Anda di halaman 1dari 7

OLEH : RESHA APRILIA

2 APRIL 2013

PEMBAHASAN
I. PENGERTIAN
Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang bahan utama penyusunnya adalah SiO2 dengan suhu
pelelehan 2000 C. Kaca atau gelas merupakan bahan pejal sekata, biasanya terbentuk apabila bahan cair tidak berkristal
disejukkan dengan cepat, dengan itu tidak memberikan cukup masa untuk jaringan kekisi kristal biasa terbentuk. Kaca atau
gelas termasuk kelompok vitroida atau termogel, yang merupakan senyawa kimia dengan susunan yang kompleks. Senyawa
tersebut diperoleh dengan membekukan lelehan yang lewat dingin. Kaca atau gelas ialah produk yang amorf dan bening
dengan kekerasan dan elastisitas yang cukup, tetapi sangat rapuh. Seperti yang telah dijelaskan di bab sebelumnya bahwa
kaca atau gelas apabila dipandang dari segi fisika merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur
partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi
akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak sempat menyusun diri secara
teratur. Dari segi kimia, kaca atau adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap , yang
dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya.
Kaca atau gelas merupakan bahan lutsinar, kuat, tahan hakis, lengai, dan secara biologi merupakan bahan yang tidak
aktif, yang dapat dibentuk menjadi permukaan yang datar dan licin. Ciri-ciri ini menjadikan kaca atau gelas sebagai bahan
yang sangat berguna. Kaca atau gelas biasanya dicampur dengan bahan lain untuk mengubah cirinya. Misalnya seperti kaca
atau gelas bertimah hitam yang menyebabkan kaca atau gelas menjadi lebih berkilauan, hal ini karena adanya peningkatan
index pantulannya, sementara boron ditambahkan untuk mengubah ciri termal dan elektriknya, seperti Pyrex. Penambahan
barium juga dapat meningkatkan indeks pantulannya, dan serium ditambahkan untuk kaca atau gelas yang menyerap tenaga
infra. Logam oksida juga ditambahkan untuk memberikan warna pada kaca atau gelas. Peningkatan soda atau potash dapat
menurunkan titik lebur, sementara mangan ditambahkan untuk menghilangkan warna yang tidak dikehendaki. Kaca atau
gelas berwarna diperoleh dengan menambahkan sedikit oksida logam peralihan. Misalnya, oksida mangan akan
menghasilkan warna ungu, oksida kuprum dan kromium memberikan warna hijau, dan oksida kolbalt memberikan warna
biru.
II. SIFAT-SIFAT KACA ATAU GELAS
Kaca atau gelas memiliki sifat-sifat yang sangat khas bila disbanding dengan keramik. Kehasan sifat kaca ini
disebabkan oleh keunikan silika (SiO2) dan proses pembentukannya.
Beberapa sifat kaca atau gelas yang sangat umum adalah sebagai berikut :
Gelas merupakan bahan yang dapat ditembus oleh cahaya tampak dan sinar infra merah, tetapi tidak oleh
sinar ultraviolet.
Padatan amorf (short range order).
Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair.
Tidak memiliki titik lebur yang pasti (ada range tertentu)
Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012 Pa.s)
Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogen fluorida. Karena itulah kaca banyak dipakai
untuk peralatan laboratorium.
Efektif sebagai isolator.
Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan.

Secara umum dan ringkas reaksi pembentukan kaca adalah sebagai berikut :
Na2CO3 + aSiO2 Na2O.aSiO2 +CO2
CaCO3 + bSiO2 >CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 + C > Na2O.cSiO2 + SO + SO + CO
Jenis - Jenis dari Gelas dan Kaca
Secara umum, kaca komersial dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan:
1. Silika lebur. Silika lebur atau silika vitreo dibuat melalui pirolisis silikon tetraklorida pada suhu tinggi,
atau dari peleburan kuarsa atau pasir murni. Secara salah kaprah, kaca ini sering disebut kaca kuarsa
(quartz glass). Kaca ini mempunyai ciri-ciri nilai ekspansi rendah dan titik pelunakan tinggi. Karena itu,
kaca ini mempunyai ketahanan termal lebih tinggi daripada kaca lain. Kaca ini juga sangat transparan
terhadap radiasi ultraviolet. Kaca jenis inilah yang sering digunakan sebagai kuvet untuk spektrometer
UV-Visible yang harganya sekitar dua jutaan per kuvet.
2. Alkali silikat. Alkali silikat adalah satu-satunya kaca dua komponen yang secara komersial, penting.
Untuk membuatnya, pasir dan soda dilebur bersama-sama, dan hasilnya disebut Natrium silikat. Larutan
silikat soda juga dikenal sebagai kaca larut air (water soluble glass) banyak dipakai sebagai adhesif dalam
pembuatan kotak-kotak karton gelombang serta memberi sifat tahan api.
3. Kaca soda gamping. Kaca soda gamping (soda-lime glass) merupakan 95 persen dari semua kaca yang
dihasilkan. Kaca ini digunakan untuk membuat segala macam bejana, kaca lembaran, jendela mobil dan
barang pecah belah.
4. Kaca timbal. Dengan menggunakan oksida timbal sebagai pengganti kalsium dalam campuran kaca cair,
didapatlah kaca timbal (lead glass). Kaca ini sangat penting dalam bidang optik, karena mempunyai
indeks refraksi dan dispersi yang tinggi. Kandungan timbalnya bisa mencapai 82% (densitas 8,0, indeks
bias 2,2). Kandungan timbal inilah yang memberikan kecemerlangan pada kaca potong (cut glass). Kaca
ini juga digunakan dalam jumlah besar untuk membuat bola lampu, lampu reklame neon, radiotron,
terutama karena kaca ini mempunyai tahanan (resistance) listrik tinggi. Kaca ini juga cocok dipakai
sebagai perisai radiasi nuklir.
5. Kaca borosilikat. Kaca borosilikat biasanya mengandung 10 sampai 20% B2O3, 80% sampai 87% silika,
dan kurang dari 10% Na2O. Kaca jenis ini mempunyai koefisien ekspansi termal rendah, lebih tahan
terhadap kejutan dan mempunyai stabilitas kimia tinggi, serta tahanan listrik tinggi. Perabot laboratorium
yang dibuat dari kaca ini dikenal dengan nama dagang pyrex. Kaca borosilikat juga digunakan sebagai
isolator tegangan tinggi, pipa lensa teleskop seperti misalnya lensa 500 cm di Mt. Palomer (AS).
6. Kaca khusus. Kaca berwarna , bersalut, opal, translusen, kaca keselamatan,fitokrom, kaca optik dan kaca
keramik semuanya termasuk kaca khusus. Komposisinya berbeda-beda tergantung pada produk akhir yang
diinginkan.
7. Serat kaca (fiber glass). Serat kaca dibuat dari komposisi kaca khusus, yang tahan terhadap kondisi cuaca.
Kaca ini biasanya mempunyai kandungan silika sekitar 55%, dan alkali lebih rendah.

III. PROSES PEMBUATAN KACA ATAU GELAS


a. Bahan-Bahan :
Pada dasarnya, bahan baku pembuatan kaca atau gelas terdiri atas 3 jenis bahan yang masing-masing memiliki peranan
pada kualitas dan hasil akhir dari produk gelas secara keseluruhan. Ketiga jenis tersebut adalah :
1. Bahan pembentuk gelas
Pasir kuarsa/silika dengan kemurnian SiO2 99.1 99.7%
Silikon (IV) oksida ialah molekul kovalen raksasa. Oleh karena itu, silicon (IV) oksida memerlukan banyak tenaga haba
untuk mengatasi setiap ikatan kovalen antara atom dalam struktur raksasa. Maka, silicon (IV) oksida mempunyai titik lebur
yang sangat tinggi, yaitu 1710 C. Dalam silicon (IV) oksida, setiap atom silikon diikat secara kovalen kepada 4 atom
oksigen dalam bentuk tetrahedron dengan sudut antara ikatan 109.5 . Unit itu diulangi secara tidak terhingga dengan setiap
atom oksigen terikat kepada 2 atom silikon untuk membentuk molekul kovalen raksasa seperti struktur berlian.
sodium karbonat/soda abu (Na2CO3)
asam borat/borax
phosfor pentaoksida
dolomit (CaCO3.MgCO3)
Dolomit merupakan variasi batu gamping yang mengandung < 50% karbonat. Secara geologi dolomit dapat terbentuk
karena proses primer maupun sekunder. Secara sekunder dolomit terjadi karena proses dolomitisasi yaitu proses perubahan
mineral kalsit menjadi dolomit, selain itu dapat juga terbentuk karena diendapkan secara tersendiri sebagai endapan
evaporit. Dolomit primer berbentuk urat, yang terbentuk bersama-sama dalam jebakan bijih. Dolomit mempunyai struktur
kristal rhombohedral yang mempunyai komposisi kimia CaMg(CaCO 3)2 atau manganodolomit dan berkomposisi
MgFe(CaCO3)2 atau ferrodolomit. Umumnya dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan, kekerasan 3,5 4,
berifat pejal, berat jenis 2,8 2,9, berbutir halus-kasar, mudah menyerap air, mudah dihancurkan.
feldspar, dengan rumus molekul R2O.Al2O3.6SiO2 di mana R2O mewakili Na2O atau K2O atau gabungan keduanya.
Feldspar adalah nama kelompok mineral yang terdiri atas potasium, sodium dan kalsium alumino silikat. Pada
umumnya kelompok ini terbentuk oleh proses pneumatolitis dan hidrotermal yang membentuk urat pegmatit. Felspar
ditemukan pada batuan beku, batuan erupsi dan metamorfosa, baik bersifat asam maupun basa. Felspar mempunyai nilai
kekesaran 6 6,5 skala Mosh, berat jenis 2,4 2,8, warna dari putih keabu-abuan, merah jambu, coklat, kuning dan hijau.
Felspar adalah mineral alumina anhidrat silikat yang berasosiasi dengan unsur Kalium (K), Natrium (Na) dan Calsium (Ca)
dalam perbandingan yang beragam. Mutu felspar ditentukan oleh kandungan oksida kimia K 2O dan Na2O yang relatif tinggi
diatas 6%, oksida Fe2O3 dan TiO2 .
cullet, merupakan pecahan-pecahan kaca atau kaca yang berasal dari produk tak lolos quality control. Cullet
berfungsi untuk menurunkan temperatur leleh dari bahan baku. Cullet yang diumpankan sebanyak 25% dari total bahan
baku.
2. Bahan stabilizer
Bahan stabilizer merupakan bahan yang mampu menurunkan kelarutan di dalam air, tahan terhadap serangan bahan
kimia lain termasuk materi-materi lain yang terdapat di atmosfer. Contoh bahan stabiliser yang biasa dipakai di industri
gelas adalah :
Kalsium Karbonat atau Limestone, membuat produk akhir menjadi tidak larut di dalam air.
Barium Karbonat, meningkatkan berat spesifik dan indeks bias.
Timbal Oksida, membuat produk menjadi transparan, mengkilat, dan memiliki indeks bias yang tinggi.
Seng Oksida, membuat gelas tahan terhadap panas yang mendadak, memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik, dan
meningkatkan indeks bias.
Aluminium oksida
Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium dan oksigen, dengan rumus kimia Al2O3 dan nama
mineralnya adalah alumina. Disini alumunium oksida berfungsi untuk meningkatkan viskositas gelas, kekuatan fisik dan
ketahanan terhadp bahan kimia.
3. Komponen sekunder
Refining agent, menghilangkan gelembung-gelembung gas pada saat pelelehan bahan baku. Bahan yang biasa
digunakan sebagai refining agent pada industri gelas adalah sodium nitrat dan sodium sulfat atau arsen oksida (As 2O3).
Penghilang warna (decolorant), menghilangkan warna yang biasanya diakibatkan oleh kehadiran senyawa besi
oksida yang masuk bersama bahan baku. Bahan penghilang warna yang digunakan adalah mangan dioksida (MnO 2), logam
selenium (Se), atau nikel oksida (NiO).
Pewarna (colorant), digunakan untuk membuat gelas khusus sesuai dengan warna yang dikehendaki.
Opacifiers. Bahan yang digunakan sebagai opacifier adalah fluorite (CaF2), kriolit (Na3AlF6), sodium fluorosilika
(Na2SiF6), timah phospat, seng phospat (Zn 3(PO4)2), dan kalsium phospat (Ca 3(PO4)2). Opacifiers adalah zat yang
ditambahkan untuk membuat kaca atau gelas bersifat buram atau tidak dapat ditembus gelombang elektromagnetik,
walaupun kacaatau gelas tersebut transparan.
b. Proses Pembuatan
Secara skematis proses pembuatan kaca atau gelas dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Persiapan bahan baku (batching)


