Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DISUSUN OLEH :

NAMA : RENI PUSPITA SARI

NIM : 1509065005

PROGRAM STUDI : TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2015
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan saya juga
berterima kasih pada Bapak Suwardi Gunawan selaku Dosen Mata kuliah
Pendidikan Agama Islam universitas Mulawarman yang telah memberikan tugas
ini kepada kami.Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Agama Islam. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Samarinda, 14 September 2015

Reni Puspita sari

1
Daftar Isi

Kata pengantar.......................................................................................................i

Daftar isi...............................................................................................................ii

BAB IPENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................................1
D. Manfaat........................................................................................................1

BAB II ISI............................................................................................................2

A. Konsep Ketuhanan dalam Islam..................................................................2


B. Konsep Alam dan manusia........................................................................10
C. Konsep Iman, Islam dan Ihsan dalam Islam................................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................

3.1 Kesimpulan.................................................................................................

3.2 Saran...........................................................................................................

Daftar Pustaka.......................................................................................................

2
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Makalah ini merupakan pemenuhan tugas Pendidikan Agama Islam yang
memang harus terpenuhi sebagai nilai tambahan yang sudah ditentukan oleh pengajar
disamping itu juga makalah ini sangat bermanfaat bagi pembaca karena pada makalah
ini sedikit/banyaknya terdapat ilmu yang dapat diambil sebagai pengetahuan atau
wawasan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penyusun merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Konsep Ketuhanan dalam Islam?
2. Apa yang dimaksud dengan Konsep alam dan Manusia?
3. Apa yang dimaksud dengan Konsep Iman,Islam, dan Ihsan dalam islam?

C. Tujuan
Tujuan dari membuat makalah ini adalah :
1. Membuat siswa lebih mengetahui secara mendalam tentang konsep-konsep Islam
2. Memahami Pola pikir secara ilmiah

D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan baru mengenai Konsep-konsep dalam Islam
2. Memperbaiki dan memenuhi nilai mata kuliah pendidikan Agama Islam

BAB II
ISI
A. Konsep Ketuhanan dalam Islam
1. Siapakah Tuhan itu?

1
Perkataan ilah, yang selalu diterjemahkan Tuhan, dalam al-Quran dipakai
untuk menyatakan berbagai objek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia,
misalnya dalam surat al-Furqan ayat 43.
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
Tuhannya ?
Dalam surat al-Qashash ayat 38, perkataan ilah dipakai oleh Firaun untuk dirinya
sendiri:
Dan Firaun berkata: Wahai para pembesar hambaku, aku tidak mengetahui
Tuhan bagimu selain aku.
Contoh ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa
mengandung arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi
maupun benda nyata (Firaun atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perkataan
ilah dalam al-Quran juga dipakai dalam bentuk tunggal (mufrad: ilaahun), ganda
(mutsanna: ilaahaini), dan banyak (jama: aalihatun). Bertuhan nol atau atheisme
tidak mungkin. Untuk dapat mengerti tentang definisi Tuhan atau Ilah yang tepat,
berdasarkan logika al-Quran adalah sebagai berikut:
Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia
sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai olehnya.
Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya
yang dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan
kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan
mendatangkan bahaya atau kerugian.
Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut:
Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepadanya,
merendahkan diri di hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya tempat
berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdoa, dan bertawakkal kepadanya
untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan menimbulkan
ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya. (M. Imaduddin,
1989: 56).
Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat dipahami, bahwa Tuhan itu bisa
berbentuk apa saja, yang dipentingkan oleh manusia. Yang pasti ialah manusia
tidak mungkin atheis, tidak mungkin tidak ber-Tuhan. Berdasarkan logika al-
Quran setiap manusia pasti mempunyai sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan
demikian, orang-orang komunis pada hakikatnya ber-Tuhan juga. Adapun Tuhan
mereka ialah ideologi atau angan-angan (utopia) mereka.

2
Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat Laa illaha illaa Allah. Susunan kalimat
tersebut dimulai dengan peniadaan, yaitu tidak ada Tuhan, kemudian baru
diikuti dengan suatu penegasan melainkan Allah. Hal itu berarti bahwa seorang
muslim harus membersihkan dari segala macam Tuhan terlebih dahulu, yang ada
dalam hatinya hanya satu Tuhan yang bernama Allah.

2. Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan

A. Pemikiran Barat

Yang dimaksud konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep


yang didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah
maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman
batin.

A. Dinamisme

Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya
kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang
berpengaruh tersebut ditujukan pada benda.

B. Animisme
Di samping kepercayaan dinamisme, masyarakat primitif juga
mempercayai adanya peran roh dalam hidupnya. Setiap benda yang
dianggap benda baik, mempunyai roh.
C. Politeisme
Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak memberikan
kepuasan, karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh
yang lebih dari yang lain kemudian disebut dewa.

D. Henoteisme
Lama-kelamaan kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih
definitif (tertentu). Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut
dengan Tuhan, namun manusia masih mengakui Tuhan (Ilah) bangsa lain.
kepercayaan satu Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan henoteisme
(Tuhan tingkat Nasional).
E. Monoteisme
Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi
monoteisme. Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk
seluruh bangsa dan bersifat internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari

3
filsafat Ketuhanan terbagi dalam tiga paham yaitu: deisme, panteisme, dan
teisme.

B. Pemikiran Umat Islam

Pemikiran tentang Tuhan dalam islam melahirkan ilmu kalam, ilmu tauhid
atau ilmu ushuluddin dikalangan umat Islam, setelah wafatnya Nabi Muhammad
Saw. Aliran-aliran tersebut ada yang bersifat liberal, tradisional dan ada aliran
diantara keduanya. Ketiga corak pemikiran ini mewarnai sejarah pemikiran ilmu
ketuhanan (teologi) dalam Islam. Aliran-aliran tersebuut adalah:
1. Muktazilah, adalah kelompok rasionalis dikalangan orang Islam, yang
sangat menekankan penggunaan akal dalam memahami semua ajaran
Islam. Dalam menganalisis masalah ketuhanan, mereka memakai bantuan
ilmu logika guna mempertahankan keimanan.
2. Qodariyah, adalah kelompok yang berpendapat bahwa manusia memiliki
kebebasan berkehendak dan berbuat. Manusia berhak menentukan dirinya
kafir atau mukmin sehingga mereka harus bertanggung jawab pada dirinya.
Jadi, tidak ada investasi Tuhan dalam perbuatan manusia.
3. Jabariyah, adalah kelompok yang berpendapat bahwa kehendak dan
perbuatan manusia sudah ditentukan Tuhan. Jadi, manusia dalam hal ini tak
ubahnya seperti wayang. Ikhtiar dan doa yang dilakukan manusia tidak ada
gunanya.
4. Asyariyah dan Maturidiyah, adalah kelompok yang mengambil jalan
tengah antara Qodariyah dan Jabariyah. Manusia wajib berusaha
semaksimal mungkin. Akan tetapi, Tuhanlah yang menentukan hasilnya.

3. Konsep Ketuhanan Menurut Islam

Konsep Ketuhanan dapat diartikan sebagai kecintaan, pemujaan atau sesuatu yang
dianggap penting oleh manusia terhadap sesuatu hal (baik abstrak maupun konkret).
Eksistensi atau keberadaan Allah disampaikan oleh Rasul melalui wahyu kepada
manusia, tetapi yang diperoleh melalui proses pemikiran atau perenungan.Informasi
melalui wahyu tentang keimanan kepada Allah dapat dibawa dalam kutipan di bawah
ini:

