Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

WELDING SHEET

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD ARIFIN
NIM. 061440411705

KELAS : 1 EGC

DOSEN PEMBIMBING :
H. INDRA GUNAWAN, S.T., M.Si

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin maju dan


berekembang dengan pesat sehingga menimbulkan persaingan yang ketat. Secara
otomatis ada tuntutan agar selalu berkreatifitas dan terus mengikuti perkembangan
tersebut, dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Manusia dapat
mengembangkan potensi-potensi yang ada disekelilingnya, hingga menjadi sesuatu
yang layak pakai dan memiliki guna serta nilai jual yang tinggi. Oleh karena itu,
perlu diadakannya kuliah praktikum sebagai tindak lanjut dari teori yang telah
diberikan di dalam ruangan, salah satunya yaitu pekerjaan Las Busur Listrik.

Oleh karena itu penulis membuat laporan ini agar dapat bermanfaat nantinya.
Dengan berakhirnya praktik pengelasan dengan Las Busur Listrik, penulis
bermaksud memberikan sedikit pengetahuan tentang hal-hal dasar dalam Las Busur
Listrik agar mahasiswa tidak mengalami hambatan dalam bekerja.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengerti tentang las listrik secara teori.


2. Mahasiswa dapat memahami cara menggunakan las listrik.
3. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat penggunaan las listrik.
4. Mahasiswa dapat melakukan analisis terhadap hasil dari proses pengelasan.

1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengaplikasikan dasar teori pengelasan yang didapatkan
dari mata kuliah teknik pengelasan.
2. Mahasiswa mampu melakukan proses pengelasan dengan las listrik.
3. Mahasiswa mampu menyalakan dan menggunakan las listrik.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian las listrik


Las listrik juga biasa disebut las busur listrik, yaitu proses
penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas.
Jadi sumber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara
elektroda las dan benda kerja. Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran
arus listrik las. Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari
busur api arus listriik. Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda
kerja dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang
sukar dipisahkan. Jenis sambungan dengan las listrik ini merupakan sambungan
tetap.

2.2 Macam-Macam Mesin Las Listrik

1. Mesin Las Arus Bolak Balik (Mesin Las AC)

Kelebihan dari mesin las arus searah (AC)

1. Perlengkapan dan perawatan lebih murah

2. Kabel massa dan kabel elektroda dapat ditukar untuk mempengaruhi


yang dihasilkan

3. Nyala busur kecil sehingga mengurangi timbulnya keropos pada rigi-rigi


las

Kekurangan dari mesin las arus searah AC


1. Tidak dapat dipergunakan untuk semua jenis elektroda

2. Tidak dapat digunakan untuk mengelas semua jenis logam

2. Mesin Las Arus Searah (Mesin Las DC)

beberapa keuntungan, antara lain:

1. Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil

2. Setiap jenis elektroda dapat digunakan pada mesin las DC

3. Tingkat kebisingan lebih rendah

4. Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau
arus searah

5. Dapat dipergunakan untuk mengelas plat yang tipis

3. Mesin Las Ganda (Mesin Las AC-DC)

Keuntungan-keuntungan pada mesin D.C antara lain:


busur nyala stabil
dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut
dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP
dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan
sempit

Keuntungan-keuntungan pada mesin A.C, antara lain:


busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbunya
keropos pada rigi-rigi las
perlengkapan dan perawatan lebih murah

2.3. Macam-macam gerakan elektroda

1. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk
mengatur jarak busur listrik agar tetap.

2. Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las
yang dikehendaki.

Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan kebawah
menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas lebih dangkal
daripada ayunan kehawah.

Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk mendapatkan
penembusan las yang baik diantara dua celah pelat.

Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Titik-titik pada
ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada tempat tersebut untuk
memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah sambungan.
Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan lurus
elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga dapat
menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar. Dengan alasan ini
maka penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal bahan dasar.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam praktek pengelasan dengan
menggunakan las listik antara lain :

1. Alat Utama.
Mesin las dan kelengkapannya.
Meja kerja
2. Alat Tambahan.
Mistar siku.
Gergaji tangan
Pengores
Kikir bilah kasar
Palu besi
Sikat baja
Tang penjepit
3. Alat keselamatan kerja

Kamar las.
Kacamata kas
Sepatu dan baju.
4. Bahan kerja

3.2 Posisi Posisi Pengelasan

Posisi pengelasan ada beberapa macam, yaitu:

1 Posisi mendatar
2 Posisi bawah tangan

3 Posisi tegak

4 Posisi diatas kepala

5 Pengelasan kearah kanan (mundur)

3.3 Langkah Pengerjaan

No Tugas Keterangan Alat

(1) (2) (3) (4)

Mistar baja
Pemeriksa Memeriksa ukuran bahan benda atau
1
an bahan kerja yakni 3 x 40 x 505 mm mistar
siku.