Pada tahap ini dilakukan penggilingan, pengayakan bahan baku serta pemisahan dari pengotor-pengotornya. Serbuk
bahan baku ditimbang sesuai komposisi, termasuk bahan-bahan aditif lain yang diperlukan seperti zat pewarna atau zat-zat
yang sesuai dengan produk kaca yang dikendaki. Pengadukan campuran bahan baku dalam suatu mixer hal ini dilakukan
agar campuran menjadi homogen sebelum dicairkan.
Komposisi dari bahan-bahan penyusunnya adalah sebagai berikut :

Bahan Komposisi (%)


Pasir Silika 72,6
Natrium Karbonat 13,0
Kalsium Karbonat 8,4
Dolomit 4,0
Alumina 1,0
Lain-Lain 1,0
2. Pencairan (melting/fusing)
Bahan baku yang sudah homogen, diayak dahulu sebelum dimasukkan ke dalam tungku (furnace) bersuhu sekitar
1500oC sehingga campuran akan mencair. Selama proses pencairan, masing-masing bahan baku akan saling berinteraksi
membentuk reaksi-reaksi kimia berikut :
1. Reaksi-reaksi penguraian
2. Na2SO3 Na2O + SO2
3. CaCO3 CaO + CO2
4. Na2SO4 Na2O + SO2
5. Reaksi antara SiO2 dengan Na2CO3 pada suhu 630 780oC
6. Na2CO3 + aSiO2 Na2O.aSiO2 + CO2
7. Reaksi antara SiO2 dengan CaCO3 pada suhu 600oC
8. CaCO3 + bSiO2 CaO.bSiO2 + CO2
9. Reaksi antara CaCO3 dengan Na2CO3 pada suhu di bawah 600oC
10. CaCO3 + a2CO3 Na2Ca(CO3)2
11. Reaksi antara Na2SO4 dengan SiO2 pada suhu 884oC
12. Na2SO4 + nSiO2 NaO.nSiO2 + SO2 + 0.5O2
13. Reaksi utamaaSiO2 + bNa2O + cCaO + dMgO aSiO2.bNa2O.cCaO.dMgO