4
Surat Al-Anbiya : 25 yang artinya Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun
sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadaNya, bahwasanya tidak ada
Tuhan selain Allah, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.
Sejak diutusnya Nabi Adam AS sampai Muhammad Saw Rasul terakhir. Ajaran
Islam yang tAllah Swt wahyukan kepada para utusanNya adalah Tauhidullah atau
monotheisine murni. Sedangkan lafadz kalimat tauhid itu adalah laa ilaha illa
Allah. Ada perbedaan ajaran tentang Tuhan yang ada asalnya dari agama wahyu.
Hal semacam itu disebabkan manusia mengubah ajaran tersebut. Dan hal seperti
itu termasuk kebohongan yang besar (dhulmunadhim).
Surat Al-Maidah : 72 Dan Al masih berkata; Hai Bani Israil, sembahlah Allah
Tuhanku dan Tuhanmu, sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka
Allah pasti mengharamkan baginya surga dan tempatnya adalah neraka.
Surat Al-Baqarah : 163 Dan Tuhamu adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada
Tuhan kecuali Dia yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Ayat-ayat di atas menegaskan bahwa Allah Swt adalah Tuhan yang mutlak
keesaannya. Lafadz Allah swt adalah isim jamid, personal nama, atau isim adham
yang tidak dapat diterjemahkan, digantikan atau disejajarkan dengan yang lain.
Seseorang yang telah mengaku Islam dan telah mengikrarkan kalimat Syahadat
Laa ilaha illa Allah (tidak ada Tuhan selain Allah) berate telah memiliki keyakinan
yang benar, yaitu monoteisme murni/monoteisme mutlak. Sebagai
konsekuensianya, ia harus menempatkan Allah Swt sebagai prioritas utama dalam
setiap aktivitas kehidupan.

4. Bukti adanya Tuhan


a. Keberadaan Alam semesta, sebagai bukti adanya Tuhan
Ismail RajI Al-Faruqi mengatakan prinsip dasar dalam Teologi Islam,
yaitu Khalik dan makhluk. Khalik adalah pencipta, yakni Allah swt, hanya

5
Dialah Tuhan yang kekal, abadi, dan transeden. Tidak selamanya mutlak Esa
dan tidak bersekutu. Sedangkan makhluk adalah yang diciptakan, berdimensi
ruang dan waktu, yaitu dunia, benda, tanaman, hewan, manusia, jin, malaikat
langit dan bumi, surga dan neraka.
Adanya alam semesta organisasinya yang menakjubkan bahwa dirinya ada dan
percaya pula bahwa rahasia-rahasianya yang unik, semuanya memberikan
penjelasan bahwa ada sesuatu kekuatan yang telah menciptakannya.
Setiap manusia normal akan percaya bahwa dirinya ada dan percaya pula
bahwa alam ini juga ada. Jika kita percaya tentang eksistensinya alam, secara
logika kita harus percaya tentang adanya penciptaan alam semesta. Pernyataan
yang mengatakan Percaya adanya makhluk, tetapi menolak adanya khalik,
adalah suatu pernyataan yang tidak benar.
Kita belum pernah mengetahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada
tanpa diciptakan. Segala sesuatu bagaimanapun ukurannya, pasti ada
penciptanya, dan pencipta itu tiada lain adalah Tuhan. Dan Tuhan yang kita
yakini sebagai pencipta alam semesta dan seluruh isinya ini adalah Allah Swt.

b. Pembuktian adanya Tuhan dengan Pendekatan Fisika


Ada pendapat dikalangan ilmuwan bahwa alam ini azali. Dalam
pengertian lain alam ini mencpitakan dirinya sendiri. Ini jelas tidak mungkin,
karena bertentangan dengan hukum kedua termodinamika. Hukum ini dikenal
dengan hukum keterbatasan energi atau teori pembatasan perubahan energi
panas yang membuktikan bahwa adanya alam ini mungkin azali.
Hukum tersebut menerangkan energi panas selalu berpindah dari keadaan
panas beralih menjadi tidak panas, sedangkan kebalikannya tidak mungkin,
yakni energi panas tidak mungkin berubah dari keadaan yang tidak panas
berubah menjadi panas. Perubahan energi yang ada dengan energi yang tidak
ada.
Dengan bertitik tolak dari kenyataan bahwa proses kerja kimia dan fisika terus
berlangsung, serta kehidupan tetap berjalan. Hal ini membuktikan secara pasti

6
bahwa alam bukanlah bersifat azali. Jika alam ini azali sejak dahulu alam
sudah kehilangan energi dan sesuai hukum tersebut tentu tidak akan ada lagi
kehidupan di alam ini.
c. Pembuktian adanya Tuhan dengan Pendekatan Astronomi
Astronomi menjelaskan bahwa jumlah bintang di langit saperti
banyaknya butiran pasir yang ada di pantai seluruh dunia. Benda ala yang
dekat dengan bumi adalah bulan, yang jaraknya dengan bumi sekitar 240.000
mil, yang bergerak mengelilingi bumi, dan menyelesaikan setiap edaranya
selama 20 hari sekali.
Demikian pula bumi yang terletak 93.000.000.000 mil dari matahari
berputar dari porosnya dengan kecepatan 1000 mil perjam dan menempuh
garis edarnya sepanjang 190.000.000 mil setiap setahun sekali. Dan sembilan
planet tata surya termasuk bumi, yang mengelilingi matahari dengan
kecepatan yang luar biasa.berhenti pada tempat tertentu, tetapi ia beredar
bersama dengan planet-planet dan asteroid-asteroid mengelilingi garis edarnya
dengan kecepatan 600.00 mil perjam. Disamping itu masih ada ribuan sistem
selain sistem tata surya kita dan setiap sistem mempunyai kumpulan atau
galaxy sendiri-sendiri. Galaxy-galaxy tersebut juga beredar pada garis
edarnya. Galaxy sistem matahari kita, beredar pada sumbunya dan
menyelesaikan edarannya sekali dalam 200.000.000 tahun cahaya.
Logika manusia memperhatikan sistem yang luar biasa dan organisasi yang
teliti. Berkesimpulan bahwa mustahil semuanya ini terjadi dengan sendirinya.
Bahkan akan menyimpulkan, bahwa dibalik semuanya itu pasti ada kekuatan
yang maha besar yang membuat dan mengendalikan semuanya itu, kekuatan
maha besar itu adalah Tuhan.
d. Argumentasi Qurani
Allah Swt. berfirman, termaktub dalam surat Al-Fatihah ayat 2 yang
terjemahya Seluruh puja dan puji hanalah milik Allah Swt, Rabb alam
semesta.alam ayat tersebut, artinya Tuhan yang dimaksud adalah Allah Swt.
Allah Swt sebagai Rabb maknanya dijelaskan dalam surat Al-Ala ayat 2-3,
yang terjemahannya Allah yang menciptakan dan menyempurnakan, yang
menentukan ukuran-ukuran ciptaannya dan memberi petunjuk. Dari ayat
tersebut jelaslah bahwa Allah Swt yang menciptakan ciptaannya, yaitu alam
semesta, menyempurnakan, menentukan aturan-aturan dan memberi

7
petunjukterhadap ciptaannya. Jadi, adanya alam semesta dan seisinya tidak
terjadi dengan sendirinya. Akan tetapi, ada yang menciptakan dan mengatur
yaitu Allah Swt. Al-Araf ayat 54, termaktub yang Tuhanmu adalah Allah
yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari. Lafadz Ayyam
adalah jamak dari yaum yang berarti periode. Jadi, sittati ayyam berarti enam
periode dan tentunya membutuhkan proses waktu yang sangat panjang.
Dalam menciptakan sesuatu memang Allah tinggal berfirman Kun Fayakun
yang artinya jadilah maka jadi. Akan tetapi, dimensi manusia dengan Allah
berbeda sampai kepada manusia membutuhkan waktu enam periode. Hal ini
agar manusia dapat meneliti dan mengkaji dengan metode ilmiahnya sehingga
muncul atau lahir berbagai macam ilmu pengetahuan.

Pengakuan bahwa Allah sebagai pencipta semesta alam dikemukakan dalam


Al-Quran surat Al-Ankabut (29) ayat 61 sebagai berikut;

Jika kepada mereka ditanyakan, Siapa yang menciptakan lagit dan bumi, dan
menundukkan matahari dan bulan? Mereka pasti akan menjawab Allah.

Dengan demikian seseorang yang mempercayai adanya Allah, belum tentu


berarti orang itu beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Seseorang baru layak dinyatakan
bertuhan kepada Allah jika ia telah memenuhi segala yang dimaui oleh Allah. Atas
dasar itu inti konsep ketuhanan Yang Maha Esa dalam Islam adalah memerankan
ajaran Allah yaitu Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Tuhan berperan bukan
sekedar Pencipta, melainkan juga pengatur alam semesta.

8
Pernyataan lugas dan sederhana cermin manusia bertuhan Allah sebagaimana
dinyatakan dalam surat Al-Ikhlas. Kalimat syahadat adalah pernyataan lain sebagai
jawaban atas perintah yang dijaukan pada surat Al-Ikhlas tersebut. Ringkasnya jika
Allah yang harus terbayang dalam kesadaran manusia yang bertuhan Allah adalah
disamping Allah sebagai Zat, juga Al-Quran sebagai ajaran serta Rasullullah sebagai
Uswah hasanah.

B. KONSEP ALAM DAN MANUSIA

A. MANUSIA
1. Pengertian Manusia
Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara etimologi,
manusia berasal dari kata manu (bahasa Sanskerta), mens (bahasa Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk
lain. Menurut Quraish Shihab mengutip dari Alexis Carrel dalam Man the
Unknown mengatakan bahwa banyak kesukaran yang dihadapi untuk
mengetahui hakikat sebenarnya manusia karena keterbatasan-keterbatasan
manusia itu sendiri. Sedangkan menurut Al Quran, banyak istilah-istilah
yang digunakan untuk menunjukkan pengertian manusia. Mulai dari istilah
basyar, al-insan,an-nas, dan bani adam.
Kata basyar disebut dalam Al Quran Sebanyak 27 kali.Sesuai dengan
QS. Ali Imran [3]:47, kata basyar merujuk pada pengertian manusia sebagai

9
makhluk biologis yang memberi pengertian kepada sifat biologis manusia
yaitu makan, minum, hubungan seksual, dan lain-lain.

2. Penciptaan dan Reproduksi Manusia


A. Penciptaan Adam
Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya seperti
yang tercantum dalam QS. At Tin ayat 5: Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Adam sebagai manusia pertama tercipta dari komponen-komponen:
1. Tanah, diterangkan dalam QS. Ali Imran [3]:59.
2. Saripati yang tersaring dari tanah (QS. Al Muminun [23]:12).
3. Tanah kering seperti tanah tembikar yang terbakar (QS. Ar Rahman)
4. Tanah liat kering yang berasal dari lumpur (QS. Al Hijr [15]:26).
5. Air, dijelaskan dalam QS. Al Furqan [25]:54.
6. Roh, dijelaskan dalam QS. Al Hijr [15]:29.

Dari ayat-ayat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia itu


terbentuk dari komponen-komponen yang terkandung dari tanah dan air, serta
komponen yang tak kalah penting yaitu roh. Setelah proses-proses fisik
berlangsung dalam penciptaan manusia, peniupan roh merupakan unsur
penentu yang membedakan manusia dengan makhluk lain.

B. Penciptaan Hawa
Penciptaan Hawasebagai istri Adam telah dibicarakan secara singkat
dalam QS. An-Nisa [4]: 1 yang artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah
kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari
padanya Allah menciptakan istrinya, dan dari pada keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu
saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Dari ayat dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, ahli tafsir
menafsirkan daripadanya ialah unsur yang serupa dengannya (serupa dengan
Adam) yakni tanah dari Adam diciptakan. Ada juga mufassir yang mengatakan
berasal dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam berdasarkan hadis:

10
Rasulullah bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaknya ia tidak menyakiti tetangganya. Saling berwasiatlah kalian untuk
berbuat baik kepada wanita.Pasalnya mereka tercipta dari tulang rusuk.Yang
paling bengkok dari tulang rusuk itu adalah yang paling atas. Jika berusaha
meluruskannya, engkau akan membuatnya patah. Dan jika dibiarkan, ia akan
terus bengkok. Karena itu saling berwasiatlah kalian untuk berbuat baik
kepada wanita.(HR. Bukhari Muslim).

C. Penciptaan Keturunan Adam/Reproduksi Manusia


Menurut hasil diskusi panel tentang Al Quranul Karim dan Penciptaan
Manusia oleh Sekolah Tinggi Kedokteran YARSI, menyimpulkan bahwa
reproduksi manusia dalam Al Quran melalui tahapan-tahapan:
1. Sel kelamin
Keturunan manusia diciptakan dari al-ma artinya air (QS. Al Furqan [25]:54).
Al-ma yang dimaksud adalah sperma laki-laki.
2. Pembuahan
Pembuahan yang dimaksud adalah bertemunya sel sperma dengan sel telur
(ovum) yang disebut nutfah/zygote.
3. Perkembangan Janin
Selanjutnya nutfah/zygote tersebut akan tumbuh dan berkembang di rahim
yakni tempat yang kokoh, tempat yang aman, tempat yang tersedia apa yang
diperlukan. Kemudian nutfah tersebut akan menjadi alaqah. Dari alaqah
kemudian menjadi mudlghah/embrio. Selanjutnya akan ditiupkan roh.
Masa kehamilan dijelaskan dalam QS. Al Ahqaf [46]:15 yang menyebutkan
bahwa masa menyusui ditambah masa kehamilan selama 30 bulan, dengan
rincian 24 bulan masa menyusui dan 6 bulan masa hamil minimal.

