AbstrakAir bersih sangat dibutuhkan untuk kelangsungan Salah satu proses yang dilakukan untuk pengolahan air
hidup dan aktifitas sehari-hari. Air minum sendiri adalah air baku menjadi air bersih adalah proses koagulasi, yang
yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan termasuk dalam metode pengolahan secara kimiawi. Proses
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. koagulasi merupakan proses pengumpulan partikel-partikel
Salah satu proses pengolahan air minum adalah proses penyusun kekeruhan yang tidak dapat diendapkan secara
koagulasi/flokulasi, yakni proses pengumpulan partikel-partikel
gravitasi, menjadi partikel yang lebih besar sehingga dapat
penyusun kekeruhan yang tidak dapat diendapkan secara
gravitasi, menjadi partikel yang lebih besar sehingga dapat diendapkan dengan cara pemberian bahan kimia koagulan.
diendapkan dengan cara pemberian bahan kimia koagulan. Kesulitan utama dalam proses koagulasi ini adalah menetukan
Proses pengolahan air ini dapat diturunkan menjadi suatu model dosis optimum koagulan (zat pengendap), dalam hal ini
matematika yang dinyatakan dalam bentuk persamaan aluminium sulfat atau tawas, yang tidak selalu berkolerasi
diferensial biasa non-linier. Dalam Tugas Akhir ini dibahas linier terhadap kekeruhan air di tahap akhir koagulasi. Selama
mengenai proses liniearisasi dan kestabilan model matematika ini, untuk mengukur kadar kekeruhan itu sendiri digunakan
proses pengolahan air. Selain itu, dilakukan simulasi dengan metode Jar Test.
memasukkan kondisi awal dan beberapa parameter untuk Jar Test adalah proses pengujian dosis koagulan untuk
mencari respon dari sistem dinamik antara konsentrasi
mendapatkan dosis yang tepat dalam skala laboratorium.
kekeruhan air dengan dosis koagulan. Hasil simulasi yang
diperoleh menunjukkan respon dinamik, semakin tinggi tingkat Karena lingkup kerja dari Jar Test ini adalah skala
konsentrasi kekeruhan maka semakin besar konsentrasi dosis laboratorium, sehingga perbandingan volume air baku yang
yang diberikan. Tingkat konsentrasi kekeruhan bergantung pada diteliti dengan volume air baku dalam proses kagulasi adalah
kondisi akhir dari konsentrasi dosis. 1:1000. Hasil dari Jar Test yaitu mendapatkan hubungan
anatara nilai kekeruhan dan dosis koagulan yang digunakan.
Kata kunciOptimasi dosis koagulan, linearisasi, kestabilan Namun, data hasil pengukuran metode Jar Test menunjukkan
Routh-Hurwitz ketidakliniearan antara dua hubungan tersebut.
Dari alasan tersebut, maka pada Tugas akhir ini akan
I. PENDAHULUAN dibahas mengenai optimalisasi dosis koagulan yang harus
Air bersih sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup ditambahkan dalam proses penjernihan air. Sehingga dapat
dan aktifitas sehari-hari. Dan sebagian dari penduduk mempermudah proses selanjutnya.
Surabaya telah menerima pelayanan pemenuhan kebutuhan air
minum dari Pemerintah Kota Surabaya yang diselenggarakan II. DASAR TEORI
oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya.
Sehingga untuk mememenuhi kebutuhan tersebut, PDAM A. Air Bersih dan Air Minum
telah mengoperasikan Instalasi Penjernihan Air Minum
(IPAM) di dua lokasi, yakni di Ngagel (Ngagel I, Ngagel II Pengertian Air Bersih berdasarkan Peraturan Pemerintah
dan Ngagel III)dan di Karangpilang (Karangpilang I, Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Karangpilang II dan Karangpilang III). Di IPAM Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, pada BAB 1
Karangpilang II sendiri memiliki kapasitas produksi 10.000 L/ tentang pengembangan sistem penyediaan air minum, Pasal 1,
detik. Ayat 1 : Air baku untuk air minum rumah tangga, yang
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 492 selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari
tahun 2010, air minum sendiri adalah air yang melalui proses sumber air permukaan, cekungan air tanah dan atau air hujan
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air
syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Sehingga untuk minum.
mengolah air baku tersebut menjadi air bersih yang berkualitas Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam
sesuai dengan ketetapan PERMENKES No. 492 Tahun 2010, sistem penyediaan air bersih. Persyaratan yang dimaksud
diperlukan beberapa metode proses pengolahan, baik secara adalah persyaratan kualitatif yang meliputi syarat fisik, kimia,
fisis, kimiawi, maupun biologi. biologis dan radiologis.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) A-7
(8)
(9) =
(10)
(11)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
B. Analisis Dinamik
dengan,
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) A-9
dengan memisalkan :
dengan
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) A-10
Kriteria Routh-Hurwitz menyatakan bahwa banyaknya penurunan selama proses pengolahan berlangsung. Hal ini
perubahan tanda dalam kolom pertama pada tabel di atas dikarenakan adanya restabilisasi partikel koloid yang
menandakan banyaknya akar-akar polinomial yang menyebabkan kenaikan sesaat konsentrasi kekeruhan tersebut.
bagian realnya negatif. Jadi sistem dinamik pada saat kondisi Sedangkan untuk menetukan atau memprediksi dosis optimal
dosis mencukupi dikatakan stabil apabila nilai dari dari simulasi yang sudah didapatkan, dilakukan perbandingan
dan semua bernilai positif, karena baik Tabel 1 perubahan konsentrasi kekeruhan akibat ketiga variasi dosis
maupun Tabel 2 menunjukkan yakni bernilai satu, yang diberikan. Perbandingan tersebut ditinjau dari dua hal,
sehingga pada kolom pertama tersebut tidak terjadi perubahan yakni perbandingan antara konsentrasi kekeruhan dengan
tanda. variasi konsentrasi dosis pada saat waktu ke-n dan ditinjau
Sehingga dengan memasukkan parameter untuk masing- dari hubungan.
masing kondisi, yakni untuk mencari koefisien-koefisien
dan . Maka diperoleh nilai pada
kolom pertma tabel di atas bernilai positif semua. Sehingga
sistem pada dua kondisi tersebut dalam keadaan stabil.
C. Simulasi
95mg/L. Profil dari masing-masing hasil simulasi tampak pada sulit dibandingkan simulasi pertama. Tetapi dalam simulasi
Gambar 4, Gambar 5 dan Gambar 6 di bawah ini: kedua ini saat , pada pemberian dosis sebesar 95
mg/L, nilai penurunan setelah terjadi kenaikan tampak
mempunyai nilai yang lebih besar dibanding pemberian dosis
konsentrasi lainnya. Untuk waktu selanjutnya, tingkat
penurunan terlihat hampir sama pada setiap variasi dosis
konsentrasi yang diberikan.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan hasil pembahasan, beberapa
kesimpulan yang dapat diambil, antara lain :
a. Sistem dinamik dari masalah optimasi koagulan dalam
proses pengolahan air berupa persamaan diferensial biasa
Gambar 4 Profil Konsentrasi Kekeruhan dengan Pengaruh non-linear, sehingga perlu proses linearisasi, sehingga
Dosis 75 mg/L dengan menggunakan kriteria kestabilan Routh-Hurwit,
dapat dibuktikan bahwa sistem dinamik dari model
matematika pengolahan air tersebut bersifat stabil.
b. Simulasi untuk menunjukkan perilaku konsentrasi
kekeruhan dan dosis koagulan dalam proses pengolahan
air diperoleh dengan melalui simulasi numerik dengan
metode beda hingga dengan menggunakan software
MATLAB.
c. Hasil simulasi menunjukkan respon dinamik antara
konsentrasi kekeruhan dan konsentrasi dosis, yakni
konsentrasi kekeruhan bergantung pada kondisi akhir dari
konsentrasi dosis, sedangkan konsentrasi dosis terus
bergerak menurun selama proses berlangsung.
d. Pemberian dosis koagulan selama proses berlangsung
terbukti dapat menurunkan konsentrasi kekeruhan air.
Gambar 5 Profil Konsentrasi Kekeruhan dengan Pengaruh Semakin tinggi tingkat konsentrasi kekeruhan air, maka
Dosis 85 mg/L semakin besar konsentrasi dosis yang harus diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Yufeng, GUO, dkk. 2009. Floculant dosage optimizing
in water treatment based on nonlinear mathematical
model. International Conference on Environmental
Science and Information Application Technology : 288-
291.
[2] Lestarini, R.D. 2012. Kendali temperatur pada proses
produksi biodiesel. Program Studi Magister Jurusan
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
[3] Naidu, D.S. 2002. Optimal Control Systems. New York :
Gambar 6 Profil Konsentrasi Kekeruhan dengan Pengaruh CRC PRESS.
Dosis 95 mg/L [4] Subchan, S. dan Zbikowski, R. 2009. Computational
Respon dinamik pada simulasi kedua ini tampak tidak Optimal Control Tools and Practice. United Kingdom.
terlalu berbeda dengan simulasi kasus pertama sebelumnya. John Willey and Sons Ltd. Publication.
Konsentrasi kekeruhan nampak terlihat mengalami penurunan [5] Zak, S.H. 2003. System and Control. New York : Oxford
selama proses pengolahan berlangsung, setelah beberapa saat University Press.
mengalami kenaikan seperti kasus yang pertama. Karena pada [6] Narita,K, dkk. 2009. Penerapan jaringan syaraf tiruan
dasarnya respon dinamik yang diberikan pada simulasi ini untuk penentuan dosis tawas pada proses koagulasi
adalah sama. Adapun tujuan dari simulasi ini adalah sisten pengolahan air bersih. Jurusan teknik fisika
menentukan atau memprediksi dosis konsentrasi optimal dari fakultas teknologi industri institut teknologi sepuluh
nilai konsentrasi awal yang diujikan dengan tiga variasi dosis nopember.
yang diberikan. [7] Joko, Tri. 2010. Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan
Pada simulasi kasus kedua dengan variasi dosis yang Air Minum. Yogyakarta: Graha Ilmu.
diberikan memiliki perbedaan nilai kenaikan dan penurunan
yang kecil. Sehingga untuk menentukan dosis optimal lebih