LEBURAN KACA
Tungku sebagai tempat mencairkan campuran bahan baku kaca atau gelas, terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Pot furnace
Biasanya dipakai untuk menghasilkan kaca-kaca khusus (special glass) seperti kaca seni, kaca optik dengan skala
produksi yang kecil sekitar 2 ton atau lebih rendah. Pot terbuat dari bata silica-alumina (lempung) khusus atau platina.
Tank furnace
Digunakan pada industri gelas skala besar dan terbuat dari bata refraktori (bata tahan panas). Furnace ini mampu
menampung sekitar 1350 ton cairan gelas yang membentuk kolam di jantung furnace.
Regenerative furnace
3. Pembentukan (forming/shaping)
Bahan kaca atau gelas yang berbentuk cair lalu dialirkan ke dalam alat-alat yang berfungsi untuk membentuk kaca padat
sesuai yang diinginkan. Ada beberapa jenis proses pembentukkan kaca, di antaranya adalah :
Proses mekanik :
a. Proses Fourcault
Bahan cair dialirkan secara vertikal ke atas melalui sebuah bagian yang dinamakan debiteuse. Bagian ini terapung di
permukaan kaca cair dengan celah sesuai dengan ketebalan kaca yang diinginkan. Di atas debiteuse terdapat bagian
sirkulasi air pendingin yang akan mendinginkan kaca hingga 650 670 oC. Pada suhu tersebut kaca berubah menjadi
pelat padat dan akan bergerak dengan didukung oleh roda pemutar (roller) yang menarik kaca tersebut ke atas. Gambar
di bawah ini melukiskan skema proses Fourcault.
b. Proses Colburn (Libbey-Owens)
Jika proses Fourcault , gerakan kaca berlangsung secara vertikal, maka pada proses Colburn kaca akan bergerak secara
vertical kemudian diikuti gerakan horizontal setelah melewati roda-roda penjepit yang membentuk leburan gelas
menjadi lembaran-lembaran.
c. Proses Pilkington (float process)
Bahan cair dialirkan ke dalam sebuah kolam berisi cairan timah (Sn) panas. Kecepatan aliran bahan cair ini merupakan
pengatur tebal tipisnya kaca lembaran yang akan diproses. Kaca akan mengapung di atas cairan timah karena perbedaan
densitas di antara keduanya. Kaca ini tetap berupa cairan dengan pasokan panas yang berasal dari pembakar di bagian
atas kolam. Pengendalian temperatur di dalam kolam dilakukan agar kaca tetap rata di kedua sisinya serta pararel.
Bahan yang biaanya digunakan untuk keperluan ini adalah gas nitrogen murni. Selanjutnya, aliran kaca melewati daerah
pendinginan (masih di dalam kolam) dan keluar dalam bentuk kaca lembaran bersuhu 600 oC.
sumber : http://www.agc.com/english/csr/environment/products/sp01.htmls
Proses tiup (blow)
Proses ini digunakan untuk membuat botol kaca, gelas kemasan, atau aneka bentuk kaca seni lainnya.
4. Annealing
Fungsi tahapan ini adalah untuk mencegah timbulnya tegangan-tegangan antar molekul pada kaca yang tidak merata
sehingga dapat menimbulkan kepecahan. Proses annealing kaca terdiri dari 2 aktivitas, yaitu :
menahan kaca dengan waktu yang cukup di atas temperatur kritik tertentu untuk menurunkan regangan internal
mendinginkan kaca sampai temperatur ruang secara perlahan-lahan untuk menahan regangan sampai titik
maksimumnya.
Proses ini berlangsung di dalam annealing lehr. Untuk jenis kaca lembaran, annealing lehr ini dilewati oleh kaca-kaca
yang bergerak di atas roda berjalan.
5. Finishing dan pengendalian kualitas (Quality Control)
Beberapa proses penyelesaian akhir pada industri gelas adalah cleaning and polishing, cutting, enameling, dan grading.

PENUTUP

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang bahan utama penyusunnya adalah SiO2 dengan suhu
pelelehan 2000 C yang bersifat transparan dan dingin.
2. Reaksi pembuatan kaca atau gelas secara umum:
Na2CO3 + aSiO2 Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + bSiO2 CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 +C Na2O.cSiO2 + SO2 + SO2 + CO
3. Pada prinsipnya tahapan proses pembuatan kaca atau gelas ada lima, yaitu:
a. Persiapan bahan baku (batching)
b. Pencairan (melting/fusing)
c. Pembentukan (forming/shaping)
d. Annealing
e. Finishing dan pengendalian kualitas (Quality Control)

Anda mungkin juga menyukai