BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu upaya yang dilakukan oleh para pemilik atau pemegang saham
profesional, kinerja perusahaan akan menjadi lebih terjamin, dapat bertahan dan
Nilai perusahaan diartikan sebagai harga yang bersedia dibayar oleh calon
perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan
2
diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham, semakin tinggi harga saham
Book Value (PBV). Price book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas
prospek perusahaan ke depan. Price book value (PBV) digunakan untuk menilai
harga suatu saham dengan membandingkan harga pasar saham dengan nilai buku
diinvestasikan. Hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar
saham dapat juga dipakai sebagai pendekatan alternatif untuk menentukan nilai
suatu saham. Secara teoretis, nilai pasar suatu perusahaan haruslah mencerminkan
dalam Wahidahwati, 2002). Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau
nilai buku perusahaan dari ekuitasnya. Nilai buku merupakan nilai dari kekayaan,
pasar merupakan presepsi pasar yang berasal dari investor, kreditur, dan
stakeholder lain terhadap kondisi perusahaan dan biasanya tercermin pada nilai
salah satunya adalah dengan harga pasar saham perusahaan karena harga pasar
setiap ekuitas yang dimiliki. Harga pasar saham menunjukkan penilaian sentral
dari seluruh pelaku pasar,harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja
Naik turunnya harga saham di pasar modal menjadi sebuah fenomena yang
menarik untuk dibicarakan berkaitan dengan isu naik turunnya nilai perusahaan
itu sendiri.Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 berdampak
terhadap pasar modal Indonesia yang tercermin dari terkoreksi turunnya harga
saham hingga 4060 persen dari posisi awal tahun 2008 (Kompas, 25 November
2008), yang disebabkan oleh aksi melepas saham oleh investor asing yang
mempengaruhi nilai perusahaan karena nilai perusahaan itu sendiri jika diamati
melalui kemakmuran pemegang saham yang dapat diukur melalui harga saham
Jika harga saham perusahaan tinggi maka dapat disimpulkan bahwa nilai
perusahaan tersebut juga baik. Nilai perusahaan juga dapat di tingkatkan dengan
4
meningkatkan kinerja perusahaan dan hal ini dapat kita dari informasi laba
dilakukan oleh manajemen sebagai agen yaitu dalam proses penyusunan laporan
laba dinilai merugikan karena dapat menurunkan nilai laporan keuangan dan
memberikan informasi yang tidak relevan bagi investor dimana teori keagenan
Perusahaan besar memiliki keuntungan aktivitas serta lebih dikenal oleh publik
yang besar akan lebih tinggi dari perusahaan kecil. Selain itu, semakin besar
Indonesia.
Efek Indonesia?
Indonesia?
6
nilai perusahaan.
perusahaan.
2. Bagi para pemakai laporan keuangan dan manajemen perusahaan
Earning Management
(X1)
Nilai Perusahaan
(Y)
Kebijakan Hutang
(X2)
1.6. Hipotesis
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh sebab itu rumusan masalah penelitian
BAB II
8
LANDASAN TEORITIS
diantaranya adalah :
nilai perusahaan. Selain itu juga, variabel ukuran dewan komisaris dan ukuran
independen dan komite audit tidak berpengaruh secara parsial terhadap nilai
perusahaan.
2. Herawaty (2008) membuktikan peran praktik corporate governance sebagai
keuangan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun
2004-2006.
3. Euis Soliha dan Taswan (2002) yang berjudul Pengaruh Kebijakan Hutang
keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham (Sujoko dan
Soebiantoro, 2007). Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga
tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya
pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa
depan.
menjelaskan nilai perusahaan yaitu nilai nominal, nilai intrinsik, nilai likuidasi,
nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik. Nilai nominal adalah nilai yang
tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan. Nilai likuidasi adalah
nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus
dipenuhi. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep
akuntansi. Nilai pasar adalah harga yang terjadi dari proses tawar-menawar di
pasar saham sedangkan konsep yang paling representatif untuk menentukan nilai
10
suatu perusahaan adalah konsep intrinsik. Nilai perusahaan dalam konsep nilai
intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan nilai aset, melainkan nilai
perusahaan.
Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam
a) Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning
operasi yang berjangka panjang, maka harus dihindari tingkat risiko yang
proyek tersebut dalam jangka panjang berarti suatu kegagalan yang dapat
dimana pada saat itu penerimaan yang diperoleh sudah cukup besar,
mencari dividen dan hal ini dapat membantu memelihara nilai perusahaan.
3. Mengusahakan pertumbuhan. Apabila perusahaan dapat mengembangkan
dari perusahaan.
Weston & Copeland (1999) menyatakan bahwa ukuran yang paling tepat
pemegang saham. Rasio penilaian tersebut adalah market value ratio yang terdiri
dari 3 macam rasio yaitu price earning ratio, price/cash flow ratio dan price to
book value ratio. Price earning ratio adalah rasio harga per lembar saham
terhadap laba per lembar saham. Rasio ini menunjukkan berapa banyak jumlah
rupiah yang harus dibayarkan oleh para investor untuk membayar setiap rupiah
laba yang dilaporkan. Price/cash flow ratio adalah harga per lembar saham
dengan dibagi oleh arus kas per lembar saham. Sedangkan Price to book value
ratio adalah suatu rasio yang menunjukkan hubungan antara harga pasar saham
Nilai perusahaan dapat diukur dari expected value melalui arus kas
maupun dari nilai history melalui asset perusahaan. Untuk mengukur nilai
perusahaan ada beberapa rasio yang dapat digunakan, salah satu alternatif yang
oleh Tobin (1967) dan dinilai dapat memberikan informasi yang paling baik,
(Sukamulja, 2004).
hanya unsur saham biasa. Aset yang diperhitungkan dalam TobinsQ juga
yang memiliki nilai Q yang rendah umumnya berada pada industri yang sangat
dasar untuk penilaian kinerja perusahaan. Salah satu jenis laporan keuangan yang
laporan laba rugi. Akan tetapi, angka laba yang dihasilkan dalam laporan laba rugi
sering kali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan, sehingga laba
yang tinggi belum tentu mencerminkan kas yang besar. Dalam hal ini, arus kas
mendatang. Agnes (2002) menyatakan bahwa arus kas menunjukkan hasil operasi
yang dananya telah diterima tunai oleh perusahaan serta dibebani oleh dana yang
Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai buku
total modal perusahaan. Selain itu, nilai pasar bisa menjadi ukuran nilai
nominal.
perusahaannya juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya.
Jika nilai perusahaan tinggi maka dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan
(Wahidahwati, 2002).
kesejahteraan para pemegang saham (Martin, et al., 1994). Tujuan perusahaan itu
hati-hati dan tepat, mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan
lain keputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan dividen. Suatu kombinasi yang
optimal atas ketiga keputusan itu akan memaksimumkan nilai perusahaan, dengan
Teori organisasi dan korporasi modern dari Berle dan Means, (1933) telah
ini. Teori ini menyatakan bahwa dalam suatu organisasi harus terdapat pemisahan
yang tegas antara aktivitas pengendalian dengan aktivitas operasional, dalam hal
ini harus terdapat pemisahan antara Board of Directors sebagai representasi dari
dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan. Hal ini
prinsipal dan manajer sebagai agen, maka manajer pada akhirnya akan memiliki
dana investor (Jensen dan Meckling, 1976; Shleifer dan Vishny, 1997). Asumsi
dasar dalam agency theory adalah bahwa manajer akan bertindak secara
tersebut dilakukan pada proyek yang memiliki net present value (NPV) negatif.
16
dihasilkan oleh perusahaan dalam bentuk free cash flow. Masalah free cash flow
(meskipun dengan NPV negatif) dari pada membaginya dalam bentuk dividen.
mungkin hal ini tidak selalu meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Hasil
penelitian Grand Jammine dan Thomas sebagaimana dikutip oleh Bethel dan Julia
meningkatkan gengsi pribadi mereka tetapi tidak bermanfaat bagi para pemegang
saham (Jiraporn dan Ning, 2006). Disamping itu manajer juga mempunyai
Hal ini akan mengakibatkan beban bunga pinjaman dan risiko kebangkrutan
biaya keagenan tersebut pada akhirnya akan berpengaruh pada penurunan nilai
17
cukup banyak free cash flow dan manajemen terpaksa mencari pendanaan dari
pembayaran dividen adalah salah satu cara untuk mengurangi agency cost of
equity karena konflik antara manajemen dengan pemegang saham akan berkurang.
opsi-opsi yang ada dalam perlakuan akuntansi. Fleksibilitas ini digunakan oleh
efficient contracting.
dan political cost (Scott, 2000). Perilaku opportunis ini direfleksikan dengan
manager can choose accounting policies from a set ( for example, GAAP),it is
natural to expect that they will choose polices so as to maximize their own utility
and/or market value of the firm. Dari definisi tersebut manajemen laba
merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari akuntansi yang ada
dan secara alamiah dapat memaksimumkan utilitas mereka dan atau nilai pasar
yang tak terduga untuk keuntungan pihak - pihak yang terlibat dalam kontrak.
(agency theory). Agency theory berasumsi hubungan agensi muncul ketika satu
yang dapat memperlihatkan kinerjanya yang baik untuk mendapatkan bonus dari
principal.
dan mengawasi sampai sejauh mana agent tersebut bekerja untuk meningkatkan
dapat dimanfaatkan oleh agent untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Akuntansi akrual yang dicatat dengan basis akrual (accrual basis) merupakan
(PAT) dan Agency Theory. Tiga hipotesis PAT yang dapat dijadikan pemahaman
dan menggunakan metode - metode akuntansi yang akan membuat laba yang
untuk bekerja lebih baik tetapi juga memotivasi manajer untuk melakukan
akuntansi dalam laporan keuangan sehingga bonus itu selalu didapatnya setiap
antara utang dengan ekuitas lebih besar, cenderung memilih dan menggunakan
metode - metode akuntansi dengan laporan laba yang lebih tinggi serta
21
sumber daya.
c. Political cost hypothesis
Political cost hypothesis menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih
tidak terlalu tinggi sehingga alokasi laba sesuai dengan kemauan perusahaan.
Teknik dan pola manajemen laba menurut Setiawati dan Naim (2000)
estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi
kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, biaya
yaitu merubah metode depresiasi aktiva tetap, dari metode depresiasi angka
dan menerapkan metode akuntansi yang sesuai dengan kepentingan manajer bisa
a. Taking a bath
Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru
b. Income minimization
sehingga jika laba periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi
c. Income maximization
d. Income smoothing
dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya
1. Model Healy
total akrual (diskala dengan lag total aset) antara variabel yang merupakan
=
dimana :
periode estimasi.
2. Model DeAngelo
24
pertama mempunyai suatu nilai ekpektasi nol di bawah hipotesis nol yaitu tidak
dirumuskan :
= 1
3. Model Jones
= 1 (1/1) + 2 () + 3PP
dimana :
PP = peralatan dan properti pabrik tahun yang diskala dengan total aset pada
tahun t-1.
sebagai berikut :
= 1 + 2 ( 1 )
25
dimana :
1 = nilai median dari total akrual yang diskala dengan lag aset
untuk semua perusahaan non sampel yang sama dengan 2 digit kode SIC
sudah tentu ada yang berasal dari penjualan secara kredit. Pengurangan terhadap
Nilai total Akrual (TA) diestimasi dengan persamaan regresi OLS sebagai
berikut:
Keterangan:
NIit = laba bersih kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke
periode ke t = error
struktur modal karena hutang merupakan salah satu komposisi dalam struktur
b. Struktur Aktiva
c. Profitabilitas
d. Risiko Bisnis
kebangkrutan.
e. Ukuran Perusahaan
eksternal.
hutang yang jangka waktunya lebih dari satu tahun dan kurang
utama dari hutang jangka menengah adalah term loan dan lease
normal.
30
kebutuhan investasi.
4. Apabila pendanaan eksternal diperlukan, pertama-tama
(Mamduh, 2004).
baru.
dibanding aliran kas. Laba yang dilaporkan lebih besar dari aliran kas operasi
perusahaan tidak mampu membayar kewajiban tetap berupa bunga dan pokoknya.
Risiko kebanagkrutan akan semakin tinggi karena bunga akan meningkat lebih
keuangan yang diukur melalui leverage yaitu proporsi struktur hutang dibagi
dengan total aktiva. Dengan rumus ini dapat diartikan semakin tinggi leverage
maka hutang yang dimiliki perusahaan pun juga besar sehingga dengan hutang
yang besar risiko perusahaan juga akan semakin tinggi, hal ini mengakibatkan
nilai perusahaan akan menurun, karena leverage yang semakin tinggi akan
nilai perusahaan.
BAB III
37
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan secara empiris pada Bursa Efek Indonesia yang dapat
swasta yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2011
Jenis data yang digunakan adalah data skunder. Data skunder merupakan
data yang sudah tersedia dari sumber pertama, yaitu data ringkasan laporan
periode 2007-2011. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data
sekunder, yaitu data kuantitatif yang diperoleh dari situs bursa efek Indonesia
Berdasarkan pada masalah dan hipotesis yang akan diuji, maka variabel-
nilai investasi para pemegang saham (harga pasar ekuitas) sebagai reaksi terhadap
informasi yang diberikannya yang mencakup harga pasar saham dan volume
Nilai perusahaan diukur dengan nilai buku saham (Price to Book Value)
menghargai nilai buku saham pada suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini
berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Perusahaan yang berjalan
40
dengan baik, umumnya rasio PBV nya mencapai diatas satu, yang menunjukkan
bahwa nilai pasar lebih besar dari nilai bukunya. Skala pengukuran yang
et.al (1994).
Nilai total Akrual (TA) diestimasi dengan persamaan regresi OLS sebagai
berikut:
Keterangan:
NIit = laba bersih kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke
periode ke t e = error
membagi total hutang dengan total aktiva yang menunjukkan seberapa besar
Leverage ratio (debt to total asset/ DTA) dapat dirumuskan seperti di bawah ini :
Total Hutang
DTA=
Total Aktiva
Management merupakan suatu intervensi Discretionary Accrual (DA) dengan rumus Rasio
(X1) oleh pihak manajemen :
dengan maksud tertentu TAC = NIit CFOit
terhadap proses pelaporan
keuangan eksternal dengan
tujuan untuk memperoleh
beberapa keuntungan
pribadi
2. Kebijakan Kebijakan hutang adalah Kebijakan hutang diukur dari leverage
Hutang (X2) tambahan risiko sebagai perusahaan dengan rumus : Rasio
akibat karena perusahaan Total Hutang
menggunakan Total Aktiva
pembelanjaan dengan
hutang dan atau dengan
saham preferen.
(Y) sebagai ekspektasi nilai buku saham (Price to Book Value) yang Rasio
investasi para pemegang dihitung dengan rumus sebagai
suatu perancangan penelitian yang dilakukan dengan pengujian secara cermat dan
penelitian ini adalah deskriptif kuantatif dan Skala pengukuran variabel yang
dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata, maksimal,
dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Analisis regresi
keadaan (naik-turunnya) variabel dependen, dan apabila dua atau lebih variabel
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y = Nilai Perusahaan
a = Konstanta
b1,b2 = Kofisien Regresi
X1 = Earning Management
X2 = Kebijakan Hutang
e = Error of term
44
variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal atau mendekati
normal. Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa suatu data terdistribusi
normal atau tidak (Ghozali, 2006). Salah satu cara untuk melihat normalitas
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Model regresi yang baik
multikolonieritas. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel bebas mana yang
independen yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.