3. Tujuan Penciptaan Manusia


Jika manusia sudah diciptakan, lantas muncul pertanyaan Untuk apa
manusia diciptakan?.Al Quran menjawab dalam QS. Adz Dzariyat [51]:56 yang
artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.
Di sini sudah jelas bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk
beribadah/mengabdi kepada Allah.Pengertian ibadah di sini tidak sesempit

11
pengertian ibadah yang dianut masyarakat pada umumnya, seperti syahadat,
sholat, puasa, zakat, dan haji, tetapi seluas pengertian melaksanakan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya seperti belajar, bekerja, tidak mencuri, dan lain-lain.

4. Fungsi dan kedudukan Manusia


Allah telah berfirman dalam QS. Al Baqarah [2]:30 yang artinya:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman:
Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui..
Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi agar manusia dapat
menjadi khalifah di muka bumi tersebut. Yang dimaksud dengan khalifah ialah
bahwa manusia diciptakan untuk menjadi pemimpin yang mengatur dan
memakmurkan apa-apa yang ada di bumi, seperti tumbuhannya, hewannya,
hutannya, airnya, sungainya, gunungnya, lautnya, perikanannya dan manusia
harus mampu memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk
kemaslahatannya. Jika manusia telah mampu menjalankan itu semuanya maka
sunatullah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi benar-benar
dijalankan dengan baik oleh manusia tersebut, terutama manusia yang beriman
kepada Allah SWT dan Rasulullah SWT.

12
B. ALAM SEMESTA
1. Pengertian Alam Semesta
Alam semesta atau jagad raya dapat diartikan sebagai suatu ruangan yang
maha besar, di mana di dalamnya terjadi segala peristiwa alam yang dapat
diungkapkan manusia maupun yang belum dapat diungkapkan manusia. alam
semesta merupakan kumpulan materi berukuran tak hingga yang telah ada sejak
dulu kala dan akan terus ada selamanya.

2. Penciptaan Alam Semesta


Menurut Teori Big Bang
Alam semesta telah diciptakan sekitar 15 miliar tahun yang lalu. Tidak
seorangpun tahu kenapa, mengapa, dan bagaimana alam semesta ini
terbentuk. Akan tetapi, dari beberapa penelitian yang memakan waktu yang
lama, bermunculanlah berbagai teori penciptaan alam semesta. Kemudian,
pada abad 20 muncul suatu teori baru tentang penciptaan alam semesta, yaitu
teori Big Bang. Teori ini mengatakan bahwa alam semesta memiliki
permulaan. Pada teori ini, dikatakan bahwa alam semesta terbentuk karena
sebuah ledakan besar yang disebut Big Bang. Teori Big bang menyatakan
bahwa alam semesta terbentuk oleh suatu ledakan besar. Pernyataan ini
mengindikasikan bahwa terdapat permulaan pada alam semestaAkan tetapi,
tidak lama setelah teori ini muncul, banyak bukti -bukti yang ditemukan teori
ini seperti ditemukannya sisa-sisa gema radiasi dentuman dari ledakan
tersebut. Sungguh menakjubkan karena sisa-sisa gema dentuman tersebut
masih ada meskipun proses-proses pendinginan dari dentuman besar tersebut
telah berlangsung selama 15 miliar tahun. Sisa-sisa radiasi gema tersebut
dapat ditemukan pada suhu 5 kelvin. Kemudian teori Big Bang pun diterima
oleh berbagai kalangan di seluruh dunia.

Menurut Al Quran
Menurut pandangan Al Quran, penciptaan alam semesta dapat dilihat
pada surat Al Anbiya ayat 30.

13
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami
pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Menurut ayat di atas dikatakan bahwa langit dan bumi dahulunya
merupakan satu kesatuan yang padu.Selanjutnya Allah swt katakan
menciptakan langit dari asap, sebelum Allah swt hidupkan dengan
menurunkan air dari langit, pada mulanya adalah sebuah bola api yang
sangat panas. Ilmu pengetahuanpun mengakui hal tersebut. Tetapi tanpa
perlu pembuktian, kita tahu bahwa perut bumi masih mengandung lumpur
dan lahar yang sangat panas sampai saat ini. Sebuah benda yang panas,
seperti sebatang besi yang membara misalnya, apabila disiram air akan
menyebabkan munculnya asap dan uap air. Demikian juga dengan bola panas
bumi pada waktu air diturunkan maka dia mengeluarkan asap dan uap air.
Apa bedanya asap dengan uap air ? Asap bersifat adhesive (mengikat)
sedangkan uap bersifat kohesip (tidak mengikat). Asap dari bumi inilah yang
kemudian Allah swt ciptakan menjadi langit yang tujuh lapis. Kemudian
dalam tempurung langit yang pertama Allah ciptakan bintang-bintang.
Darimana Allah swt ciptakan bintang-bintang. Wallahu alam, tidak ada
penjelasan dalam Al Quran. Allah swt Kuasa menciptakan segala
sesuatunya dari yang tiada menjadi ada.

3. Karakteristik Integral Alam Semesta


Realitas yang dapat ditangkap oleh manusia melalui inderanya dan yang kita
sebut dunia, memiliki sifat-sifat khas integral berikut ini:
- Terbatas, Yaitu segala yang dapat ditangkap oleh indera, dari partikel yang
paling kecil sampai bintang yang paling besar, ruang dan waktunya terbatas.
- Berubah, yaitu segala sesuatu berubah dan tidak tahan lama.
- Ditentukan
- Bergantung
- Relatif
4. Tujuan Penciptaan Alam Semesta
Tujuan alam diciptakan adalah bukan untuk dirusak, dicemari, dan
dihancurkan. Akan tetapi adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin dalam
kehidupan. Tujuan alam diciptakan juga bukan untuk disembah, dikultuskan, dan
dimintai pertolongan. Akan tetapi adalah untuk dikelola, dibudidayakan, dan

14
dimanfaatkan dalam kehidupan. Pada akhirnya alam diciptakan hanya sebagai fasilitas
semata bagi manusia untuk mengenal dan lebih mendekatkan diri pada Allah.
5. Mekanisme Alam Semesta (Sunnatullah)
Mekanisme alam atau sunnatullah adalah suatu ketentuan yang telah
ditetapkan Allah demi keteraturan, keserasian, dan keharmonisan alam jagat raya ini
serta kesejahteraan manusia yang hidup di dunia ini. Atau dengan kata lain,
sunnatullah dapat diartikan sebagai hukum-hukum Allah yang berlaku di alam raya ini
atau biasa disebut sebagai hukum alam. Hukum-hukum Allah diantaranya ada hukum
yang berkaitan dengan alam raya dan ada pula hukum yang berkaitan dengan
manusia. Kalau hukum Allah yang berlaku bagi manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, disebut sunnatullah, kalau hukum yang berlaku antara manusia
dengan alam disebut dengan takdir.
6. Konsep Tauhid tentang alam
Konsep tauhid Islam melarang kita untuk mensakralkan atau bahkan
menuhankan alam. Islam memberikan petunjuk yang konkrit bahwa alam harus
dippandang apa adanya secara objektif dan tidak ada peluang sama sekali untuk
mensakralkan alam, karena mensakralkan alam akan berakibat fatal yaitu tersungkur
di lembah syirik.Allah berfirman dalam QS. An Nisa [4]:48 yang artinya:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang
besar.
Pemikiran alam sebagai Tuhan pernah dialami oleh Nabi Ibrahim. Sebelum
menemukan Tuhan yang sebenarnya, Ibrahim semula memandang alam sebagai
Tuhan hingga pada suatu saat ia membebaskan pandangannya yang keliru dan
menggantinya dengan ajaran tauhid.

C. KONSEP IMAN,ISLAM DAN IHSAN DALAM ISLAM

15
16

Anda mungkin juga menyukai