Bab Ii
Bab Ii
KASUS
2.1 Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 56 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
2.2 Anamneis
Sesak
Pasien datang dengan keluhan utama sesak sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit,
sesak dirasakan hingga mengganggu aktifitas dan tidur, sisak dirasakan tidak menentu datang
ketika cuaca dingin pada malam hari kurang lebih 2 kali dalam seminggu namun tergantung
keadaan cuaca, biasanya saat sesak membaik dengan pemberian obat, namun sekarang tidak
membaik dengan pemberian obat. Pasien mengaku lebih senang posisi duduk, karna pada
posisi duduk sesak napas berkurang dibandingkan posisi berbaring. Sesak disertai dengan
adanya batuk-batuk berdahak tanpa disertai darah, pasien menyangkal jika ada kebiruan pada
bibir, kuku tangan dan kuku kaki.
Pasien mengaku menggunakan ventolin inhaler. Pasien juga mengakui pernah dirawat
sumah sakit dengan keluhan yang sama.
Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan kondisi serupa dengan pasien. Dan
tidak ada riwayat hipertensi, TBC, dan diabetes.
Jantung
Pemeriksaan fisik
7. Frekuensi nafas 32x/M
8. Wheezing (+/+)
Pemeriksaan laboratorium darah lengkap
9. Hiperglikemia
10. HBs Ag (antigen) Positif
2.6 Problem
1. ASMA
2.7 Plan
1. Gula darah
a. Ass :
Hiperglikemi
b. IpDx :
i. Cek glukosa darah sewaktu (GDS), puasa (GDP) dan 2 jam setelah makan
(G2PP), HbA1c.
c. IpTx :
i. Pemberian insulin
ii. Pemberian Metformin (biguanide)
iii. Modifikasi diet
d. IpMx :
i. Observasi nilai GDS, GDP, G2PP
ii. Observasi komplikasi hiperglikemi
Hipertensi
e. IpEx :
i. Edukasi untuk mengubah kebiasaan (lifestyle)
ii. Rutin periksa gula darah
iii. Modifikasi diet DM
f. Prognosis :
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
2. ASMA
a. Ass :
i. Asma bronkial persisten sedang
b. IpDx :
i. Spirometri
ii. Foto Rontgen Torak
iii. Darah lengkap
c. IpTx :
i. Pemberian oksigen
ii. Diberikan pelega kortikosteroid sistemik dosis rendah
iii. Diberikan pengontrol antihistamin generasi ke 2
d. IpMx :
i. Observasi tanda vital
ii. Observasi wheezing paru
e. IpEx :
i. Modifikasi aktivitas sehari-sehari
ii. Memberitahukan bahwa penyakit pasien merupakan penyakit yang
memerlukan kontrol dan konsul seumur hidup
f. Prognosis :
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
2.8 Prognosis
Nefropati diabetik memiliki morbiditas dan mortalitas yang signifikan.
tingkat mortalitas yang tinggi dibandingkan pasien yang tidak memiliki proteinuria.
menunjukkan kurang dari 5000 kematian setiap tahun dari populasi beresiko yang
kematian penderita asma wanita dua kali lipat penderita asma pria.
2.9 Follow Up
Perawatan hari pertama keluhan pasien sudah mulai membaik, tidak ada sesak, tidak
ada batuk berdahak, tidak ada nyeri dada, tidak ada sakit pada abdomen, tidak ada
kaki kesemutan. Mual (-) muntah (-) BAK lancar dan BAB lancar. TD 110/90 mmHg,