Jika nilai tolerance yang rendah dengan nilai VIF tinggi karena (VIF=1/tolerance)
dan menunjukan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai batas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah nilai tolerance mendekati 1 atau sama dengan nilai
VIF disekitar angka 10. Gejala multikolonieritas akan diidentifikasi jika VIF
lebih besar dari 10 (Ghozali, 2006). Jika terjadi Multikolonieritas tinggi yang
akan berakibat :
salah.
lainnya. Jika nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang
cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama
tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10, maka
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastik muncul bila kesalahan atau residual dari model yang
b. Confident interval akan melebar sehingga hasil uji signifikan statistik tidak
valid lagi
47
Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastik dilakukan dengan
Tujuannya untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada
estimated
bias
Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi.
(DW test) yang menggunakan titik kritis yaitu batas bawah (dl) dan batas atas
(du). Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first
48
model regresi, serta tidak ada variabel lagi diantara variabel bebas (Ghozali,
2006).
a. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan menolak Ha, artinya tidak ada
masing variabel yang terdapat pada output hasil analisis regresi. jika angka
signifikansi t lebih kecil dari (0,05) maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh
a. Apabila Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada
terdapat pada output hasil analisis regresi yang menggunakan SPSS versi 19.0.
jika angka signifikansi F lebih kecil dari (0,05) maka dapat dikatakan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara
simultan.
BAB IV
Berdasarkan hasil pengolahan data SPSS seperti terlihat pada tabel 4.1
diperoleh nilai untuk maksimum, minimum, jumlah, rata-rata dan standar deviasi
mengetahui gambaran umum setiap variabel dalam penelitian. Jumlah data adalah
tampilan SPSS menunjukkan jumlah data (N) ada 90 yang merupakan periode
penelitian pada 18 bank dikali 5 tahun, yaitu dari tahun 2007 sampai dengan tahun
1. Nilai Earning management untuk minimum sebesar minus 1,08 dan nilai
maksimum sebesar 0,68. Nilai standar deviasi sebesar 0,218 lebih besar
2. Nilai leverage untuk minimum sebesar minus 3,81 dan nilai maksimum
sebesar 15,45. Nilai standar deviasi sebesar 2,925 lebih kecil dibandingkan
51
dengan nilai rata-rata sebesar minus 9,234, hal ini mengindikasikan bahwa
diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai
histogram dan Kolmogrov smirnov test. Berikut hasil uji normalitas datanya.
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik diketahui adanya distribusi data yang
melengkung ke tengah dan tidak miring ke kanan dan tidak miring ke kiri, atau
dengan kata lain nilai residual histogram mendekati angka nol sehingga data
berdistribusi normal. Untuk mengetahui data bersitribusi normal atau tidak makan
Uji Normalitas ini didukung dengan melihat uji one sample K-S yaitu
berjumlah 38% ini artinya nilai tersebut lebih besar dari 5% maka dapat dikatakan
yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya
hasilnya :
Dari gambar diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik
dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak
dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan korelasi
di antara variabel independen. Jika nilai VIF >10 atau nilai tolerance < 0,10 maka
terjadi multikolonieritas sedangkan apabila nilai VIF < 10 atau nilai tolerance >
0,10 maka tidak terjadi multikolonieritas. Di samping itu, suatu model dikatakan
Change Statistics
dilakukan dengan uji Durbin Watson, yaitu dengan membandingkan nilai DW dari
hasil regresi dengan nilai dL dan dU dari tabel Durbin Watson. Nilai tabel batas
bawah (dL) Durbin Waston pada jumlah observasi 90 dengan jumlah independen
2 adalah 1,612 dan batas atasnya (dU) sebesar 1,703. Besaran ini akan
Hasil ini dalam tabel menunjukan tanpa kesimpulan atau 4-dU < dw 4-dL atau
dapat ditulis dengan 3,297 < 1,593 3,388. Untuk mendeteksi terjadinya
yang didapatkan dari penghitungan pada table 4.5 di atas, yang menunjukkan nilai
tabel diatas. Dilihat dari tabel tersebut, pengukuran autokorelasi dalam penelitian
dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Analisis regresi
keadaan (naik-turunnya) variabel dependen, dan apabila dua atau lebih variabel
perusahaan.