Penandaan
dan Melukisn benda kerja untuk Mistar
2 pelukisan membagi plat menjadi 5 bagian siku,
benda sama panjang. pengores
kerja

Memotong seluruh benda kerja


Ragum,
menjadi lima bagian
3 Pemotong gergaji
menggunakan gergaji tangan
tangan
sesuai ukuran yang telah dilukis

Kikir semua permukaan plat


Ragum,
bekas potongan gergaji sehingga
4 pengikiran kikir bilah
bentuknya empat persegi
kasar
panjang dan ukurannya sama

Lakukan pembuatan rigi-rigi las Peralatan


Pembuata
5 sesuai tuntunan gambar kerja las busur
n rigi-rigi
pada benda kerja 1 listrik

6 Pembuata Lakukan pengelasan tumpang Peralatan


n antara benda kerja 1 dan benda las busur
sambunga
kerja 2 sesuai gambar kerja listrik
n tumpang

Pembuata
Lakukan pengelasan sambungan Peralatan
n
7 T antara benda kerja 3 dan benda las busur
sambunga
kerja 4 listrik
nT

Lakukan penyambungan sudut


Sambunga Peralatan
tepi antara benda yang
8 n sudut las busur
disambung tumpang dengan
tepi listrik
disambung T

3.3. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


1. Berdoa sebelum bekerja
2. Siapkanlah bahwa keadaan lingkungan kerja dan peralatannya siap untuk
dipakai, dan periksa kembali peralatan sebelum bekerja.
3. Pakailah pakaian kerja dengan alat pelindungi diri lainnya yang diperlukan.
4. Bekerjalah sesuai petunjuk yang ada.
5. Tanyakanlah pada dosen pembimbing, bila kurang jelas dalam bekerja.
6. Barhati-hatilah dalam penggunaan alat-alat perlengkapan serta posisi dalam
bekerja.
7. Jauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar dari apai.
8. Usahakan benda kerja yang akan dilas, dalam keadaan bersih bebas dari air oli
dan bahan lainya yang dapat menyebabkan percikan atau ledakan.
9. Bersihkan lantai tempat proses pengelasan dari air, oli, kotoran dan sebagainya.
10. Gunakan selalu alat pelindung diri : sarung tangan kulit, helm, kacamata, sepatu
kerja, tang jepit.
11. Tidak diperbolehkan memegang hasil lasan tanpan alat pelindungn diri selama
proses pengelasan berjalan.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Proses pengelasan merupakan proses penyambungan antara dua logam atau lebih.
Pada proses pengelasan memerlukan banyak latihan dan uji coba las, dikarenakan
proses pengelasan memerlukan keterampilan, tingkat ketelitian dan konsenterasi yang
tinggi untuk mendapatkan hasil pengelasan yang optimal.

Dari pembahasan sebelumnya maka didapat kesimpulan seperti berikut ini:


1. Untuk mengerjakan bagian kerja yang berfungsi sebagai pembenahan benda-benda
yang rusak.
2. Melatih gerakan tangan, mata dan pikiran pada waktu mengelas gerakan tangan juga
harus stabil supaya mendapatkan hasil las yang baik.

5.2 Saran
- Dalam setiap proses pengelasan yang dilakukan selalu utamakanlah
keselamatan.
- Pada saat, berlangsungnya pelajaran diharapkan tidak bermain-main.
- Pada pengelasan, perlu memperhatikan gerakan tangan dan nozel karena kalau
kita mengelas suatu benda,api nozel jangan terlalu dekat dengan benda itu
dikarena bisa merusak benda dan benda/pelat juga bisa bolong.

5.3 Kritik
- Seharusnya, Dosen menjelaskan pengerjaan las lebih banyak daripada
pengenalan diri agar pembahasan las dapat dimengerti dan dipahami.
- Pada saat penjelasan suara dosen kecil, sehingga sulit didengar dan sulit
dimengerti.
- Sebaiknya waktu di perbanyak lagi, sehingga dapat mengerjakan dan
mengetahui tentang pengerjaan las.

Anda mungkin juga menyukai