Anda di halaman 1dari 5

Praktikum VII

Skrining Farmakologi

Tujuan Praktikum.
1. Mahasiswa dapat menerapkan metode skrining farmakologi dalam
penentuan aktivitas dan potensi suatu obat atau senyawa baru
2. Dapat mengaitkan gejala-gejala yang diamati dengan sifat farmakologi
suatu obat
3. Memahami faktor-faktor yang berperan dalam skrining suatu senyawa
baru.

Dasar Teori

Skrining farmakologi terhadap suatu obt atau senyawa baru ditujukan untuk
memperoleh gambaran yang jelas mengenai aktivitas kerja farmakologi dari
suatu senyawa tersebut.

Program skrining meliputi serangkaian pengamatan dan evaluasi hasil hasil


pengamatan. Pada umumnya program skrining dimulai dengan percobaan-
percobaan terhadap hewan dan senywan-senyawa yang diseleksi berdasarkan
hasil percobaan pada hewan kemudian dipastikan khasiatnya pada manusia.
Tergantung dari latar belakang yang ada dan tujuan yang ingin dicapai, program
skrining dapat bersifat : blind screening, programed screening dan skrining
sederhana.

Blind screening adalah suatu program skrining terhadap senyawa baru tanpa
informasi mengenai aktifitas paling tidak diketahui ada atau tidaknya aktifitas
farmakologi obat, dan lebih jauh arah indikasi aktifitas tersebut (uji klinis)

Programed screening yang terbatas dilakukan terhada senyawa yang dapat


diperkirakan khasisatnya, misalnya senyawa yang dikembangkan atau dimodifikasi
dari senyawa lain yang diketahui khasiat dan potensinya. Hal skrining ini
diharapkan lebih teliti dari pada blind screening.

Apabila pengujian dilakukan untuk mengetahui potensi farmakologi suatu obat


dengan khasiat terntentu, skrining menjadi sederhana dan terarah. Hal ini
dilakukan misalnya pada penentuan aktifitas hipoglikemik suatu senywa dengan
mengukur kadar gula darah.
Dalam blind screening pada mulanya dilakukan test neurofarmakologik, toksisitas
(LD50) kemudian test terhadap organ yang diisolasi serat pengujian lain yang
dianggap penting.

Uji neurofarmakologik ini meliputi : a) pengataman terhadap sikap, b)


pengamatan neurologis, c) fungsi atonomi,, seperti diperinci pada tabel dibawah
ini.

Skor Keterangan
normal
A. SIKAP
1. Awarness
Alertness 4 Kewaspadaan hewan
Visual Placing 4 Respon terhadap pemindahan pada
tempat yang berbeda, dan
kemapuannya mengorientasi diri tanpa
jatuh
Stereotypy 0 Pengulanggan pergerakkan yang
mekanis dan sering. Pada mencit
meliputi: pergerakkan mencari dari
kepala sendiri, berputar, mengigit diri
sendiri, jalan mundur, menjilat bibir
dan cambukan ekor

Passivity 0 Respon hewan apabila ditempatkan


pada posisi yang tidak biasa
2. Mood grooming 4 Gosokkan kaki depan pada muka
sering juga dilakukan oleh mencit
Vocalization yang tidak diberi obat
Restlessness 0 Memberi suara
Irritability 0 Keadaan tidak tenang
0 Keadaan tidak tenang yang hebat,
pada keadaan yang pernah
ditunjukkan oleh sifat agresif
fearfulness menyerang
0 Ketakutan bila diperlakukan oleh
manusia

3. Aktifitas
motoric
Akt. Spontan 4 Reaksi yang ditujunkkan bila mencit
dimasukkan kedalam botol
menunjukkan rasa ingin tahu

Reaktivitas 4 Pengamatan yang sama apaila


dipindahkan dari wadah gelas ke atas
meja

Touch respone 4 Respon yang diberikan bila hewan


disentuh dengan pensil atau pinset
pada berbagai bagian tubuhnya,
misalnya pada sisi tengkuk, abdomen
atau lipatan pahanya

Respon nyeri 4 Respon yang diberikan bila pangkal


ekor dijepit dengan klem
a. PROFIL
NEUROLOGIS
1. Eksistensi SSP
Startle respone
0 Respon yang diberikan bila hewan
Straub respone diberi kejutan dengan suara keras
tremor 0 Kenaikkan dari ekor mencit (dalam
derajat)
2. Inkoordinasi
motoric
Posisi tubuh
4 Dinilai terhadap mencit normal
Posisi anggota
badan 4 Dinilai terhadap mencit normal

Staggering gait
0 Hewan berjalan dengan terhuyung
Abnormal gait
0 Hewan berjalan dengan cara yang
tidak normal
Somersault-test
0 Righting reflex mencit bila ia
dipegang pada ekornya diputar duakali
di udara dan dijatuhkan pada suatu
bantalan. Dinilai posisi mencit pada
waktu jatuh
3. Tonus otot
Otot anggota tubuh
4 Diukur dengan menilai resistensi kaki
bila digenggam
Grip strength
4 Mencit dibiarkan menggengam pensil
dalam posisi horizontal dan dinilai
dengan mudahnya atau cepatnya kedua
kaki depannya jatuh pada meja
kembali
Body tone
4 Bandingkan tonus otot dengan mencit
kontrol
Abdominal tone
4 Bandingkan tonus otot dengan mencit
kontrol
4. Reflex
Pinna 4 Reflex bila pusat pinna (daun telinga)
bila disentuh dengan rambut atau
benda halus
Corneal
4 Reflex bila corne disentuh dengan
rambut yang kaku
Ipsilaterial flexor
0 Reflex menarik kaki bila tapak kaki
dijepit dengan pinset
b. PROFIL
OTONOMIK
1. Optik
Ukuran pupil 4 Diukur pupil mata

Pembukaan
palpebral (ptosis) 4 Pembukaan kelopak mata

Exopthalmus 0 Bola mata menonjol keluar

2. Sekresi
Urinasi 0 Dibandingkan terhadap hewan kontrol
Salivasi 0 Dibandingkan terhadap hewan kontrol
3. Umum
Writhing 0 Menggeliat
Piloereksi 0 Dibandingkan terhadap hewan kontrol
Hypothermis 0 Penurunan suhu dari suhu tubuh
Warna kulit 4 Terutama warna telinga
Kec. Denyut 4 Jumlah/satuan waktu
jantung
Kec. respirasi 4 Jumlah/satuan waktu

Bahan dan Alat:

Hewan percobaan : setiap kelompok mendapat 1 ekor mencit, gelas/


botol/, benang kasar, pensil,

Metode kerja.

1. Tiap kelompok mendapat 1 ekor mencit


2. Amati setiap keadaan hewan dalam wadah kaca pengamatan meliputi semua
hal pada tabel diatas
3. Rangkumlah/ diskusikan dengan kelompok kondisi mencit saat pengamatan
berdasarkan semua data pada tabel
4. Hasil pengamatan. Catat semua gejala yang saudara amati baik, sebab
mencit ini akan saudara gunakan kembali dalam pengujian obat baru pada
praktikum selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai