WELDING SHEET
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD ARIFIN
NIM. 061440411705
KELAS : 1 EGC
DOSEN PEMBIMBING :
H. INDRA GUNAWAN, S.T., M.Si
Oleh karena itu penulis membuat laporan ini agar dapat bermanfaat nantinya.
Dengan berakhirnya praktik pengelasan dengan Las Busur Listrik, penulis
bermaksud memberikan sedikit pengetahuan tentang hal-hal dasar dalam Las Busur
Listrik agar mahasiswa tidak mengalami hambatan dalam bekerja.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengaplikasikan dasar teori pengelasan yang didapatkan
dari mata kuliah teknik pengelasan.
2. Mahasiswa mampu melakukan proses pengelasan dengan las listrik.
3. Mahasiswa mampu menyalakan dan menggunakan las listrik.
BAB II
LANDASAN TEORI
4. Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau
arus searah
1. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk
mengatur jarak busur listrik agar tetap.
2. Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las
yang dikehendaki.
Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan kebawah
menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas lebih dangkal
daripada ayunan kehawah.
Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk mendapatkan
penembusan las yang baik diantara dua celah pelat.
Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Titik-titik pada
ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada tempat tersebut untuk
memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah sambungan.
Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan lurus
elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga dapat
menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar. Dengan alasan ini
maka penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal bahan dasar.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat Utama.
Mesin las dan kelengkapannya.
Meja kerja
2. Alat Tambahan.
Mistar siku.
Gergaji tangan
Pengores
Kikir bilah kasar
Palu besi
Sikat baja
Tang penjepit
3. Alat keselamatan kerja
Kamar las.
Kacamata kas
Sepatu dan baju.
4. Bahan kerja
1 Posisi mendatar
2 Posisi bawah tangan
3 Posisi tegak
Mistar baja
Pemeriksa Memeriksa ukuran bahan benda atau
1
an bahan kerja yakni 3 x 40 x 505 mm mistar
siku.
Penandaan
dan Melukisn benda kerja untuk Mistar
2 pelukisan membagi plat menjadi 5 bagian siku,
benda sama panjang. pengores
kerja
Pembuata
Lakukan pengelasan sambungan Peralatan
n
7 T antara benda kerja 3 dan benda las busur
sambunga
kerja 4 listrik
nT
5.1 Kesimpulan
Proses pengelasan merupakan proses penyambungan antara dua logam atau lebih.
Pada proses pengelasan memerlukan banyak latihan dan uji coba las, dikarenakan
proses pengelasan memerlukan keterampilan, tingkat ketelitian dan konsenterasi yang
tinggi untuk mendapatkan hasil pengelasan yang optimal.
5.2 Saran
- Dalam setiap proses pengelasan yang dilakukan selalu utamakanlah
keselamatan.
- Pada saat, berlangsungnya pelajaran diharapkan tidak bermain-main.
- Pada pengelasan, perlu memperhatikan gerakan tangan dan nozel karena kalau
kita mengelas suatu benda,api nozel jangan terlalu dekat dengan benda itu
dikarena bisa merusak benda dan benda/pelat juga bisa bolong.
5.3 Kritik
- Seharusnya, Dosen menjelaskan pengerjaan las lebih banyak daripada
pengenalan diri agar pembahasan las dapat dimengerti dan dipahami.
- Pada saat penjelasan suara dosen kecil, sehingga sulit didengar dan sulit
dimengerti.
- Sebaiknya waktu di perbanyak lagi, sehingga dapat mengerjakan dan
mengetahui tentang pengerjaan las.