berganda antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) yang
nilai dari harga saham adalah sebesar 2.095. Koefisien b1 sebesar 0,007
dengan kenaikan nilai perusahaan sebesar 0,7% dengan asumsi semua variabel
bernilai nol.
hubungan yang searah atau positif dengan nilai perusahaan, dimana setiap
dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada Leverage, maka akan langsung
independen terhadap variabel dependen secara simultan dengan Uji F dan secara
parsial dengan Uji t. Hasil pengujian statistik F (uji simultan) pada variabel
Earning Management dan Leverage terhadap harga saham diperoleh hasil sebagai
Total 87.037 89
Dari Tabel 4.7 diperoleh nilai Fhitung sebesar 3,844 sedangkan Ftabel pada
Dengan demikian dapat disimpulkan, sig = 0,025 < = 0,05 yang berarti hipotesis
Leverage terhadap harga saham secara parsial dengan hasil pengujian terlihat pada
dua arah (/2 = 0,05/2 = 0,025) dengan derajad bebas (df) = n-k = 90 3 = 87.
a. Jika thitung > ttabel (1,987) atau thitung < ttabel (-1,987), maka Ha yang diajukan
diterima (berpengaruh)
b. Jika ttabel (-1,987) thitung ttabel (1,987), maka Ha tidak dapat diterima
(tidak berpengaruh)
Berdasarkan hasil pengujian tabel 4.8, maka secara parsial pengaruh masing-
berikut:
besar dari ttabel (1,987) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,021 yang lebih
b. Variabel leverage mempunyai nilai ttabel = (-1,987) yang lebih besar dari
thitung (-2,671) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,009 yang lebih kecil
Tabel 4.9 memperlihatkan bahwa nilai Adjust R2 sebesar 0,287 atau sebesar
harga saham sebesar nilai koefisien determinasi yaitu 28,7%. Sedangkan sisanya
71,3% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian ini. Nilai R merupakan koefisien korelasi, dengan nilai
0,381 atau 38,1% menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel
61
bahwa nilai- t hitung adalah sebesar 2,355 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,021
yang lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa variabel
terdaftar di BEI tahun 2007-2011. Hasil pengujian ini menerima hipotesis. Hasil
bahwa nilai- t adalah sebesar -2,671 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,009
yang lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa variabel
terhadap nilai perusahaan menggunakan uji t, diperoleh nilai t sebesar -2,672 yang
lebih kecil dari = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kebijakan
BEI tahun 2007-2011. Hasil pengujian menolak hipotesis. Hasil ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Euis Soliha dan Taswan (2002) yang menjelaskan
62
perusahaan.
BAB V
5.1. Kesimpulan
demikian dapat disimpulkan, sig = 0,025 < = 0,05 yang berarti hipotesis
signifikansi sebesar 0,021 yang lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil ini
63
5.2. Saran
Engel Model.
64
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Agus Sartono, Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi, Penerbit BPFE UGM
Yogyakarta, 2008
Brigham, Eugene, F., Gapenski, Louis, C., and Davis Philip, R, Intermediate
Finan-cial Management, Sixth Edition, The Dryden Press, Orlando, 1999
Brealey & Myers. 1991. Principles of Corporate Finance. Fourth Edition. US.
nd
Weston, J.F dan Copeland, T.E, Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan Edisi
revisi, Penebit Binarupa Aksara, Jakarta, 1999
Jurnal/ tesis
Fama, E. F, and French, K. R, The Equity Premium, The Journal of Finance, Vol.
LVII, No. 2, April, Pg. 637-659, 2002
Jiraporn, Pornsit, dan Yixi Ning Dividend Policy, Shareholder Rights, and
Corporate Governance. Journal of Applied Finance Fall/winter, 2006.
