bahwa setiap orang
pengunaan media sosial tidak sekedar berada yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
dalam ranah privat melainkan berada dalam informasi yang ditujukan untuk menimbulkan
ranah publik sekaligus ketika pesan yang rasa kebencian atau permusuhan individu dan/
disampaikan dapat secara berantai dan terbuka atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan
disampaikan kepada yang lainnya. suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)

- 19 -
dikenakan ancaman pidana penjara paling lama Referensi
6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Firman Noor, Dampak Media Sosial terhadap
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Politisi dan Partai, http://print.kompas.com/
Dengan adanya sanksi yang tegas tentang baca/opini/artikel/2016/11/01/Dampak-
sejumlah pelanggaran terkait dengan media Media-Sosialterhadap-Politisi-dan-Partai,
sosial, maka peran Kemenkominfo sebagai garda diakses 2 November 2017.
terdepan kementerian yang bertanggungjawab Hadewijch Vanwynsberghe, Elke Boudry, dan
dengan segala urusan yang berkaitan dengan Pieter Verdegem, Desember 2011, Mapping
informasi menjadi sangat penting. Jika Menteri Social Media Literacy Towards a Conceptual
Kemenkominfo mengungkapkan Kemenkominfo Framework, Gent: Ghent University.
bersama Kepolisian RI dan Bawaslu akan Saptono, Teori Hegemoni Sebuah Teori
membahas kebijakan penanganan konten media Kebudayaan Kontemporer, http://dinus.
sosial yang mengandung SARA dan "hate speech" ac.id/repository/docs/ajar/Teori_Hegemoni_
dalam Pilkada serentak, menurut penulis, peran Sebuah_Teori_Kebudayaan_Kontemporer.
Kemenkominfo sebaiknya tidak hanya sebatas pdf, diakses 26 Oktober 2016.
pada pembahasan konten terkait satu konten Bawaslu: Kampanye di Media Sosial Rawan
khusus. Melainkan harus segera melakukan Pelanggaran https://pilkada.tempo.
literasi media sosial kepada masyarakat. Karena, co/ read/news/ 2016/10/27/304815574/
masa kampanye Pilkada DKI dari 28 Oktober bawaslu-kampanye-di-media-sosial-rawan-
s.d. 11 Februari 2017 rawan terjadinya berbagai pelanggaran, diakses 26 Oktober 2016.
pelanggaran akibat tidak meleknya masyarakat Bawaslu diminta tegas awasi akun anonim yang
dalam bermedia sosial. Jangan sampai karena sebarkan kampanye hitam, https://www.
larut dalam ingar-bingar di media sosial, merdeka.com/politik/bawaslu-diminta-
masyarakat yang belum dibekali kemampuan tegas-awasi-akun-anonim-yang-sebarkan-
bermedia sosial dengan baik menjadi korban kampanye-hitam.html, diakses 1 November
karena tersandung kasus hukum seperti yang 2016.
menimpa Buni Yani. Kominfo Akan Bahas Konten Medsos Jelang
Pilkada Serentak https://kominfo.go.id/
Penutup content/detail/8113/kominfo-akan-bahas-
Literasi media sosial perlu segera dilakukan konten-medsos-jelang-pilkada-serentak/0/
pemerintah, khususnya oleh Kemenkominfo. berita_satker, diakses 26 Oktober 2016.
Karena itu, Komisi I DPR RI perlu mendorong Patroli Cyber, Polisi Temukan Adanya Indikasi
Kemenkominfo untuk mengkaji kembali Black Campaign di Medsos, http://news.
program-programnya dan memasukkan literasi detik.com/berita/d-3330762/patroli-cyber-
media sosial sebagai bagian dari program literasi polisi-temukan-adanya-indikasi-black-
media. Jika ketersediaan anggaran terbatas, campaign-di-medsos, diakses 1 November
maka Kemenkominfo dapat mengutamakan 2016.
pelaksanaan literasi media sosial terlebih dulu Pemilihan Gubernur Jakarta, Perang di Media
untuk masyarakat yang berada di daerah-daerah Sosial Marak https://www.tempo.co/read/
memiliki potensi kerawanan yang tinggi yaitu fokus/2016/10/05/3369/pemilihan-gubernur-
Aceh, DKI Jakarta, dan Papua Barat. Selain jakarta-perang-di-media-sosial-marak, diakses
itu, Kemenkominfo dapat mengunakan info 26 Oktober 2016.
grafis yang mudah dipahami untuk segera Peraturan KPU (PKPU) No. 7 Tahun 2015 tentang
disebarluaskan kepada masyarakat mengunakan Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil
media sosial serta bekerja sama dengan Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan/atau
Twitter ID (Kantor Twitter Indonesia) maupun Walikota dan Wakil Walikota, http://jdih.kpu.
Perwakilan facebook di Indonesia. Selain itu, go.id/ data/data_pkpu/ PKPU% 20Nomor%
Kemenkominfo dapat bekerjasama dengan 207% 20 Tahun%202015.pdf, diakses 2
aparat terkait seperti Divisi Humas Polri untuk November 2017.
memberikan literasi media sosial secara simultan
ketika berada dalam ruang publik melalui media
penyiaran dalam acara dialog yang banyak
disaksikan oleh masyarakat guna mempercepat
pelaksanaan literasi media sosial.

- 20 -

Anda mungkin juga menyukai