Anda di halaman 1dari 7

Teori tambahan

Briket adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran tertentu, yang tersusun
dari butiran halus dari bahan yang mengandung karbon tinggi dengan sedikit campuran bahan
perekat. Briket merupakan bahan bakar padat yang dapat digunakan untuk memasak. Briket
merupakan sumber energi alternatif dan atau pengganti bahan bakar minyak dan atau kayu
yang terbuat dari limbah organik, limbah pabrik maupun dari limbah perkotaan dengan
metode yang mengkonversi bahan baku padat menjadi suatu bentuk hasil kompaksi yang
lebih efektif, efisien dan mudah untuk digunakan (Peraturan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral, 2006).

Salah satu upaya untuk mengatasi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar
minyak ialah melalui bahan bakar alternatif, seperti briket. Briket adalah padatan yang
umumnya berasal dari limbah pertanian. Sifat fisik briket tidak kompak, tidak keras, dan
tidak padat, seperti serbuk gergaji dan sekam.Briket merupakan hasil dari pengolahan limbah
atau sampah padat, namun hanya sampah yang bersifat degradable yang hanya dapat
dijadikan sebagai briket, artinya hanya sampah yang mudah hancur yang dapat dijadikan
briket. Briket sudah sering ditemui di lingkungan dan dikenal sebagai arang, namun
kebanyakan briket yang ada di masyarakat adalah briket yang berasal dari kayu dan batu
bara, sebab disamping masyarakat belum memahami bahwa briket ini sebenarnya dapat
dibuat dari berbagai macam bahan baku, misalnya; tempurung kelapa, kotoran sapi, eceng
gondok, kulit kacang, dan sampah organik (contohnya; dedaunan, ranting, serasah, dan
jerami).

Biomassa Secara Umum

Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis, baik
berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain tanaman, pepohonan, rumput,
ubi, limbah pertanian dan limbah hutan, tinja dan kotoran ternak.

Selain digunakan untuk tujuan primer seperti serat, bahan pangan, pakan ternak,
minyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai bahan
energi (bahan bakar). Umumnya yang digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang
nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk primernya.

Pembakaran biomasa akan dapat memperbaiki performa pembakaran dan mengontrol


emisi NO-x karena biomass banyak mengandung volatile matter termasuk juga jenis
Nvolatile sebagai contoh NH3. Davidson et al, 1999 dalam (Himawanto, 2003). Naruse et al
(1999) melakukan penelitian mengenai karakteristik pembakaran biomasa yang berasal dari
limbah jagung. Didapatkan bahwa karakteristik pembakaran biomasa tergantung dari
komposisi biomasa, disamping itu juga didapatkan bahwa adapat memperbaiki proses
penyalaan dari pembakaran batu bara, selain itu dalam pembakaran antara batubara dan
biomas akan tercampur oleh abu dari batubara selama proses pembakaran.
Sudrajat (2000) melakukan penelitian tentang pemanfaatan energi dari biomasa
sebagai sumber alternatif, dimana dia mendapatkan data yang menunjukkan besarnya tingkat
sampah yang dihasilkan di beberapa kota besar di Indonesia pada tahun 2000 yang mana
sebagian besarnya adalah sampah organik yang mempunyai nilai kalor yang cukup tinggi.
Antolin (1991) melakukan penelitian pembakaran limbah kopi, mendapatkan bahwa
pembakaran limbah kopi menghasilkan kadar sulfur yang rendah, selain itu keringnya
kandungan campuran awal dari limbah kopi akan menguntungkan karena naiknya nilai kalor,
dan juga dari penelitian ini didapatkan satu kesimpulan bahwa pengeringan merupakan hal
yang sangat penting dalam menyiapkan limbah kopi menjadi bahan bakar.

Pengertian Arang

Menurut Ketaran (1980), arang adalah bahan padat yang berpori-pori dan merupakan
hasil pembakaran dari bahan yang mengandung unsur C. Sebagian besar dari pori-porinya
masih tertutup dengan hidrokarbon, dan senyawa organik lain yang komponennya terdiri dari
fixed carbon, abu, air, nitrogen dan sulfur.

Macam Arang

Dalam bidang industri dikenal bermacammacam arang yang berhubungan dengan


pembuatan dan kegunaannya. arang dihasilkan dari pembakaran bahan baku yang
mengandung karbon. Bahan baku tersebut biasa berasal dari bahan nabati atau hasil
ikutannya dan dari hasil hewani. Carbon black adalah suatu karbon berbentuk amorf yang
dihasilkan oleh pemanasan atau pemecahan oksidasi dari hidro karbon. Baked carbon adalah
suatu istilah yang digunakan untuk arang yang dibuat dari pemanggangan pada suhu 1000-
1800 0C. Biasanya merupakan campuran dari bermacam-macam bahan yang mengandung
karbon.

Tahapan dalam pembakaran bahan bakar padat adalah sebagai berikut:

1. Pengeringan. Dalam proses ini bahan bakar mengalami proses kenaikan temperatur
yang akan mengakibatkan menguapnya kadar air yang berada pada permukaan bahan
bakar tersebut, sedangkan untuk kadar air yang berada didalam akan menguap melalui
poripori bahan bakar tersebut.
2. Devolatilisasi. Yaitu proses bahan bakar mulai mengalami dekomposisi setelah terjadi
pengeringan.
3. Pembakaran Arang. Sisa dari pirolisis adalah arang (fix carbon) dan sedikit abu,
kemudian partikel bahan bakar mengalami tahapan oksidasi arang yang memerlukan
70%-80% dari total waktu pembakaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembakaran jerami dengan arang kayu antar lain:

a) Kadar air. Kandungan air yang tinggi menyulitkan penyalaan dan mengurangi
temperatur pembakaran.

b) Kadar kalori. Semakin besar nilai kalor maka kecepatan pembakaran semakin
meningkat.

c) Kadar abu. Kadar abu yang tinggi didalam jerami tidak mempengaruhi proses
pembakaran. Kadar abu yang tinggi dalam jerami akan memepersulit penyalaan.

d) Volatile matter atau zat-zat yang mudah menguap. Semakin banyak kandungan volatile
matter pada biobriket maka semakin mudah bio-briket untuk terbakar dan menyala.

e) Bulk density Jerami mempunyai bulk density yang jauh lebih rendah dibandingkan
arang kayu.

Secara teoritis pembakaran bahan bakar menghasilkan CO2 dan H2O saja, padahal
kenyataannya pembakaran pada bahan bakar banyak yang tidak sempurna dimana akan
menimbulkan zat-zat polutan yang berbahaya terhadap kesehatan manusia. Adapun beberapa
polutan dari bahan bakar antara lain : Sulfur Dioksida (SO2), Carbon Monoksida (CO),
Oksida nitrogen (NO2), Oksidan (O3), Hidrokarbon (HC), Khlorin (CL2), Partikel debu,
Timah Hitam (Pb), Besi (Fe).

Briket dan Biobriket

Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon, mempunyai
nilai kalori yang tinggi, dan dapat menyala dalam waktu yang lama. Bioarang adalah arang
yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa udara. Sedangkan biomassa adalah
bahan organik yang berasal dari jasad hidup. Biomassa sebenarnya dapat digunakan secara
langsung sebagai sumber energi panas untuk bahan bakar, tetapi kurang efisien. Nilai bakar
biomassa hanya sekitar 3000 kal, sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000 kal.

Biobriket mempunyai temperatur penyalaan (ignition temperature) yang lebih rendah


dan burn out time yang lebih pendek dibandingkan dengan briket batubara. Ketika briket
dipanasi temperaturnya naik, setelah mencapai temperatur tertentu, volatile matter keluar dan
terbakar disekitar briket. Temperatur ini disebut temperatur nyala. Temperatur nyala turun
jika campuran biomasa lebih banyak (Naruse, 2001). Huff et al 1998 dalam
(Himawanto,2003) melakukan penelitian mengenai pengaruh ukuran, bentuk, densitas, kadar
air dan temperature dinding tungku terhadap waktu pembakaran kayu. Ukuran bahan bakar
dan temperature dinding tungku memberikan pengaruh besar terhadap waktu pembakaran.
Kadar air memberikan pengaruh yang lebih kecil dan temperatur udara tidak memberikan
pengaruh yang signifikan pada waktu pembakaran total.
Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa
(konvensional), antara lain:

1. Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
kayu biasa.
2. Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau, sehingga bagi
masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota dengan ventilasi perumahannya
kurang mencukupi, sangat praktis menggunakan briket bioarang.
3. Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan pengipasan atau
diberi udara.
4. Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan bahan kimia
lain kecuali yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri.
5. Peralatan yang digunakan juga sederhana, cukup dengan alat yang ada dibentuk sesuai
kebutuhan.

Tabel 1 Nilai Kalor Rata-rata dari Beberapa Jenis Bahan Bakar (6)

Bahan Bakar Nilai Kalor (kal/g)

Kayu (kering mutlak) 4491,2

Batubara muda (lignit) 1887,3

Batubara 6999,5

Minyak bumi (mentah) 10081,2

Bahan bakar minyak 10224,6

Gas alam 9722,9

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembakaran bahan bakar padat, antara lain :

1. Ukuran partikel
Partikel yang lebih kecil ukurannya akan lebih cepat terbakar.
2. Kecepatan aliran udara
Laju pembakaran biobriket akan naik dengan adanya kenaikan kecepatan aliran udara
dan kenaikan temperatur
3. Jenis bahan bakar.
Jenis bahan bakar akan menentukan karakteristik bahan bakar. Karakteristik tersebut
antara lain kandungan volatile matter dan kandungan moisture.
4. Temperatur udara pembakaran.
Kenaikan temperatur udara pembakaran menyebabkan semakin pendeknya waktu
pembakaran.

MANFAAT BRIKET
1. Pengganti bahan bakar lain seperti kayu bakar, minyak tanah dan lain lain.

2. Merupakan bahan bakar yang cukup aman dalam proses penghidupannya.

3. Mudah di temui karena bahan utamanya disediakan oleh alam.

KELEBIHAN BRIKET TEMPURUNG KELAPA

1. Lebih murah dan Ekonomis


2. Tidak beresiko meledak/terbakar seperti Kompor Minyak Tanah atau Kompor Elpiji
3. Tidak mengeluarkan suara bising serta tidak berjelaga sehingga tidak membuat alat2
memasak anda menjadi rusak
4. Sumber Briket Batok Kelapa berlimpah
5. Energi Terbarukan. Energi terbarukan adalah energi yang diperoleh dan bersumber
dari sumber daya alam, bahan bakunya merupakan hasil dari proses alam yang
berkelanjutan. Briket Arang tempurung kelapa termasuk kategori Biomassa.
Biomassa sendiri adalah jenis energi terbarukan yang mengacu pada bahan biologis
yang berasal dari organisme yang hidup atau belum lama mati. Sumber biomassa
antara lain bahan bakar kayu, kelapa, limbah dan alkohol.
6. Panas yang dihasilkan maksimal. Tidak seperti briket batu bara, ternyata tingkat panas
briket arang tempurung kelapa dapat mencapai 7000 kal. Sehingga dapat menjadi
bahan bakar yang tinggi kalori
7. Tidak Beracun. Proses yang dilakukan untuk membuat briket arang tempurung
kelapa sangatlah alami. Adanya bahan tambahan hanya pada tepung tapioka yang
berasal dari Singkong sebagai perekat. Hal ini menjadikan briket arang tempurung
kelapa menjadi material yang aman dan tidak beracun (non-toxic)
8. Tidak Berasap. Ketika dibakar, biasanya arang akan mengeluarkan asap yang banyak.
Lain halnya dengan briket arang tempurung kelapa. Ketika dibakar, asap yang
dihasilkan sangat minimal, bahkan hampir tidak berasap.
9. Go Green Energy. Go Green energy adalah sebutan untuk sumber energi yang
bersahabat bagi lingkungan hidup. Dengan keunggulan briket arang tempurung kelapa
yang dibuat dari bahan baku kelapa dan tepung tapioka, sehingga apabila dibakar
tidak berasap, maka briket arang tempurung kelapa ini sangat ramah terhadap
lingkungan.
10. Pengganti Batu Bara. Batu bara umum digunakan untuk bahan bakar. Tetapi seiring
perkembangan, telah ditemukan bahwa eksplorasi batu bara yang masif akan sangat
merusak alam. Batu bara pun cenderung dan tergolong beracun apabila asapnya
terhisap oleh manusia. Oleh karena itu, briket arang tempurung kelapa telah
menjadi alternatif pengganti yang memiliki antitesis batubara.
11. Burning Time yang Lama. Briket Arang Tempurung Kelapa (Coconut Shell
Briquette) memiliki burning time sekitar 2-3 jam. Menjadikannya sebagai bahan
bakar yang tergolong efektif dan efisien.
12. Dapat menjadi alternatif pengganti kompor gas. Dengan perkembangan teknologi dan
zaman, dewasa ini beberapa produsen melihat potensi briket arang tempurung kelapa
dengan menciptakan kompor briket. Tujuannya untuk menggantikan kompor gas yang
mayoritas digunakan rumah tangga hingga saat ini. Hingga kini, usaha untuk
mewujudkannya masih sangat tinggi.
13. Ramah Lingkungan dan aman Bagi Kesehatan terutama bagi Ibu-Ibu yang sering
memasak didapur.

KELEMAHAN BRIKET TEMPURUNG KELAPA

1. Tidak efisien waktu karena proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup
lama.
2. Daya panas api sedikit lambat dibangdingkan bahan bakar lainnya.
3. Hanya bisa dipakai satu kali sampai habis karena panas briket tidak akan hilang
sampai briket menjadi bara.

GambarAlat
Beaker Gelas NeracaAnalitik

Spatula CawanPorselen

`
Mortar Desikator

Anda mungkin juga menyukai