PENDAHULUAN
BAB II
TEORI DASAR
Material komposit adalah gabungan secara makroskopik dari dua jenis
material atau lebih. Sifat komposit dipengaruhi oleh beberapa faktor, beberapa
diantaranya yaitu jenis serat dan matriks yang digunakan, fraksi serat, orientasi
serat, kualitas interface, defect, serta proses manufaktur. Dalam komposit,
komponen penyusun ada yang bertindak sebagai penguat, ada pula yang bertindak
sebagai matrix. Berdasarkan jenis penguat, material komposit terbagi ke dalam
tiga jenis, yaitu :
Material Properties
Thermosets Thermoplastics
Stiffness + -
Strength + -
Toughness - +
Fatigue life + -
Creep resistance + -
Thermal expansion + -
Volumetric shrinkage + -
Chemical resistance - +
Temperature tolerance + -
Manufacturing/Processability
Thermosets Thermoplastics
Simplicity of chemistry - +
Fiber-matrix compatibility + -
Low viscosity + -
Mold requirements + -
Processing temperature + -
Processing pressure + -
Processing time - +
Processing environment - +
Reformability - +
Recycling - +
Ada beberapa teknik manufaktur komposit, di antaranya Wet Hand Lay Up,
Compression Molding, dan Vacuum Assisted Resin Infusion.
2. Compression Molding
- Campuran resin (+katalis) dan chopped glass strands diperoleh dalam
bentuk premixed compound: Bulk molding Compound (BMC) dalam
bentuk adonan, atau Sheet molding Compound (SMC) dalam bentuk
lembaran.
- Ketika panas dan tekanan diberikan oleh cetakan, compound mengalir
sesuai bentuk komponen yang diinginkan.
- Curing dimulai, komponen dilepaskan setelah terjadi pengerasan yang
cukup.
Cacat yang mungkin terjadi pada proses manufaktur komposit adalah sebagai
berikut:
1. Cacat struktur
- Deviasi orientasi serat
- Variasi kandungan serat/matriks
- Impregnasi / pengisian cetakan yang tidak sempurna
2. Cacat geometri
- Warpage
- Variasi ketebalan
3. Cacat kosmetik
- Discoloration
- Poor surface finish
- Sinking
BAB III
DATA PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA
Matriks pada komposit baik merupakan hasil manufaktur teknik Wet Hand Lay
Up maupun Compression Molding tidak mengalami pengerasan. Dengan
demikian disimpulkan bahwa komposit dengan kedua teknik tidak berhasil
diproduksi.
BAB IV
ANALISISIS DATA
kesimpulan
1. Pada proses wet hand lay-up, dry reinforcement dan resin (+ katalis)
diletakkan pada permukaan cetakan. Kemudian resin diratakan dan ditekan
dengan menggunakan rol (pengerjaan dilakukan manual dengan tangan)
untuk diimpregnasi. Beberapa lapisan dapat ditambahkan secara bertahap.
Setelah diimpregnasi komposit akan mengalami curing hingga mengeras
dan produk dapat diambil.
Pada compression molding, preform serat diletakkan pada cetakan. Ketika
tekanan diberikan oleh cetakan, preform mengalir sesuai bentuk komponen
yang diinginkan. Kemudian terjadi curing dan setelah terjadi pengerasan
yang cukup, didapat komposit yang diinginkan.
Saran
Alangkah baiknya jika proses manufaktur dilakukan dengan teliti dan hati-hati
sehingga kesalahan sepele seperti lupa memberi hardener dapat dihindari.
Kemudian sebaiknya proses curing dilakukan pada temperatur yang cukup panas
sehingga resin lebih cepat mengeras.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
ASTM D 0792 00
ASTM D 3039 00
LAMPIRAN
E1 = Ef Vf + Em ( 1-Vf )
E1 = Kekakuan komposit arah longitudinal
Ef = Kekakuan serat
Em = Kekakuan matrix
Vf = Fraksi serat
b. Fraksi serat
Sejalan dengan rule of mixture yang telah diuraikan pada poin a, sifat
material komposit dipengaruhi pula oleh fraksi serat.
c. Orientasi serat
Berbeda dengan logam, material komposit memiliki sifat anisotropi
yang artinya bergantung pada arah. Berdasarkan hukum Hooke, secara
umum komposit yang memiliki sifat anisotropi memilliki 21 konstanta
elastis yang independen, yang mana masing-masing memiliki arah
yang spesifik.
11 C1111 C1122 C1133 C1123 C1131 C1112 11
22 C1122 C2222 C3322 C2322 C3122 C1222 22
C C2233 C3333 C2333 C3133 C1233
33 1133 33
23 C1123 C2223 C3332 C2323 C3123 C1223 2 23
C C2231 C3331 C2331 C3131 C1231 2
31 1131 31
C C2212 C3312 C2312 C3112 C1212 2
12 1112 12
d. Kekuatan interface
Sifat material dipengaruhi pula oleh kekuatan interface antara serat dan
matrix. Interface yang kurang baik menyebabkan porositas sehingga
mengakibatkan terjadinya pemusatan tegangan yang dapat mengurangi
kekuatan komposit, bahkan memicu crack.
e. Defect
Salah satu cacat yang dapat mempengaruhi sifat material yaitu void.
Fraksi serat dirumuskan sebagai berikut:
Vf = 1 Vm Vv
Vf = Fraksi serat
Vm = Fraksi matrix
Vv = Fraksi void