Martin, J.D & J.W Kensinger, Corporate Research and Development
Expenditures and Share Value, Journal of Financial Economics 26, pg.
255-276. 1994
Tandelilin, E., dan Wilberforce. T. Can Debt and Dividend Policies Substitute
Insider Ownership in Controlling Equity Agency Conflict ?. Gadjah
Mada International Journal of Business, January, Vol. 1, No. 1: pp. 3143,
2002
www. idx.co.id
no Code X1 X2 Y
1 INPC -0.1006 13.76 0.43
2 BBKP -0.1640 14.19 0.56
20 3 PNBNBNBABank -0.0969 4.9
Pan Indonesia 0.41 S14
21 4 BABP -0.1603
BNLI Bank Permata Tbk 10.89 0.65 S15
22 5BSWD BBCABank0.0427
Swadesi 9.68
Tbk 2.13 S16
23 6 BNGA 0.0174 9.15 1.16 Tbk
BVIC Bank Victoria International S17
7 BDMN 0.0448 8.19 1.94
8 SDRA -0.1420 8.12 0.45
24 9MCOR BKSWBank0.0592Windu Kentjana
12.45 1.96 S18
10 MAYAInternasional
-0.0765 5.61 3.13
11 MEGA -0.0556 10.45 1.56
12 BBNP -0.0079 9.23 1.32
13 NISP -0.0066 8.32 0.94
14 PNBN -0.0029 8.39 1.43
15 BNLI -0.0751
Lampiran 2. Data Variabel Penelitian Tahun 2007 10.48 0.75
16 BSWD -0.0237 4.34 1.94
17 BVIC 0.0659 10.48 0.75
18 MCOR -0.1414 8.38 0.89
No Code X1 X2 Y
1 INPC 0.1333 15.02 0.68
2 BBKP -0.0241 15.45 0.85
3 BNBA 0.0835 4.8 0.74
4 BABP -0.0530 11.98 1.11
5 BBCA -0.1218 9.14 4.29
6 BNGA 0.0880 8.55 1.52
7 BDMN -0.0337 5.23 2.6
8 SDRA 0.0245 8.48 1.66
9 BKSW -0.0089 12.15 2.6
10 MAYA 0.0582 6.68 4.33
70
No Code X1 X2 Y
1 INPC -0.0751 15.18 0.87
2 BBKP -0.0237 13.65 1.39
3 BNBA 0.0659 5.12 0.87
4 BABP -0.0751 11.14 1.04
5 BBCA -0.0751 8.51 4.63
6 BNGA -0.0751 9.43 3.32
7 BDMN -0.027 5.4 1.58
8 SDRA 0.0659 7.25 1.71
9 BKSW -0.1414 13.54 3.66
10 MAYA -0.0006 5.81 2.77
11 MEGA -0.5207 10.82 2.31
12 BBNP -1.0823 9.25 0.99
13 NISP 0.1617 8.81 2.18
14 PNBN -0.0682 7.81 2.24
15 BNLI 0.0785 8.31 2.04
16 BSWD 0.0080 3.93 1.63
17 BVIC -0.0106 12.88 0.84
18 MCOR -0.0835 7.35 1.08
Descriptive Statistics
1.Uji Normalitas
72
Unstandardized
Residual
N 90
Positive .094
Negative -.096
Kolmogorov-Smirnov Z .909
2. Uji Heteroskedastisitas
73
3. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Keterangan
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
74
Earning Management
.937 1.067 Tidak terjadi multikolonieritas
Leverage
.945 1.058 Tidak terjadi multikolonieritas
4. Uji Autokorelasi
Change Statistics
ANOVAb
Total 87.037 89
Uji Parsial
Hasil Uji Signifikansi Parsial Seluruh Variabel
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.095 .489 4.288 .000
Earning Management .007 .003 .244 2.355 .021
75
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,381a ,363 ,287 4,24786
a. Predictors: (Constant), leverage, Earning Management
b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan